Anda di halaman 1dari 20

LI.

1 Mempelajari dan Memahami Anatomi Tendo Achilles

LO.1.1 Menjelaskan Makroskopis

Tendo insersi yang dibentuk bersama oleh otot-otot yang membentuk M. triceps surae ( 2 kepala M.
gastrocnemius dan M soleus) disebut tendo Achilles (tendo calcaneus). Tendo dengan panjang rata-
rata 20-25cm ini memiliki penampang sekitar 70-80mm2, dengan daya robek (ketahanan terhadap
robek atau tensile strength) 60-100N/mm2. Kekuatan ini setara dengan sebuah kapasitas beban
hamper 1 ton.
Prometheus hal 488. Edisi 3. 2014

Kemudian strukturnya semakin mengumpul dan melekat pada bagian tengah belakang tulang
kalkaneus. Tendon achilles adalah tendon yang paling kuat dan paling besar di dalam tubuh, terdiri
atas struktur tendinous (melekatkan otot ke tulang) yang dibentuk oleh gabungan antara otot
gastroknemius dan otot soleus yang terdapat di betis. Tendon ini melekat pada tulang tumit
(kalkaneus) dan menyebabkan kaki untuk berjinjit (plantar fleksi) ketika otot-otot betis
berkontraksi.
Buku Ajar Gangguan Musculoskeletal. Edisi 2. Penerbit: Salemba Medika

Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari, dan melompat secara normal.
Pasokan darah Tendon Achilles mendapat suplai darah dari dari pembuluh yang berasaldari tiga
sumber:
 Persimpangan musculotendinous
 Jaringan ikat sekitarnya
 Hubungan tulang-tendon

Kepadatan pembuluh darah di bagian tengah lebih rendah daripada yang dibagian proksimal.70%
tendon terdiri dari jaringan kolagen.Pada tendon tipe-1 terdiri dari 90% kolagen dan elastin dalam
jumlah yang sangat kecil.
Pengertian dari tendon sendiri adalah sebuah pita jaringan ikat (fibrosa) yang melekat pada otot dan
ujung yang lain berinsersi ke dalam tulang. Tendon memiliki sedikit elastisitas.Tendon:

a. Memungkinkan massa otot yang besar untuk mengonsentrasikan kekuatannya pada satu
daerah tulang yang relatif kecil.
b. Memungkinkan beberapa tendon melalui ruang yang kecil, misalnya tendon otot
lengan bawah ketika lewat di bagian depan dan belakang pergelangan tangan.
c. Memiliki fungsi protektif dan suportif di sekitar sendi.

Fungsi dari tendon Achilles sendiri adalah menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Ketika
otot betis berkontraksi (jika berkontraksi otot akan memendek),
otot betis akan menarik tendon Achilles. Kontraksi otot betis ini menarik tulang tumit,sehingga
terjadi gerakan plantarfleksi (posisi kaki dalam keadaan seperti menjinjit).Kontraksi otot betis yang
dibantu tendon Achilles ini berguna dalam aktivitas sehari-hariseperti berjalan, berlari, dan
melompat.

LO.1.2 Menjelaskan Mikroskopis

Tendo Achilles tersusun atas > 95% serat kolagen dan < 5 % serat elastin yang merupakan
jaringan ikat padat. Tendon terdiri dari struktur yang berlapis bersifat lentur dan kuat .
Komponen terkecil di dalam struktur tendon adalah kolagen fibril atau tenosite. Tenosite
akan dilapisi oleh serat kolagen. Beberapa serat kolagen terikat bersama dan membentuk
lapisan berikutnya dalam tendon yaitu fasikel.

Endotenon melingkari fasikel untuk menstabilkan dan mengikat mereka bersama-sama


dalam tendon Achilles. Endotenon tersebut kemudian diikat bersama oleh lapisan terakhir
dari tendon, yaitu peritenon. Epitenon adalah lapisan interior, paling dekat dengan
endotenon yang berisi pembuluh darah, limfatik, dan suplai saraf. Selanjutnya adalah
mesotenon yang diisi oleh cairan pelumas yang memungkinkan achilles tendon bisa
bergerak ketika gastrocenemius dan otot soleus di betis kontaksi.

$
Tendon tersusun dari jaringan ikat padat kolagen. Serat kolagen tersusun dalam berkas yang
mengandung fibroblas dalam deretan parallel. Fibroblas memiliki cabang pendek (tidak tampak)
dan inti yang lonjong atau gepeng atau mirip batang. Jika tendon teregang, fasciculus collageni
akan terlihat berombak.

Jaingan ikat padat tidak teratur dengan susunan serat yang kurang teratur daripada tendon juga
mengelilingi dan memisahkan fasciculus collageni, disebut jaringan ikat interfasikularis. Disini
ditemukan banyak fibrolas dan banyak pembuluh darah, seperti anteriol yang mendarahi sel-sel
jaringan ikat.

→ Tendon potongan melintang

Eroschenko, Victor P.2008.Atlas Hiatologi Di Fiore dengan Korelasi Fungsional.Jakarta:EGC.

LO.1.3 Menjelaskan Kinesiologi

Sumbu gerak : sumbu gerak pada sendi ini adalah sumbu frontal yang berjalan dari kraniomedialis
ujung bawah malleolus medialis sampai kaudolateralis ujung bawah malleolus lateralis. Sumbu ini
membentuk sudut terhadap bidang transversal sebesar 7 derajat.Bila dilihat dari atas anteromdial ke
posterolateral dan membentuk sudut 13 derajat dari bidang frontal.

