1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
021511133001
021511133002
021511133003
021511133004
021511133005
021511133006
021511133007
021511133008
021511133009
021511133010
021511133012
021511133015
021511133016
021511133017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teori
a. Metabolisme Otot
Empat langkah di eksitasi, kontraksi dan proses relaksasi yang
membutuhkan ATP:
1. ATP yang dipisahkan oleh myosin ATPase memberikan energi
untuk power stroke dari cross bridge.
2. Pengikatan (tapi bukan pemisahan) dari sebuah molekul ATP
yang segar ke myosin membuat cross bridge lepas dari filamen
actin pada akhir power stroke sehingga siklus dapat berulang. ATP
ini nantinya akan berpisah untuk menyuplai energi pada power
stroke selanjutnya.
3. Transpor aktif dari Ca kembali pada sacs lateral dari reticulum
sarcoplasma selama relaksasi bergantung pada energi yang
didapatkan dari pemecahan ATP.
4. Transpor aktif Na ke cairan extraseluler dan K ke cairan
intraseluler diikuti dengan generasi dari kontraksi induksi potensial
aksi pada sel otot yang dilakukan oleh ATP yang bergantung pada
pompa Na - K.1
ATP nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan energi saat kontraksi otot.
ATP yang tersimpan dalam otot akan memulai aktivitas kontraktil, tetapi akan terpakai
setelah beberapa kontraksi. Dalam waktu tiga detik, semua ATP yang tersimpan dalam
otot akan habis. Disinilah dibutuhkan resintesis ATP, ada tiga cara dimana serabut otot
dapat meresintesis ATP dari ADP selama aktivitas kontraktil :
1. Fosforilasi ADP oleh creatine phosphate.
Secepatnya setelah ATP yang tersimpan dalam otot habis, ATP
Sebuah
1.2 Masalah
a. Apakah terjadi kelelahan saat melakukan kerja frekuensi rendah?
b. Apakah perubahan peredaran darah berpengaruh pada kelelahan otot?
c. Apakah istirahat dan pemijatan berpengaruh terhadap kelelahan otot?
d. Apakah yang timbul rasa nyeri karena kekurangan aliran darah (ischemia) ?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui adanya pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah
melakukan kerja dengan frekuensi rendah.
b. Mengetahui pengaruh perubahan peredaran darah terhadap
kelelahan.
c. Mengetahui pengaruh istirahat dan pemijatan (massage) terhadap
kelelahan.
d. Mengetahui timbulnya rasa sakit karena kekurangan darah
(ischaemia).
BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat
1. Ergograf jari
2. Manset sphygmomanometer
3. Metronom
4. Beban
1. Percobaan ini dilakukan oleh orang coba lain dan dilakukan tanpa
menggunakan kertas pencatat.
2. Pembebanan diberi sedemikian rupa sehingga penarikan hanya akan
memberikan amplitude tarikan yang kecil saja.
3. Manset dipasang pada lengan atas kanan orang coba dan manset dipompa
sehingga denyut arteri radialis tidak terapa lagi.
4. Tarikan dilakukan setiap 1 detik mengikuti irama metronom sampai terjadi
rasa nyeri yang tidak tertahankan tersebut.
5. Tekanan diturunkan di dalam manset pada saat rasa nyeri yang tidak
tertahankan tersebut.
6. Suhu dan warna lengan bawah kanan diperhatikan selama percobaan di
atas. Suhu ditentukan dengan meraba dan membandingkannya dengan
lengan bawah kiri (perubahan yang terjadi diamati tiap 7 detik).
BAB III
HASIL
3.1 Pemulihan Sempurna Dari Kelelahan Otot Setelah Melakukan Kerja Frekuensi
Rendah
beban maksimal). Dari kedua gambar terlihat adanya garis-garis sejajar yang konstan
dari awal hingga akhir.
