Anda di halaman 1dari 17

1

SKENARIO 2

NYERI DI ATAS TUMIT

Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri sekali di
pergelangan kaki kanan nya sejak 1 jam yang lalu. Keluhan ini dirasakan pada saat bermain tenis
di lapangan, ketika berlari tiba-tiba kaki kanan nya berbunyi krek dan langsung terjatuh disertai
rasa nyeri sekali serta tidak bias berjalan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
baik, tanda vital baik. Pergelangan kaki kanan nyeri bila ditekan dan test Simmonds tidak
didapatkan plantar flexi kaki kanan.
























2

Kata Sulit
1. Tes Simmonds : Pemeriksaan fisik untuk mengetahui pecah atau tidaknya tendon
Achilles
2. Plantar fleksi : Gerakan meluruskan telapak kaki dari pergelangan kaki
Pertanyaan
1. Bagaimana pertolongan pertama agar tidak memperparah kondisi pasien?
2. Mengapa terjadi nyeri tekan di pergelangan kaki?
3. Adakah pemeriksaan lain selain tes Simmonds?
4. Apakah diagnosis pada skenario diatas?
5. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan tes Simmonds?
6. Apakah penyebab dari pecah nya tendon Achilles?
7. Apakah tendon yang pecah dapat kembali seperti semula?
8. Apakah gejala dari pecahnya tendon Achilles?
9. Apakah diagnosis banding nya?
10. Siapa sajakah yang beresiko terkena pecah tendon Achilles?
11. Bagaimana prognosis penyakit tersebut?
12. Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi cedera saat beraktivitas?
Jawaban
1. Pertolongan pertama adalah dengan melakukan
balut bidai
teknik RICE (rest, ice, compress, extension)
2. Nyeri terjadi karena ada rangsangan pada tendo Achilles yang merangsang saraf sensorik
di otak dan kembali lagi ke tendo Achilles
3. Pemeriksaan lain: foto rontgen, MRI, X-ray, USG, plain radiografi dan tes Copeland
4. Diagnosis yang sesuai dengan skenario adalah rupture tendon Achilles
5. Cara melakukan tes Simmonds adalah dengan menekan betis pasien, jika tidak terjadi
plantar fleksi maka kemungkinan terjadi rupture
6. Penyebab rupture tendo Achilles:
Kurangnya aliran darah pada tendon
Terjadi dorsofleksi secara tiba-tiba
Terkena benda tajam atau tumpul
7. Tendon yang pecah dengan gejala ringan bisa kembali seperti semula. Tendon yang
pecah dengan gejala berat dapat kembali seperti semula tetapi harus dijahit
8. Gejala rupture tendon Achilles:
rasa sakit medadak diatas tumit
bengkak, kaku dan lemah
tumit tidak bisa digerakkan
9. Diagnosis banding nya adalah:
Gout arthritis
Tendinitis
Fraktur
10. Yang beresiko terkena rupture tendon Achilles
usia 30-50 tahun
obesitas
3

perubahan latihan secara mendadak
pria lebih beresiko daripada wanita karena aktivitas berat seperti naik motor dan
sepak bola
11. Prognosis dari rupture tendo Achilles :
Lumpuh, bila tidak diobati
Bisa di amputasi, bila terdapat infeksi

Hipotesis
Tendo Achilles adalah tendon bagian belakang tungkai bawah yang berfungsi untuk
melekatkan otot gastrocnemius dan otot soleus ke calcaneus. Tendo Achilles dapat melakukan
gerak sendi dorsofleksi, plantarfleksi, supinasi, pronasi, abduksi, dan adduksi. Tendo Achilles
dapat mengalami fruptur yang disebabkan oleh cidera saat olahraga, trauma benda tajam dan
tumpul, obesitas, dan aktivitas berat. Gejala umum dari ruptur Tendo Achilles adalah rasa sakit
diatas tumit. Untuk menegakan diagnosis pada ruptur Tendo Achilles bisa dilakukan
pemeriksaan test Simmonds atau dengan pemeriksaan radiologi



















4

Sasaran Belajar
LI 1 Memahami dan menjelaskan Tendo Achilles
LO 1.1 Tendo Achilles secara makroskopik
LO 1.2 Tendo Achilles secara mikroskopik
LO 1.3 Kinesiology Tendo Achilles
LO 1.4 Persarafan dan perdarahan Tendo Achilles

