Anda di halaman 1dari 10

WRAP UP PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK MUSKULOSKELETAL

OTOT RANGKA

Kelompok : B-5
Ketua : MUHAMMAD LUTHFI DUNAND ( 1102014158 )
Sekretaris : NISRINA NURUL INSANI ( 1102014196 )
Anggota : MEUTIA SANDIA MEIVIANA ( 1102014154 )
NORA SAPUTRI ( 1102014197 )
NOUR INDAH OGITA ( 1102013213 )
RIZKA RIFIANDINI ( 1102014231 )
SHABRINA ARDELIA ANANTA ( 1102014244 )
SITI AISYAH ( 1102014250 )
ZULFIKAR CAESAR NARENDRA ( 1102014294 )

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2015 2016
Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21.4244574
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 2


DASAR TEORI ................................................................................................................................ 3
OTOT RANGKA I :
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN RANGSANG DAN TINGGI MEKANOMIOGRAM AKIBAT
KERUTAN OTOT
Tujuan ........................................................................................................................................ 4
Alat-alat Percobaan .................................................................................................................. 4
Tata Kerja ................................................................................................................................... 5
Data hasil percobaan ................................................................................................................ 5
OTOT RANGKA II :
Tujuan ......................................................................................................................................... 6
Alat-alat Percobaan .................................................................................................................... 6
I. PENGARUH PANJANG AWAL (INITIAL LENGTH) OTOT KATAK TERHADAP KEKUATAN
KERUTAN
Tata Kerja.................................................................................................................................... 7
II. PENGARUH BEBAN TERHADAP KERJA OTOT
Tata Kerja.................................................................................................................................... 8
Data hasil percobaan .................................................................................................................. 8
III. PENGARUH REGANGAN TERHDAP KEKUATAN KERUTAN OTOT EKSTENSOR DAN
FLEKSOR PADA MANUSIA
Tata Kerja.................................................................................................................................... 9
Data hasil percobaan .................................................................................................................. 9
KESIMPULAN ............................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 10