Gerak Sendi:
Dorsofleksi  M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M. extensor hallucis
longus dan M. peroneus tertius.
Plantarfleksi  M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor hallucis longus,
M.peroneus longus dan brevis M. tibialis posterior
Diktat Dok Syam + Prometheus hal 500. Edisi 3.Thn 2014. Hal 118
Normal: Ketika otot gastrocnemius (di betis) berkontraksi (memendek), tendon yangmelekat dari
otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak. Saat memendek, tendon bergerak ke bawah kaki.Ini
adalah tindakan yang memungkinkan seseorang berdiri diatas jari kakinya sendiri, berlari,
melompat, berjalan normal, dan untuk naik turuntangga (tindakan jinjit).

Articulatio:
a. Articularis Subtalaris(Talocalcanea)
Tulang : Os. Talus & os. Calcaneus
Jenis sendi : Gliding
Gerak sendi : Geser
Sumbu gerak : Mempunyai sumbu gerak yang berjalan dari posterior-inferior menuju
anterosuperior os.Calcaneus
Memperkuat sendi : Ligamentum talocalcaneum laterale, ligamentumtalocacaneum mediale,
anterior, posterior & logamentum talocalcaneuminteroseum.

Pada articulatio subtalaris dapat dilihat gerak eversi dimana telapak


kaki bergerak ke lateral, sedangkan gerak inversi bergerak ke medial.Seringkali istilah
inversi & eversi digantikan dengan istilah pronasi dansupinasi.Eversi 5 derajat terjadi akibat
dorsofleksi dan abduksi.Sedangkan inversi 20 derajat akibat plantarfleksi dan adduksi.

b. Articularis Talocalcaneonavicularis
Tulang : Os. Talus, Os. Calcaneus, Os. Cuboideum
Jenis sendi : Gliding
Gerak sendi : Geser & Rotasi
Memperkuat sendi : Ligamentum talonaviculare & ligamentumcalcaneonaviculare

c. Articularis Calcaneocuboidea
Tulang : Os. Calcaneus & Os. Cuboideum
Jenis sendi : Plana
Gerak sendi : Geser & sedikit rotasi
Memperkuat sendi: Ligamentum calcaneocuboideum dorsale at plantare,ligamentum plantar
longum & articulationes tarsometatarsales

LI.2 Mempelajari dan Menjelaskan Ruptur Tendo Achilles

LO.2.1 Menjelaskan Definisi


Ruptur tendon achilles adalah robek atau terputusnya hubungan tendon (jaringan penyambung)
yang disebabkan oleh suatu cedera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam
keadaan dorsofleksi pasif maksimal, atau akibat suatu trauma benda tajam atau tumpul pada bawah
betis.
Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal Edisi 2, Zairin Noor. Penerbit : Salemba Medika.
Klasifikasi Ruptur Tendon Achilles
1. Rupture tendon Achilles sebagian (partially tear) : menyebabkan gejala yang ringan.
Diagnosis strain ligamen lateral sama dengan yang total tetapi dengan pemeriksaan foto
stres tidak ditemukan adanya robekan. Pengobatan dengan pemasangan verban elastis atau
pemasangan gips dibawah lutut.
2. Rupture tendon Achilles penuh (complete tear) : menyebabkan rasa sakit dan hilangnya
kekuatan serta gerakan secara tiba-tiba. Complete tear ini menyebabkan tidak terhubungnya
otot betis dengan tumit sehingga otot betis tidak dapat lagi mendorong kaki, dan penderita
akan kesulitan dalam berjalan secara normal. Jika tendon Achilles dijepit dengan ibu jari
dan telunjuk, akan menunjukkan celah pada tendon Achilles. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinik serta foto stres pada pergelangan
kaki.Pengobatan dengan restorasi ligamen secara konservatif atau operatif.
3. Robekan pada ligamen medial (ligamen deltoid): Robekan terjadi karena adanya trauma
abduksi.Robekan dapat bersama-sama dengan lepasnya fragmen kecil pada robekan ligamen
lateral. Pengobatan seperti robekan ligamen lateral

(https://www.aofas.org/education/OrthopaedicArticles/Achilles-Tendon-Rupture.pdf)
LO.2.2 Menjelaskan Etiologi
a. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes.
b. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan resiko
pecah.
c. Cedera dalam olahraga, seperti melompat dan berputar pada olahraga badminton, tenis,
basket dan sepak bola.
d. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis.
e. Obesitas.

Anderson Silvia Prince. (1996). Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC:Jakarta.

Penyebab
1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan risiko
pecah. Quinolone dapat merangsang expresi matrix metalloproteinase pada jaringan, yang
dapat menyebabkan sakit pada tendon dan pada orang lanjut usia yang mengonsumsi
kortikosteroid. Macam-macam obat floroquinolone yang menjadi penyebab rupture tendon
Achilles :
a. Levaquin (levofloxacin).
b. Factive (gemifloxacin mesylate).
c. Avelox (moxifloxacin HCL).
d. Cipro XR and Proquin XR (ciprofloxacin extended release).
e. Noroxin (norfloxacin).
f. Floxin (ofloxacin).
g. Cipro (ciprofloaxacin).

Antibiotic diatas digunakan untuk infeksi bakteri seperti pneumonia dan bronchitis kulit atau
saluran urinary karena Chlamydua dan bahkan infeksi airborne anthrax.

