Anda di halaman 1dari 24

WRAP UP SKENARIO 2

DROP FOOT

WRAP UP SKENARIO 1
MAHASISWA BELAJAR PEMBELAHAN SEL

Kelompok : B-1
Ketua : Faris Thalib (1102018233)
Sekretaris : Muhammad Anas Muslim (1102018187)
Anggota : Safira Khalida (1102018303)
Nur Azizah Husaeni (1102018305)
Riyan Androw Novriyanto (1102018201)
Khadijah Farhana (1102018266)
Alya Fauzziya Rahma (1102018198)
Venezia Az-Zahra (1102018290)
Rozzika Zaklin Mangestu (1102018215)
Fachrial Abrar (1102018223)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


2018-2019
Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp. (+62)214244574 Fax.(+62)214244574
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
SKENARIO............................................................................................................................... 3
KATA
SULIT.............................................................................................................................4
PERTANYAAN.........................................................................................................................4
JAWABAN................................................................................................................................4
HIPOTESIS................................................................................................................................6
SASARAN BELAJAR...............................................................................................................7
HASIL SASARAN BELAJAR..................................................................................................8
1. MM Tendo
Achilles................................................................................................................8
1.1.
Makro...................................................................................................................................8
1.2. Mikro................................................................................................................................ 10
1.3. Fisiologi............................................................................................................................ 12
2. MM Ruptur Tendo
Achilles................................................................. ................................13
2.1. Definisi…...
……...............................................................................................................13
2.2. Klasifikasi….....................................................................................................................13
2.3.
Etiologi..............................................................................................................................14
2.4.
Patofisiologi......................................................................................................................15
2.5. Manifestasi
Klinis..............................................................................................................15
2.6 Pemeriksaan Fisik dan
Penunjang.............................................................. ........................16
2.7. Tatalaksana........................................................................................................................19
3. MM Bioetik Sebelum Melakukan
Pemeriksaan....................................................................21
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................23
2
SKENARIO 2
DROP FOOT

Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri sekali
di pergelangan kaki kanan nya sejak 1 jam yang lalu. Keluhan ini dirasakan pada saat
bermain tenis di lapangan, ketika berlari tiba-tiba kaki kanan nya berbunyi krek dan langsung
terjatuh disertai rasa nyeri sekali serta tidak bisa berjalan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum baik, tanda vital baik. Pergelangan kaki kanan nyeri bila ditekan dan test
Simmonds tidak didapatkan plantar flexi.
Kata Sulit
1. Tes Simmonds : tes yang dilakukan untuk mengetahui kelainan pada tendon Achilles
dengan cara menekan betis.
2. Plantar fleksi : gerak meluruskan telapak kaki.
3. Rupture tendon Achilles : robeknya jaringan tendon Achilles.
4. Drop Foot : Ketidakmampuan untuk mengangkat bagian depan kaki

Pertanyaan
1. Adakah pemeriksaan lain selain tes Simmonds?
2. Bagaimana pertolongan pertama yang harus dilakukan?
3. Bagaimana posisi kaki pasien saat berlari sehingga terjadi bunyi krek?
4. Mengapa diperlukan pemeriksaan fisik dan tanda vital pada pasien tersebut?
5. Apakah usia mempengaruhi resiko pada rupture tendon Achilles ?
6. Bagaimana pencegahan rupture tendo Achilles?
7. Apakah penyebab dari drop foot?
8. Mengapa terjadi nyeri saat ditekan?
9. Apa hubungan bunyi “krek” dengan kaki kanan tidak dapat digunakan?
10. Mengapa pada tanda vital didapatkan keadaan baik sedangkan pria tersebut tidak
dapat menapakkan kakinya?
11. Apakah tendon yang pecah dapat kembali seperti semula?
Jawaban
1. Ada, test o’brien, MRI, USG Muskuloskeleteal, Foto Rontgen
2. Relaksasi (istirahat) dengan cara di kompres, diberikan obat obat anti nyeri
3. Posisi kaki pasien tidak dapat menopang tubuh sehingga terjadinya
ketidakseimbangan saat berlari
4. Diperlukan untuk mengetahui diagnosis pasien tersebut
5. Iya, karena di usia 25-30 tendon akan mengalami perubahan oleh degenerasi
6. - Melakukan exercise terlebih dahulu
- Jangan melakukan exercise yang berlebihan
- Pola hidup di atur
- Menggunakan sepatu yang tepat
7. Disebabkan cedera pada tulang belakang atau penyakit yang mendasari lainnya seperti
multiplekleoisis, dll
8. Karena adanya inflamasi local dan terganggunya system syaraf
4
9. Karena suara “krek” tersebut menandakan adanya fraktur ataupun rupture di kaki
pasien
10. Karena tendon Achilles hanya memiliki area pembuluh darah yang sedikit sehingga
saat terjadi ruftur tidak memberi pengaruh yang signifikan pada tendon vital
11. Iya, apabila diberikan treatment secara rutin dan dapat disebuhkan dengan cara
operasi

