Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 4 BLOK STRUKTUR SISTEM STOMATOGNATI

Kelompok Tutorial 11
Pembimbing : drg. Hengky Bowo Ardhiyanto, M.DSc.

Oleh :
Ketua : Muchamad Ziyad Afif (181610101119)
Sekretaris Papan : Karenina Cahyanissa (181610101118)
Sekretaris Meja : Regia Pramesthi Aulia S. (181610101113)
Anggota : Syifa Af Ida Haffiz (181610101111)
Kartika Apriliani (181610101112)
Ulfa Umaimah (181610101114)
Rana Salsabila Satiwi (181610101115)
Refina Dikta Eryananda (181610101116)
Risma Nur Baiti (181610101117)
Salsabila Izdihar (181610101120)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini. Laporan ini
disusun dengan tujuan untuk mengetahui struktur limfatik rongga mulut. Dalam
penyelesaian laporan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. drg. Hengky Bowo Ardhiyanto, M.DSc. selaku dosen dan fasilitator


yang telah membimbing kami hingga selesainya laporan ini
2. Seluruh anggota kelompok 11 yang telah berperan aktif dalam
penyelesaian laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini, penulis sadar bahwa masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran agar penulis
dapat memperbaiki dan tidak terulang di waktu kedepan. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.

Jember, 25 Maret 2019

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 5

I. 1 Latar Belakang ............................................................................................. 5

I.2 Skenario .......................................................................................................6

I.3 Identifikasi Kata-kata Sulit ............................................................................6

I.4 Rumusan Masalah .........................................................................................8

I.5 Mapping Permasalahan .................................................................................10

I.6 Learning Objectives ......................................................................................12

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 12

II.1 Definisi Sistem Limfatik ............................................................................. 12

II.2 Mekanisme Sistem Limfatik .......................................................................12

II.3 Sistem Limfatik dan Hubungan dengan sistem Imunisasi ............................ 14

II.4 Fungsi Sistem Limfatik ............................................................................... 15

II.5 Struktur dan Komposisi Sistem Limfatik .................................................... 15

II.6 Jaringan Limfoid ........................................................................................ 20

II.7 Cairan Limfatik .......................................................................................... 22

II.8 Faktor Pendorong Gerak Cairan Limfatik ................................................... 22

II.9 Drainase Limfatik ....................................................................................... 23

II.10 Sistem Limfatik Kepala dan Leher ........................................................... 24

3
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 31

4
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sistem limfatik daerah kepala dan leher merupakan bagian dari sistem limfe
seluruh tubuh yang secara anatomis terdiri atas organ limfatik, duktus atau pembuluh-
pembuluh limfe dan nodus limfatikus (atau kelenjar limfe).Sistem limfatik mentransportasi
cairan yang disebut limfe. Cairan ini mendistribusikan sel-sel dan faktor imunitas ke seluruh
tubuh. Sistem limfatik juga berinteraksi dengan sistem sirkulasi darah untuk drainase cairan
dari sel dan jaringan tubuh. Sistem limfatik mengandung sel-sel limfosit yang melindungi
tubuh dari berbagai antigen.Tubuh dibagi atas limfotom (lymphotome) di mana tiap
limfotom merupakan area drainase spesifik bagi kelompok kelenjar limfe
tertentu.Pengetahuan mengenai drainase aliran limfatik dari berbagai organ merupakan hal
yang penting dalam penegakan diagnosis dan penanganan berbagai penyakit termasuk
kanker oleh karena kedekatan fisik sistem limfatik dengan jaringan tubuh yang
memungkinkannya membawa sel-sel kanker ke berbagai organ tubuh dalam proses yang
disebut metastasis, bahkan jika nodus limfatikus tidak dapat menghancurkan sel-sel kanker
mereka akan menjadi lokasi tumor sekunder. Pada skenario 4 ini, mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember diharapkan mampu mengetahui struktur, komponen,
dan lokasi sitem limfatik baik pada kepala, leher, maupun rongga mulut.

5
I.2 Skenario 3 Struktur dan Komposisi Saliva
Seorang dengan infeksi pulpa, sering disertai rasa demam dan adanya benjolan
seperti meradang di bagian leher, bahkan hanya karena terkena jilbab. Benjolan itu
merupakan pembesaran kelenjar getah bening yang disebut dengan lymphadenopaty. Akan
tetapi terkadang pasien jarang yang melihat pembesaran kelenjar getah bening dan datang
dengan keluhan utama berupa kelenjar bengkak, atau pembesaran kelenjar getah bening,
dan biasanya ditemukan oleh dokter. Pembesaran kelenjar ini dapat dikaitkan dengan
berbagai gangguan yang mencakup masalah medis yang relatif jinak seperti faringitis,
penyakit pulpa, abses periodontal, atau infeksi streptokokus yang lain, hingga penyakit
yang mengancam jiwa seperti keganasan. Penemuan kelenjar yang membesar merupakan
temuan fisik penting yang menuntut evaluasi sistematis. Oleh karena itu selalu dilakukan
pemeriksaan kelenjar tersebut apabila terjadi infeksi di rongga mulut. Pemeriksaan di
fokuskan pada ukuran, bentuk, dan konsistensi, fiksasi serta rasa sakit. Misalnya
pembesaran kelenjar getah bening yang memiliki bentuk tidak teratur dan konsistensi keras
yang kenyal dapat diinfiltrasi oleh sel-sel ganas, sedangkan yang lunak menunjukkan
proses inflamasi.