2
DASAR TEORI
Di Tubuh, otot dibentuk oleh kelompok-kelompok serat otot. Setiap orang memiliki sekitar 600
otot rangka, yang ukurannya berkisar dari otot mata eksternal yang halus dan mengontrol gerakkan
mata serta mengandung hanya beberapa ratus serat, hingga otot kaki yang besar dan kuat yang
mengandung beberapa ratus ribu serat. Setiap otot diselubungi oleh jaringan ikat yang menembus dari
permukaan kedalam otot untuk membungkus masing-masing serat otot dan membagi otot menjadi
kolom-kolom dan berkas-berkas. Jaringan ikat meluas melewati ujung-ujung otot untuk membentuk
tendon kolagenosa yang kuat untuk melekatkan otot ke tulang. Tendon dapat cukup panjang, melekat
ke suatu tulang yang berjarak dari bagian daging otot.
Satu potensial aksi disebuah serat otot menghasilkan satu kontraksi singkat lemah yang
disebut kedutan, yang terlalu singkat dan terlalu lemah untuk dapat digunakan dan secara normal tidak
berlangsung di tubuh. Serat-serat otot tersusun membentuk otot lengkap, yang berfungsi secara
kooperatif untuk menghasilkan kontraksi dengan kekuatan bervariasi dan lebih kuat daripada kedutan.
Dengan kata lain, anda dapat mengubah-ubah kekuatan yang anda hasilkan oleh otot yang sama,
bergantung pada apakah anda mengambil sehelai kertas, sebuah buku, atau karung 50 pon. Dua faktor
utama yang dapat diubah-ubah untuk menghasilkan variasi tegangan otot utuh adalah (1) Jumlah serat
otot yang berkontraksi dalam satu otot dan (2) Tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing serat
yang berkontraksi.
Semakin besar jumlah serat yang berkontraksi, semakin besar tegangan total otot. Karena itu,
otot yang lebih besar yang mengandung serat otot lebih banyak jelas dapat menghasilkan tegangan
yang lebih besar daripada otot kecil yang sedikit serat otot. Setiap otot disyarafi oleh sejumlah neuron
motorik berbeda. Ketika masuk ke otot, sebuah neuron motorik membentuk cabang-cabang, dengan
setiap terminal akson mensyarafi satu syaraf otot. Satu neuron motorik mensyarafi satu serat otot tetapi
setiap serat otot hanya disyarafi oleh satu neuron motorik. Ketika sebuah neuron motorik diaktifkan
semua serat otot yang disyarafinya akan terangsang untuk berkontraksi serentak. Kelompok komponen
yang diaktifkan bersama satu neuron motorik plus semua serat otot yang disyarafinya disebut unit
motorik. Serat-serat otot yang membentuk satu unit motorik tersebar diseluruh otot karena itu, kontraksi
serentak serat-serat tersebut menghasilkan kontraksi otot keseluruhan yang merata meskipun lemah.
Setiap otot terdiri dari sejumlah unit motorik yang saling bercampur. Untuk kontraksi lemah suatu otot,
hanya satu atau beberapa unit motoriknya yang diaktifkan. Untuk kontraksi yang lebih kuat, lebih
banyak unit motorik yang direkrut, atau dirangsang untuk berkontraksi, suatu fenomena yang dikenal
sebagai rekrutmen unit motorik.
Seberapa besar penambahan kuat kontraksi yang akan terjadi untuk setiap penambahan unit
motorik yang direkrut bergantung pada ukuran unit motorik. Jumlah serat otot per unit motorik dan
jumlah unit motorik per satu otot sangat bervariasi, bergantung pada fungsi spesifik otot.
Untuk menunda atau mencegah kelelahan (ketidakmampuan tubuh mempertahankan
tegangan otot dalam tingkat tertentu) selama kontraksi menetap yang hanya melibatkan sebagian dari
unit-unit motorik suatu otot, seperti diperlukan bagi otot-otot yang menahan berat tubuh terhadap gaya
tarik bumi, berlangsung rekrutmen asinkron unit-unit motorik.

3
PRAKTIKUM FISIOLOGI
OTOT RANGKA I

TUJUAN :

Pada akhir percobaan ini, mahasiswa harus dapat :


1. Membuat sediaan otot katak sesuai dengan petunjuk umum praktikum.
2. Menggunakan alat stimulator induksi sehingga dapat merangsang sediaan otot dengan
berbagai macam kekuatan : arus tunggal buka dan arus tunggal tutup serta mencatat saat
pemberian rangsang dengan menggunakan sinyal magnit.
3. Membuat pencatatan kontraksi otot (mekaniomigram) pada kimograf dan memfiksasinya.
4. Merangsang otot katak dengan beberapa macam kekuatan rangsang yakni rangsang :
- Bawah rangsang (sub threshold) - Submaksimal
- Ambang ( threshold) - Supramaksimal
Masing-masing untuk rangsang buka dan tutup.
5. Menarik kesimpulan dari hasil latihan ini tentang pengaruh kekuatan rangsang terhadap
kekuatan kontraksi otot.

ALAT DAN BINATANG PERCOBAAN YANG DIPERLUKAN :

1. Kimograf + kertas + perekat


2. Statip + klem + pencatat otot + klem femur + batang kuningan
3. 2 buah sinyal maknit : - 1 untuk mencatat waktu
- 1 untuk mencatat tanda rangsang
4. Stimulator induksi + elektroda perangsang + sakelar + kawat-kawat listrik
5. Papan fiksasi + jarum pentul = penusuk katak + katak
6. Benang + kapas + gelas arloji
7. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet + wakom kecil

