BLOK MUSKULOSKELETAL
NYERI SENDI KAKI
KELOMPOK A.11
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2019/2020
DAFTAR ISI
KATA-KATA SULIT..............................................................................................3
JAWABAN..............................................................................................................5
HIPOTESIS…………………………………………………………………….....7
SASARAN BELAJAR……………………………………………………………7
Gerak………………………………………………………………………………8
Sprain…………………………………………………………………….………34
Sprain……………………………...40
SKENARIO 1
1
NYERI SENDI KAKI
KATA SULIT
2
1. Sendi : Hubungan satu tulang dengan satu atau lebih
tulang lainnya.
2. Fraktur : Pemecahan suatu bagian khususnya pada tulang.
3. Ankle Sprain : Cedera pada sendi dimana terjadi retakan pada
ligamen yang disebabkan karena stress yang mendadak ataupun
penggunaan yang berlebihan ( glan dan teh).
4. Hiperemis : Tanda kemerahan.
5. Radiologi : Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan
dengan substansi radio aktif dan energi pancarannya dan dengan diagnosis
serta pengobatannya.
PERTANYAAN
3
1. Faktor penyebab apa yang dapat menyebabkan ankle sprain?
2. Bagaimana penatalaksanaan ankle sprain?
3. Apa saja pemeriksaan fisiknya?
4. Sebutkan macam-macam sendi?
5. Apa saja jenis-jenis fraktur?
6. Apa perbedaan ankle sprain dengan ankle strain?
7. Apa perbedaan ligamen dengan tendon?
8. Sebutkan tanda dan gejala yang timbul karena ankle sprain?
9. Pencegahan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ankle
sprain?
10. Bagaimana mekanisme terjadinya ankle sprain?
JAWABAN
4
1. - Kelemahan otot (terutama otot disekitar sendi pergelangan kaki)
- Longgarnya ligament-ligamen yang berada pada sendi ankle
- Keseimbangan yang buruk
- Fleksibilitas yang buruk
2. a. Kompres dengan es batu di daerah cedera
b. Kompresi dengan perban elastis atau non adhesif bandage diarea ankle
kaki
c. Istirahatkan kaki di area cedera.
3. - Look : Dilihatkan adanya deformitas bengkak/memar
- Feel : Palpasi pada seluruh fibula, distal tibia, tendon Achilles dan
tarsus.
- Move : Periksa gerakan pasif inversi dan eversi
4. Secara Fungsional sendi dapat dibagi atas luas geraknya, yaitu:
1. Synarthrosis (sendi yang tidak dapat bergerak)
2. Ampiarthrosis (sendi yang bergerak sedikit)
3. Diarthrosis (sendi yang bergerak bebas/luas)
5. Berdasarkan sifat : Terbuka dan Tertutup.
Berdasarkan garis patah : Transversal, oblique, spiral, kompresi dan
avulsi.
6. - Ankle Strain Kerusakan pada bagian otot atau tendonnya
- Ankle Sprain Cedera pada sendi dimana terjadi robekan dari ligamen
dikarenakan stress mendadak.
7. - Ligamen Tali/pita keras yang menghubungkan tulang dengan tulang
lainnya.
- Tendon Jaringan tebal yang menghubungkan tulang dengan otot.
8. Nyeri, pembengkakan, gangguan fungsi dan deformitas (perubahan
bentuk)
9. - Pemanasan kaki sebelum berolahraga (>10 menit)
- Memakai alat pelindung seperti deker
10. Karena adanya gaya inversi, eversi, plantar fleksi dan dorsi fleksi ketika
kaki tidak menempu sempurna pada tanah.
5
HIPOTESIS
6
Ankle sprain merupakan cedera pada sendi yang disebabkan oleh
kesalahan penumpuan kaki karena keseimbangan yang buruk, diagnosa
dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang. Hal
tersebut dapat dicegah dengan melakukan pemanasan terlebih dahulu dan
menggunakan pelindung yang aman.