I.3 Identifikasi Kata-kata Sulit


1. Lymphadenopaty:
 Pembengkakan pada kelenjar getah bening yang biasanya lebih dari 1cm kategori
2 (terlokalisasi dan umum (akibat virus dan bakteri))
 Karena ada infeksi penyakit auto imun kanker dan obat-obatan
 Tersebar di banyak bagian tubuh seperti dagu, bagian belakang telinga, leher,
belakang kepala, pangkal paha, dan ketiak.
 Adanya benjolan, ruang kulit, lemas, demam, dan berkeringat di malam hari.
 Berbentuk seperti kacang yang berisi leukosit yang membesar.
2. Sistem limfatik:
 Komponen utama dalam sistem kekebalan tubuh yang mana merupakan sistem
sirkulasi yang mengalirkan limfa atau getah bening kedalam tubuh. Limfa
merupakan carian yang mengandung seldarah putih untuk melawan sel infeksi.
Keluar sekitar 2 L perhari dari sistem kardiovaskuler ke dalam jaringan

6
 Jaringan di sepanjang tubuh yang mengalirkan limfa di jaringan dan bermuara
kembali ke darah
 Sistem linear yang berakhir buntu terbagi menjadi 2 sentral dan periferal
 Memiliki pembuluh yang memiliki katup untuk mencegah cairan bergerak ke arah
yang salah
3. Penyakit pulpa
 Pulpitis reversible (radang pulpa yang tidak parah, dapat dihilangkan. Dapat
disebabkan oleh karies)
 Pulpitis irreversible
 Pulpitis hiperplastik bentukan seperti pulpitis irreversible yang sudah akut
 Nekrosis pulpa (pulpa sudah mati dan tidak dapat diaktifkan kembali)
4. Infeksi streptococcus:
 Infeksi yang disebabkan oleh bakteri berjenis streptococcus (tipe a dan tipe b)
 Terdapat pada bagian kulit dan tenggorokan (tipe a) terdapat pada usus, vagin dan
rectum (tipe b)
 Dapat menyebabkan infeksi tenggorokan, radang paru-paru hingga radang selaput
otak
5. Abses periodontal:
 Abses lateral/parietal: daerah inflamasi yang terlokasir oleh pus dibawah gingiva
(attached gingiva yang dapat menyebabakan destruksi ligamen periodontal dan
tulang alveolar) dan poket periodontal
 Gejala: sakit ketika membuka mulut dan susah mengunyah
 Adanya faktor iritasi seperti plak, kalkulus, invasi bakteri, dan impaksi makanan
6. Faringitis:
 Peradangan pada membran mukosa faring disebabkan bakteri (grup abeta,
hemolitik, streptococcus, dan dapat berupa virus gondongan atau mumps), virus,
alergi, neuplasia tumor, dan trauma.
 Menyerang selaput lendir yang mendasari faring
7. Infiltrasi:
 Di campur tangani oleh sel-sel tertentu yang akan masuk
8. Kelenjar getah bening:

7
 Agregat nodular sistem limfoit yang terletak di sepanjang jalur limfa yang
berisikan sel b sel t makrofag dan sel imun lainnya bersifat filter
 Terdapat 500-700 untuk mengfiltrasi bakteri
 Bagian dari sistem kekebalan tubuh yang melawan infeksi yang disebabkan
bakteri atau virus (bertanggung jawab melakukan pembengkakan sebagai upaya
untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus tersebut)
 Dalam kondisi abnormal kelenjar dapat mengalami pembengkakan akibat adanya
penggumpalan jaringan ikat kecil didalamnya

I.4 Rumusan Masalah


1. Bagaimana struktur anatomi sistem limfatik?
2. Apa fungsi sistem limfatik?
3. Apa hubungan sistem limfatik dengan keseimbangan tubuh?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi pembengkakan kelenjar getah bening?
5. Apa saja kandungan yang terdapat pada cairan limfa?
6. Dimana saja letak kelenjar limfatik?
7. Bagaimana mekanisme kerja sistem limfatik?