4
TATA KERJA :
Hubungan Antara Kekuatan Rangsang Dan Tinggi Mekanomigram Akibat Kerutan Otot
1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar.
2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum. Sebelum digunakan, bungkuslah sediaan otot
tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan Ringer dan letakkanlah di gelas arloji.
3. Pasanglah sediaan otot sesuai gambar.
P.II.1.1 Manakah yang harus disediakan lebih dahulu, pemasngan alat dam pembuatan
sediaan otot?
Pemasangan alat
4. Dengan tromol tetap diam, otot dirangsang sehingga terdapat suatu kerutan.
P.II.1.2 Bila hasil pencatatan kontraksi oto sangat kecil, bagaimana memperbesarkannya?
Dengan cara menaikan voltase
P.II.1.3 Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat, apa yang harus diperhatikan/diperbaiki?
Dengan meninjau kembali pemasangan alat apakah sudah dipasang dengan baik dan juga
dengan menaikkan stimulasi yang diberikan.
5. Pencatatan selalu dilakukan pada tromol yang diam. Berilah waktu istirahat selama 15 detik
sesudah tiap perangsangan. Putarlah tromol sepanjang cm pada tiap kali sesudah
pemberian rangsang tutup dan 2 cm pada tiap kali sesudah rangsang buka.
P.II.1.4 Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?
Agar otot mengalami relaksasi sempurna
6. Rangsanglah sediaan otot dengan rangsang tutup dan rangsang buka berturut-turut dengan
kekuatan rangsang yang setiap kali diperbesar 0,5 volt, sehingga didapatkan mekaniomiogram
sebagai hasil perangsangan bawah ambang, ambang, submaksimal, maksimal, dan
supramaksimal.
P.II.1.5 Apa yang disebut rangsang bawah (subthreshold)?
Rangsangan terkecil yang belum mampu menimbulkan respon
P.II.1.6 Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutup walaupun voltase
sama?
Karena pada arus buka serat telah mengalami relaksasi sempurna sedangkan pada arus
tertutup serat belum mengalai relaksasi sempurna.
P.II.1.7 Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan supramaksimal?
Rangsang maksimal adalah rangsangan dengan intensitas terbesar (maksimal) dan hasil
responnya maksimal, supramaksimal adalah rangsang dengan intensitas lebih besar dari
maksimal, tetapi respon yang dihasilkan sama dengan maksimal. Dari pengertian ini dapat
disimpulkan perbedaan bahwa supramaksimal adalah rangsangan diatas maksimal dengan
hasil respon yang sama tetapi pemberian intensitas rangsangan lebih besar.

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM OTOT RANGKA I :

Kuat arus (volt) Arus buka Arus tutup


10x10 0 0
10x20 0 0,3
10x25 0 0,4
10x30 0 0,5
10x35 0,7 0,7
10x40 0,8 0,5
10x45 0,7 0,6
10x50 0,6 0,4

5
PRAKTIKUM FISIOLOGI
OTOT RANGKA II

TUJUAN :

Pada akhir percobaan ini, mahasiswa harus dapat :


1. Merangsang sediaan otot katak dengan arus faradic dengan berbagai kekuatan rangsang.
2. Membebani sediaan otot katak dengan cara pembebanan langsung dan tidak langsung.
3. Mendemontrasikan hubungan antara panjang awal otot dengan kekuatan kontraksi.
4. Menghitung kerja sediaan otot katak.
5. Mendemonstrasikan hubungan antara pembebanan dengan kerja otot.
6. Mengukur kekuatan kontraksi otot ekstensor dan otot fleksor manusia dalam berbagai sikap
tubuh.

ALAT DAN BINATANG PERCOBAAN YANG DIPERLUKAN :

1. Kimograf + kertas + perekat


2. Statip + klem-klem + pencatat otot + klem femur
3. Stimulator induksi + elektroda perangsang
4. Papan fiksasi + jarum-jarum pentul + penusuk katak + katak
5. Beban-beban dengan penggantungnya.
6. Benang + kapas + gelas arloji
7. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet + wakom = gelas beker
8. Dynamometer

6
TATA KERJA :

I. PENGARUH PANJANG AWAL (INITIAL LENGTH) OTOT KATAK TERHADAP


KEKUATAN KERUTAN

1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar.