5.515 gram
1.840 gram
100 mmHg
Tabel 2. Panjang amplitudo akibat perubahan tekanan yang diberikan melalui manset
tensimeter
Amplitudo
Panjang Amplitudo
3.5 cm
3.2 cm
Tekanan diturunkan
1.2 cm
3.5 cm
Tabel 3. Warna telapak tangan pada saat awal dan sesudah percobaan
Hasil Kontrol
Awal Percobaan
Merah muda
Sesudah Percobaan
Biru keunguan
2.500 gram
840 gram
110 mmHg
Tabel 2. Panjang amplitudo akibat perubahan tekanan yang diberikan melalui manset
tensimeter
Amplitudo
Panjang Amplitudo
3.3 cm
3 cm
Tekanan diturunkan
0.7 cm
3.3 cm
Tabel 3. Warna telapak tangan pada saat awal dan sesudah percobaan
Hasil Kontrol
Awal Percobaan
Merah muda
Sesudah Percobaan
Biru keunguan
3.4 Ischemia
Gejala
Obyektif
Subyektif yang
dirasakan oleh
Detik ke:
orang coba
Warna
Control
Pink
/
Langsat
Suhu
Kuning +++
Keringat
+
Normal
Pink
++
Normal
Pink Pucat
++
++
14
Pucat Kebiruan
++
++
21
Sangat Biru
+++
+++
Gejala
Detikke
Obyektif
Subyektif
yang
Suhu
Keringat
Kontrol MerahMuda
+++
Normal
AgakMembiru
Nyeri
Pucat
Nyeriberkurang
14
Pucat
Biasa
21
Pucat
Biasa
28
Pucat
Biasa
35
Pucat
Biasa
42
Pucat
Biasa
49
Pucat
Biasa
56
MerahMuda
++
Biasa
63
MerahMuda
+++
Biasa
Hangat
++
Biasa (normal)
Dingin
Keringat
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Diskusi Hasil
4.1.1 Pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan kerja frekuensi
rendah
a. Struktur Otot
Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab
atas gerakan tubuh. Otot-otot volunter melekat pada tulang, tulang rawan, ligamen,
kulit, atau otot lain melalui struktur fibrosa yang disebut tendon dan aponerosis.
Serabut-serabut otot volunter bersama selubung sarkolema, masing-masing tergabung
dalam kumparan oleh endomisium dan dibungkus oleh perimisium.
Kelompok saraf tersebut (fasikulus) digabungkan oleh selubung yang lebih
padat (disebut epimisium). Semua otot memiliki suplai darah yang baik dari arteri-arteri
didekatnya. Arteriol pada perimisium memberi cabang kapiler yang berjalan dalam
endomisium dan melintasi serabut-serabut. Pembuluh darah dan saraf memasuki otot
bersama-sama didaerah hilum. Otot skelet dipersarafi oleh saraf sensoris dan motoris.
Ujung sensoris (aferen) menimbulkan sensasi ketidaknyamanan dan nyeri, seperti ketika
otot sedang mengalami kelelahan.
Otot terdiri dari beberapa komposisi. Komposisi otot meliputi : 75% air, 20%
protein, serta 5% garam mineral, glikogen, dan lemak
b. Kerja Otot
Bila suatu otot berkontraksi, salah satu ujungnya biasanya diam sedangkan
ujung yang lain bergerak kearah ujung yang diam. Ujung yang diam disebut origo,
sedangkan yang bergerak disebut insersi. Otot hanya bekerja melalui kegiatan kontraksi
dan kegiatan menarik. Otot tidak bisa mendorong, meskipun bisa berkontraksi tanpa
memendek sehingga mempertahankan sendi diam pada posisi tertentu. Bila kontraksi
hilang, otot menjadi lunak, tetapi tidak memanjang sampai ia teregang oleh kontraksi
otot yang berlawanan kerjanya (otot antagonis).
Otot tidak pernah bekerja sendiri. Setiap otot harus berkontraksi dan setiap otot
antagonis harus rileks untuk memungkinkan gerakan yang halus tanpa sentakan. Kerja
harmonis otot-otot ini disebut koordinasi otot.
Pasokan darah arteri dan pengembalian vena jelas diperlukan untuk memasok
elemen biokimia ini dan menghilangkan produk samping metabolisme. Produk-produk
samping ini meliputi asam yang telah disebutkan tadi dan garam-garam yang terbentuk
kemudian. Kesemuanya berpotensi mengiritasi ujung saraf sensoris dalam otot jika
dibiarkan tetap berada disana. Oleh karena itu, banyak kebutuhan agar fungsi bisa
efektif dan banyak kemungkinan untuk disfungsi termasuk kelelahan otot, spasme dan
cedera.
d. Kelelahan Otot
Aktifitas kontraksi di otot tidak bisa berlangsung terus-menerus. Pada akhirnya
ketegangan otot menurun seiring dengan timbulnya kelelahan. Horrobin (1968)
mengatakan bahwa kelelahan tidak disebabkan oleh kegagalan dalam tranmisi
neuromuscular, selain itu bukti-bukti eksperimen mengisyaratkan bahwa kelelahan
dikarenakan kegagalan pasokan darah untuk memasok elemen metabolisme yang
esensial atau membuang hasil metabolisme atau untuk melaksanakan kedua fungsi
tersebut. Kurangnya oksigen dan akumulasi metabolit asam mungkin terlibat disini.
