BLOK MUSKULOSKELETAL
OTOT RANGKA
Kelompok : B-5
Ketua : MUHAMMAD LUTHFI DUNAND ( 1102014158 )
Sekretaris : NISRINA NURUL INSANI ( 1102014196 )
Anggota : MEUTIA SANDIA MEIVIANA ( 1102014154 )
NORA SAPUTRI ( 1102014197 )
NOUR INDAH OGITA ( 1102013213 )
RIZKA RIFIANDINI ( 1102014231 )
SHABRINA ARDELIA ANANTA ( 1102014244 )
SITI AISYAH ( 1102014250 )
ZULFIKAR CAESAR NARENDRA ( 1102014294 )
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2015 2016
Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21.4244574
DAFTAR ISI
2
DASAR TEORI
Di Tubuh, otot dibentuk oleh kelompok-kelompok serat otot. Setiap orang memiliki sekitar 600
otot rangka, yang ukurannya berkisar dari otot mata eksternal yang halus dan mengontrol gerakkan
mata serta mengandung hanya beberapa ratus serat, hingga otot kaki yang besar dan kuat yang
mengandung beberapa ratus ribu serat. Setiap otot diselubungi oleh jaringan ikat yang menembus dari
permukaan kedalam otot untuk membungkus masing-masing serat otot dan membagi otot menjadi
kolom-kolom dan berkas-berkas. Jaringan ikat meluas melewati ujung-ujung otot untuk membentuk
tendon kolagenosa yang kuat untuk melekatkan otot ke tulang. Tendon dapat cukup panjang, melekat
ke suatu tulang yang berjarak dari bagian daging otot.
Satu potensial aksi disebuah serat otot menghasilkan satu kontraksi singkat lemah yang
disebut kedutan, yang terlalu singkat dan terlalu lemah untuk dapat digunakan dan secara normal tidak
berlangsung di tubuh. Serat-serat otot tersusun membentuk otot lengkap, yang berfungsi secara
kooperatif untuk menghasilkan kontraksi dengan kekuatan bervariasi dan lebih kuat daripada kedutan.
Dengan kata lain, anda dapat mengubah-ubah kekuatan yang anda hasilkan oleh otot yang sama,
bergantung pada apakah anda mengambil sehelai kertas, sebuah buku, atau karung 50 pon. Dua faktor
utama yang dapat diubah-ubah untuk menghasilkan variasi tegangan otot utuh adalah (1) Jumlah serat
otot yang berkontraksi dalam satu otot dan (2) Tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing serat
yang berkontraksi.
Semakin besar jumlah serat yang berkontraksi, semakin besar tegangan total otot. Karena itu,
otot yang lebih besar yang mengandung serat otot lebih banyak jelas dapat menghasilkan tegangan
yang lebih besar daripada otot kecil yang sedikit serat otot. Setiap otot disyarafi oleh sejumlah neuron
motorik berbeda. Ketika masuk ke otot, sebuah neuron motorik membentuk cabang-cabang, dengan
setiap terminal akson mensyarafi satu syaraf otot. Satu neuron motorik mensyarafi satu serat otot tetapi
setiap serat otot hanya disyarafi oleh satu neuron motorik. Ketika sebuah neuron motorik diaktifkan
semua serat otot yang disyarafinya akan terangsang untuk berkontraksi serentak. Kelompok komponen
yang diaktifkan bersama satu neuron motorik plus semua serat otot yang disyarafinya disebut unit
motorik. Serat-serat otot yang membentuk satu unit motorik tersebar diseluruh otot karena itu, kontraksi
serentak serat-serat tersebut menghasilkan kontraksi otot keseluruhan yang merata meskipun lemah.
Setiap otot terdiri dari sejumlah unit motorik yang saling bercampur. Untuk kontraksi lemah suatu otot,
hanya satu atau beberapa unit motoriknya yang diaktifkan. Untuk kontraksi yang lebih kuat, lebih
banyak unit motorik yang direkrut, atau dirangsang untuk berkontraksi, suatu fenomena yang dikenal
sebagai rekrutmen unit motorik.
Seberapa besar penambahan kuat kontraksi yang akan terjadi untuk setiap penambahan unit
motorik yang direkrut bergantung pada ukuran unit motorik. Jumlah serat otot per unit motorik dan
jumlah unit motorik per satu otot sangat bervariasi, bergantung pada fungsi spesifik otot.
Untuk menunda atau mencegah kelelahan (ketidakmampuan tubuh mempertahankan
tegangan otot dalam tingkat tertentu) selama kontraksi menetap yang hanya melibatkan sebagian dari
unit-unit motorik suatu otot, seperti diperlukan bagi otot-otot yang menahan berat tubuh terhadap gaya
tarik bumi, berlangsung rekrutmen asinkron unit-unit motorik.