2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum praktikum. Sebelum digunakan, bungkuslah
sediaan otot tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan Ringer dan letakkan di gelas
arloji.
3. Pasanglah sediaan otot sesuai dengan gambar.
P.II.2.1. Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatan
sediaan otot ?
Pemasangan alat terlebih dahulu.
4. Bebanilah otot dengan beban seberat 20 gram. Kendorkan sekrup pemumpu sehingga terjadi
pembebanan langsung. Dengan memutar tromol, buatlah garis sepanjang 10cm dan tulislah
: garis dasar 20 pada ujung garis tersebut.
P.II.2.2. Apa yang dimaksud dengan pembebanan langsung?
Beban diberikan langsung pada ujung otot yang bebas dan otot diregangkan sebelum
berkontraksi
5. Angkatlah seluruh pembebanan sehingga otot kembali ke panjang semula. Buatlah sekali lagi
garis panjang 10 cm tepat diatas garis yang pertama dan tulislah : garis dasar 0 pada ujung
akhir garis tersebut.
P.II.2.3. Mengapa setelah beban diangkat oleh kembali lagi ke panjang semula?
Karena pembebanan langsung tadi menyebabkan panjang otot bertambah
6. Gantungkanlah lagi beban 20 gram dan dengan sekrup penumpu kembalikan ujung pencatat
otot ke garis dasar 0, sehingga terjadi pembebanan tidak langsung.
P.II.2.4. Apa yang dimaksud dengan pembebanan tidak langsung?
Beban diberikan pada ujung otot yang terviksasi dengan penumpu dan otot tidak
diregangkan sebelum berkontraksi
7. Dengan melakukan pencatatan pada awal garis dasar 0 carilah kekuatan rangsang faradic
maksimal. Rangsangan diberikan panjang lama 1 detik. Berilah waktu istirahat selama 30 detik
sesudah setiap rangsang.
P.II.2.5. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?
Karena pemberian waktu istirahat agar otot menghasilkan relaksasi sempurna.
P.II.2.6. Apa yang dimaksud dengan rangsang faradic maksimal ?
Rangsangan dengan intensitas terbesar (maksimal) dan hasil responsnya maksimal
8. Gunakan selali kekuatan rangsang faradic maksimal sub.6. untuk perangsangan selanjutnya.
9. Putarlah tromol sejauh 1 cm setiap kali sesudah perangsangan. Carilah besar pembebanan
yang pada perangsangan menghasilkan mekanomiogram setinggi 1 cm. Untuk percobaan
selanjutnya tetap digunakan beban ini.
10.Putarlah tromus jauh 2 cm dan catatlah sekali lagi mekanomiogram yang terakhir.
11.Putarlah tromol sejauh 1 cm dan kemudian turunkan lah ujung pencatat otot sehingga terlekat
tepat ditengah-tengan antara garis dasar 20 dan garis dasar 0 (gunakan sekrup penumpu).
Putarlah lagi tromol 1 cm dan ulangilah perangsangan dan pencatatan.
P.II.2.7 Apa yang kita harapkan terjadi akibat tindakan tersebut?
Untuk mengetahui pengaruh initialmlength terhadap kontraksi otot
12.Putarlah tromol sejauh 1 cm dan turunkanlah ujung pencatat otot sampai garis dasar 20, putar
tromol lagi sejauh 1 cm dan ulangilah sekali lagi perangsangan dan pencatatan.