5
Hipotesis
Drop Foot adalah ketidakmampuan untuk mengangkat bagian depan kaki yang
disebabkan oleh cedera pada tulang belakang atau penyakit yang mendasari lainnya
seperti multiplekleoisis menyababkan Posisi kaki pasien tidak dapat menopang tubuh
sehingga terjadinya ketidakseimbangan saat berlari, dan ruptur tendon Achilles. Hal ini
terjadi karena tidak dilakukannya Melakukan exercise terlebih dahulu, Menggunakan
sepatu yang tepat, Pola hidup di atur, serta tidak boleh melakukan exercise yang
berlebihan. Tatalaksana dapat dilakukan Relaksasi (istirahat) dengan cara di kompres,
diberikan obat obat anti nyeri.

6
Sasaran Belajar
1. MM Tendo Achilles
1.1 Makro
1.2 Mikro
1.3 Fisiologis
2. MM Ruptur Tendo Achilles
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
2.3 Etiologi
2.4 Patofisiologi
2.5 Manifestasi Klinis
2.6 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
2.7 Tatalaksana
3. MM Bioetik Sebelum Melakukan Pemeriksaan

7
HASIL SASARAN BELAJAR
1. MM Tendo Achilles
1.1. Makro
Tendon Achilles (disebut juga tendon calcaneus) adalah serabut otot betis (calf) yang
melekat pada tulang tumit (calcaneus) yang berfungsi sebagai penggerak sendi pergelangan
kaki. Tendon Achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot
plantaris kaki. Tendon Achilles adalah tendon tertebal dan terkuat pada tubuh manusia.
Panjangnya 15cm di sepanjang proximal sampai ke insersi calcaneus posterior. Tendon ini
memiliki kekuatan tarik yang tinggi. Pasokan darah untuk tendon Achilles berasal dari arteri
tibialis posterior. (Ratih, 2011)
Menurut Mark D, Dollard (diterjemahkan Khabib, Jamal., 1997: 107) Tendo Achilles
ini terdiri dari dua buah tendon yang bergabung yaitu otot-otot soleus dan gastrocnemius,
otot-otot ini berada pada bagian belakang tulang tumit. Kumpulan jaringan otot soleus
terselip ke dalam bagian dalam tulang tumit. Di sekeliling kedua tendon tersebut terdapat satu
lapisan vaskular yang amat penting yaitu peritenon yang memelihara suplai darah pada
jaringan tendon.
Tendon Achilles merupakan tendon terkuat dalam tubuh dan dikanakan beban
sebanyak 7 kali berat badan. (Kevin, 2010)

Kinestiologi Tendon Achilles


Normalnya ketika otot gastrocnemius (di betis) berkontraksi (memendek), tendon
yang melekat dari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak. Saat memendek, tendon
bergerak ke bawah kaki. Ini adalah tindakan yang memungkinkan seseorang berdiri di atas
jari kakinya sendiri, berlari, melompat, berjalan normal, dan untuk naik turun tangga
(tindakan jinjit).
Pergerakan