3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis,
basket dan sepak bola. Tendon Achilles rupture sebagian dan penuh paling sering terjadi
karena olahraga dengan gerakan yang tiba-tiba seperti lari sprint dan olahraga dengan raket.
Tendon Achilles rupture sebagian sering terjadi pada pelari jarak sedang dan jauh.
4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis
5. Jatuh dari ketinggian
6. Masuk ke dalam lubang

Faktor Risiko :
1. Atlet yang berolahraga pada akhir pekan saja
2. Usia sekitar 30-50 tahun
3. Terdapat luka atau rupture lama pada tendon Achilles
4. Penyuntikan pada tendon Achilles atau penggunaan floroquinolone
5. Perubahan secara tiba-tiba pada tingkat aktivitas, intensitas, jenis olahraga
6. Berpartisipasi dalam aktifitas baru
7. Tegangnya otot betis dan/atau tendon Achilles
8. Perubahan area berlari (mis: dari rumput ke jalan berkerikil)
9. Penggunaan alas kaki yang tidak benar
10. Perubahan penggunaan alas kaki (mis: dari hak tinggi ke sepatu yang rata
LO.2.3 Menjelaskan Patofisiologi

Ruptur traumatik tendon achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendon, akibat perubahan posisi
kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsofleksi pasif maksimal sehingga terjadi
aktivitas di mana kontraksi mendadak pada otot betis dengan kaki terfiksasi dengan kuat ke bawah
dan di luar kemampuan batas tendon achilles untuk menerima suatu beban.
Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal Edisi 2, Zairin Noor. Penerbit : Salemba Medika.

Rupture tendon Achilles hanya dapat terjadi jika tendo itu telah rusak sebelumnya oleh
pembebanan salah yang kronis atau beban yang berlebihan (mis. Pada atlet pelompat tinggi).
Mikrotrauma yang berulang-ulang mengurangi sirkulasi darah dan menyebabkan tendon ini
mengalami degenerasi, sehingga lambat laun tndo ini akan kehilangan kekuatannya. Keadaan ini
khususnya berdampak sangat drastis pada tendo yang sudah memiliki aliran darah yang sangat
jelek, yaitu pada sekitar 2-6 cm sebelah proksimal insersi tendo pada tuber calcnanei.Karena itu,
rupture di daerah ini pada akhirnya hanya dicetuskan oleh sebuah trauma ringan. Rupture itu
disertai oleh bunyi yang menyerupai hentaakan cambuk. Setelah itu, fleksi plantar yang aktif hilang
dan hanya tersisa fleksi ringan.
Prometheus hal 488.Edisi 3. 2014

LO.2.4 Menjelaskan Manifestasi Klinik

Pada pengkajian didapatkan adanya riwayat trauma langsung pada tendon achilles, atau adanya
suatu cedera olahraga seperti pada atlet atletik pada saat melakukan lari atau melompat. Keluhan
utama berupa rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki
atau betis.
Pada pemeriksaan fisik lokal didapatkan adanya hal-hal berikut ini:
Look
Pada fase awal cedera kaki terlihat bengkak, dan timbul memar pada area belakang bawah
kaki. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang
tumit. Pada kondisi yang telah lama di mana pembengkakan telah berkurang, kondisi klinik
tidak begitu jelas dan hanya menyisakan suatu bekas trauma pada tendon achilles walaupun
dengan melakukan pemeriksaan move dapat mendeskripsikan kelainan pada tendon
achilles.
Feel
Adanya keluhan nyeri tekan (tenderness).
Move
Ketidakmampuan (tumit tidak dapat digerakan turun atau naik) dan nyeri hebat dalam
melakukan plantar fleksi kaki.
Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal Edisi 2, Zairin Noor. Penerbit : Salemba Medika.

Tanda dan gejala ruptur Achilles


Gejala :
Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki
Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki
Nyeri bisa berat
Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki atau
betis
Pasien merasa seolah-olah ia telah dipukul tepat pada tumitnya dan tidak bisa berjinjit
Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik atau “push off” kaki terluka ketika berjalan

Tanda :
Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan di dekat tumit
Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2-3 cm di atas tulang tumit
Apabila ada robekan, suatu celah dapat dilihat dan terasa 5 cm diatas insersio tendon
Plantar flexi kaki akan lemah dan tidak disertai dengan tendon

LO.2.5 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis
Menanyakan “bagaimana” dan “kapan” terjadi cedera.
“Pernah mengalami cedera pada tendon atau mengalami gejala cedera seperti sekarang?”
Mengevaluasi dan membandingkan range of motion dan kekuatan otot yang cedera dengan
yang normal.
Tendon achilles rupture → lemah ketika plantar flexi dan kesulitan menaikan ibu jari.
Ket : diagnosis ruptur tergolong mudah (dapat dilakukan dengan tes-tes diatas). Kadang perlu
MRI atau tes lanjutan lain.
American Collage of Foot and Ankle Surgeons

Pemeriksaan fisik
1. Test Simmonds atau Thompson
Simmonds-Thompson test digunakan dalam pemeriksaan ekstremitas bawah untuk menguji
ruptur tendon achilles. Pasien berbaring menghadap ke bawah dengan kaki menggantung ke
tepi tempat tidur. Jika tes ini positif, tidak ada gerakan kaki (biasanya plantar flexion) pada
meremas betis yang sesuai, menandakan kemungkinan ruptur dari tendon Achilles.

(Fikriscisi.com)

2. Pemeriksaan orthopaedi/muskuloskeletal (Apley):


 Inspeksi (Lihat)
 Palpasi (Raba)
 Gerak
a) Intra Artikuler : kelainan ligamen dan kapsul sendi
b) Ekstra Artikuler : karena otot atau kulit

3. Obrien’s Test
Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus
dimasukkan jarum berukuran 25. Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak
jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila
jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur. Tidak disarankan
untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.

