Anda di halaman 1dari 4

Tugas FT Musculosceletal

Nama: Nazrey Farihin Fattah

NIM : 18114010005

Semester : IV

Prodi : D3 Fisioterapi

ANKLE SPRAIN

Pengertian

Cedera engkel atau ankle sprain adalah cedera pada pergelangan kaki yang muncul
akibat ikatan ligamen, yaitu urat yang mengikat tulang, mengalami peregangan yang
berlebihan.Tentunya, peregangan yang terjadi cukup keras hingga membuat ligamen terkilir.
Biasanya, gerakan memutar hingga perubahan posisi tiba-tiba adalah penyebab cedera ini
terjadi.Ligamen memang berfungsi untuk membuat tubuh Anda lebih mudah untuk
digerakkan. Namun setiap ligamen punya batasan gerakan, sehingga jika melewati batas
tersebut ligamen akan meregang dan robek.Hal inilah yang terjadi ketika Anda mengaami
cedera engkel (pergelangan kaki) atau cedera mata kaki.

Etiologi

Etiologi dari ankle sprain merupakan akibat dari gerakan pergelangan kaki yang


melebihi kekuatan ligamen ankle. Faktor – faktor yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya ankle sprain dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor ekstrinsik dan faktor
intrinsik:

1.Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan risiko ankle sprain adalah:

a. Jenis olahraga: bola basket, bola voli, panjat tebing, sepak bola

b. Penggunaan sepatu dengan hak tinggi

2.Faktor Intrinsik
Terdapat juga faktor risiko intrinsik sebagai berikut:

a. Jenis kelamin wanita

b. Range of motion pergelangan kaki yang terbatas


Berkurangnya propriosepsi

c. Defisiensi pada keseimbangan

d. BMI yang rendah


e. Kurangnya kekuatan, koordinasi dan ketahanan kardiorespiratori

f. Abnormalitas anatomi dari kesejajaran lutut dan ankle

g. Indeks dari postur kaki (Flat foot) 

Tanda Gejala

Gejala yang timbul pada keseleo tergantung pada tingkat keparahannya, antara lain
nyeri, pembengkakan dan memar. Selain itu, gerakan menjadi terbatas pada sendi yang
terkena. Kadang, saat cedera akan terdengar bunyi di sendi.

Penyebab dan Faktor Risiko Keseleo


Keseleo umumnya terjadi akibat melakukan aktivitas berat, di antaranya:

 Berjalan atau berolahraga pada medan yang tidak rata.


 Melakukan gerakan berputar saat olahraga, seperti dalam olahraga atletik.
 Melakukan pendaratan atau jatuh pada posisi yang salah.
 Teknik latihan yang salah saat berolahraga.

Patofisiologi

Patofisiologi dari ankle sprain merupakan akibat dari ketidakseimbangan gerakan


inversi dan plantar fleksi dari pergelangan kaki. Sendi pergelangan kaki terdiri dari 3
artikulasi sendi:
1. Sendi tarokrural

2. Sendi subtalar

3. Distal tibiofibular syndesmosis.

Sendi tersebut ditopang oleh beberapa ligamen:

1. Pada bagian lateral: ligamen anterior talofibular, posterior talofibular dan kalkaneofibular

2. Pada bagian medial: ligamen deltoid, anterior tibiofibular dan bony mortise.


Ketiga sendi tersebut nantinya akan berkolaborasi membentuk pergerakan pada sendi
pergelangan kaki.

Pergerakan sendi pergelangan kaki terdiri dari:

1. sagital (dosifleksi dan plantarfleksi),

2. frontal (inversi dan eversi), dan

3. horizontal (abduksi dan aduksi)[


Pergerakan yang terlalu kuat akan menyebabkan peregangan pada ligamen pergelangan kaki,
apabila peregangan tersebut melebihi batas dari kekuatan jaringan maka akan terjadi robekan pada
ligamen yang menyebabkan timbulnya peradangan. Ankle sprain yang terjadi berulang kali akan
menyebabkan instabilitas kronis dari pergelangan kaki pasien.

Mekanisme Cedera Berdasarkan Lokasi


Berdasarkan lokasinya, ankle sprain dapat dibagi menjadi 3:
1. Lateral Ankle Sprain.

Lateral ankle sprain merupakan lokasi paling sering terjadinya sprain yaitu diperkirakan
85% dari angka kejadian. Mekanisme terjadinya lateral ankle sprain disebabkan oleh gerakan
supinasi berlebih pada subtalar yang menyebabkan gerakan inversi dan internal rotasi yang
berlebihan pada kaki yang sedang plantar fleksi.
Ligamen yang paling rentan mengalami cedera adalah ligamen talofibular anterior, yang
diikuti oleh ligamen kalkaneofibular dan kemudian ligamen talofibular posterior. Rupturnya
ligamen tersebut bergantung pada kekuatan dari tekanan yang ditimbulkan.

2. Medial Ankle Sprain

Medial ankle sprain merupakan lokasi paling jarang terjadi sprain. Ankle sprain bagian


medial disebabkan oleh gerakan eversi yang berlebih pada pergelangan kaki, namun
umumnya hal ini disebabkan oleh fraktur avulsi dari maleolus medial.
3. Syndesmotic Sprain

Tiga gerakan penyebab dari syndesmotic sprain adalah rotasi eksternal,eversi dari talus
dalam bony mortise, dan gerakan dorsifleksi yang berlebihan. Pasien dengan cedera pada
ligamen sindesmotik akan memiliki kecenderungan terjadinya ankle sprain rekuren dan
pembentukan dari osifikasi heteropik.

Penanganan Fisioterapi

1. Ultrasound

a. Persiapkan alat : prsiapkan tranducer dan gel yamg ingin diberika

b.Persiapan pasien : bersihkan dari benda-benda yang menghalangi area terapi, lepaskan
baju dan jauhkan hp agar tidak kena radiasi

c. Posisi : pasien tidur miring ke kiri, terapis berdiri disamping pasien

d. Penerapan : sinarkan langsung pada area yang nyeri yaitu pada area lateral ankle dextra
2. Terapi latihan : pasien tidur terlentang, posisi terapis berdiri disamping pasien, kemudian
memberikan aba-aba kepada pasien, gerakan plantar fleksi, dorsi fleksi, inversi, eversidan
sirkumduksi masing-masing 8x hitungan

3. Stretching

Posisi pasien terlentang, posisi terapis berdiri disamping pasien. Digerakan dorsi
fleksi pada ankle kemudian ditahan 8x hitungan, kemudian rileks kemudian diulangi 4x
pengulangan. Hip pasien diangkat keposisi fleksi secara maksimal, kemudian ditahan 8x
hitungan. Stretching digunakan untuk mengulur ischiadicus.

4. RICE

Rest : hentikan semua aktivitas yang dapat menimbulkan nyeri

Ice : pemberian ice pada 48-72 jam pertama setiap 3-4 jam selama 15-20 menit dapat
mengurangi pendarahan, bengkak dan nyeri

Compression : elastic bandage dililitkan sekitar ankle dengan penekana yang cukup dapat
menurunkan bengkak

Elevation : tinggikan posisi ankle hingga lebih tinggi dri posisi jantung untuk mengurangi
pembekakan

Anda mungkin juga menyukai