LI 2 Memahami dan menjelaskan Ruptur Tendo Achilles
LO 2.1 Definisi Ruptur Tendo Achilles
LO 2.2 Etiologi Ruptur Tendo Achilles
LO 2.3 Patofisiologi Ruptur Tendo Achilles
LO 2.4 Manifestasi Klinis Ruptur Tendo Achilles
LO 2.5 Diagnosis dan diagnosis banding Ruptur Tendo Achilles
LO 2.6 Prognosis Ruptur Tendo Ahilles
LO 2.7 Pencegahan Ruptur Tendo Achilles
LO 2.8 Faktor resiko Ruptur Tendo Achilles

LI 3 Memahami dan menjelaskan pemeriksaan dan penatalaksanaan Ruptur Tendo Achilles
LO 3.1 Pemeriksaan Ruptur Tendo Achilles
LO 3.2 Penatalaksanaan Ruptur Tendo Achilles

















5

Pembahasan sasaran belajar
1.Memahami dan menjelaskan Tendo Achilles
1.1 Tendo Achilles secara makroskopis
Tendo Achilles atau tendo calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah. Ia
berfungsi untuk melekatkan otot gastrocnemius dan otot soleus ke salah satu tulang penyusun
pergelangan kaki, calcaneus.
Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris
kaki. Pada manusia letaknya tepat dibagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah tendon
tertebal dan terkuat pada badan manusia. Panjangnya sekitar 15cm, dimulai dari pertengahan
tungkai bawah. Kemudian, struktur nya semakin mengumpul dan melekat pada bagian tengah-
belakang tulang calcaneus.

Sumber : Karmana,Oman.2008.Biologi Buku Pelajaran untuk kelas XI semester 1
SMA.Jakarta:Grafindo Media Pratama
1.2 Tendo Achilles secara mikroskopis
Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendon, sekitar 95% dari kolagen tersebut merupakan
kolagen tipe I, dengan jumlah elastin yang kecil. Serat elastin dapat menjalani tekanan sebesar
200% sebelum rusak. Jika serat elastin ada pada tendon dalam proporsi yang besar maka akan
ada penurunan dalam besarnya gaya yang ditransmisikan ke tulang.
6

Fibril kolagen terikat ke fasikula, mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta
saraf. Fasikula-fasikula tersebut secara bersamaan di kelilingi oleh epitenon dan membentuk
struktur kasar dari tendon, yang kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah dari epitenon oleh
lapisan tipis cairan untuk memungkinkan pergerakan tendon dengan mengurangi pergesekan.


















Gambaran mikroskopis tendon achilles normal
Gambar ruptur tendon Achilles

1.3 Kinesiologi Tendo Achilles
Gerak sendi:
Fleksi Dorsalis : M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M. proneus tertius
dan M. extensor hallucis longus.
Fleksi Plantar : M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor hallucis longus, M.
peroneus longus dan brevis M. tibialis posterior
1.4 Persarafan dan perdarahan tendo Achilles
1. Pembuluh darah di perimysium (meliputi tendon)
2. Pada periosteol insertion
7

3. Jaringan sekitarnya

Tendo achilles disarafi oleh nervus cutaneus, terutama nervus sural, dan mendapat
pasokan darah dari pertemuan dari M. tendinosus dan distal pada pertemuan tendo
dengan tulang.

2. Memahami dan menjelaskan rupture tendo Achilles
2.1 Definisi Ruptur Tendo Achilles
Ruptur Tendo Achilles adalah sobeknya tendo Achilles yang menyuluruh dan biasanya
menimbulkan pop/krek diikuti dengan nyeri dan bengkak di tungkai bagian bawah. Dapat
disembuhkan dengan operasi atau immobilisasi pergelangan kaki dalam waktu yang lama.