SASARAN BELAJAR
L.O. 1 Mempelajari dan Memahami Persendian dan fungsi alat gerak
1.1 Menjelaskan Anatomi Makro
1.2 Menjelaskan Anatomi Mikro
L.O. 2 Mempelajari dan Memahami Sprain
2.1 Menjelaskan Definisi Sprain
2.2 Menjelaskan Etiologi Sprain
2.3 Menjelaskan Gejala Sprain
2.4 Menjelaskan Diagnosis Sprain
L.O. 3 Mempelajari dan Memahami Tata Laksana Sprain
7
L.O. 1 Mempelajari dan Memahami Persendian dan fungsi alat
gerak
1.1 Menjelaskan Anatomi Makro
Klasifikasi Persendian
1. Synarthrosis
Sendi yang tidak bergerak sama sekali. Sendi ini
dipersatukan oeh jaringan ikat padat fibrosa. Salah satu contohnya
sutura, yang tidak bersifat permanen karena dapat digantikan
nantinya oleh tulang dikemudian hari, disebut sinostosis. Jika sendi
pada tulang dipersatukan dengan dengan lebih banyak jaringan
fibrosa, disebut syndesmosis. Contohnya sydesmosis radio-ulnaris
dan tibio-ulnaris.
Macam yang ketiga yaitu gamphosis, sendi yang terbatas
hanya pada gigi dalam maksila dan mandibula. Ada yang bernama
synchondrosis, diantara tulang terdapat tulang rawan. Contoh:
symphysis pubis dan symphysis manubriosternalis.n Schindelysis,
satu tulang yang masuk ke dalam celah tulang seperti pada
reostrum sphenoidale masuk ke dalam Os vomer.
8
2. Ampiarthosis
Persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan
sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
a. Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan
ikat serabut dan ligamen. Contoh: persendian antara fibula
dan tibia.
3. Diarthrosis
Sendi yang dapat bergerak bebas. Merupakan sendi yang
terdapat rongga diantara kedua tulang. Pada articulation synovialis
terdapat: Cartilago articularis, Cavitas articularis, Discus
articularis, Meniscus articularis, Labrum articulare, Capsula
articularis, Membrana fibrosa, Membaran synovialis, Plica
synovialis, Villi synovialis, Synovia, Ligamenta terdiri dari:
9
Ligamentum extracapsularis, Ligamentum capsularis, dan
Ligamentum intracapsularis. Dapat dikelempokkan menjadi:
a. Sendi peluru : persendian yang
memungkinkan pergerakan ke segala arah. Contoh:
hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat.
b. Sendi pelana : persendian yang
memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke
segala arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan dan
jari tangan.
c. Sendi putar : persendian yang
memungkinkan gerakan berputar (rotasi). Contoh: hubungan
tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).
d. Sendi luncur : persendian yang
memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar. Contoh:
hubungan tulang pergerlangan kaki.
e. Sendi engsel : persendian yang
memungkinkan gerakan satu arah. Contoh: sendi siku antara
tulang lengan atas dan tulang hasta.
10
Intercapales, art. Intertarsales, art. Sternoclavicularis,
hubungan tulang pergerlangan kaki.
11
e. Spheroidea (a ball and socket) Disebut juga sendi
peluru
persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah.
Kepala sendi seperti bentuk bola masuk kedalam lekuk
sendi yang dalam. Contoh: art. Coxae, hubungan tulang
lengan atas dengan tulang belikat.
12
b. Bersumbu dua : art. Radiocarpalis
c. Bersumbu tiga : art. Glenohumerale, art. Coxae.
13
c. Sistem pengungkit III ukuran lengan gaya tidak dapat
dirubah, sebaliknya lengan beban dapat dirubah.
14
Dengan demikian terdiri dari 4 sendi sternoclavicularis,
acromioclavicularis, glenohumeralis dan scapulothroracis.
Singkatnya articulationes cingulum pectorales terdiri dari tulang-
tulang anggota badan atas yang berhubungan dengan batang badan.
Sehubungan dengan itu istilah yang lebih tepat adalah gelang dada.
Pars libera membri superioris atau sendi bebas yang terdiri dari art.
Glenohumeris, art. Cubiti, art. Carpalis dll.
1. Articulatio acromioclavicularis
Tulang : merupakan suatu sendi antara pars acromialis
scapula dengan clavicula.
Jenis sendi : articulatio sliding, karena kedua permukaan
sendinya rata. Bergerak pada sumbu satu dan sulit bergerak
karena capsula articularisnya ketat, di dalamnya terdapat
discus articularis.