4. Copeland Test
Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket. Pergelangan kaki dilakukan
dorsofleksi secara pasif.Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg.
Namun bila tendo mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak sama
sekali.
Maffuli mengevaluasi sensitivitas, spesifisitas dan prediktif dan nilai dari tes pijat betis,
jarak teraba, tes Matles, tes jarum O’Brien dan tes sphygmomanometer tes dari 174 ruptur
tendon achilles lengkap. Semua tes menunjukan nilai prediksi positif tinggi, namun tes pijat
betis ( test Thompson ) dan tes Matles ternyata lebih sensitif ( 0,96 dan 0,88 ) dibandingkan
tes lain.

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG
Empat kali lebih sering digunakan daripada MRI.
Kelebihan: Tidak mahal, lebih banyak tersedia di Rumah Sakit, cepat, efektif untuk evaluasi
ketebalan tendo dan jarak antara ujung tendon yang rupture total.
Kekurangan: Tidak efektif untuk rupture parsial.

2. Pemeriksaan Dengan Sinar X


Citra sinar X yang biasa memiliki peran yang terbatas dalam pemeriksaan pasien dengan
rasa sakit pada tendo achilles. Kadang-kadang adanya penonjolan yang tampak dan
berlebihan pada calcaneus perlu diperhatikan. Hal ini mungkin saja merupakan faktor yang
menimbulkan dan menambah retro calnaceal bursitis semakin parah. Pemeriksaan secara
ultrasound dapat membantu membedakan antara tendinitis, paratendinitis, degenerasi
focal, dan putus sebagian (partial tear). Pemeriksaan secara ultrasound harus dilakukan saat
luka pada tendo Achilles tidak bereaksi terhadap cara tradisional. MRI juga dapat
membantu pemeriksaan cedera pada tendo achilles.

Ket: Hasil pemeriksaan rupture dengan sinar x

Foto rontgen ini awalnya untuk memastikan ada tidaknya “Calcaneous spur”. Pada penderita
plantar fascitis dengan calcaneous sering tebal pada bagian fascianya dua kali dari normal.

3. Luka pada Tendon Achilles


Tendo ini hanya memiliki sedikit persediaan darah namun tingkat metabolisme yang rendah
memudahkan otot ini untuk menahan beban berat/dibawah tekanan dalam jangka waktu
yang relatif lama tanpa mengakibatkan kerusakan iskemia. Sistem sirkulasi darah yang
relatif dan rendahnya tingkat metabolisme dapat menjelaskan mengapa proses
penyembuhan pada tendo setelah cedera berlangsung relatif lama. Cedera pada tendo
achilles timbul karena beban yang diterima tendo, baik hanya sekali maupun berkali-kali
dalam waktu yang relatif lama melampaui kemampuan tendo untuk menahan beban
tersebut.
4. MRI
Pada pemeriksaan ini dapat dilihat adanya plantar fascitis dengan calcaneus spur.

Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan radiografi rupture tendon Achilles :


a. Warna kegelapan pada tendon : perdarahan, edema, kehilangan tendon menyebabkan
penggelapan pada bagian anterior tendon Achilles dilihat dari lateral
b. Gangguan posterior pada bantalan lemak Kager : darah dan gangguan edema pada bantalan
kemak Kager. Bantalan lemak menyempit karena edema
c. Kulit melekuk (cekung) pada bagian yang rupture : lekukan ke dalam pada bagian yang
rupture. Biasanya menjadi gelap karena bengkak dan hemorrhage
d. Mengumpulnya jaringan lunak pada ujung akhir tendon : ujung akhir dari tendon yang
rupture tertarik dan menggulung sehingga menyebabkan pembengkakan pada ujung tendon.
e. Identifikasi pada ujung yang sakit : ketika terpisah jauh, ujung tendon mungkin dapat
terlihat. Ujung proksimal biasanya menggelap karena bengkak dan hemorrhage, tetapi ujung
distal dapat terpisah juga dari lemak disekitarnya pada 50% kasus.

orthoanswer.orgsportsbyneil.blogspot.com

Diagnosis Banding
Calcaneal bursitis
Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirangsang untuk memahami gesekan.Ketika bursa
ini meradang disebut bursitis.Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa
dibelakang tulang tumit.Bursa ini biasanya membatasi gesekan.Dimana Achilles tendo
fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun naik.

Achilles tendoncitis
Cedera ini hanya bisa terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/berlari,
tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon Achilles dan
betis.

Achilles tendinopathy atau tendonosis


Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh paa tendon Achilles yang juga menyebabkan
degenerasi dan penebalan tendon.
Sudoyo AW, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, jilid III, FKUI, Jakarta

Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan rontgen atau USG dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya ruptur pada tendon.

a. Pemeriksaan fisik
Lakukan pemeriksaan umum kaki dan pergelangan kaki, berkonsentrasi pada area tertentu
sebagai berikut:
Periksa untuk kelembutan pergelangan kaki posterior, bengkak, atau jeda yang teraba di
tendon.
Periksa kekuatan otot. Pasien masih mungkin dapat plantar fleksi pergelangan kaki dengan
kompensasi otot lain, tetapi kekuatan akan lemah. Single ekstremitas meningkat tumit tidak
akan mungkin.
Lutut fleksi test:
Periksa posisi istirahat pergelangan kaki dengan lutut ditekuk rawan dan pasien 90̊.
Kehilangan tegangan normal soleus istirahat gastrocnemius akan memungkinkan
pergelangan kaki untuk menganggap posisi yang lebih dorsofleksi dari itu di sisi terluka.

b. Thompson test (simmonds)


