Muscle (acute myopathies) Inflammatory myopathy (polymyositis,dermatomyositis) Rhabdomyolysis Acute alcoholic necrotizing myopathy Periodic paralyses (hypo,hyperkalemia) Metabolic (hypophosphatemia,hypomag) Thyroid or steroid myopathy Neuromuscular Junction Myasthenia Gravis Botulism Tick paralysis Organophosphate toxicity Lambert-Eaton Myasthenic Syndrome (LEMS) Nerve (acute neuropathies) Diptheria Porphyria Drugs & Toxins (arsenic, thallium, lead) Vasculitis (lupus, polyarteritis) Paraneoplastic and Paraproteinemias Multifocal motor neuropathy Nerve Roots (acute polyradiculopathies) Guillain-Barre Syndrome Lyme disease Sarcoidosis HIV Other viruses (CMV, VZV, West Nile) Cauda Equina Syndrome Plexus lesions (brachial plexitis, lumbosacral plexopathy) Anterior Horn Cell (motor neuron disease) Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) Poliomyelitis Kennedy’s disease (spinobulbar atrophy/androgen receptor gene) Other inherited spinomuscular atrophies Anterior spinal artery syndrome Spinal Cord (corticospinal tract diseases) Inflammatory (transverse myelitis) Subacute combined degenerative (B12 deficiency) Spinal Cord infarction Other myelopathies (spondylosis, epidural abscess or hematoma) Brain Pontine Lesions (eg. Central pontine myelinolysis, basis pontis infarct or bleed) Multifocal lesions (multiple metastases, disseminated encephalomyelitis, multiple infarcts or hemorrhages- eg, DIC, TTP, bacterial endocarditis) Epidemiology Penyebab tersering dari acute flaccid paralysis di Negara Barat. incidence :1-2/100,000; sampai 8.6/100,000 populasi lanjut usia. Dapat menyerang semua usia, walaupun sering pada usia lanjut. Bimodal peak, peak kecil pada dewasa muda dan peak besar pada usia lanjut; jarang pada bayi 75% diawali kejadian ’ 1-4 minggu sebelum terjadinya awitan: ISPA (68%), GI (22%), ISPA dan GI (10%), operasi (2%), vaksinasi atau kehamilan Dokumentasi terbaik ditemukan Infeksi dari C.jejuni, EBV, CMV, HSV, and Mycoplasma. C. jejuni sering dihubungkan dengan kasus aksonal yang berat dan lebih sensitif terhadap sistem imune terhadap antigen. Gejala Klinis Diawali paresthesia pada jari-jari dan ibu jari diikuti dengan kelumpuhan Kelumpuhan secara progresif, sensory loss biasa minimal Biasanya symmetris, walaupun pada awalnya dapat asymmetris Klasik gejalanya kelumpuhan distal menaik (ascending) dari kaki ke tangan, tetapi kelumpuhan proximal jarang didapat pada saat awitan. Dapat menyerang saraf Kranial ( kelumpuhan unilateral or bifacial 50%, kelumpuhan oculomotor 5%, Khas pada Miller Fischer Syndrome
66% puncaknya pada minggu ke 2
, 92% pada minggu ke 3 secara definisi puncaknya pada minggu ke 4. Fase refrakter singkat kemudian diikuti fase pemulihan secara gradual selama beberapa minggu atau beberapa bulan. KOMPLIKASI Gagal nafas (20-30% memerlukan intubasi selama perawatan) Disfungsi autonomik sampai mencapai 65% termasuk: arythmia, hypotensi atau hypertensi,Tek Darah yang labil naik turun. Ileus, retensi urine. Nyeri sampai 85%: Khas Nyeri Punggung,radikulopathi dan nyeri otot The straight leg raise test dapat positif Papilledema (sekunder oleh karena protein LCS yang tinggi) Kompressi neuropathies (terutama saraf ulnaris dan peroneus) DVT/PE SIADH (26%) Gagal Ginjal Akut (sekunder dari terapi IVIG ) Hypercalcemia (Sekunder dari imobilitas) Disfungsi Hepatoselluler (30% saat dini, dapat meningkat 60% saat lanjut.) Mortalitas/Morbiditas 85% dari penderita akan mencapai pemulihan dalam waktu 6-12 bulan, Pemulihan maksimal 18 bulan. 7-15% akan mengalami cacat gejala sisa neurologis termasuk bilateral drop foot, atrofi otot tangan, ataxia sensorik, dysesthesia Meskipun di ICU, 3-8% penderita meninggal. Diperlukan kriteria untuk ‘typical’ GBS Diperlukan gejala: – Kelumpuhan progresif pada kedua Lengan dan kaki – Areflexia (atau hyporeflexia) Gejala yang mendukung Diagnosis Gejala yang progresif setelah beberapa hari sampai 4 minggu Relatif symmetris Gangguan sensorik yang minimal. Mengenai saraf kranial, terutama kelumpuhan bilateral facial Pemulihan dimulai 2-4 minggu setelah masa progresif Tanpa gejala demam pada saat awitan. Khas gambaran LCS dan EMG/NCS Patofisiologi GBS diakibatkan oleh proses autoimmune humoral- dan cell-mediated respons terhadap infeksi yg baru terjadi atau beberapa problem kesehatan yang terjadi. Pembentukan Antibodies melawan ganglioside- like didalam lipopolysaccharide (LPS) lapisan dari beberapa agen infeksi yang telah