Kelompok A-11
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
dr. Yurika Sandra, MKes
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga
sampai saat ini kita masih diberikan nikmat kesehatan. Alhamdulillah, atas ridho Allah SWT
pelaksanaan Kunjungan Lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2020 telah
terlaksana dengan lancar.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait
dalam kunjungan dan penyusunan laporan ini. Kami berharap dengan adanya laporan ini dapat
memberikan manfaat dan motivasi yang berarti bagi para pembaca.
Kami juga menyadari dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu jika terdapat banyak kekurangan di dalam pembuatan laporan ini, kami mohon maaf
sebesar-besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….
1.3 Maksud dan Tujuan...........................................................................................
1.4 Waktu Kunjungan.............................................................................................
1.5 Tempat Kunjungan............................................................................................
1.6. Metode Kunjungan
1.7 Peserta Kunjungan
Bab II Pembahasan
Bab IV Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari penyakit.
Merupakan suatu yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal yang lain. Bagaimana tidak,
harta yang melimpah, memiliki paras tampan atau cantik, memiliki badan tegap dan gagah,
semuanya itu akan sirna dengan sekejap jika kita terserang penyakit atau tidak sehat.
Dengan penyakit harta bisa habis digunakan untuk berobat, paras tampan atau cantik
berubah menjadi pucat dan tidak enak untuk dipandang, badan yang tegap dan gagah
seketika roboh dikarenakan lemas dan lesu akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya
yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS,
singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi
kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu
burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan
atas kesadaran seseorang sehingga anggota keluarga atau keluarga tersebut dapat menolong
dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat (Depkes RI, 2011).
Data Departemen Kesehatan menyebutkan sebanyak 30 ribu desa di 440
kabupaten di Indonesia memiliki sanitasi lingkungan yang buruk. Masih banyak kabupaten
yang masyarakatnya belum berperilaku hidup sehat, sehingga angka kesakitan masyarakat
sangat tinggi terutama diare, demam berdarah, tifoid dan kolera (Tim Teknis Pembangunan
Sanitasi, 2009).
Program-program yang terdapat dalam program PHBS tidak membuat perbedaan
indikator penilaian untuk wilayah atau kawasan tertentu, seperti wilayah pantai, desa atau
kota. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan program PHBS di seluruh kawasan Indonesia juga
menggunakan 10 indikator PHBS yang harus dipraktekkan di rumah tangga karena dianggap
mewakili atau dapat mencerminkan keseluruhan perilaku hidup bersih dan sehat. Indikator
PHBS tersebut terdiri dari pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan, ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban sehat,
memberantas jentik nyamuk, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, tidak merokok
dalam rumah, melakukan aktifitas fisik setiap hari serta makan buah dan sayur (Promkes
Depkes, 2009).
Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, di Indonesia memang telah terjadi penurunan
angka period prevalence diare dari 9,0% tahun 2007 menjadi 3,4% pada tahun 2014.
Kelompok umur balita merupakan kelompok yang paling tinggi menderita diare.
Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,4%), laki-laki
(5,4%), tinggal di daerah pedesaan (5,8%), dan kelompok kuintil indeks kepemilikan akses
terhadap air bersih dan jamban sehat terbawah (6,4%). Selanjutnya insiden malaria
penduduk Indonesia tahun 2007 sebesar 3,1% dan tahun 2014 menjadi 1,8%.
Kondisi tersebut harus segera diantisipasi dengan meningkatkan pola hidup sehat
melalui PHBS. Upaya yang lebih efektif dalam mengatasi masalah kesehatan sebenarnya
adalah dengan upaya promotif dan preventif dengan memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit dengan berperilaku hidup sehat, akan tetapi hal ini belum
disadari dan dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat.
2. Apa tujuan PHBS di tatanan rumah tangga dengan bayi dan balita?
3. Apa manfaat PHBS di tatanan rumah tangga dengan bayi dan balita?
Adapun maksud dan tujuan atas dilaksanakannya kunjungan ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari dan menjelaskan tatanan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rumah tangga
2. Mempelajari dan menjelaskan bagaimana cara perilaku hidup bersih dan sehat
dengan sepuluh indikator.
Kegiatan kunjungan lapangan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Januari 2020
pada pukul 11.45 hingga 12.45 WIB
Rumah responden yang berada di Jl. Cempaka Putih Tengah 12 No. 13 RT 04 RW 05,
Jakarta Pusat.