8
Ketika tubuh berada dalam posisi tegak, kaki di sudut yang tepat ke arah tungkai.
Gerakan sendi berasal dari Dorsofleksi dan ekstensi; dorsofleksi meliputi aproksimasi
dorsum kaki ke tungkai depan, sementara ekstensi tumit ditarik ke atas dan jari-jari kaki
menunjuk ke bawah.
Kisaran gerakan bervariasi pada individu yang berbeda, sekitar 50°-90°. Pergerakan
sumbu transversal terjadi sedikit miring. Malleoli erat merangkul talus di semua posisi sendi,
sehingga setiap sedikit pergerakan derajat dari sisi ke sisi yang mungkin ada, terjadi hanya
karena peregangan ligamen dari syndesmosis talofibular, dan fibula yang sedikit bengkok.
Permukaan artikular superior talus lebih luas di depan daripada di belakang.
Dalam dorsofleksi, ruang yang lebih besar dibutuhkan antara dua malleoli. Hal
tersebut didapatkan dengan gerakan berputar sedikit keluar dari ujung bawah fibula dan
peregangan ligamen syndesmosis, gerakan lateral ini dimudahkan dengan sedikit meluncur di
tibiofibular artikulasi, dan mungkin juga oleh fibula yang menekuk. Dari ligamen, deltoideus
memiliki kekuatan sangat besar, terbiasa tahan tekanan seperti proses fraktur. Bagian tengah,
bersama-sama dengan ligamen calcaneofibular, mengikat kuat tulang-tulang tungkai ke kaki,
dan menolak pemindahan di segala arah. Serabut anterior dan posterior membatasi ekstensi
dan fleksi kaki masing-masing, dan serat anterior juga membatasi abduksi.
Posterior ligamentum talofibular membantu dalam melawan perpindahan
calcaneofibular dari kaki belakang, dan memperdalam rongga untuk penerimaan talus.
Talofibular anterior adalah pelindung terhadap perpindahan kaki ke depan, dan batas
perpanjangan sendi. Gerakan inversi dan eversi kaki, terutama berpengaruh pada sendi tarsal;
sendi yang memiliki jumlah gerak terbesar antara talus dan calcaneus belakang dan navicular
dan berbentuk kubus di depan. Hal ini sering disebut sendi transversal tarsal, dan dapat
mengganti sendi pergelangan kaki dalam ukuran besar ketika akhirnya menjadi ankylosed,
dengan tarsus sendi subordinat.
Perpanjangan (ekstensi) kaki pada tibia dan fibula dihasilkan oleh Gastrocnemius,
soleus, Plantaris, M. Tibialis posterior, Peroneus longus dan brevis, M. Fleksor digitorum
longus, dan M. Fleksor halusis longus; dorsofleksi, oleh M. Tibialis anterior, Tertius
Peronæus, ekstensor digitorum longus, dan ekstensor halusis proprius.
Tendon Achilles memiliki origo pada M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris dan
berinsersio pada Os. calcaneus sehingga memiliki sumbu pergerakan pada Articulatio
talocrularis. Memiliki sumbu gerak frontal yang berjalan dari craniomedialis ujung bawah
Maleolus medialis sampai caudolarteralis ujung bawah Maleolus lateralis, membentuk sumbu
transversal 7˚ dan sumbu frontal 13˚
9
Memungkinkan gerakan:
a. Dorsofleksi : M.tibialis anterior, M.extensordigitorum longus, M.peroneus tertius,
M.extensor hallucis longus
b. Plantarfleksi: M.gastrocnemius, M.soleus, M.plantaris, M.flexor hallucis longus,
M.peroneus longus & brevis, M.tibialis posterior
Fungsi Tendon Achilles :
1. Membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang 2. Membawa pasukan kompresi ketika
membungkus tulang seperti katrol 3. Menekuk dan meregangkan (fleksi) semua sendi dan