Ada 4 klasifikasi ruptur tendon Achilles yaitu:
1. Tipe I: Pecah persial, yaitu sobek yang kurang dari 50%, biasanya diobati dengan manajemen
konservatif.
2. Tipe II: sobekan yang penuh kesenjagan tendon kurang dari sama dengan 3 cm, biasanya diobatii
dengan akhir-akhir anastomosis
3. Tipe III: Sobek yang penuh dengan jarak tendon 3 sampai 6 cm
4. Tipe IV : Perisahan yang penuh dengan cacat lebih 6 cm

2.2. Etiologi ruptur tendo Achilles
Ruptur Tendo Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat kontraksi
maksimal pada otot betis. Ruptur tendo dapat terjadi saat berlari, melompat, bermain bulu
tangkis, basket, tersandung dan jatuh dari ketinggian. Dalam beberapa kasus putusnya tendo
Achilles terjadi pada tendo yang kurang menerima aliran darah. Tendo juga dapat melemah
bergantung pada bertambahnya usia. Putusnya tendo Achilles juga bisa disebabkan oleh
peningkatan mendadak jumlah tekanan pada tendo Achilles. Biasanya ruptur tendo Achilles lebih
sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Penyebab lainnya juga bisa karena:
1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes,
2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan
risiko pecah,
3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis,
basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya,
4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis,
5. Obesitas


2.3 Patofisiologi rupture tendo Achilles
Penyebab pasti pecah Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan,
atau akibat tendinitis Achilles . Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan
masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan dan
mempersingkat kontraksi. Kontraksi berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan
8

mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot betis, maka semakin pendek dan akan
menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat meningkatkan tekanan pada tendon
Achilles dan mengakibatkan kerobekan. Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-
otot kaki anterior bawah dan otot-otot kaki belakang yang lebih rendah juga dapat
mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon robek lebih mungkin
ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan tendon. Jika kaki yang dorsofleksi
sedangkan kaki bagian bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat
terjadi. Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari tendon sementara otot
betis berkontraksi.

(Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit. Jakarta:
EGC)

Mekanisme ruptur achilles bisa dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu:
a. 53% ruptur terjadi selama penahanan beban dengan telapak kaki mendorong dan
lutut dalam keadaan ekstensi. Pergerkan ini dapat terjadi pada permulaan lari sprint
dan olahraga basket yang mengharuskan melompat.
b. 17% ruptur terjadi mengikuti dorsofleksi yang tiba-tiba dari pergelangan kaki, seperti
terjatuh dari tangga.
c. 10% ruptur karena dorsofleksi dari kaki bagian plantar secara keras.

Saat istirahat tendo memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di
fibrikolagen. Stress tensile menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang sehingga
pada daerah jari kaki terdapat kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendo
merespons secara linear untuk meningkatkan beban tendo. Batas beban fisiologis serat
kembali ke konfigurasi asli adalah kurang dari 4%, sedangkan pada tingkat ketegangan
4-8% serat kolagen mulai meluncur melewati satu sama lain karena jaringan antar
molekul rusak. Ketegangan lebih dari 8% mengakibatkan ruptur secara makroskopik
karena kegagalan tarikan oleh karena gagalnya pergeseran antara fibriler dan
interfibriler.
Jika otot-otot lemah dan lelah mereka dapat mengencangkan dan mempersingkat
kontraksi. Kontraksi berlebihan mengakibatkan kelelahan otot yang memicu otot
semakin pendek dan ketat. Hal inilah yang dapat meningkatkan tekanan pada tendo
achilles sehingga dapat terjadi ruptur. Selain itu, rupture dapat terjadi akibat gaya pada
tendo lebih besar dibanding kekuatan tendo. Kaki yang dorsofleksi, sedangkan kaki
bagian bawah bergerak maju dan betis kontraksi, kerobekan dapat terjadi. Kerobekan
terjadi selama peregangan kuat dari tendo, sementara otot betis berkontraksi.

2.4 Manifestasi klinis rupture tendo Achilles
Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki
atau betis.
Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan.
9

Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang
tumit.
Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik.
Kesulitan bergerak dan menjaga keseimbangan ketika berdiri.
Nyeri, mungkin parah, dan pembengkakan didekat tumit.
Ketidak mampuan untuk menekuk atau push off ketika berjalan

Sumber : http://indonesian.orthopaedicclinic.com
2.5 Diagnosis dan diagnosis banding rupture tendo Achilles

Diagnosis
Dalam mendiagnosis ruptur tendon achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan kaki akan
mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan kapan cedera terjadi dan apakah pasien tersebut
sebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Rentang gerak dan kekuatan otot akan
dievaluasi dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki.
Jika tendon achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam mendorong ke
bawah ( seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis
ruptur tendo achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik.