Selama latihan keras, asam laktat terakumulasi di otot. Asam laktat di otot
menyebabkan otot mudah lelah dan sakit. Namun asam laktat secara berkala terbawah
aliran darah menuju hati. Kemuadian asam laktat diubah menjadi asam piruvat oleh sel
hati. Proses fermentasi asam laktat untuk menghasilkan ATP ini disebut juga respirasi
anaerob. Ketika detak jantung dan napas bertambah kencang , hal ini memberikan lebih
banyak udara pada sel otot sehingga sel otot mampu melakukan respirasi secara normal
(respirasi aerob). Sebagian besar ATP yang dihasilkan mitokondria melalui proses
fosforilasi oksidatif. Proses ini menggunakan energy kimia yang berasal dari
katabolisme karbohidrat, lemak atau protein. Jika kita berhenti sesaat, kita akan tetap
bernafas kencang beberapa saat. Oksigen tambahan ini digunakan untuk mengubah
banyak asam laktat menjadi glikogen kembali.
Menurut Guyton, lamanya kerja otot dapat dipengaruhi juga oleh banyaknya
latihan yang dilakukan oleh otot itu. Hal ini dikarenakan dengan banyaknya latihan
yang dilakukan maka ukuran otot akan semakin besar sehingga glikogen yang tersimpan
semakin banyak dan menyebabkan ketahanan terhadap kelelahan semakin meningkat.
Kelelahan otot dapat diatasi dengan waktu istirahat yang cukup setelah otot
melakukan kerja, karena dengan adanya waktu istirahat ini asam laktat dapat kembali
diubah menjadi sumber energi. Apabila waktu istirahat terlalu pendek dan kemudian
langsung melakukan aktivitas kerja oto kembali, maka sebagian besar asam laktat masih
akan tertumpuk di otot dan tidak diubah menjadi sumber energi sehingga lebih cepat
lagi menimbulkan kelelahan.
4.1.2
Darah adalah jaringan fungsional yang terdiri dari plasma darah dan selsel darah. Fungsi utama darah adalah untuk mengangkut sari-sari makanan dan
oksigen ke seluruh tubuh serta untuk membawa sisa metabolisme untuk dibuang
melalui sistem eksresi. Sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit
(sel darah putih), dan trombosit (keping darah). Fungsi eritrosit adalah sebagai
pembawa sari-sari makanan dan oksigen karena mengandung hemoglobin.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh gangguan peredaran
darah terhadap kelelahan otot dengan cara memompa manset tensimeter sampai
denyut arteria radialis tidak teraba lagi. Tensimeter adalah alat untuk mengukur
tekanan darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung, viskositas darah,
elastisitas dinding pembuluh darah, dan tahanan tepi. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh peredaran darah yang tidak lancar. Denyut nadi dipengaruhi
oleh posisi (lebih cepat jika berdiri daripada tiduran), usia, jenis kelamin, dan
aktivitas fisik.
Pada kedua kertas ergograf hasil percobaan pengaruh gangguan sirkulasi
darah terhadap kelelahan, terlihat bahwa pada 12 tarikan pertama memiliki
amplitudo yang sama panjang sehingga, menunjukkan bahwa kerja yang
dilakukan oleh orang percobaan stabil, sama seperti pada kerja steady state.
Namun pada tarikan ke-13 dan seterusnya diberikan tekanan dan terlihat bahwa
panjang garis makin lama makin menurun. Setelah tekanan diturunkan, dapat
diamati bahwa kerja otot perlahan-lahan mulai pulih kembali, dilihat dari
panjang garis yang kembali naik seperti pada awal percobaan.
Sewaktu otot kita bekerja berlebihan, maka akan terjadi pelepasan kalsium yang
meregulasi kontraksi dan aktivitas metabolik. Pelepasan kalsium mengakibatkan
terjadinya peningkatan konsentrasi kalsium yang merangsang otot untuk berkontraksi
secara terus menerus, sehingga terjadi kelelahan otot dan jaringan tubuh. Di samping
itu, kebutuhan otot akan oksigen juga meningkat 70 kali di atas normal (istirahat).
Kebutuhan yang cepat dan panjangnya kelelahan otot akan meningkatkan aliran darah
lokal, begitu pula densitas pembuluh darah pada otot yang bersangkutan akan
meningkat. Aktivitas otot ini membutuhkan suplai oksigen, nutrisi dan hormon-hormon
dalam jumlah yang lebih banyak. Kondisi seperti ini juga menyebabkan tubuh tidak
dapat mengusir produksi panas dan produk metabolik lain seperti asam laktat.
Hasil percobaan menunjukkan peubahan warna telapak tangan dari warna merah
muda berubah menjadi warna biru keunguan dan suhu tubuh awal yaitu 37oC berubah
menjadi <37oC. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi pembendungan darah pada
extremitas superior yang mengakibatkan suplai darah yang mengandung nutrisi dan O2
tidak ada.