Posisi pasien berada di kaki meja. Meremas betis biasanya menghasilkan plantar fleksi pasif
pergelangan kaki. Jika achilles tendon tidak dalam kontinuitas, pergelangan kaki tidak akan
pasif fleksi dengan kompresi otot betis. Uji simmonds akan positif, meremas otot betis dari
sisi yang terkena sementara pasien berbaring , menghadap ke bawah , dengan kakinya
menggantung hasil longgar tidak ada gerakan (tidak ada plantar fleksi pasif) kaki, sementara
gerakan diharapkan dengan tendon achilles utuh dan harus diamati pada manipulasi betis
terlibat. Berjalan biasanya akan sangat terganggu, karena pasien akan mampu melangkah
dari tanah menggunakan kaki yang terluka. Pasien juga akan dapat berdiri di ujung kaki itu,
dan menunjuk kaki ke bawah (plantar fleksi) akan terganggu. Nyeri bisa menjadi berat dan
pembengkakan adalah umum.

c. Tes O’Brien
Tes o’brien dilakukan dengan menempatkan jarum steril melalui kulit dan masuk ke tendon.
Jika jarum bergerak ke arah yang berlawanan dengan tendon dan arah yang sama dengan
jari-jari kaki saat kaki bergerak naik dan turun, maka tendon setidaknya sebagian utuh.

d. Radiografi
Untuk mengevaluasi struktur tulang, radiografi biasanya menggunakan sinar-X untuk
menganalisis titik cedera. Ini sangat efektif untuk mengidentifikasi cedera jaringan lunak.

e. USG (Ultrasonografi)
USG dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan kehadiran air
mata. Alternatif dari MRI dengan biaya relatif lebih murah tetapi cukup jelas dalam
mebedakan ruptur total dengan parsial.

f. MRI (Magnetic Resonance Imaging)


MRI dapat digunakan untuk membedakan pecahan dari degenerasi tendon achilles, dan juga
dapat membedakan antara paretonitis, tendinosis, dan bursitis. Pemeriksaa MRI dapat
menunjukkan ruptur total atau parsial tendon achilles dengan gambar yang sangat baik. Tes
ini jarang dilakukan karena harganya yang mahal apabila tanda klinis ditemukan dengan
jelas.

g. Foto Rontgen
Digunakan untuk melihat tendon yang rusak pada bagian otot tubuh.

Muttaqin, A.(2011). Buku Saku Gangguan Musculosceletal. EGC: Jakarta.

LO.2.6 Menjelaskan Tatalaksana


Tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan ke keadaan normal dan memungkinkan pasien
untuk melakukan apa yang dapat dilakukan sebelum cedera. Biasanya dianjurkan melakukan bedah
perbaikan segera pada ruptur tendo achilles komplet agar hasilnya memuaskan. Pada keadaan
tertentu, penatalaksaan konservatif dengan gips sirkuler plantar fleksi selama 6 sampai 8 minggu
dapat dilakukan.

Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Twaddle dan Poon Yand dipublikasian di American Journal
of Sports Medicinepada tahun 2007, pasien dalam kelompok bedah memperbaiki tendon Achilles
dengan menjalani menggunakan prosedur Krackow, diikuti oleh pemasangan gips equinus,
sedangkan pasien non-bedah yang ditempatkan langsung dicor. Setelah pelepasan gips, pasien
dipakaikan orthosis yang dapat dilepas dengan posisi pergelangan kaki pada 20 º dari fleksi plantar.
Terapi fisik :

Seorang individu yang mengalami ruptur tendon achilles harus mencari pengobatan medis yang
segera. Terapi fisik umumnya tidak ditunjukkan untuk fase akut pengobatan, tetapi menjadi bagian
penting dalam proses pemulihan total.
Pengobatan konservatif :
Mobilisasi langsung untuk ruptur tendo Achilles baik secara parsial,maupun seluruhnya. Latihan
bergerak sangat penting dalam proses pemulihan rupture tendo Achilles
Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar ujungtendin dapat
berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat bergerak.
Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6minggu dalam
posisi fleksi 30°-40° pada lutut dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.

Gambar 2.7 boot orthosis


Fisioterapi, dengan kaki menggantung melatih dorsofleksi secara aktif dan fleksi plantar pasif,
yang memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman. Pada minggu ke-4, orthosis dibawa ke posisi
netral, dengan protokol ROM yang samaseperti minggu sebelumnya. Pada 6 minggu, pasien
diizinkan untuk menanggung berat badanyang ditoleransi sambil mengenakan orthosis. Pada saat
ini, mereka juga diperbolehkan untuk melepas orthosis di malam hari. Pada minggu ke-8, pasien
diperbolehkan melepas orthosisdan kemudian mulai terapi fisik untuk peregangan dan penguatan.
Ada 3 kasus reruptures, 2di bedah dan 1 pada kelompok nonsurgical. Dari 2 reruptures bedah, 1
jatuh dari tangga, danyang lainnya ditabrak mobil saat mencoba menghentikan perampokan. Pasien
nonsurgicaltergelincir dari tanggul di minggu ke-16. Semua reruptures dirawat melalui
pembedeahan.Lainnya, protokol konservatif yang lebih baru menggunakan periode nonweight-
bearing-casting, baik di atas atau di bawah lutut, dengan kaki di equinus sekitar 2-4 minggu,dan
kemudian seri casting atau dengan penurunan derajat fleksi plantar ke netral pada interval2 hingga
4 minggu.

Percutaneous Surgery

Gambar 2.8: Percutaneous Surgery


Pada tindakan ini,dibuat sayatan kecil selebar 2-4 cm. Melalui luka tusuk, jahitan melewati
ujung distal dan proksimal, yang diperkirakan ketika pergelangan kaki berada pada equinus
maksimal. Jahitan itu kemudian dipotong pendek, diikat menggunakan simpul, danmendorong
subkutan. Luka-luka kecil dibersihkan dan dipasang perban kering dan sterilSetelah itu, pasien
menggunakan bantalan gips yang tanpa beban. Penggunaan gips dilakukanselama 4 minggu, diikuti
oleh 4 minggu di bantalan berat dan pemakaian gips dengan elevasitumit rendah.