Diagnosis Banding

> Calcaneal bursitis
Bursa adalah kantung berisi Ciran yang di rancang untuk memahami gesekan. Ketika bursa ini
meradang di sebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang
tulang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa te bal
di belakang tumit meluncur turun naik.

> Achilles tendoncitis
Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/berlari, tendoncitis
adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendinnachilles dan betis.

> Achilles tendinopathy atau tendonosis
Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada tendon achilles yang juga menyebabkan
degenerasi dan penebalan tendon.

sumber : Sudoyo AW, dkk,2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, Jilid III,
FKUI,Jakarta




2.6 Prognosis rupture tendo Achilles

Luka pada tendon achilles memiliki prognosis yang baik, memungkinkan beberapa
tingkat kesakitan melalui ROM. Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo
10

akan kembali normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil
kemungkinannya untuk ruptur lagi. Dengan perawatan yang tepat yaitu pengobatan secara
konservatif atau operasi serta rehabilitasi, beberapa atlet dapat menjalani aktivitasnya seperti
sebelumnya. Biasanya, kegiatan berat seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6
minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera terjadi.

Sumber:
Anthony J, et al (2014) Achilles Tendon Injuries, Medscape.
http://www.emedicine.medscape.com/article/309393-overview#aw2aab6b2b3 [accessed from
September 19, 2014]
2.7 Pencegahan rupture tendo Achilles

Untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya masalah pada tendon achilles, hal berikut ini
dapat dilakukan:
- Meregangkan dan menguatkan otot betis. Meregangkan betis hingga terasa suatu tarikan
yang tidak nyeri. Jangan dihentakkan atau melompat ketika sedang meregangkan.
Aktivitas ini dapat juga membantu absorbsi otot dan tendon lebih kuat dan mengurangi
cedera
- Variasikan jenis olahraga dan mempadukannya antara yang berat dan ringan. Hindari
aktivitas yang membuat regangan berlebihan pada tendon achilles, seperti mendaki, lari
turun bukit, dan melompat
- Perhatikan permukaan tempat berlari, hindari berlari pada tempat yang licin dan terlalu
padat dan keras. Gunakan juga sepatu olahraga yang memiliki bantalan bada bagian tumit
- Tingkatkan intensitas latihan secara perlahan. Cedera pada tendon achilles biasanya
terjadi setelah meningkatkan intensitas latihan secara tiba-tiba. Peningkatan baiknya tidak
lebih dari 10% per minggu.
Sumber:
Mayo Clinic Staff (2014) Achilles Tendon Rupture. Mayo Clinic.
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendon-rupture/basics/treatment/con-
20020370 [accessed from September 18, 2014]
Anthony J, et al (2014) Achilles Tendon Injuries, Medscape.
http://www.emedicine.medscape.com/article/309393-overview#aw2aab6b2b3 [accessed from
September 19, 2014]
11



2.8 Faktor resiko rupture tendo Achilles
Faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur tendon Achilles meliputi:
Relatif pada usia tua (30-50 thn)
Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya
Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon dapat meningkatkan kejadian
ruptur.Flourokuinolon menurunkan transkripsi decorin, penurunan decorin menyebabkan
perubahan pada arsitektur tendon, sifat biomekanik dan menghasilkan peningkatan
kerapuhan.
Perubahan mendadak dalam pelatihan, intensitas, atau tingkat aktivitas
Partisipasi dalam aktivitas baru yang berat

3.Memahami dan menjelaskan pemeriksaan dan penatalaksanaan rupture tendo Achilles
3.1 Pemeriksaan rupture tendo Achilles
1. Pemeriksaan Fisik
Lakukan pemeriksaan umum kaki dan pergelangan kaki, berkonsentrasi pada area
tertentu sebagai berikut:
Periksa untuk kelembutan pergelangan kaki posterior, bengkak, atau jeda yang
teraba di tendon.
Periksa kekuatan otot. Pasien masih mungkin dapat plantarflex pergelangan kaki
dengan kompensasi dengan otot lain, tetapi kekuatan akan lemah.
Single-ekstremitas meningkat tumit tidak akan mungkin.
Lutut fleksi test:
Periksa posisi istirahat pergelangan kaki dengan lutut tertekuk rawan dan pasien
90 . Kehilangan tegangan normal soleus istirahat gastrocnemius akan
memungkinkan pergelangan kaki untuk menganggap posisi yang lebih
dorsiflexed dari itu di sisi terluka.