I.5 Jawaban Rumusan Masalah


1. Bagaimana struktur anatomi sistem limfatik?
 Kapiler limfatik berfungsi untuk mengumpulkan kelebihan cairan. Terdapat katup-
katup dan kontrkasinya ritmik untuk mengalirkan cairan ke dalam kapilaer,
bergantung pada otot rangka untuk memeras cairan ke arah jantung. Terdapat nodus
untuk menyaring.
 Pembuluh limfatik untuk membaawa cairan limfa
 Nodus limfatik untuk menyaring material dari limfa sebelum masuk ke dalam
pembuluh adrah
 Tonsil untuk menghancurkan benda-benda asing
 Limfa untuk mengaring benda-benda asing dari darah
 Pembuluh(duktus(limfatikus eksterna dan dan toraticus), trunkus(jugularis, subclavia,
broncomediastinalis, intestinal dan lumbalis)), organ(primer/sentral (sum-sum tulang
merah dan kelenjar timus(produksi limfosit T)) dan sekunder/periferal (nodus
limfatik, dan limfa)), organ tambahan (tonsil))
8
 Cairan limfa yang nantinya akan di resorpsi ke dalam kapiler limfa
2. Apa fungsi sistem limfatik?
 Membantu mencegah penumpukan cairan di jaringan
 Menjaga dari serangan bakteri/virus
 Mempertahankan volume darah dalam tubuh
 Menyaring cairan getah bening sebelum kembali ke darah
 Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
 Menyerap lemak serta gizi yang larut dalam lemak
 Mengembalikan cairan jaringan yang keluar dari kapiler, mengembalikan protein
plasma dalam sirkulasi, mentranspor nutrien yang terabsorbsi terutama lemak dari
sistem pencernaan ke dalam darah, mengeluarkan zat-zat dan debris selular dari
jaringan setelah ada infeksi atau kerusakan jaringan serta mengendalikan kualitas
aliran cairan jaringan dengan cara menyaringnya melalui nodus-nodus limfa sebelum
kembali ke sirkulasi.
3. Apa hubungan sistem limfatik dengan keseimbangan tubuh?
 Mengembalikan cairan jaringan yang keluar dari kapiler, mengembalikan protein
plasma dalam sirkulasi agar sistem menjadi seimbang dan tidak terjadi udema
 Apabila terdapat cairan tambahan akan dibuang melalui sistem ekskresi
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi pembengkakan kelenjar getah bening?
 Infeksi (radang tenggorokan, infeksi telinga, infeksi kulit, campak, tuberkulosis,
gingivitis dan infeksi pada gigi)
 Penyakit autoimun (lupus)
 Penggunaan obat-obatan (antikonvulsan, dan vaksin typhus)
 Kanker (limfoma dan kanker nasofaring)
 Merokok karena ada cacing parasit yang menginfeksi
5. Apa saja kandungan yang terdapat pada cairan limfa?
 Mengandung banyak sel darah putih (limfosit T, limfosit B dan makrofag) dan
antibodi
6. Dimana saja letak kelenjar limfatik?
 Dibagian bawah rahang, atas tulang selangka, belakang daun telinga, salah satu sisi
leher.

9
 Ketiak, dagu, pangkal paha, dan belakang kepala
7. Bagaimana mekanisme kerja sistem limfatik?
 Caian limfa masuk ke pembuluh limfatik yang nantinya akan diteruskan ke trunkus
limfatik yang mana ananti didalam trunkus akan di teruskan ke 2 jalur yaitu duktus
toracicus dan duktus limfatik kanan. Duktus limfatik kanan akan menyebarkan ke
bagian atas tubuh melalui vena subclavia kanan sedangkan duktus toracicus ke bagian
tubuh lainnya melalui vena subclavia kiri. Mekanisme linear yang berakhir di duktus.

I.6 Mapping Permasalahan

10
I.7 Learning Objectives
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi sistem limfatik
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami struktur dan komponen sistem limfatik
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami lokasi kelenjar limfatik
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami struktur dan komponen limfa
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem limfatik pada kepala, leher dan
rongga mulut

11
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Definisi Sistem Limfatik


Dalam beberapa pengertian, berikut adalah definisi sistem limfatik dalam pandangan
yang berbeda:

- Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening adalah suatu sistem
yang membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah.Cairan
memasuki sistem ini dengan cara.

- Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi


mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh.

- Sistem limfa merupakan bagian pelengkap dari sistem imunitas dan berperan
penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit.
Dari semua pemahaman di atas, bisa kita simpulkan bahwa :
Sistem limfatik adalah sebuah sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening dalam tubuh yang berasal dari cairan atau protein yang hilang,
sistem ini dianggap juga sebagai sistem pelengkap dari sisitem imunitas tubuh.

II.2 Mekanisme Sistem Limfatik

Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa cairan dan
protein yang hilang kembali ke darah .Cairan memasuki sistem ini dengan cara berdifusi

12
ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler.
Apabila sudah berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa (lymph) atau
getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem
limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava
dengan atrium kanan.
Sirkulasi darah ada dibawah tekanan dan komponennya (plasma) masuk melalui
dinding kapiler yang tipis ke jaringan sekitar. Cairan ini disebut cairan interstisial yang
membasahi semua jaringan dan sel. Bila cairan ini tidak dikembalikan ke sirkulasi dapat
terjadi edema, pembengkakan progresif yang dapat mengancam nyawa. Hal ini terjadi
karena cairan dikembalikan ke darah melalui dinding venul. Jadi sistem tersebut
menampung cairan yang keluar dari pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan, dan
mengembalikannya ke pembuluh darah. Hal itu memastikan adanya keseimbangan cairan
dalam sistem sirkulasi. Sel limfosit, SD, makrofag, dan sel lainnya juga dapat masuk
melalui dinding tipis sel endotel yang longgar dari pembuluh limfe primer dan masuk ke
dalam arus limfe
Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah aliran balik
cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu
mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat
bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke arah jantung.
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus (simpul) limfa
(lymph node) atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Di dalam nodus limfa
terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-ruang yang
penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk menyerang
virus dan bakteri.