Penguat Sendi : Ligamentum acromioclaviculare,
ligamentum coracoclaviculare yang terdiri dari :
ligamentum trapezoideum dan ligamentum conoideum
Ciri khusus : Discus kecil tidak lengkap fibrokartilago
biasanya terdapat diantara tulang, ligamentum
coracoclavicularis memperkuat sendi dengan menyatukan
clavicula pada processus coracoideus scapula tepat di
bawahnya
Gerakan : gerak meluncur pendek.
2. Articulatio sternoclavicularis
Tulang : incisura claviculosterni dan facies articularis sterni.
Jenis sendi : gliding (plana) synovial dengan tiga sumbu,
mempunyai discus artcularis sehingga terdapat 2 rongga
pada cavum articularis.
15
Penguat sendi : ligamentum sternoclaviculare anterius,
ligamentum sternoclaviculare posterius, ligamentum
costoclaviculare dan ligamentum interclaviculare.
a. Articul
atio
glenohumeri
Tulang :
Caput humeri
dengan
cavitas
glenoidalis
serta labrum
glenoidale.
b. Articulatio cubiti
Merupakan Articulatio composita yang terdiri dari atas 3
sendi, yaitu Articulatiohumero-ulnaris, Articlatio humero-radialis,
dan Articulatio radioulnaris.
16
Tulang : Antara incisura trochlearis ulna dan
trochlearishumeri; dan fovea articularis caput radii dan
capitulum humeri.
17
Penguat sendi : Capsula articularis, Discus articularis,
Ligamentum radiulnare dorsale dan Ligamentum
radioulnare palmare.
e. Articulatio radiocarpalis
Tulang : Bagian distal os.radius dan ossa carpales
proximalis kecuali os.pisiforme.
f. Articulatio carpometacarpales
Tulang :diantara metacarpale I dan trapezium
g. Articulatio metacarpophalangeales
a. Articulatio metacarpophalangealis I
18
b. Articulatio metacarpophalangealis II-V
h. Articulatio interphangealis
Tulang : antar ossa phalanges
19
5. Palanges (tulang jari-jari). Tersusun atas 14 buah tulang.
Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang
hanya tersusun atas 2 buah tulang.
20
I. Articulationes cinguli pelvici
Gelang panggul dibentuk oleh Os. Coxae (ilium, ischium
dan pubis) dan Os. Sacrum. Os. Ilium, ischium dan pubis pada
mulanya terpisah satu dengan lainnya, kemudian bersatu
membentuk suatu sendi disebut sinostosis. Gelang panggul ini
merupakan penghantar tekanan atau berat batang badan ke tungkai.
21
Penguat sendi : ligamenta sacroiliaca anterior, ligamenta
sacroiliaca interossea, ligamentum sacroiliaca posterior,
ligamentum sacrotuberale dan ligamentum sacrospinal.
Gerak sendi : articulatio ini sukar dan sedikit bergerak
karena permukaan facies suricularis coxa dan facies
auricularis saralis kasar sehingga bagian yang menonjol
masuk kedalam cekungan. Selain itu articulation coxae ini
diperkuat oleh ligament yang kuat.
2. Symphysis pubica
Tulang : antara tulang pubis kedua sisi
Jenis sendi : Synchondrosis (terdapat tulang rawan)
Penguat sendi : Ligamentum pubicum superius,
Ligamentum arcuatum pubis dan discus interpubica.
Gerak sendi : gerak keseluruhannya. Gerak panggul
kedepan dan gerak panggul kebelakang sumbu geraknya
terdapat setinggi sacralis II.
3. Articulationes inferioris liberi
a. articulatio coxae
b. Articulatio genus
22
Articulatio patella femoralis
Gerak sendi : fleksi, ekstensi dan sedikit rotasi pada sikap fleksi
c. Articulatio tibifiburalis
d. Articulatio talocruralis
23
e. Articulatio pada pedis
Articulatio subtalaris (talocalcanea)
Articulatio talocalcaneonavicularis
Articulatio calcaneocuboidea
Articulatio tarsometatarsales
24
Tulang : Ossa tarsi dan ossa metatarsi
Articulationes metatarsopholangeales
25
persendian, yang berperan dalam mempertahankan kelenturan
kerangka tubuh. Tanpa persendian, Anda tidak mungkin bisa
melakukan berbagai gerakan. Sedangkan yang berfungsi menarik
tulang pada saat Anda bergerak adalah otot, yang merupakan
jaringan elastik yang kuat.