2. Thompson test (simmonds)
12

Posisi pasien rawan dengan jelas kaki meja. Meremas betis biasanya menghasilkan
plantarflexion pasif pergelangan kaki. jika Achilles tendon tidak dalam kontinuitas,
pergelangan kaki tidak akan pasif flex dengan kompresi otot betis.
Uji Simmonds ' (Uji Thompson ) akan positif, meremas otot betis dari sisi yang
terkena sementara pasien berbaring rawan, menghadap ke bawah, dengan nya kaki
menggantung hasil longgar tidak ada gerakan (tidak ada plantarflexion pasif) kaki,
sementara gerakan diharapkan dengan tendon Achilles utuh dan harus diamati pada
manipulasi betis terlibat. Berjalan biasanya akan sangat terganggu, karena pasien
akan mampu melangkah dari tanah menggunakan kaki terluka. Pasien juga akan
dapat berdiri di ujung kaki itu, dan menunjuk kaki ke bawah ( plantarflexion ) akan
terganggu. Nyeri bisa menjadi berat dan pembengkakan adalah umum.



3. Tes O'Brien
Tes Obrien juga dapat dilakukan yang memerlukan menempatkan jarum steril
melalui kulit dan masuk ke tendon. Jika hub jarum bergerak dalam arah yang
berlawanan tendon dan arah yang sama dengan jari-jari kaki ketika kaki bergerak
naik dan turun maka tendon setidaknya sebagian utuh.

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Radiografi
Untuk mengevaluasi struktur tulang jika bukti hadir dari patah tuberositas calcaneal
dan avulsion Achilles tendon, radiografi biasanya menggunakan sinar-X untuk
menganalisis titik cedera. Ini sangat tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera
jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggi menghantam sumber
logam. Gambar X-ray diperoleh dengan memanfaatkan karakteristik redaman yang
berbeda padat (misalnya kalsium dalam tulang) dan jaringan kurang padat (misalnya
otot) ketika sinar tersebut melewati jaringan dan terekam dalam film. Sinar-X
umumnya terkena mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara
jaringan lunak masih relatif undifferentiated di latar belakang. Radiografi memiliki
sedikit peran dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk
mengesampingkan luka lain seperti patah tulang calcaneal.

2. USG
USG dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan kehadiran
air mata. Ia bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi suara melalui
tubuh Anda. Beberapa suara yang dipantulkan kembali dari ruang antara cairan
interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar ini tercermin dapat
dianalisis dan dihitung ke dalam gambar. Gambar-gambar ini diambil secara real
time dan dapat sangat membantu dalam mendeteksi pergerakan tendon dan
memvisualisasikan luka atau mungkin air mata. Perangkat ini membuatnya sangat
mudah untuk menemukan kerusakan struktural untuk jaringan lunak, dan metode
yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera ini.

13

3. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI dapat digunakan untuk membedakan pecah lengkap dari degenerasi tendon
Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan
bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan
seragam jutaan proton berjalan melalui tubuh. proton ini kemudian dibombardir
dengan gelombang radio yang mengetuk beberapa dari mereka keluar dari
keselarasan. Ketika proton ini kembali mereka memancarkan gelombang radio
sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh komputer 3D untuk membuat gambar
penampang tajam dari area of interest. MRI dapat memberikan kontras yang tak
tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto kualitas yang sangat tinggi sehingga
mudah bagi teknisi untuk melihat air mata dan cedera lainnya.

4. Musculoskeletal ultrasonografi
Musculoskeletal ultrasonografi dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon,
karakter, dan kehadiran air mata. Ia bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang
sangat tinggi dari suara melalui tubuh Anda. Beberapa suara yang dipantulkan
kembali dari ruang antara cairan interstitial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-
gambar tercermin dapat dianalisis dan dihitung ke dalam gambar. Gambar-gambar
diambil secara real time dan dapat sangat membantu dalam mendeteksi gerakan
tendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau air mata. Perangkat ini
membuatnya sangat mudah untuk melihat kerusakan struktural pada jaringan lunak,
dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera. Pencitraan ini modalitas
murah, tidak melibatkan radiasi pengion dan, di tangan ultrasonographers terampil,
mungkin sangat handal.