Organ-organ limfa diantanya kelenjar getah bening (limfonodus), tonsil, tymus,


limpa ( spleen atau lien) , limfonodulus. System limfeterdiri dari pembuluh limfe, nodus
limfatik, organ limfatik, nodul limfatik, sellimfatik.

13
II.3 Sistem Limfatik dan Hubungannya dengan Sistem Imunisasi
Beberapa sistem tubuh membantu mempertahankan tubuh terhadap berbagai
bahaya – seperti sinar ultraviolet matahari, panas berlebihan, zat kimia beracun,
kerusakan fisik, dan ancaman mikroorganisme, seperti bakteri dan virus. Namun
demikian, sistem imunitas, bersama sistem limfatik, adalah cara perlindungan tubuh yang
utama dari serangan.
Sistem limfatik merupakan bagian pelengkap dari sistem imunitas dan berperan
penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit. Bagian aktif sistem ini adalah cairan
limfa, yang awalnya berupa cairan intertisial yang terkumpul dari sel-sel di seluruh
tubuh. Cairan itu mengalir ke jejaring kapiler kecil di sela-sela jaringan yang kemudian
menyatu dan membentuk pembuluh yang lebih besar yang disebut limfatik (pembuluh
limpa). Nodus limfa (kelenjar limfa) adalah daerah penyaring dan penyimpan dalam
sistem ini, dan tersebar di sepanjang jalur limfa.
Tidak seperti darah, limfa tidak dipompa; limfa mengalir secara pasif saat
pembuluh limfa ditekan oleh kontraksi otot sekitar sewaktu bergerak. Cairan limfa
masuk ke peredaran darah melalui vena subklavia kiri dan kanan. Organ limfoid,

14
meliputi timus dan limfa, dan jaringan limfoid, seperti tonsil dan palak peyer, melengkapi
seluruh sistem. Organ limfoid mengandung sejumlah besar sel darah putih khusus,
terutama limfosit, yang melindungi tubuh dari benda asing seperti serang mikroorganisme

II.4. Fungsi Sistem Limfatik


1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.
Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.
4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan,
ke bagian lain tubuh.
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

II.5. Struktur dan Komponen Sistem Limfatik


1. Pembuluh Limfe
- Merupakan muara kapiler limfe.
- Menyerupai vena kecil yang terdiri atas 3 lapis dan mempunyai katup pada
lumen yang mencegah cairan limfe kembali ke jaringan.
- Kontraksi otot yang berdekatan juga mencegah limfe keluar dari pembuluh.
Komponen-komponen dari pembuluh limfe:
A. Kapiler Limfe
- Pembuluh limfe kecil yang merupakan tempat pertama dari jaringan limfe.
- Terdiri atas selapis endotelium, dimana membran basalis lebih tipis dan
diameter lebih besar.
- Sel endotelial yang overlap berperan sebagai katup.
- Bila tekanan cairan intertitialis meningkat, cairan masuk ke kapiler limfe
dan sel endotelial menutup.
- Cairan yang sudah masuk, tidak bisa kembali lagi ke jaringan.

15
B. Trunkus Limfatikus
 Terdiri atas bagian kiri dan kanan
 Merupakan muara dari pembuluh limfe.
 Terdiri atas :
 Trunkus jugularis
Menerima limfe dari kepala dan leher
 Trunkus subclavia
Menerima limfe dari exterminitas superior, glandula mama, dinding
thorax superficialis.
 Trunkus Bronchomediastinalis
Menerima limfe dari struktur thorax bagian dalam.
 Trunkus Intestinalis
Menerima limfe dari struktur abdomen.
 Trunkus Lumbalis
Menerima limfe dari extremitas inferior, dinding abdomino perlvic dan
organ perlvis.