otot untuk menahan tulang. Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di
satu bidang dan tidak akan bisa bergerak 4. Tendon menghubungkan otot dengan tulang. Hal
ini juga memungkinkan tendon untuk menyimpan dan memulihkan energi pada efisiensi yang
tinggi. Sebagai contoh, selama langkah manusia, tendon Achilles mengalami peregangan
sebagai dorsofleksi sendi pergelangan kaki. Pada bagian terakhir langkahnya, sebagai kaki
plantar-fleksi (jari - jari kaki menunjuk kebawah), yang disimpan energi elastis dilepaskan.
Lebih jauh, karena meregangnya tendon, otot dapat berfungsi dengan kurang atau bahkan
tidak ada perubahan panjang, yang memungkinkan otot untuk menghasilkan kekuatan yang
lebih besar 5. Ketika otot gastrocnemius (di betis) kontraksi (lebih pendek), tendon yang
melekat dari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak 6. Sebagai pemendek otot, tendon
bergerak ke titik bawah kaki. Ini adalah tindakan yang memungkinkan seseorang untuk
berdiri di atas kaki seseorang, berlari, melompat, berjalan normal, dan untuk naik dan turun
tangga
1.2. Mikro
Tendon adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian belakang
pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendon adalah
struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot rangka dalam tubuh
bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan untuk berjalan,
melompat, angkat, dan bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, hal itu menarik
pada tulang menyebabkan gerakan ini. Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot
ke tulang disebut tendon.
Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot
terhadap tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendon. Sekitar 95% dari kolagen
tendon adalah kolagen tipe-I, dengan jumlah elastin yang sangat kecil. Elastin dapat
10
menjalani tekanan sebesar 200% sebelum rusak. Jika elastin ada pada tendon dalam proporsi
yang besar, maka akan ada penurunan dalam besarnya gaya yang ditransmisikan ke tulang.
Fibril kolagen terikat ke fesikula, mengandung pembuluh darah dan pembuluh
limfatik serta saraf. Fasikula - fasikula tergabung bersama, dikelilingi oleh epitenon, dan
membentuk struktur kasar dari tendon, yang kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah dari
epitenon oleh lapisan tipis cairan untuk memungkinkan pergerakan tendon dengan
mengurangi gesekan.
Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe - I,
tendon Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe - III. Fibroblast dari
tendon Achilles yang putus menghasilkan baik kolagen tipe - I dan tipe - III pada kultur.
Kolagen tipe - III kurang tahan terhadap kekuatan tarikan dan area itu dapat mempengaruhi
putusnya tendon secara spontan. Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan selular
yang terorganisir dengan baik, sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit, yang
merupakan fibroblast khusus, muncul pada potongan longitudinal. Pengaturan yang baik ini
disebabkan oleh sekresi kolagen secara sentrifugal yang seragam disekitar kolom tenosit,
yang menghasilkan baik komponen fibriler dan nonfibriler dari matriks eksraseluler dan juga
dapat menyerap kembali serat-serat kolagen.