Peningkatan tekanan pada manset tensimeter akan menyumbat aliran darah yang
mengandung oksigen, padahal oksigen sangat diperlukan tubuh untuk melakukan proses
metabolisme untuk menghasikan energi. Sehingga terjadilah akumulasi asam laktat
selama kerja fisik berat sebagai proses pertahanan tubuh berupa oksidasi asam laktat
yang dibuat konstan. Bila ambang batas ini terlewati, maka akan terjadi proses glikolisis
aerob. Semua ini dilakukan oleh tubuh sebagai upaya menyimpan energi karena asam
laktat dapat dipecah kembali bila terdapat cukup oksigen yang bisa diperoleh bila kita
cukup beristirahat. Pemecahan asam laktat tersebut dapat dipakai kembali oleh tubuh
menjadi sumber energi baru. Jadi asam laktat sebenarnya bukanlah produk buangan,
tetapi merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan diri terhadap stres karena
kerja berat. Saat kita beristirahat, maka oksigen secara perlahan tapi pasti akan
tercukupi dan asam laktat akan digunakan sebagai sumber energi kembali.
Percobaan 1
Pertanyaan : Apakah terjadi kelelahan pada percobaan ini?
Pada percobaan ini tidak terjadi kelelahan, karena pada gambar percobaan 1
dapat kita lihat bahwa adanya garis-garis sejajar yang sama panjangnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pada kerja steady state, kerja otot adalah stabil dan tidak
mengalami kelelahan. Otot tidak mengalami kelelahan karena beban yang diberikan
tidak berat dan tidak diberikan faktor luar yang dapat menganggu kerja otot ini.
Percobaan 2
Pertanyaan : Terangkan pengaruh perubahan peredaran darah terhadap
kelelahan!
Kelelahan disebabkan karena produksi asam laktat. asam laktat menyebabkan
penurunan pH sehingga fungsi sel tidak dapat berlangsung akibat tidak berfungsinya
enzim-enzim. Pengaruhnya sebagai berikut:
1. Menghambat kerja enzim-enzim yang terlibat pada metabolisme aerobik dan
anaerobik.
2. Menghambat enzim yang berperan pada proses aerobik, sehingga menurunkan
kapasitas ketahanan aerobik.
3. Menghambat terbentuknya kreatin fosfat sehingga mengganggu koordinasi
dalam gerakan otot.
4. Menghambat kerja enzim fosfofruktokinase
5. Menyebabkan pelepasan ion Ca pada kontraksi otot rangka
6. Menghambat aktifitas mATP ase terutama pada serabut otot cepat, karena
mATP ase pada serabut otot cepat peka terhadap kondisi asam. Untuk
memulihkan kelelahan, maka diperlukan sirkulasi darah untuk membawa asam
laktat untuk didaur ulang (di hati) dan dibuang oleh tubuh.
Percobaan 3
Pertanyaan : Apa kesimpulan percobaan ini?
Nyeri dapat terjadi akibat adanya penyumbatan aliran darah, sedangkan
otot terus dipaksa melakukan aktivitas (otot berkontraksi) yang juga akhirnya
berakibat pada perubahan suhu, warna, dan keringat pada orang coba. Hal ini
terjadi karena metabolisme otot yang membutuhkan bantuan peredaran
terganggu sehingga otot tidak mendapatkan suplai oksigen. Namun nyeri, suhu,
warna, dan keringat dapat kembali normal (berangsur membaik) beberapa detik
setelah penyumbatan aliran darah dilepas, salah satunya dengan cara melakukan
pemijatan
Percobaan 4
Pertanyaan : Apakah kesimpulan percobaan ini ?
Ischemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen pada jaringan yang
bersifat sementara dan reversibel sehingga aliran darah dapat mengalami
perubahan fungsional pada sel normal. Sehingga iskemia dapat diartikan sebagai
pembatasan dalam suplai darah ke jaringan, yang menyebabkan kekurangan
oksigen dan glukosa (untuk menjaga agar jaringan tetap hidup). Iskemia
umumnya disebabkan oleh permasalahan dengan pembuluh darah. Ditambah
dengan adanya tekanan dari sphygmomanometer makan akan terjadi tekanan
yang membuat terjadinya sumbatan aliran darah yang akan menghambat dan
mengurangi suplai oksigen dan glukosa untuk metabolisme. Hal inilah yang
menyebabkan munculnya rasa nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
Raff H and Levitzky M. Medical Physiology: A System Approach. New York, The
McGraw-Hill Companies, Inc. 2011: pp.,91,745.