16
C. Duktus Limfatikus
 Merupakan muara trunkus limfatikus.
 Mengembalikan limfe ke sirkulasi vena.
 Terdiri atas :
a. Duktus Limfatikus Destra
- Lokasi : dekat clavicular
- Bermuara ke pertemuan V. Subclavia dextra dan V. Jugularis
interna dextra
- Menerima limfe dari truncus lymphaticus leher dan kepala kanan,
ext superior kanan dan bagian kanan thorax.
b. Ductus Thoracicus
- Panjang 37,5 – 45 cm
- Basis terletak pada bagian anterior vert. lumbalis 2 yang dinamakan
cysterna chyli yang memerima limfe dari : truncus lumbalis dan
usus halus.
- Ductus thoracicus memanjang dari cysterna chyli di anterior corpus
vertebra menuju pertemuan V. Subclavia kiri dan V. Yugularis
interna kiriMenerima limfe dari :

17
- bagian kiri leher dan kepala
- bagian kiri extremitas Sup
- bagian kiri thorax
- bagian tubuh inferior diaphragma
2. Nodus Lymphaticus
- Terdapat sepanjang jalur pembuluh limfe berupa benda oval atau bulat yang
kecil.
- Ditemukan berkelompok yang menerima limfe dari bagian tubuh.
- Fungsi utama menyaring antigen dari limfe dan menginisiasi respon imun.
Secara histologis, terdiri atas :
- Cortex
Terdiri dari atas nodul limfatik.
- Medulla
Mempunyai untaian sel limfatik yang disokong oleh jaringan ikat disebut
medullary cords sinus medullaris berupa rongga.
- Vasa aferen
Membawa limfe ke nodus da vasa eferen membawa limfe keluar dari nodus.
3. Organ Limfatik
Organ dari sistem limfatik terdiri dari sumsum tulang belakang, limpa, timus,
kelenjar getah bening
o Thymus
 Terletak di mediastinum anterior berupa 2 lobus
 Merupakan pabrik sel T dan sel limfosit yang bersirkulasi.
 Terdiri dari CORTEX (outer) yg kaya limfosit, dan MEDULA (inner).
 Pada bayi dan anak-anak, timus agak besar dan sampai ke mediastinum
superior.
 Timus terus berkembang sampai pubertas mencapai berat 30 -50 gr.
 Kemudian mengalami regresi dan digantikan oleh jaringan lemak.
 Pada orang dewasa timus mengalami atrofi dan hampir tidak berfungsi.

18
o Limpa (Spleen)
 Terletak di Quadran atas kiri abdomen, di inferior diaphragma yang
memanjang dari iga 9 – 11.
 Terletak dilateralis ginjal dan posterolateral gaster.
 Bagian posterolateral disebut permukaan diaphragmatic dan bagian antero
medeoial berisi hillus dimana A, V dan Nervus, masuk-keluar melalui hillus
ini.
 Limpa disuplai oleh A. Splenicus.
 Fungsi:
-Menginisiasi respon imun bila ada antigen didalam darah.
-Reservoir eritrosit dan platelet.
-Memfagosit eritrosit dan platelet yang defective.
-Phagosit bacteri dan benda asing lainnya.
o Tonsil
Merupakan kelompok sel limfatik dan matrix extra seluler yang dibungkus oleh
capsul jaringan pemyambung, tapi tidak lengkap,terdiri atas:bagian tengah
(germinal center),Crypti, pinggir yang menonjol.Ditemukan dipharyngeal yaitu :
 Tonsil pharyngeal (adenoid), dibagian posterior naso pharynx.
 Tonsil palatina, posteo lateral cavum oral.
 Tonsil lingualis, sepanjang 1/3 posterior lidah.

D. Sumsum Tulang Belakang


Sumsum tulang belakang adalah jaringan saraf berbentuk seperti kabel putih
yang memanjang dari medula oblongataturun melalui tulang belakang dan
bercabang ke berbagai bagian tubuh.Bagian luar tampak berwarna putih sedangkan
bagian dalam berbentuk seperti kupu-kupu.Pada sistem pertahanan tubuh, sumsum
tulang berfungsi menghasilkan limfosit, yakni salah satu komponen sel darah putih,
yang berfungsi untuk melawan bakteri, kuman, dan benda asing yang masuk ke
dalam tubuh.

4. Nodul Lympatic (Lymphatic Follicles)


 Kelompok sel limfatik yang diselubungi oleh matrix extra celluler.

19
 Bagian tengah disebut pusat benih (germinal center) yang berisi proliferasi
limfosit B dan makrofag.
 Limfosit T terdapat diluar pusat benih.
 Berfungsi menyaring dan membunuh antigen.
 Terdapat Malt (Mucosa-Associated Lymphatic Tissue).
Kumpulan Nodul Lymphatic yang terdapat di lamina propria mucosa tractus
gastrointestinalis, respiratorius genitalis dan urinarius. Bila ada antigen, akan
menginisiasi respon imun. Sangat banyak di ileum, yang disebut peyer patches.

II.6. Jaringan Limfoid


Hampir semua leukosit berasal dari sel punca prekursor bersama di sumsum
tulang dan kemudian dibebaskan ke dalam darah. Satu-satunya pengecualian adalah
limfosit, yang berasal sebagian dari koloni-koloni limfosit di berbagai jaringan limfoid
yang semula ditempati oleh sel,sel yang berasal dari sumsum tulang.