Open Surgical Repair

Gambar 2.9: Open Surgical Repair


Perbaikan terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan longitudinal medial.Insisi
medial memiliki keuntungan visualisasi yang lebih baik pada tendon plantaris, sertamenghindari
cedera pada saraf Sural. Insisi garis tengah jarang digunakan karena tingginyatingkat komplikasi
luka dan adesi. Pada pendekatan ini, dibuat sayatan sepanjang 3-10 cm. Setelah paratenon disayat
secara longitudinal, ujung tendon dapat dikenali dengan mudah dan didekatkan dengan
menggunakan jahitan tipe Kesler/Krackow/Bunnell dengan menggunakann onabsorbable suture.
Selanjutnya, epitenon disambung dengan teknik cross-stitch. Para tendon harus disambung kembali
agar tidak terjadi adesi. Kemudian, penutupan oleh kulit akanmembatasi terjadinya komplikasi
luka.Setelah operasi, pergelangan kaki dipertahankan dalam fleksi saat pemasanganorthosis.
Setelah periode imobilisasi, kaki digerakkan secara netral ke plantar atau sedikitdalam orthosis
kaku, dan pasien diperbolehkan memakai bantalan berat parsial. Imobilisasi biasanya dihentikan 4-
6 minggu setelah perbaikan. Pada saat itu, jangkauan yang aktif danaktif-dibantu gerak, berenang,
bersepeda stasioner, dan berjalan dalam sepatu dilengkapidengan mengangkat tumit dapat dimulai.
Dalam kebanyakan kasus, pasien dapat beraktivitaskembali dalam jangka waktu 4 bulan. Tindakan
operasi untuk perbaikan ruptur Achilles tendon telah dilaporkan memilikitingkat yang lebih rendah
dalam terjadinya rerupture; peningkatan kekuatan otot pascaoperasi,dan daya tahan, dan
membutuhkan waktu yang lebih singkat agar dapat kembali beraktivitas normal jika dibandingkan
dengan tindakan konservatif. Namun, kemungkinan terjadinya komplikasi luka seperti infeksi,
drainase, pembentukan sinus, dan pengelupasankulit lebih tinggi daripada tindakan non-operasi.

Pengobatan lainnya :
Pasien dengan diabetes, masalah penyembuhan luka, penyakit vaskular, neuropati,atau
komorbiditas sistemik yang serius dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperativekarena risiko
yang signifikan dari pengobatan operasi (misalnya, infeksi, luka rincian,dehiscence perbaikan,
komplikasi perioperatif).
Gips kaki pendek dipasang pada kaki yang terkena,sementara pergelangan kaki ditempatkan
di plantar fleksi sedikit (equinus gravitasi).Dengan menjaga kaki dalam posisi ini, ujung tendon
secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selamasekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi
Paksa merupakan kontraindikasi. Pergelangan kakisecara bertahap dapat dorsofleksi ke posisi yang
lebih netral setelah periodeimobilisasi (~ 4-6 minggu). Posisi ini ditopang dengan casting serial atau
pergelangankaki orthotics yang disesuaikan. Berjalan dengan menggunakan cor diperbolehkansaat
masa tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di sepatu diangkat setinggi 2 cm dabdipakai selama 2-4
bulan. Selama waktu ini, program rehabilitasi dimulai.
Keuntungan pengobatan nonoperative termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya,kerusakan
kulit, infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumahsakit menurun dan
biaya dokter, morbiditas lebih rendah, dan tidak ada paparananestesi.
Kekurangan pengobatan nonoperative termasuk insiden yang lebih tinggi rerupture(hingga 40%)
dan lebih sulit perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon dapatmenyembuhkan dalam posisi
memanjang karena celah di ujung tendon yangmengakibatkan penurunan daya fleksi plantar dan
daya tahan.

Resiko operasi tendon Achilles:


 Infeksi kulit di tempat sayatan
 Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek sampingobat-
obatan
 Kerusakan saraf
 Resiko kembalinya ruptur Achilles. Walaupun risiko ini lebih kecil dibandingpengobatan
nonsurgical
Kemungkinan tendon yang sembuh setelah operasi tidak akan sekuat seperti sebelumcedera.
Efek samping : dapat terjadi kerusakan syaraf. Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan
mengenakan gips, boot berjalan, atauperangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya, boot
diposisikan untuk menjagakakimenunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian
disesuaikan secarabertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak mengarah ke atas atau
bawah).Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6 bulan.Lebih dari 80 dari100 orang
yang menjalani operasi untuk ruptur tendon Achilles dapatkembali ke semua aktivitas yang mereka
lakukan sebelum cedera, termasuk kembali berolahraga.
Meskipun operasi perkutan secara tradisional dipandang memiliki tingkat rerupture tinggi
dibandingkan operasi terbuka, studi menunjukkan bahwa tingkat rerupture keduanya sebenarnya
sama besar. Sekitar 5 dari 100 orang yang melakukan operasi untuk ruptur tendon achilles akan
rerupture setelah operasi
Operasi terbuka lebih besar kemungkinannya daripada operasi perkutan untuk menghasilkan
komplikasi masalah penyembuhan luka. Tapi kerusakan saraf lebihmungkin dapat terjadi pada
operasi perkutan. Teknik-teknik baru untuk operasiperkutan dapat membuat kemungkinan
kerusakan saraf kurang lebih sedikitdibandingkan ketika teknik yang lebih tua digunakan.sulit
untuk membandingkan hasil operasi, karena usia dan aktivitas mereka yangberbeda. Keberhasilan
operasi bergantung pada pengalaman dokter bedah, jenisprosedur bedah yang digunakan, tingkat
kerusakan tendon, seberapa cepat setelahpecahoperasi dilakukan, dan seberapa cepat program
rehabilitasi dimulai setelah operasidan seberapa baik pasien mengikutinya.