SENDI
1. Sendi Synovial
Sendi synovial adalah hubungan antara komponen
tulang kerangka di mana elemen-elemen yang terlibat
dipisahkan oleh cavitas articularis/ruang sendi yang sempit.
Ciri khas dari sendi synovial
26
Membran Synovialis Membran Fibrosum
Letak : melekat pada tepi Letak : mengelilingi sendi
permukaan sendi yang saling
berhadapan di antara tulang
rwan dan tulang dan menutupi
cavitas articularis
Membrane Synovialis banyak Di bentuk oleh jaringan ikat padat
mengandung pembuluh darah dan mengelilingi dan menstabilkan
dan memproduksi cairan sendi.
synovialis, yang merembes ke
dalam cavitas articularis dan
melumasi permukaan sendi
Bagian dari membrane fibrosum
dapat menebal untuk membentuk
ligamentum, yang selanjutnya
menstabilkan sendi
27
pada satu bidang datar. Kepala sendi dan lekuk
sendi rata. Contoh: art. Intercapales, art.
Intertarsales, art. Sternoclavicularis, hubungan
tulang pergerlangan kaki.
Ginglymus (hinge) disebut juga sendi engsel:
persendian yang memungkinkan gerakan satu
arah. Antara permukaan konveks dan konkaf.
Contoh: art. Cubiti, art. Talocrurales, art.
Interphalanges, sendi siku antara tulang lengan
atas dan tulang hasta .
Pivot (trochoidea) permukaan sendi vertical.
Contoh: art. Atlanto axialis, art. Trochoidea
(radioulnaris proksimalis)
Ellipsoidea (condyloidea) disebut juga sendi
putar: persendian yang memungkinkan gerakan
berputar (rotasi). Permukaan sendi berbentuk
elip. Contoh: art. Radiocarpal, hubungan tulang
tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).
pheroidea (a ball and socket) Disebut juga
sendi peluru: persendian yang memungkinka n
pergerakan ke segala arah. Kepala sendi seperti
bentuk bola masuk kedalam lekuk sendi yang
dalam. Contoh: art. Coxae, hubungan tulang
lengan atas dengan tulang belikat.
Sellaris (saddle) disebut juga sendi pelana:
persendian yang memungkinkan beberapa
gerakan rotasi, namun tidak ke segala arah.
Kepala sendi dan lekuk sendi seperti orang
duduk diatas plana kuda. Contoh: antara
trapezium dan metacarpal, hubungan tulang
telapak tangan dan jari tangan.
28
2. Sendi compacta
Sendi compacta adalah hubungan anatara elemen-
elemen tulang kerangka dimana permukaan yang berdekatan
dihubungkan, baik oleh jaringan ikat fibrosum atau tulang
rawan, biasanya tulang rawan fibrosa. Gerakan-gerakan pada
sendi ini lebih terbatas dibandingkan dengan sendi synovialis.
Articulations, fibrosae/Sendi fobrosa meliputi sutura,
gomphosis, dan syndesmosis
a. Sutura
Tidak terdapat rongga sendi,tulang dengan tulang
dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa yang kuat dan tipis,
terdapat di antara tulang kepala, secara fungsional termasuk
synarthrosis.
b. Syndesmosis
Terdapat lebih banyak jaringan ikat pada sendi.
Contoh : sendi antara tibia dan fibula.
c. Gomphosis
Contohnya adalah akar gigi yang bersendi dengan
alveoli (soket) rahang, zat yang berada diantaranya adalah
jaringan ikat ligamen periodontal.
d. Sendi kartilaginosa
29
Meliputi Synchondrosis dan Symphysis
e. Synchondrosis
Tulang rawan yang mengisi sendi berupa tulang
rawan hialin yang termasuk jenis ini adalah cakram epifise
pada tulang-tulang yang masih tumbuh dan sendi antara
costa dengan sternum.
f. Symphisis
Tulang rawan yang mengisi rongga sendi berupa
cakram tulang rawan fibrosa yang tipis. Contohnya: sendi
di antara vertebrae dan di antara os. Pubis (symphisis
pubis). Vertebrae symphisis pubis.