20
Jaringan limfoid secara kolektif adalah jaringan yang memproduksi, menyimpan,
atau memproses limfosit. Jaringanjaringan ini mencakup sumsum tulang, kelenjar limfe,
limpa, timus, tonsil, adenoid, apendiks, dan agregat jaringan limfoid di lapisan dalam
saluran cerna yang dinamai bercak Peyer atau gat-associated lymphoid tissue (GAIJI,
jaringan limfoit terkait usus) (Gambar 12-1). Jaringan limfoid berada di tempat-rempat
strategis untuk menghambat masuknya mikroorganisme sebelum mikroorganisme
tersebut memiliki kesempatan untuk menyebar jauh. Sebagai contoh, limfosit yang
menempari tonsil dan adenoid berada di tempat yang menguntungkan untuk berespons
terhadap mikroba yang terhirup, sementara mikroorganisme yang masuk melalui saluran
cerna segera dihadapi oleh limfosit di apendiks dan GALT. Patogen potensial yang
memperoleh akses ke limfe disaring melalui kelenjar limfe (limfonodus), tempat patogen-
patogen rersebur terpajan ke limfosit serta makrofag yang berada di lapisan dalam saluran
limfe. Limpa, jaringan limfoid terbesar melakukan fungsi imun pada darah serupa dengan
yang dilakukan oleh kelenjar limfe pada limfe. Melalui kerja populasi limfosit dan
makrofagnya, limpa membersihkan darah yang melaiuinya dari mikroorganisme dan
benda asing lain serta menyingkirkan sei-sel darah merah yang telah aus . Timus dan
sumsum tulang masing-masing berperan penring dalam memproses limfosit T dan B,
untuk mempersiapkan keduanya melaksanakan strategi imun spesifik.

21
II.7. Cairan Limfe
Kata “chyle” berasal dari bahasa Latin yang berarti “juice” dan digunakan untuk
mendeskripsikan cairan limfe yang berasal dari organ intestinal. Lemak dari makanan
ditransport lewat pembuluh limfe menuju ductus thoracicus ke sirkulasi darah vena.
Setleah makanan makanan berlemak, cairan limfe terlihat seperti air susu (Samsuri &
Soedarsono, 2010)

II.8. Faktor Pendorong Gerak Cairan Limfe


Cairan limfe merupakan cairan yang mirip dengan plasma dengan kadar protein
lebih rendah. Kelenjar limfe menambahkan limfosit, sehingga dalam saluran limfe jumlah
selnya besar. Faktor pendorong gerak cairan limfe:
1. Pembuluh limfe mirip vena, memiliki katup yang bergantung pada pergerakan otot
rangka untuk memecah cairan ke jantung
2. Perlawanan pertama yang dilakukan oleh tubuh adalah dengan respon imun non
spesifik, sel makrofag dan cairan limfa. Sehingga cairan limfatik mengalir melalui
sistem limfatik yang berfungsi juga dalam sirkulasi sistem imun seluler
3. Karena fungsi dari sistem saluran limfe juga untuk mengembalikan cairan dan protein
dari jaringan kembali ke darah melalui sistem limfatik, maka faktor pendorong gerak
cairan limfe juga dikarenakan adanya cairan yang keluar dari kapiler darah
Komponen pembuluh limfe
1. Kapiler getah bening
Merupakan pembuluh limfe terkecil, membentuk anyaman yang luas dan
berakhir buntu. Kapiler ini memiliki fungsi untuk menampung cairan limfe yang
berasal dari masing-masing kapiler. Kapiler ini terdiri atas saluran yang berndinding
tipis, dilapisi endotel, lumenya tidak teratur.
2. Pembuluh limfe besar

22
(Gambar Pembuluh limfe kanan dan dada)

Sistem limfatik tubuh terdiri dari sisterna kili, ductus thoraccus, kelenjar
limfe dan pembuluh limfe. Sisterna kili adalah sebuah kantong limfatik yang
terletak sebelah anterior dari vertebra L-2 dan sebelah posterolateral dari aorta
abdominalis. Ductus thoracicus bermula dari sisterna kili dekat vertebra Th-12
dan berjalan keatas melalui hiatus aorta diafragma, pada permukaan anterior
kolumna vertebralis diantara aorta torakalis dan vena Azygos, duktus torasikus
terletak di mediastinum posterior. Setinggi vertebra Th-4, ductus thoracicus
menyilang kekiri kolumna vertebralis dan berjalan keatas dibelakang arkus aorta,
dan bermuara pada vena subklavia. Beberapa buah pembuluh limfe
menghubungkan kelenjar limfe yang terletak sekitar vertebra lumbalis dan
sisterna kili.