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
Membuat poster untuk tentang binaan keluarga Tatanan PHBS di Rumah Tangga
Peserta yang mengikuti kunjungan lapangan ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi, Kelompok A-11 :
PEMBAHASAN
1. Nama : Wintarti
2. Umur : 26 Tahun
Setelah dilakukan pengamatan pada salah satu rumah keluarga di kecamatan cempaka putih
tengah, diketahui bahwa tatanan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
pada keluarga tersebut belum cukup baik. Berdasarkan pernyataan responden, dari sepuluh
indikator hanya tiga indikator yang belum dilaksanakan dengan baik.
Indikator mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, responden selalu melakukannya
pada saat sebelum menyiapkan makanan, setiap kali tangan kotor, setelah buang air
besar, menceboki anak, setelah menggunakan pestisida, dan sebelum menyusui bayi.
Pada indikator konsumsi buah dan sayur setiap hari. Responden biasanya hanya
mengonsumsi buah-buahan tiga kali dalam seminggu sedangkan responden mengonsumsi
sayur-sayuran setiap hari.
Responden melakukan aktivitas fisik sedang, seperti membersihkan rumah, pergi ke pasar
dan lain sebagainya kira-kira 200 menit dalam satu minggu terakhir. Responden tidak
melakukan aktivitas fisik berat dalam satu minggu terakhir.
Di keluarga tersebut masih ada anggota keluarga yang merokok di dalam rumah.
Responden ketika persalinan anak-anaknya dibantu oleh tenaga medis, anak pertama dan
kedua dilahirkan di rumah sakit daerah.
Responden selalu memberikan ASI kepada anak-anaknya ketika berusia 0-5 bulan pada
saat anak kedua dilahirkan dan anaknya tidak pernah diberi minuman atau makanan
selain ASI tetapi ketika anaknya berumur lima bulan responden mengalami sakit
sehingga tidak dapat memberikan ASI lagi.
Responden dalam 6 bulan selalu menimbang anaknya ketika berusia 0-59 bulan.
Responden menimbang setiap satu bulan sekali.
Jenis sumber air yang utama untuk seluruh keperluan rumah tangga keluarga tersebut
berupa air sumur bor/pompa. Jarak sumber air dengan jamban 7 meter dengan posisi
antara sumber air dan jamban sejajar/datar. Setelah dilakukan observasi kualitas air yang
digunakan berupa air bersih yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Untuk seluruh keperluan rumah tangga seperti untuk minum, masak, MCK, dan keperluan
lainnya dalam sehari semalam responden menggunakan air kemasan sebanyak 500 liter per hari.
10. Indikator memberantas jentik nyamuk
Dalam indikator memberantas nyamuk. Responden tidak memiliki bak mandi atau WC,
sebagai tempat penampungan air responden menggunakan ember dan toren. Responden
selalu membersihkannya seminggu dua kali. Karena, di sekitar rumah responden tidak
memiliki jenis-jenis TPN lainnya kecuali ember dan torrent sehingga responden tidak
rutin memeriksa jentik nyamuk. Lingkungan sekitar rumah responden bebas dari sampah
dan sampah selalu dibersihkan pagi dan sore setiap hari oleh petugas kebersihan.
a Bak Mandi - - - -
b Bak WC - - - -
c Tempayan - √ - -
d Ember - √ - √
e Dispenser - - - -
f Pot/Vas Bunga - - - -
g Kolam - - - -
h Ban Bekas - - - -
i Botol/Kaleng Bekas - - - √
j Lain-lain - - - -
Jumlah Jentik - - - -
Keterangan:
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan kunjungan ini, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah
Tangga adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan atas kesadaran seseorang sehingga anggota
keluarga atau keluarga tersebut dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga antara lain :
Rumah yang kami kunjungi memiliki tiga indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga yang belum
dilaksanakan dengan baik, yaitu :
3.2 Saran
1. Diharapkan pembaca dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimanapun dan kapanpun.
2. Lebih peduli akan lingkungan rumah tangga yang bersih dan sehat.
3. Dapat mengajarkan pola hidup bersih dan sehat kepada anggota rumah.
4. Dapat memahami dampak jika melakukan PHBS atau tidak.
5. Dapat menerapkan indikator PHBS tatanan rumah tangga dengan baik dan benar.
6. Kebersihan adalah sebagian dari iman.