5. Foto Rntgen
Foto rontgen digunakan untuk melihat tendon yang rusak pada bagian otot tubuh.


6. Tes Copeland
Dalam tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah
sementara pasien berbaring. Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri
(13,33kilopascal) dengan kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian dorsofleksi. Jika
tekanan naik sampai sekitar 140 milimeter merkuri (18,66 kilopascal), unit
musculotendinous dianggap menjadi utuh. Namun, jika tekanan tetap sekitar 100
milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosis ruptur tendon Achilles dapat
ditegakkan.

(Muttaqin, A. 2011. Buku saku gangguan musculoskeletal. EGC. Jakarta)

3.2 Penatalaksanaan rupture tendo Achilles
- Terapi Fisik
14

Seorang individu yang mengalami ruptur tendon Achilles-nya harus mencari pengobatan
medis yang segera. Terapi fisik umumnya tidak ditunjukkan untuk fase akut pengobatan, tetapi
menjadi bagian penting dalam proses pemulihan total.

Pengobatan Konservatif
Imobilisasi langsung untuk ruptur tendo Achilles baik secara parsial,maupun seluruhnya.
Latihan bergerak sangan penting dalam proses pemuliahn rupture tendo Achilles
Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar ujung tendin
dapat berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat
bergerak.
Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6 minggu
dalam posisi fleksi 30-40 pada lutut dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.
fisioterapi
Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Twaddle dan Poon, pasien dalam kelompok bedah
memperbaiki tendon Achilles dengan menjalani menggunakan prosedur Krackow, diikuti oleh
pemasangan gips equinus, sedangkan pasien non-bedah yang ditempatkan langsung di cor.
Setelah pelepasan gips, pasien dipakaikan orthosis yang dapat dilepas dengan posisi pergelangan
kaki pada 20 dari fleksi plantar. Pasien melepas splint selama 5 menit setiap jam, dan duduk
dengan kaki menggantung, melatih dorsofleksi secara aktif dan fleksi plantar pasif, yang
memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman.

Pada minggu ke-4, orthosis dibawa ke posisi netral, dengan protokol ROM yang sama
seperti minggu sebelumnya. Pada 6 minggu, pasien diizinkan untuk menanggung berat badan
yang ditoleransi sambil mengenakan orthosis. Pada saat ini, mereka juga diperbolehkan untuk
melepas orthosis di malam hari. Pada minggu ke-8, pasien diperbolehkan melepas orthosis dan
kemudian mulai terapi fisik untuk peregangan dan penguatan. Ada 3 kasus reruptures, 2 di bedah
dan 1 pada kelompok nonsurgical. Dari 2 reruptures bedah, 1 jatuh dari tangga, dan yang lainnya
ditabrak mobil saat mencoba menghentikan perampokan. Pasien nonsurgical tergelincir dari
tanggul di minggu ke-16. Semua reruptures dirawat melalui pembedeahan.

Lainnya, protokol konservatif yang lebih baru menggunakan periode nonweight-bearing-
casting, baik di atas atau di bawah lutut, dengan kaki di equinus sekitar 2-4 minggu, dan
kemudian seri casting atau dengan penurunan derajat fleksi plantar ke netral pada interval 2
hingga 4 minggu.

Percutaneous Surgery
Pada tindakan ini,dibuat sayat kecil selebar 2-4 cm. Melalui luka tusuk, jahitan melewati
ujung distal dan proksimal, yang diperkirakan ketika pergelangan kaki berada pada equinus
maksimal. Jahitan itu kemudian dipotong pendek, diikat menggunakan simpul, dan mendorong
subkutan. Luka-luka kecil dibersihkan dan dipasang perban kering dan steril Setelah itu, pasien
menggunakan bantalan gips yang tanpa beban. Penggunaan gips dilakukan selama 4 minggu,
diikuti oleh 4 minggu di bantalan berat dan pemakaian gips dengan elevasi tumit rendah.