II.9. Drainase Limfatik


Drainase limfe merupakan organisasi dua area drainase yang terpisah dan tidak
sama, yaitu area drainase kanan dan kiri. Secara normal aliran limfe tidak akan melewati
aliran drainase sisi yang berseberangan. Struktur-struktur dari tiap area akan membawa
limfe ke tujuan masingmasing, kembali ke sistem sirkulasi. Area drainase bagian kanan
menerima aliran limfe dari sisi kanan kepala, leher, bagian lengan kanan, serta bagian
kuadran kanan atas tubuh. Aliran limfe dari daerah-daerah tersebut akan mengalir ke
duktus limfatikus kanan yang akan mengalirkan limfe ke sistem sirkulasi melalui vena

23
subklavia kanan. Area drainase kiri membawa limfe yang berasal dari sisi kiri daerah
kepala, leher, lengan kiri, dan kuadran kiri atas tubuh, tubuh bagian bawah serta kedua
tungkai. Sisterna sili secara temporer menyimpan limfe saat mengalir ke atas dari bagian
bawah tubuh. Duktus torasikus membawa limfe ke atas menuju duktus limfatikus kiri
yang akan mengalirkan limfe ke sistem sirkulasi melalui vena subklavia
Skema Drainase Limfatik

LYMPH (cairan limfe)

Larger vessel (pemb limfatik)

LYMPHATIC TRUNKS -- VENA

Duct Limfaticus Kanan Duct Thoracicus

Drainase bagian atas tubuh drainase ke bag tubuh lainnya


Mengembalikan lymph ke bloodstream (dlm vena subclavia Kiri)
(dlm vena subclavia kanan)

II.10. Sistem Limfatik Kepala dan Leher

Kelenjar limfe leher Terdapat perbedaan perkiraan jumlah nodus limfoid pada

24
kepala dan leher menurut para ahli. Bailey dan Love melaporkan sejumlah 300 nodus
terdapat di leher13. Cummings dkk melaporkan sepertiga dari lebih 500 kelenjar limfe
di tubuh terletak di atas klavikula.14 Menurut Roezin sekitar 75 buah kelenjar limfe
terdapat di setiap sisi leher dan kebanyakan pada rangkaian jugularis interna dan
spinalis assessorius (gambar 6). Kelenjar limfe yang selalu terlibat dalam metastasis
adalah kelenjar limfe di rangkaian jugularis interna yang terbentang dari klavikula
sampai dasar tengkorak. Rangkaian jugularis interna ini dibagi dalam kelompok
superior, media, dan inferior. Kelompok kelenjar limfe yang lain adalah submental, sub
mandibula, servikalis superfisialis, retrofaring, paratrakeal, spinalis asesorius, skalenus
anterior, dan supraklavikula.15

Penataan kelompok kelenjar limfe daerah kepala dan leher Agar lebih mudah
membicarakan lokasi dari temuan klinis daerah leher, maka leher dibagi dalam bentuk
segitiga-segitiga yang dipisahkan oleh otot sternokleidomastoid menjadi segitiga anterior
dan posterior (gambar 7). Segitiga posterior dibatasi oleh otot trapezius, klavikula, serta
sternokleidomastoid. Segitiga anterior dibatasi oleh m. sternohioid, digastrikus, dan
sternokleidomastoid. Segitiga-segitiga tersebut kemudian terbagi lagi menjadi segitiga-
segitiga yang lebih kecil; dalam segitiga posterior terdapat segitiga supraklavikular dan

25
segitiga oksipital. Segitiga anterior terbagi atas submandibula, karotid, dan segitiga
muskular .16 Pembagian kelompok kelenjar limfe leher bervariasi dan salah satu sistem
klasifikasi yang sering dipergunakan adalah menurut Sloan Kettering Memorial Center
Cancer Classification sebagai berikut: (gambar 8)
1. Kelenjar di segitiga submental dan submandibula
2. Kelenjar-kelenjar yang terletak di 1/3 atas, termasuk kelenjar limfe jugular superior,
kelenjar digastrik dan kelenjar limfe servikal postero superior.
3. Kelenjar limfe jugularis antara bifurkasio karotis dan persilangan m.omohioid
dengan m. sternokleidomastoid dan batas posterior m. sternokleidomastoid.
4. Kelompok kelenjar daerah jugularis inferior dan supraklavikula
5. Kelenjar yang berada di segitiga posterior servikal.

Klasifikasi lainnya adalah menurut Robbins dkk dari Committee for Head and
Neck Surgery and Oncology of the American Academy of Otolaryngology-Head and
Neck Surgery (AAO-HNS) tahun 1991 yang kemudian dimodifikasi dan diperbaharui
pada tahun 2002 (gambar 9). Klasifikasi tersebut merupakan modifikasi dari Memorial
Sloan Kettering Cancer Center yang mengacu pada lokasi topografi tertentu daerah leher
sesuai pola konsisten kelenjar limfe yang ada. Pembagian ini mengakibatkan acuan
kelenjar limfe adalah sesuai levelnya dan bukan kelenjar limfe tertentu. Contohnya

26
kelompok kelenjar limfe juguler inferior terletak di area IV sementara kelenjar
jugulodigastrik berada di level II. Menurut klasifikasi ini, daerah leher dibagi atas 6 level
yaitu level I hingga VI dan tiap-tiapnya menaungi kelompok kelenjar limfe spesifik.
Level I akan dibagi menjadi level I A dan IB, level II menjadi IIA dan II B, dan level V
menjadi level VA dan VB, lebih jelasnya sebagai sebagai berikut: 17,18
1. Level IA merupakan tempat kelenjar limfe submental dan submandibula.
2. Level II A dan II B berlokasi di anteromedial saraf spinal assessorius sementara level
II B berlokasi di bagian posteromedialnya.
3. Level III dan level IV terletak sepanjang rantai jugular tengah dan bawah
4. Level V membatasi kelompok kelenjar di segitiga posterior. Level V A dan V B
dipisah oleh garis horisontal yang terletak di inferior kartilago krikoid.
5. Level VI merupakan kompartemen sentral yang berisi kelenjar paratrakea,
retrosternal, prekrikoid, dan pretiroid.