dibuktikan dalam percobaan binatang dan otopsi untuk meneliti reaksi permukaan molekul ganglioside dari saraf peripheral. Gejala Umum serupa Pola variasi dari infiltrasi limfosit dan makrophage mediasi demielinasi,. Pada beberapa pasien, GBS dihubungkan kerusakan mielin primer dengan kerusakan axon. Kerusakan diakibatkan dari serangan direct cellular immune pada axon itu sendiri. Jenis/Variant Acute Inflammatory Demylinating Polyradiculoneuropathy (AIDP) Acute Motor-Sensory Axonal Neuropathy (AMSAN) Acute Motor Axonal Neuropathy (AMAN) Miller Fisher Variant Pharyngeal-Cervical-Brachial Variant Acute Pandysautonomia Acute Inflammatory Demylinating Polyradiculoneuropathy (AIDP) Varian tersering , 85%dari kasus Primarily Motor Umumnya didahului infeksi bakterial atau infeksi virus Infiltrasi Limfositik dan makrophage sebagai mediasi demielinasi dari saraf perifer Gejala umumnya membaik setelah remielinasi , Max 4 minggu setelah progressif Acute Motor-Sensory Axonal Neuropathy Mengenai Motorik dan sensorik yang berat Mengenai Respiratory and bulbar Degenerasi axonal primer Penderita biasanya dewasa dengan disfungsi motorik dan sensorik dengan artrofi otot yang nyata recovery jelek. Acute Motor Axonal Neuropathy (AMAN) Hanya motorik. melibatkan gangguan respirasi yang berat dan dini, Degenerasi axonal primer. Lebih sering menyerang pada anak-anak Lebih dari 75% serologi positif for C. jejuni, juga sering anti-GM1, anti-GD1a positif Hypereflexia adalah significantly dihubungkan dengan didapatinya anti-GM1 antibodi. Khas dengan progresif yang cepat. Kelumpuhan , gagal nafas, recovery yang bagus. Varian Miller Fisher Triad: opthalmoplegia, sensory ataxia, areflexia 5% dari semua kasus. 96% positif untuk anti-GQ1b (antiganglioside) antibodies Penderita mengalami kelumpuhan ringan ekstremitas, ptosis, facial palsy, or bulbar palsy. Ataxia merupakan bagian dari gangguan sensorik. Recovery pada umumnya setelah 1-3 bulan. Varian Pharyngeal-Cervical-Brachial Sering dihubungkan dengan IgG anti- GT1a Didapatkan kelumpuhan proximal descending Harus dibedakan dengan botulisme dan diptheria Pandysautonomia Akut Kegagalan simpatis dan parasimpatis yang banyak didapat. Jarang. Sering menyerang sistem Kardiovaskuler, dan disritmia merupakan sumber signifikan mortalitas pada kasus ini. Recovery secara bertahap dan jarang sempurna. Persiapan Kerja Diagnosa klinis Peningkatan kadar protein serial pada L P dan 10 atau kurang sel mononuclear /mm sangat diduga GBS. Kadar Protein CSS normal tidak menyingkirkan GBS seperti halnya sekitar 10 % tetap normal, dan kenaikan kadar protein CSS kemungkinan tidak diamati sampai 1-2 minggu setelah onset dari kelemahan. Imaging MRI sensitif tetapi nonspesifik Enhancement pada akar saraf dengan gadolinium gambaran nonspesifik pada kondisi inflamasi yang disebabkan oleh rusaknya sawar darah otak. Enhancement spesifik pada akar saraf anterior sangat kuat menyokong terhadap GBS. Enhancement pada kauda eqiuna pada 83% penderita. Spirometry Penderita dengan vital kapasitas kurang 15-20 ml/kg, tekanan maximum inspirasi kurang dari 40 cm H2O umumnya cenderung memerlukan profilaksis intubasi dan mekanikal ventilator Pemeriksaan Konduksi Saraf Didapatkan kelambatan F waves, berarti demyelinasi akar saraf. Compound muscle action potential (CMAP) amplitudo dapat menurun. Pada penderita didapatkan blok konduksi atau dispersi dari respons ditempat kompresi saraf. Kompresi. Perluasan dari penurunan potensial aksi dikaitkan dengan prognosis. Pengobatan Hanya plasmapheresis (plasma penderita ditukar untuk albumin) dan intravenous serum globulin (IVIG) telah dibuktikan efektif. Ke dua terapi ini dapat memperpendek masa recovery sebanyak 50% Kombinasi plasma exchange dan IVIG tidak memperpendek masa sakit dan memperbaiki masa penyembuhan. Kortikosteroid sebagai monoterapi tidak efektif. IVIG Penelitian Acak pada penyakit yang berat menunjukkan bahwa IVIG dimulai dalam 4 minggu dari onset mempercepat recovery seperti halnya plasmapheresis Dosis 0.4 gram/kg/day IV selama 5 hari Pada anak-anak dosisnya sama. Dapat meningkatkan viskositas serum dan kejadian tromboembolik Dapat meningkatkan frekuensi migrain Dapat menyebabkan aseptic meningitis Sequela dari IVIG Peningkatan titer antibodi antiviral and antibakterial selama 1 bulan. Peningkatan 6 kali LED selama 2 – 3 minggu. Dapat menyebabkan hyponatremia. PROBLEMATIKA
a. Gagal nafas b. Nyeri otot c. Gangguan BAK & BAB d. Drop foot