Penanganan Medis Terapi dengan OAINS


Mekanisme Kerja
 Menghambat sintesis prostaglandin melalui siklooksigenase (KOKS)
 Setiap obat menghambat siklooksigenase dengan kekuatan dan selektifitas yang berbeda
 Enzim cox ada dua isomer yaitu koks-1 berfungsi dalam pemeliharaan fungsi dalam kondisi
normal, koks-2 diinduksi stimulus inflamasi termasuk sitokin, endotoksin, dan faktor
pertumbuhan.

Efek Farmakologi
1. Antipiretik
Obat AINS dapat menurunkan demam menjadi normal

2. Analgesik
 Prostaglandin hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
inflamasi.
 Prostaglandin menyebabkan sensitasi reseptor nyeri (hiperagesia) terhadap stimulasi
mekanik dan kimiawi.

3. Antiinflamasi (kerusakan mikrovaskuler, permeabilitas kapiler, migrasi leukosit kejaringan


radang)
 Mediator inflamasi yang dipengaruhi oleh OAINS adalah prostaglandin.
 AINS dosis kecil tidak menekan migrasi sel oleh zat kemotaktik leukosit dan leukotrien

Efek Samping Obat :


 Tukak lambung
 Gangguan fungsi trombosit akibat hambatan sintesis tromboksan A2
 Gangguan fungsi ginjal akibat penurunan aliran darah ginjal
 Nefropati analgetik pada jangka panjang
 Reaksi hipersensitivitas yaitu perubahan jalur metabolisme asam arakidonat

Contoh obat :
 Salisilat, salisilamid, dan diflunisal
Digunakan sebagai analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi

Farmakokinetik : Absorbsi di lambung lambat, absorbsi melalui kulit cepat, metabolisme di hati
dan diekskresikan melalui ginjal.
 Asetaminofen, Fenasetin
Memiliki efek analgetik dan antipiretik yang cukup tapi hampir tidak memiliki efek
antiinflamasi.
Farmakokinetik : - absorbsi oral cepat dan sempurna
-T ½ : 1-3 jam
Di metabolisme di hati
Toksisitas : nekrosis hati

 Pirazolon dan derivatnya


Memiliki efek analgetik dan antipiretik
Diindikasikan sebagai analgetik dan antipiretik yang tidak dapat diturunkan oleh obat lain.
Efek samping obat : agranulositosis, anemia aplastik, trombositopenia.

 Fenilbutazon dan Oksifenbutazon


Tidak lagi dianjurkan sebagai antiinflamasi.

 Asam Mefenamat dan Meklofenamat


Asam mefenamat lebih sering digunakan sebagai analgesik, antiinflamasi. Efek samping
obat : Iritasi lambung, waspada dengan interaksi terhadap antikoagulan.

 Diklofenak
Diabsorbsi cepat dan lengkap dari saluran cerna.Ikatan protein 99%. T ½ : 1-3 jam.
Diakumulasi di cairan sinovial. Efek samping obat : gangguan saluran cerna.

 Ibuprofen, Ketoprofen, dan Naproksen


Sebagai analgesik dan antiinflamasi.Ibuprofen juga digunakan sebagai
antipiretik.Menurunkan efek diuresis dan natriuretik furosemid dan tiazid, alfa dan beta
bloker dan katopril.
Pengobatan awal dapat dilakukan dengan kompres es, imobilisasi dalam posisi plantar fleksi,
memakai kruk, dan analgetik bila diperlukan.

Terapi definitif terdiri dari 3 pilihan : pembedahan, perbaikan perkutan, dan perbaikan tertutup (non
bedah). Penelitian terkini menunjukkan hasil yang sama antara operatif dan non operatif
(imobilisasi dalam plantar fleksi dengan gips). Pasien dapat kembali berolah raga tanpa restriksi
dalam 6 bulan pada setiap grup yang diteliti. Penelitian meta analisis lain menunjukkan resiko
ruptur ulang lebih rendah pada operatif daripada non operatif. Tetapi terapi operatif memiliki resiko
lain diantaranya infeksi, adhesi dan gangguan sensibilitas kulit. Resiko tersebut diperkecil dengan
teknik bedah perkutan. Penggunaan Alat Penyokong fungsional juga dapat mengurangi komplikasi.

Rehabilitasi pasca operatif antara lain pemasangan long leg cast dengan posisi plantar flesksi dan
sedikit fleksi lutut untuk 3 minggu. Untuk mencegah atrofi otot soleus, kaki harus dalam posisi
dorsifleksi maksimal dengan memperhatikan integritas tendon Achilles. Selanjutnya gips
diperpendek atau diganti dengan AFO untuk 3 minggu berikutnya. Setelah imobilisasi, kedua
tungkai harus disesuaikan dengan tumit terangkat dan beban mulai diberikan sampai didapat pola
jalan yang normal. Elevasi tumit dapat dikurangi dan latihan peregangan dapat dimulai. Peregangan
harus dimulai dengan plantar fleksi ringan dan secara bertahap ditambahkan tahanan sampai bisa
berdiri dengan jari kaki tanpa nyeri. Bila diagnosis terlambat diketahui mungkin diperlukan tandur
tendon.