Gambar: Struktur Tendon


Struktur terbesar dalam skema di atas adalah tendon atau Ligamentum atau tendon
kemudian dipecah menjadi entitas yang lebih kecil disebut fasciles (lembaran).Lembaran
berisi fibril dasar ligamentum atau tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel biologis
yang menghasilkan ligamen atau tendon.Ada karakterisitik struktural pada tingkat ini yang
memainkan peran penting dalam mekanisme ligamen atau tendon, yaitu crimp dari fibril.

11
Crimp merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia akan memberikan kontribusi
signifikan terhadap hubungan stress regangan nonlinear untuk ligamen dan tendon.
Tendon :
1. Tendon mengandung kolagen tipe I
2. Tendon mengandung matriks proteoglycan
3. Tendon mengandung fibroblast yang tersusun secara parallel
Struktur :
1. Kolagen (70% dari berat kering tendon)
2. Glycine (±33%)
3. Proline (±15%)
4. Hydroxyproline (±15%)
Blood Supply :
1. Pembuluh darah di perimisium (meliputi tendon)
2. Pada periosteol insertion
3. Jaringan sekitarnya
1.3. Fisiologis
Tendon merupakan bagian dari sistem gerak, berupa jaringan ikat yang berfungsi
sebagai penghubung antara otot dan tulang yang memindahkan kekuatan dari otot ke tulang
sehingga menghasilkan gerakan. Hal ini merupakan perpaduan yang dinamis dan terintegrasi
dari sel yang membentuk struktur dan fungsi jaringan secara khusus (Woo et al,2000).
Tendon terdiri dari 70% air dan dry mass 30% yang tersusun menjadi kolagen tipe I
sebanyak 60%-80% dan 2% elastin (Tresoldi et al,2013). Tendon yang sehat berwarna putih
mengkilat dan mempunyai tekstur fibroelastik, bila dilihat secara makroskopis mempunyai
bentuk yang bervariasi, dapat berbentuk bulat seperti tali atau pipih seperti sabuk (O’Brien et
al,2005). Tendon terdiri dari kelompok fesikel berupa kumpulan (bundle) berbahan utama
kolagen, lapisan paling dalam adalah endotendon dan dibungkus oleh epitenon sebagai
lapisan terluarnya.
Tendon terdiri dari lapisan sel fibroblas (merupakan jenis sel terbanyak) dibungkus
oleh fesikel yang terdiri dari serat fibril (peritenon). Fibroblas sendiri terdiri dari serat
kolagen. Kolagen membentuk 75% berat kering tendon dan berfungsi untuk menahan dan
memindahkan gaya antara otot dan tulang (James et al, 2008).
Ada 2 jenis tendon, yang pertama adalah tendon yang terbungkus yaitu paratenon, dan
tendon yang tidak terbungkus. Paratenon adalah tendon yang masih mendapatkan suplai
vaskuler meskipun hanya sedikit, sedangkan tendon yang tidak terbungkus disebut
mesotenon / vinncula yang berada di area avaskuler, hanya mendapatkan nutrisi dari cara
difusi/ osmosis saja. Dengan demikian tipe yang kaya akan vaskuler yaitu paratenon yang
terbungkus tadi bila terdapat cedera berupa robekan akan mengalami proses perbaikan yang
lebih baik daripada yang sedikit vaskularisasinya (Miller et al, 2012)

12
.
2. Memahami dan Menjelaskan Sprain dan Ankle Sprain
2.1. Definisi
Ruptur adalah robek, pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan jaringan
fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang
tumit.
Tendon Achilles adalah tendon yang paling kuat dan paling besar di dalam tubuh.
Terdiri dari struktur tendinous (melekatkan otot ke tulang) yang dibentuk oleh gabungan
antara otot gastrocnemius dan otot soleus yang terdapat di betis. Tendon ini melekat pada
tulang tumit (calcaneus) dan menyebabkan kaki untuk berjinjit (plantar flexi) ketika otot-otot
betis berkontraksi. Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari dan melompat secara
normal. Cedera karena olahraga dan karena trauma pada tendon Achilles adalah biasa dan
bisa menyebabkan kecacatan.
Ruptur Tendon Achilles merupakan ruptur yang paking sering terjadi pada atlet.
Ruptur tendon Achilles adalah robek atau terputusnya hubungan tendon (jaringan
penyambung) yang disebabkan oleh suatu cedera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba
atau mendadak dalam keadaan dorsofleksi pasif maksimal, atau akibat suatu trauma benda
tajam atau tumpul pada bawah betis.

2.2. Klasifikasi
a Daerah yang paling umum terjadi rupture tendo:
1. Quadriceps
Sebuah kelompok dari empat otot yaitu vastus lateral, medialis vastus, intermedius
vastus, dan rektus femoris yang membentuk tendon patella. Digunakan untuk
memperpanjang kaki di lutut dan bantuan dalam berjalan, berlari, dan melompat.
2. Achilles
Gabungan dari tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada manusia
terletak tepat di bagian pergelangan kaki dan merupakan tendon terkuat dan tertebal.
Panjangnya sekitar 15 cm dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Tendon ini sangat
penting untuk berjalan, berlari, dan melompat.
3. Rotator Cuff