3
PRAKTIKUM FISIOLOGI
OTOT RANGKA I
TUJUAN :
4
TATA KERJA :
Hubungan Antara Kekuatan Rangsang Dan Tinggi Mekanomigram Akibat Kerutan Otot
1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar.
2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum. Sebelum digunakan, bungkuslah sediaan otot
tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan Ringer dan letakkanlah di gelas arloji.
3. Pasanglah sediaan otot sesuai gambar.
P.II.1.1 Manakah yang harus disediakan lebih dahulu, pemasngan alat dam pembuatan
sediaan otot?
Pemasangan alat
4. Dengan tromol tetap diam, otot dirangsang sehingga terdapat suatu kerutan.
P.II.1.2 Bila hasil pencatatan kontraksi oto sangat kecil, bagaimana memperbesarkannya?
Dengan cara menaikan voltase
P.II.1.3 Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat, apa yang harus diperhatikan/diperbaiki?
Dengan meninjau kembali pemasangan alat apakah sudah dipasang dengan baik dan juga
dengan menaikkan stimulasi yang diberikan.
5. Pencatatan selalu dilakukan pada tromol yang diam. Berilah waktu istirahat selama 15 detik
sesudah tiap perangsangan. Putarlah tromol sepanjang cm pada tiap kali sesudah
pemberian rangsang tutup dan 2 cm pada tiap kali sesudah rangsang buka.
P.II.1.4 Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?
Agar otot mengalami relaksasi sempurna
6. Rangsanglah sediaan otot dengan rangsang tutup dan rangsang buka berturut-turut dengan
kekuatan rangsang yang setiap kali diperbesar 0,5 volt, sehingga didapatkan mekaniomiogram
sebagai hasil perangsangan bawah ambang, ambang, submaksimal, maksimal, dan
supramaksimal.
P.II.1.5 Apa yang disebut rangsang bawah (subthreshold)?
Rangsangan terkecil yang belum mampu menimbulkan respon
P.II.1.6 Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutup walaupun voltase
sama?
Karena pada arus buka serat telah mengalami relaksasi sempurna sedangkan pada arus
tertutup serat belum mengalai relaksasi sempurna.
P.II.1.7 Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan supramaksimal?
Rangsang maksimal adalah rangsangan dengan intensitas terbesar (maksimal) dan hasil
responnya maksimal, supramaksimal adalah rangsang dengan intensitas lebih besar dari
maksimal, tetapi respon yang dihasilkan sama dengan maksimal. Dari pengertian ini dapat
disimpulkan perbedaan bahwa supramaksimal adalah rangsangan diatas maksimal dengan
hasil respon yang sama tetapi pemberian intensitas rangsangan lebih besar.
5
PRAKTIKUM FISIOLOGI
OTOT RANGKA II
TUJUAN :
6
TATA KERJA :
7
II. PENGARUH BEBAN TERHADAP KERJA OTOT
Beban yang diberikan Kuat arus (volt) Arus buka Arus tutup
20 gram 10x50 0 0
15 gram 10x50 0 0
10 gram 10x50 0 0
5 gram 10x50 0 0
8
III. PENGARUH REGANGAN TERHADAP KEKUATAN KERUTAN OTOT EKSTENSOR DAN
FLEKSOR PADA MANUSIA
Untuk latihan ini disediakan sebuah alat dynamometer yang ada dasarnya terdiri meja dan timbangan
pegas untuk mengukur kekuatan kerutan otot fleksor dan ekstensor otot pada manusia. Oleh karena
hanya ada satu alat saja, maka alat tersebut harus dipakai secara bergilir per regu meja.
9
KESIMPULAN :
Ketegangan suatu otot bergantung tidak hanya pada jumlah serat otot yang berkontraksi tetapi juga
pada tegangan yang dibentuk oleh masing-masing serat yang berkontraksi tersebut. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kekuatan tegangan yaitu:
1. Frekuensi Rangsangan
2. Panjang serat pada awal kontraksi
3. Tingkat kelelahan
4. Ketebalan serat
Apabila posisi tubuh fleksi maksimal maka otot fleksor dapat melakukan fleksi yang maksimal. Dan
juga pada saat posisi tubuh ekstensi maksimal maka otot ekstensor dapat berekstensi maksimal.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Muscle Physiology in Sherwood : Human Physiology from cell to systems 2004 ; p 257-301.
2. The Muscular System http://en.wikibooks.org/wiki/Human_Physiology/The_Muscular_System.
10