27
ASPEK KLINIS SISTEM LIMFE LEHER
Aspek klinis dari sistem limfe leher berkaitan erat dengan penatalaksanaan
suatu massa atau kelainan di leher. 17 Limfadenopati merupakan istilah umum bagi
nodus yang baik ukuran, konsistensi maupun jumlahnya abnormal. Ada banyak
klasifikasi berbeda untuk limfadenopati tetapi yang paling lazim adalah limfadenopati
generalisata jika nodus membesar di dua atau lebih area yang tidak berdekatan, atau
limfadenopati lokal jika hanya mengenai satu area. Perbedaan limfadenopati lokal
atau generalisata penting dalam menentukan diagnosis banding. 19Pembagian tradisional
massa di leher antara lain adalah tumor benigna atau maligna, primer atau metastasis,
serta kongenital atau inflamatorik. 20 Pembesaran kelenjar limfe merupakan jenis
massa leher yang sering ditemukan. 19, 21
Patologi
Perubahan anatomi yang bisa terjadi pada sistem limfe leher akibat suatu reaksi
patologis dapat berupa: 20
1. Defek pada kelenjar akibat kerusakan struktur normal kelenjar limfe oleh sel-
sel metastatik,
2. Pembesaran kelenjar bisa terjadi karena hiperplasia atau deposit sel-sel
inflamasi, atau metastasis,
3. Obstruksi saluran limfe akibat infeksi ataupun metastasis yang kemudian
menyebabkan kongesti dan melebarnya saluran limfe,
4. Pergeseran letak akibat proses metastasis yang mendesak saluran limfe,
5. Kolateralisasi, bisa merupakan akibat lanjut obstruksi.

Penyakit yang menyebabkan pembesaran kelenjar limfe leher


1) Inflamasi
Tanda-tanda inflamasi baik lokal maupun sistemik dapat ditemukan pada
penderita. Yang bisa menyebabkan manifestasi inflamasi pada kelenjar limfe adalah
infeksi akut seperti pada infeksi virus, bakteri Staphylococcus dan Streptococcus,
maupun kronik seperti limfadenitis TB maupun HIV/AIDS. 15
2) Neoplasma
Penelitian-penelitian retrospektif mengenai biopsi daerah kepala dan leher
menunjukkan tingginya kejadian keganasan. Keganasan daerah kepala dan leher

28
(kecuali kelenjar saliva) sering memiliki etiologi, patologi, dan cara penyebaran
yang sama karena berasal dari epitel skuamus dan kesamaan struktur yang
berdekatan. Manifestasi leher dapat merupakan tumor primer atau metastasis dari
lokasi regional. Salah satu keganasan primer yang mengenai kelenjar limfe adalah
limfoma maligna.1
Kanker kepala dan leher menyebar sepanjang latar jaringan dan struktur
neurovaskuler ke daerah sekitarnya melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe
regional, kealiran darah paru, hepar dan tulang. Penyebaran sepanjang saluran limfe
yang menghubungkan tumor primer dengan kelenjar limfe regional lebih sering
terjadi melalui emboli.22

29
BAB III

KESIMPULAN

1. Struktur dan komponen sistem limfatik terdiri dari pembuluh limfe, nodus lymphaticus,
organ limfatik, dan nodul lympatic.
2. Sistem limfatik tubuh merupakan saluran yang meliputi seluruh tubuh sebagai jalur
tambahan untuk mengalirkan cairan interstisial kembali ke sirkulasi darah dan
sebaliknya, selain berperan dalam respon imun tubuh.
3. Penataan kelompok kelenjar limfe daerah leher memiliki beberapa variasi tergantung
kepentingan klinis yang ingin dicapai.
4. Perubahan anatomi dari kelenjar limfe akibat proses patologis bisa berupa defek pada
kelenjar, pembesaran kelenjar, obstruksi saluran limfe, pergeseran letak dan terbentuknya
sistem kolateral.

30
DAFTAR PUSTAKA

Samsuri dan Soedarsono. 2010. “Diagnosis dan Tatalaksana Kilotoraks”. Majalah Kedoteran
Respirasi. Volume 1.

Sloane, Ethel. 2003.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, Jakarta: EGC.)

Guyton, A.C., 2011. Textbook of Medical Physiology. 12 Ed. Ilyas, E. I. I. .2014.Saunders Elsevier,
Indonesia

21

Anda mungkin juga menyukai