13
Terletak di bahu dan terdiri dari empat otot yaitu supraspinatus, infraspinatus, teres
minor, dan m. subscapularis. Berfungsi untuk mengangkat tangan ke samping dan
membantu memutar lengan.
4. Bisep
Otot bisep berfungsi sebagai flekstor lengan dari siku. Otot ini membawa tangan
kearah bahu dengan menekuk siku.
Klasifikasi ruptur berdasarkan robekan:
1. Robekan pada ligamen lateral
a. Robekan ligament total
Trauma adduksi yang hebat dapat menyebabkan robekan total pada ligament
lateral. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinik, serta
fotostres pada pergelangan kaki. Pengobatan dengan restorasi ligament secara
konservatif atau operatif.
b. Robekan ligament parsial
Diagnosis sama dengan robekan ligament total tetapi pada pemeriksaan fotostres
tidak ditemukan adanya robekan. Pengobatan dengan pemasangan perban elastis
atau pemasangan gips dibawah lutut.
2. Robekan pada ligament medial
Robekan terjadi karena adanya trauma abduksi. Robekan dapat bersama-sama dengan
lepasnya fragmen kecil pada robekan ligament lateral.

2.3. Etiologi
Ruptur Tendon Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba-tiba saat
kontraksi maksimal pada otot betis. Ruptur tendon dapat terjadi saat berlari, melompat,
bermain bulu tangkis, basket, tersandung dan jatuh dari ketinggian. Dalam beberapa kasus
putusnya tendon Achilles terjadi pada tendon yang kurang menerima aliran darah. Tendon
juga dapat melemah bergantung pada bertambahnya usia. Putusnya tendon Achilles juga bisa
disebabkan oleh peningkatan mendadak jumlah tekanan pada tendon Achilles. Penyebab
lainnya juga bisa karena:
1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
2. Obat - obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat
meningkatkan risiko pecah
3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton,
tenis, basket dan sepak bola
14
4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis
5. Obesitas
Faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur tendon Achilles diantaranya adalah :
1. Atlet rekreasi (prajurit akhir pekan)
2. Relatif pada usia tua (30-50 thn)
3. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya
4. Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon. Flourokuinolon menurunkan
transkripsi decorin, penurunan decorinmenyebabkan perubahan pada arsitektur
tendon, sifat biomekanik dan menghasilkanpeningkatan kerapuhan.
5. Perubahan mendadak dalam pelatihan, intensitas, atau tingkat aktivitas
6. Partisipasi dalam aktivitas baru yang berat

2.4. Patofisiologi
penurunan kaki adalah hasil dari gangguan neurologis dapat menjadi pusat (otot
sumsum tulang belakang) atau perifer (saraf terletak menghubungkan dari sumsum tulang
belakang ke otot atau reseptor sensorik).Penurunan kaki dari hasil patologi yang melibatkan
otot-otot atau tulang yang membentuk kaki bagian bawah.Tibialis anterior adalah otot yang
digunakan untuk mengangkat kaki.itu dipersarafi oleh saraf peroneal fibula,yang cabang dari
saraf sciatic,saraf sciatic keluar ruang saraf lumbal.otot tibialis anterior di hadapan kaki
drop,membuat patologi jauh lebih kompleks daripada kaki drop.Penurunan kaki biasanya
kondisi lembek atau tidak ada kontraksi otot.

2.5. Manifestasi Klinis


Menurut (kevin, 2010) gejala klinis dari ruptur tendon Achilles ini meliputi :
1. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki
2. Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki
3. Nyeri bisa berat
4. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang sepanjang tendon Achilles dekat lokasi penyisipan,
dan kekuatan plantar fleksi lemah aktif semua bisa menegakkan diagnosis
5. Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki atau
betis
6. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan di dekat tumit
7. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulangtumit
8. Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik atau “push off” kaki terluka ketika berjalan.
9. Pasien merasa seolah - olah ia telah dipukul tepat pada tumitnya dan tidak bisa berjinjit.
10.Apabila ada robekan,suatu celah dapat dilihat dan terasa 5 cm diatas insersio tendon.