7
II. PENGARUH BEBAN TERHADAP KERJA OTOT

1. Buatlah garis dasar 0 yang baru sepanjang mungkin.


2. Dengan menggunakan kekuatan rangsang sebesar ad.I.6. buatlah mekanomiogram pada
tromol yang diam. Pencatatan selalu dimulai pada garis dasar 0 dengan mengatur sekrum
penumpu.
3. Ulangi perangsangan dan pencatatan, dimulai dengan pembebanan 10 gram, sehingga dicapai
beban maskimal. Setiap kali setelah pencatatan, putarlah tombol sepanjang 1 cm dan berilah
otot istirahat selama 30 detik.
P.II.2.8 Apa yang dimaksud dengan beban maksimal?
Beban dengan berat maksimal yang mampu ditumpu oleh otot
4. Hitunglah kerja sediaan otot pada setiap pembebanan yang saudara berikan.
P.II.2.9 Bagaimana saudara menghitung besar kerja sediaan otot?
Melalui persamaan W = F.s
5. Simpulkan pengaruh beban terhadap kerja otot.

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Beban yang diberikan Kuat arus (volt) Arus buka Arus tutup

20 gram 10x50 0 0

15 gram 10x50 0 0

10 gram 10x50 0 0

5 gram 10x50 0 0

8
III. PENGARUH REGANGAN TERHADAP KEKUATAN KERUTAN OTOT EKSTENSOR DAN
FLEKSOR PADA MANUSIA

Untuk latihan ini disediakan sebuah alat dynamometer yang ada dasarnya terdiri meja dan timbangan
pegas untuk mengukur kekuatan kerutan otot fleksor dan ekstensor otot pada manusia. Oleh karena
hanya ada satu alat saja, maka alat tersebut harus dipakai secara bergilir per regu meja.

A. Mengukur kekuatan kerutan otot ekstensor


1. Suruh o.p duduk dipinggir meja alat tersebut membelakangi timbagan dan dengan tungkai bawah
tergantung secara bebas.
2. Pasanglah ban kulit pada salah satu pergelangan kaki dan hitunglah ban kulit tersebut, dengan
kawat baja yang dapat menarik timbangan melalui katrol.
3. Suruhlah o.p meluruskan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan kerutan otot ekstensor
untuk tiap-tiap sikap berikut ini:
a. Duduk tegak
b. Duduk sambil membungkukan badan sejauh-jauhnya
c. Berbaring telentang

B. Mengukur kekuatan kerutan otot fleksor


1. Suruhlah o.p duduk dipinggir meja tersebut dengan menghadapi timbangan dan dengan
tungkai bawah tergantung secara bebas.
2. Pasangalah ban kulit seperti pada A.2
3. Suruhlah o.p membungkukan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan kerutan otot
fleksor untuk tiap-tiap sikap seperti pada A.3
P.II.2.10 Apakah terdapat perbedaan kekuatan kerutan otot ekstensor dan otot fleksor pada
sikap tersebut?
Ada karena sikap duduk,menunduk, dan berbaring memberikan tegangan kontraksi otot yang
berbeda

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Kekuatan kerutan otot saat posisi (kg)


EKSTENSOR Duduk tegak Duduk membungkuk Berbaring
15 18 24
Kekuatan kerutan otot saat posisi (kg)
FLEKSOR Duduk tegak Duduk membungkuk Berbaring
6 4 3

9
KESIMPULAN :
Ketegangan suatu otot bergantung tidak hanya pada jumlah serat otot yang berkontraksi tetapi juga
pada tegangan yang dibentuk oleh masing-masing serat yang berkontraksi tersebut. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kekuatan tegangan yaitu:
1. Frekuensi Rangsangan
2. Panjang serat pada awal kontraksi
3. Tingkat kelelahan
4. Ketebalan serat

Apabila posisi tubuh fleksi maksimal maka otot fleksor dapat melakukan fleksi yang maksimal. Dan
juga pada saat posisi tubuh ekstensi maksimal maka otot ekstensor dapat berekstensi maksimal.

DAFTAR PUSTAKA :
1. Muscle Physiology in Sherwood : Human Physiology from cell to systems 2004 ; p 257-301.
2. The Muscular System http://en.wikibooks.org/wiki/Human_Physiology/The_Muscular_System.

10

Anda mungkin juga menyukai