Lattermann C., Armfield D., Wukich DK., Current Diagnosis & Treatment in Sports Medicine,
1st Ed. McGraw-Hill, 2007
Simons SM., Kennedy R., Bull's Handbook of Sports Injuries, 2nd Ed. McGraw-Hill, 2004

Jenis Terapi Konservatif


Terapi konservatif dilakukan dengan imobilisasi dalam plantar fleksi menggunakan gips atau
penyselama 2 minggu dilanjutkan dengan CAM walker atau tetap dengan gips dengan plantar fleksi
dikurangi setiap 2 minggu. Pada minggu ke-4 weight bearing dibolehkan dan mulai diberikan
latihan ROM. Dua sampai empat minggu selanjutnya gips dibuka dan pasien boleh berjalan dengan
tumit terangkat dan secara bertahap dikurangi sampai berjalan dengan posisi plantigrade.

Gambar .CAM walker dan functional brace

Bhandari et al., Treatment of Acute Achilles Tendon Ruptures A systematic Overview and
Metaanalysis, Clinical Orthopaedics and Related Research, number 400; 190-200. Lippincott
William & Wilkins, 2002
Pembedahan
Pembedahan umumnya dianggap paling tepat untuk pasien aktif dan menginginkan kembalinya
fungsi kaki sebaik mungkin. Pembedahan dilakukan untuk mengembalikan kekuatan maksimal
tendon Achilles, kekuatan tersebut tergantung ketepatan tegangan antara otot dan tendon.
Prinsip pembedahan pada cedera Achilles antara lain :
Mengembalikan pasokan darah paratenon anterior
Mengindari mencederai saraf sural
Debridement dan aproksimasi ujung tendon
Gunakan teknik jahitan 2-4 simpul terkunci
Dapat diperkuat dengan benang yang diserap
Tutup paratenon secara terpisah

Gambar. Insisi dan debridemen paratendon

Gambar. Teknik bedah perkutan perbaikan Achilles


Dikutip dari : Mcclelland5
Teknik bedah perkutan dilakukan untuk mengurangi komplikasi saat ini banyak dilakukan, seperti
yamng ditunjukkan pada gambar 8.

Mcclelland D., Maffulli N., Percutaneous repair of ruptured Achilles tendon. North Staffordshire
Royal Infirmary, Princes Road, Stoke-on-Trent, Staffordshire, ST4 7LN, 2002

LO.2.7 Menjelaskan Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi adalah : Tendonitis achilles ( peradangan tendon achilles), Fasilitis
plantaris ( inflamasi insersi fasia plantaris), Fibrositis (peradangan jaringan ikat, dalam hal ini
jaringan ikat padat terkait tendon).
Non-Surgical / Conservative Treatment
 21% Re-Rupture
 Surgery
 1,7% Re-Rupture
 5% Infection
 2% Sural Nerve Injure
Bedah:
 Mengurangi 68% terjadi Re-Rupture tapi meningkatkan resiko infeksi

Disisi lain, komplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan pembedahan adalah infeksi MRSA
(Methylcillin Resistant Staphylococcus Aureus), perdarahan, Deep Vein Thrombosis, dan efek
samping anastesi terkait operasi.

LO.2.8 Menjelaskan Pencegahan


Meregangkan dan menguatkan otot betis. Diregangkan hingga tidak terasa nyeri, tidak
dihentakkan atau melompat saat melompat
Variasikan jenis olahraga dan dipadukan yang ringan dan berat. Hindari aktivitas yang dapat
meregangkan otot/tendon berlebihan : mendaki, lari turun bukit, melompat
Perhatikan permukaan tempat berlari, jangan yang licin atau terlalu keras. Gunakan sepatu
yang ada bantalan pada tumit
Meningkatkan intensitas latihan secara perlahan (jika secara mendadak bisa mengakibatkan
rupture)

(mayo clinic staff (2014) Achilles tendo rupture, mayo clinic)


(Anthony J, et a (2014) Achilles tendo injuries, Medscape)

Untuk olahraga, mulailah dengan latihan pemanasan.


Menjaga berat badan
Penggunaan sepatu sesuai standar
Mempertahankan tingkat aktivitas yang berkesinambungan dalam olahraga atau bekerja
secara bertahap untuk partisipasi penuh jika Anda telah keluar dari olahraga ini untuk
jangka waktu tertentu.
Kortikosteroid (steroid) obat seperti prednisolon, harus digunakan hati-hati dan dosis harus
dikurangi jika mungkin. Tetapi perhatikan bahwa ada banyak kondisi di mana obat-obatan
kortikosteroid penting atau menyelamatkan nyawa.
Antibiotik kuinolon harus digunakan dengan hati-hati pada orang berusia di atas 60 atau
yang memakai steroid.
Pemasangan support, dalam hal ini ankle support, digunakan sebagai suatu metode
preventif, support dalam hal ini membatasi gerakan tumit, sehingga meminimalisir resiko
terjadinya cidera akibat gerakan yang diluar batas.
Jaga berat badan. Ini akan mengurangi beban tendon dan otot
Pakailah alas kaki yang layak untuk olahraga
Latihan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan program latihan
Pendinginan setelah olahraga

LO.2.9 Menjelaskan Prognosis

Dengan pengobatan yang tepat dan rehabilitasi, penyembuhan ruptur tendo Achilles akan berangsur
baik. Kebanyakan atlet dapat kembali ke aktivitas mereka setelah dengan pengobatan, baik bedah
ataupun konservatif. Namun, pasien yang menjalani pengobatan bedah cenderung akan mengalami
rupture kembali pada tendon Achilles mereka. Tingkat rerupture (pengulangan rupture) untuk
pengobatan operatif adalah 0-5% dibandingkan dengan hamper 40% pada mereka yang memilih
untuk pengobatan konservatif.

Anda mungkin juga menyukai