JARINGAN TULANG
Tulang Kompakta
30
Saluran yang menghubungkan saluran havers satu dengan yang lainnya
SALURAN VOKMAN
PERIOSTEUM lapisan pembungkus tulang bagian luar, dibawahnya
terdapat Lamel general luar
ENDOSTEUM lapisan pembungkus tulang bagian dalam (pembatas
dengan rongga sumsum tulang), dibawahnya terdapat Lamel general
dalam
SISTEM HAVERS / OSTEON saluran havers dan lamel-lamelnya
Sel-sel tulang
31
PENULANGAN / OSSIFIKASI DESMAL (INTRAMEMBRANOSA)
dan ENDOCHONDRAL (INTRAKARTILAGINOSA)
32
biasanya mula-mula timbul di daerah metafisis, pada sediaan biasanya terlihat
zona-zona berbeda.
2. ENDOCHONDRAL (INTRAKARTILAGINOSA)
33
L.O. 2 Mempelajari dan Memahami Sprain
2.1 Menjelaskan Definisi Sprain
Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi, akibat
gerakan menjepit atau memutar. (Brunner & Suddarth. 2001.
KMB. Edisi 8. Vol3.hal 2355. Jakarta:EGC)
Sprain adalah trauma pada ligamentum, struktur fibrosa yang
memberikan stabilitas sendi, akibat tenaga yang diberikan ke sendi
dalam bidang abnormal atau tenaga berlebihan dalam bidang
34
gerakan sendi. (Sabiston.1994.Buku Ajar Bedah. Bagian 2. Hal
370. Jakarta:EGC)
Sprain merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen
penyangga yang mengelilingi sebuah sendi.(Kowalak, Jenifer P.
2011. Patofisiologi. Hal 438. Jakarta:EGC)
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
sprain adalah cedera struktural ligamen akibat tenaga yang di
berikan ke sendi abnormal, yang juga merupakan keadaan ruptura
total atau parsial pada ligamen.
35
latihan dapat membantu mengembalikan kekuatan dan
fleksibilitas.
2. Derajat II (sedang)
Berupa kerobekan parsial (Ligament robek sebagian) tetapi masih
menyambung. Penanganan cedera derajat II tidak berbeda dengan
derajat I tetapi terdapat penambahan Immobilisasi pada daerah
cedera.
1. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan risiko
sprain adalah:
a. Jenis olahraga: bola basket, bola voli, panjat tebing,
sepak bola. Pemuntiran mendadak dengan tenaga yang
lebih kuat daripada kekuatan ligamen dengan
36
menimbulkan gerakan sendi di luar kisaran gerak normal.
b. Penggunaan sepatu dengan hak tinggi dikarenakan
lemahnya posisi sendi pergelangan kaki dengan tumit
tinggi, dan pijakan yang kecil.
2. Faktor Intrinsik
Terdapat juga faktor risiko intrinsik sebagai berikut:
a. Jenis kelamin wani
b. Range of motion pergelangan kaki yang terbatas
c. Berkurangnya propriosepsi
d. Defisiensi pada keseimbangan
e. BMI yang rendah
f. Kurangnya kekuatan, koordinasi dan ketahanan
kardiorespiratori
g. Abnormalitas anatomi dari kesejajaran lutut dan ankle
h. Indeks dari postur kaki (Flat foot)
37
Sprain dapat terjadi apabila mendapat pukulan
pada bagian sendi dan menyebabkan sprain.
Tidak melakukan pemanasan
1. Look
Perhatikan adanya deformitas, bengkak dan memar
untuk menentukan tingkat keparahan dari ankle sprain serta
kecenderungan terjadi fraktur. Pasien dengan ankle
38
sprain juga umumnya memiliki gangguan gait
berupa antalgic gait.
2. Feel
Lakukan palpasi pada seluruh fibula, distal tibia, kaki
dan tendon Achilles untuk menyingkirkan adanya fraktur
terutama fraktur Maisonneuve yang sering dikaitkan dengan
cedera sindesmotik. Perhatikan adanya nyeri pada area yang
diperlukan untuk menentukan Ottawa Ankle Rules.
3. Move
Perhatikan adanya nyeri pada gerakan pasif inversi
dan eversi. Pada ankle sprain lateral, nyeri akan meningkat
pada gerakan inversi, sedangkan pada medial sprain nyeri
akan lebih meningkat pada gerakan eversi.
B. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien
sprain adalah pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan X-ray
dilakukan apabila terdapat kecurigaan terhadap fraktur kaki atau
ankle. Computed Tomography (CT) dan MRI dilakukan apabila
dicurigai cedera pada soft tissue dan lesi osteokondral.