15
11.Plantar fleksi kaki akan lemah dan tidak disertai dengan tendon

2.6. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang


A. Pemeriksaan fisik
Lakukan pemeriksaan umum kaki dan pergelangan kaki, berkonsentrasi pada area tertentu
sebagai berikut:
 Periksa kekuatan otot. Pasien masih mungkin dapat plantar fleksi pergelangan kaki
dengan kompensasi dengan otot lain, tetapi kekuatan akan lemah. Single-ekstremitas
meningkat tumit tidak akan mungkin.
 Periksa untuk kelembutan pergelangan kaki posterior, bengkak, atau jeda yang teraba
di tendon.
a. Tes lutut
fleksi Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil berbaring
rawan dimeja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral
atau dorso fleksi, diagnosis ruptur tendon achilles dapat ditegakkan.
b. Thompson
Test Pertama kali ditemukan oleh Simmonds dan dipopulerkan oleh Thompson - Doherty.
Posisi pasien tengkurap, kemudian betis pasien diremas. Apabila tendo achilles normal, maka
akan terjadi plantar fleksi tendo Achilles. Namun apabila terjadi ruptur, maka tidak ada
pergerakan.
 Pasien berbaring diatas kasur dengan posisi kaki menghadap kebawah.
 Tungkai bawah agak menggantung dipinggir kasur.
 Kemudian otot gastrocnemius pasien diremas. Dilihat ada tidaknya gerakan plantar
fleksi pada tendo achiles.
 Uji Thompson (+) bila tak ada gerakan plantar fleksi kaki.
c. Obrien’s Test
Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus
dimasukkan jarum berukuran 25. Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak
jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila
jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur. Tidak disarankan
untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.
d. Tes Sphygmomanometer

16
Untuk tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah sementara pasien
berbaring rawan. Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal)
dengan kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian dorso fleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar
140 milimeter merkuri (18,66 kilopascal), unit musculotendinous dianggap utuh. Namun, jika
tekanan tetap sekitar 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosis ruptur tendon
Achilles dapat ditegakkan.
e. Copeland
Test Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket. Pergelangan kaki
dilakukan dorso fleksi secara pasif. Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 3560
mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak
sama sekali. Maffuli mengevaluasi sensitivitas, spesifisitas dan prediktif dan nilai dari tes
pijat betis, jarak teraba, tes Matles, tes jarum O’Brien dan tes sphygmomanometer tes dari
174 ruptur tendon achilles lengkap. Semua tes menunjukan nilai prediksi positif tinggi,
namun tes pijat betis ( test Thompson ) dan tes Matles ternyata lebih sensitif ( 0,96 dan 0,88 )
dibandingkan tes lain.
B. Pemeriksaan penunjang
a. Plain Radiograph
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles.
Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Hal ini tidak efektif untuk
mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi
tinggimenghantam sumber logam. Gambar sinar-X diperoleh dengan memanfaatkan
karakteristik redaman yang berbeda dari padat (misalnya kalsium dalam tulang) dan kurang
padat (otot misalnya) jaringan ketika sinar melewati jaringan dan ditangkap di film. Sinar-X
umumnyadipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara
jaringanlunak masih relatif tidak dibedakan di latar belakang nya. Radiografi memiliki peran
kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan
cedera lain seperti patah tulang kalkanealis.

17
Gambar: Gambaran ruptur tendon Achilles dengan plain radiograph

b. Ultrasonografi
Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan.
Bekerjadengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh pasien.
Beberapasuara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak
atau tulang.Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu
gambar.Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalam mendeteksi
pergerakantendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek.Perangkat ini
membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakanstruktural jaringan
lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera. Alatmodalitas gambar ini
tidak mahal, tidak melibatkan radiasi pengion dan di tanganultrasonographer ahli, bisa
diandalkan.

Gambar: Gambaran USG ruptur tendon achilles


c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi tendon
Achilles,dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis.
Teknik inimenggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton

18
berjalan melaluitubuh. Proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang
merubuhkan beberapadari proton tsb keluar dari garis (alignment). Ketika proton kembali
mereka (proton )memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat
dianalisis oleh komputer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang silang dari area
penting. MRIdapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto
berkualitassangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera
lainnya.