Open Surgical Repair
15

Perbaikan terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan longitudinal medial. Insisi
medial memiliki keuntungan visualisasi yang lebih baik pada tendon plantaris, serta menghindari
cedera pada saraf Sural. Insisi garis tengah jarang digunakan karena tingginya tingkat komplikasi
luka dan adesi. Pada pendekatan ini, dibuat sayatan sepanjang 3-10 cm. setelah paratenon disayat
secara longitudinal, ujung tendon dapat dikenali dengan mudah dan didekatkan dengan
menggunakan jahitan tipe Kesler/Krackow/Bunnell dengan menggunakan nonabsorbable suture.
Selanjutnya, epitenon disambung dengan teknik cross-stitch. Paratenon harus disambung
kembali agar tidak terjadi adesi. Kemudian, penutupan oleh kulit akan membatasi terjadinya
komplikasi luka.

Setelah operasi, pergelangan kaki dipertahankan dalam fleksi saat pemasangan orthosis.
Setelah periode imobilisasi, kaki digerakkan secara netral ke plantar atau sedikit dalam orthosis
kaku, dan pasien diperbolehkan memakai bantalan berat parsial. Imobilisasi biasanya dihentikan
4-6 minggu setelah perbaikan. Pada saat itu, jangkauan yang aktif dan aktif-dibantu gerak,
berenang, bersepeda stasioner, dan berjalan dalam sepatu dilengkapi dengan mengangkat tumit
dapat dimulai. Dalam kebanyakan kasus, pasien dapat beraktivitas kembali dalam jangka waktu
4 bulan.

Tindakan operasi untuk perbaikan ruptur Achilles tendon telah dilaporkan memiliki
tingkat yang lebih rendah dalam terjadinya rerupture; peningkatan kekuatan otot pasca
operasi,dan daya tahan, dan membutuhkan waktu yang lebih singkat agar dapat kembali
beraktivitas normal jika dibandingkan dengan tindakan konservatif. Namun, kemungkinan
terjadinya komplikasi luka seperti infeksi, drainase, pembentukan sinus, dan pengelupasan kulit
lebih tinggi daripada tindakan non-operasi.

Pengobatan lainnya
Pasien dengan diabetes, masalah penyembuhan luka, penyakit vaskular, neuropati, atau
komorbiditas sistemik yang serius dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperative karena
risiko yang signifikan dari pengobatan operasi (misalnya, infeksi, luka rincian, dehiscence
perbaikan, komplikasi perioperatif).

Gips kaki pendek adalah dipasang pada kaki yang terkena sementara pergelangan kaki
ditempatkan di plantar fleksi sedikit (equinus gravitasi).Dengan menjaga kaki dalam
posisi ini, ujung tendon secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selama
sekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi Paksa merupakan kontraindikasi. Pergelangan kaki
secara bertahap dapat dorsofleksi ke posisi yang lebih netral setelah periode imobilisasi
(~ 4-6 minggu). Posisi ini ditopang dengan casting serial atau pergelangan kaki orthotics
yang disesuaikan. Berjalan dengan menggunakan cor diperbolehkan saat masa tersebut.
Setelah pelepasan cor, tumit di sepatu diangkat setinggi 2 cm dab dipakai selama 2-4
bulan. Selama waktu ini, program rehabilitasi dimulai.
Keuntungan pengobatan nonoperative termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya,
kerusakan kulit, infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumah
sakit menurun dan biaya dokter, morbiditas lebih rendah, dan tidak ada paparan anestesi.
Kekurangan pengobatan nonoperative termasuk insiden yang lebih tinggi rerupture
(hingga 40%) dan lebih sulit perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon dapat
16

menyembuhkan dalam posisi memanjang karena celah di ujung tendon yang
mengakibatkan penurunan daya fleksi plantar dan daya tahan.










Daftar Pustaka
Karmana,Oman.2008.Biologi Buku Pelajaran untuk kelas XI semester 1
SMA.Jakarta:Grafindo Media Pratama
Muttaqin, A. 2011. Buku saku gangguan musculoskeletal. EGC. Jakarta
Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit. Jakarta:
EGC
Sudoyo AW, dkk,2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, Jilid III,
FKUI,Jakarta
Anthony J, et al (2014) Achilles Tendon Injuries, Medscape.
http://www.emedicine.medscape.com/article/309393-overview#aw2aab6b2b3
[accessed from September 19, 2014]
Mayo Clinic Staff (2014) Achilles Tendon Rupture. Mayo Clinic.
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendon-
rupture/basics/treatment/con-20020370 [accessed from September 18, 2014]

http://indonesian.orthopaedicclinic.com




17

Anda mungkin juga menyukai