1. X-Ray
Foto X Ray dilakukan apabila dicurigai terjadinya
fraktur. Ottawa Ankle Rules digunakan pada pemeriksaan
fisik untuk menentukan apakah pasien memiliki
kecenderungan terjadinya fraktur, dan mengurangi
penggunaan radiografi yang tidak perlu.
2. Computer Tomography ( CT ) Scan
39
Pemeriksaan CT Scan dilakukan pada pasien
pasien sprain dengan gejala menetap lebih dari 6 minggu
untuk menyingkirkan adanya lesi pada talar dome.
3. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )
Sensitivitas MRI dalam mendiagnosis ruptur ligamen
lateral dari sendi pergelangan kaki/tangan adalah 75-100%,
namun karena ketersediaan MRI yang terbatas serta
tingginya biaya pemeriksaan, maka MRI hanya dilakukan
apabila terdapat kecurigaan pada lesi osteokondral,
instabilitas kronis, cedera pada sindesmosis tibiofibular,
serta cedera ligamen tingkat 3.
4. Arthografi
Arthrografi merupakan tindakan invasif, namun
sensitivitas dan spesifisitasnya sama saja dengan
pemeriksaan fisik yang dilakukan 4–5 hari setelah kejadian
maka artrografi tidak direkomendasikan pada situasi akut.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan jumlah dari
ligamen dan kapsul yang cedera, dan hanya dilakukan
apabila ada indikasi dilakukan operasi.
40
Berikut beberapa langkah pengobatan cedera ankle yang bisa Anda
lakukan di rumah:
1. Pertolongan pertama pada cedera ankle (48-72 jam pertama cedera)
Segera setelah terjadi cedera angkle, melakukan penatalaksanaan cedera akut
pada umumnya yaitu dengan PRICE : Protection, Rest, Ice, Compression dan
Elevation.
Protection (Perlindungan). Misalnya melindungi pergelangan kaki
dengan mengenakan sepatu yang tingginya melebihi mata kaki (boots).
Rest (Istirahat). Mengistirahatkan cedera engkel kaki, dengan
meminimalisasi gerakan pada area yang cedera dan bila perlu
menggunakan brace atau tapping pada saat melakukan aktivitas.
Ice (Es). Melakukan kompres es di area cedera pergelangan kaki selama
15-20 menit tiap 2-3 jam sekali. Kompres es ini sebaiknya dilakukan 48-72
jam pertama setelah cedera engkel.
Compression (Membalut). Melakukan kompresi dengan menggunakan
bebat atau perban elastik atau non adhesive bandage di area engkel kaki.
Fungsi dari bebat ini adalah untuk mengurangi bengkak dan perdarahan di
area cedera engkel.
Elevation (Menaikan). Mengelevasikan area yang cedera angkle lebih
tinggi dari level jantung untuk mengurangi perdarahan dan bengkak.
Heat (panas). Hindari mandi air panas, sauna, dan kompres panas. Hawa
panas membuat pembuluh darah melebar dan mengingkatkan aliran darah,
sehingga memperburuk peradangan dan memar.
Alcohol (Alkohol). Jauhi konsumsi alkohol, karena bisa memperburuk
peradangan dan pembengkakan, sehingga memperlambat proses
pemulihan.
41
Running (Berlari). Tunda aktivitas olahraga seperti lari, karena bisa
memperburuk cedera, khususnya pada tungkai atau kaki.
Massage (Pemijatan). Pemijatan pada area yang keseleo dapat
memperparah pembengkakan dan berisiko menimbulkan perdarahan.
Pemijatan yang lembut baru boleh dilakukan 3 hari setelah cedera.
Selama 3-4 minggu berikutnya, penderita keseleo tidak boleh berolahraga atau
menjalani aktivitas berat yang melibatkan bagian yang cedera. Namun demikian,
hal ini tergantung pada kondisi keseleo yang dialami.
Konsumsi obat tidak diperlukan jika pasien hanya mengalami keseleo ringan.
Namun demikian, obat pereda nyeri seperti paracetamol. atau obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau diclofenac, dapat digunakan.
Sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi
obat-obat tersebut.
42
DAFTAR PUSTAKA
EGC )
43
Reece, Campbell. 2002. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga
Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den
Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of
ankle sprains: Update of an evidence-based clinical guideline. Br J Sports
Med.
44