2.6. Tatalaksana

-Operasi
•Tindakan operasi dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus disambungkan
kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap paling efektif dalam
penatalaksanaan tendon yang terputus.

19
•Tindakan non operasi dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut
biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk
dilakukan tindakan operasi.
Ada dua jenis operasi, operasi terbuka dan operasi perkutan.

•Operasi terbuka, sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendon Achilles dijahit
bersama-sama. Dalam pecah lengkap atau serius tendon plantaris atau otot vestigial lain
dipanen dan melilit tendon Achilles, meningkatkan kekuatan tendon diperbaiki. Jika kualitas
jaringan buruk, misalnya cedera telah diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan mesh
penguatan ( kolagen, Artelon atau bahan lainnya degradable).

•Perkutan operasi, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil, bukan satu sayatan besar,
dan menjahit tendon kembali bersama-sama melalui sayatan. Pembedahan mungkin tertunda
selama sekitar satu minggu setelah pecah untuk membiarkan pembengkakan turun. Untuk
pasien menetap dan mereka yang memiliki vasculopathy atau risiko untuk penyembuhan
miskin, perkutan bedah perbaikan mungkin pilihan pengobatan yang lebih baik daripada
perbaikan bedah terbuka.

20
3. MM Bioetik Sebelum Melakukan Pemeriksaan
A. Prinsip-Prinsip Dasar Bioetik
◦ Beneficence
Menyediakan kemudahan dan perlakuan terbaik terhadap pasien
◦ Non-malificnce
Tidak memperburuk kondisi pasien dan memilih pengobatan dengan resiko paling kecil
◦ Justice
Memperlakukan dengan adil dan sama rata terhadap semua golongan pasien tenpa melihat
latar belakangnya
◦ Autonomy
Menghargai hak dan martabat pasien untuk membuat keputusan terhadap dirinya sendiri

B. Hak dan Kewajiban Dokter Maupun Pasien

21
C. Bentuk-Bentuk Persetujuan Pasien
◦ Persetujuan Langsung
Persetujuan yang langsung ditanda tangani pasien/wali
◦ Persetujuan Tidak Langsung
Persetujuan apabila tindakan pengobatan dilakukan dalam keadaan darurat
atau ketidakmampuan mengingat atau ancaman terhadap nyawa pasien.
◦ Persetujuan Khusus (Informed Consent)
Diperlukan saat pasien akan menjalani prosedur pembedahan tertentu.
Pasien/Wali wajib mencantumkan pernyataan bahwa kepadanya telah dijelaskan
suatu informasi terhadap apa yang akan dilakukan oleh tim medis, resiko dan
akibat yang akan terjadi bilamana suatu tindakan diambil.

22
DAFTAR PUSTAKA

◦ http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendon-rupture/home/ovc-
◦ http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendon-rupture/symptoms-
causes/dxc-20344160
◦ (Atkinson, Todd S; Mark Easley (2001) ‘Complete Ruptures of the Achilles Tendon’.
Medscape Orthopaedics.)
◦ (Sudoyo AW,dkk, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, Jilid III,FKUI,
Jakarta)
◦ (V. sammarco. 2009. Perbaikan Bedah Tibialis Anterior Rupture Tendon Akut dan
Kronis.EGC. Jakarta)
◦ (Ellison, dkk, 1986:311; Peterson Lars, dan Renstrom Per., 1986: 332)
◦ (Fakultas Kedokteran Indonesia. 2011. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta)
◦ Muttaqin, A. 2011. Buku Saku Gangguan Musculoskeletal. ECG. Jakarta
◦ Karmana,Oman.2008.Biologi Buku Pelajaran untuk kelas XI semester 1
SMA.Jakarta:Grafindo Media Pratama
◦ Syamsuhidajat R, Wim de Jong 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi (hal 1256).
Jakarta: EGC (Indonesia)

23
◦ (Atkinson,Todd S; Mark Easley (2001) 'Complete Ruptures of the achilles
Tendon'.Medscape Orthropaedics.)

24

Anda mungkin juga menyukai