Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan F1
Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik :
Kecacingan

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :
dr. Al Hazri
PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA
WAHANA PUSKESMAS PANGKALAN SUSU
KAB. LANGKAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F1
Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik :
Kecacingan

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Al Hazri

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Februari 2019

Oleh
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu, Pendamping Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea dr. Herlina Elisabeth Hutapea


NIP. 19790504 201001 2 023 NIP. 19790504 201001 2 023
F.1 Usaha Kesehatan Masyarakat
Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas Pangkalan Susu februari 2019 – Mei 2019

Kecacingan
LATAR BELAKANG Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang tersebar luas didaerah
tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization
(WHO)pada tahun 2012 lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi
dunia terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH). Di Indonesia sendiri
prevalensi kecacingan tahun 2012 menunjukkan angka diatas 20%
dengan prevalensi tertinggi mencapai 76,67%, infeksi kecacingan ini
mengalami penurunan dimana pada tahun 2011 dilakukan survei di
berbagai Provinsi. Prevalensi di Sumatera mencapai 78%, Kalimantan
79%, Sulawesi 88%,Nusa Tenggara Barat 92% dan Jawa barat 90%.
Diperkirakan lebih dari 60% anak sekolah dasardi Indonesia menderita
suatu infeksi cacing, rendahnya mutu sanitasi menjadi
penyebabnya(Sutanto,dkk, 2008).Infeksi kecacingan yang disebabkan
oleh SoilTransmitted Helminths (STH) merupakan masalahkesehatan
masyarakat Indonesia. Infeksi kecacingan tergolong penyakit necleted
disease yaitu infeksi yang kurang diperhatikan dan penyakitnya bersifat
kronis tanpa menimbulkan gejala klinis yang jelas dan dampak yang
ditimbulkannya baru terlihat dalam jangka panjang seperti kekurangan
gizi, gangguan tumbuh kembang dan gangguan kognitif

pada anak Penyebabnya adalah Ascaris lumbricoides,Ancylostoma


duodenale,Necator americanus,Trichuris trichiura danStrongyloides
stercoralis. Selain itu infeksi kecacingan dapatmeningkatkan kerentanan
terhadap penyakit penting lainnya sepertimalaria, TBC, diare dan anemia
(Supali, 2008).Penyakit kecacingan atau biasa disebut cacingan masih
dianggap sebagai hal sepele oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Padahal jika dilihat dampak jangka panjangnya, kecacingan menimbulkan
kerugian yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya.
Kecacingandapat menyebabkan anemia, lesu dan prestasi belajar
menurun. Pengetahuan merupakan salah satu aspek yang
mempengaruhi perilaku hidup sehat.
PERMASALAHAN rendahnya tingkat sanitasi pribadi (perilaku hidup bersih sehat) seperti
kebiasaan cuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar (BAB),
kebersihan kuku, perilaku jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
tidak dapat dikontrol
PERENCANAAN DAN Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi melalui
PEMILIHAN penyuluhan bagi masyarakat tetang penyakit yang disebabkan oleh
INTERVENSI cacing serta prilaku sanitasi yang baik.
Penyuluhan mengenai kecacingan dilakukan pada :
 Hari / tanggal : Kamis, 07 Maret 2019
 Lokasi : Pustu pangkalan siata
 Metode : Verbalisasi
 Peserta : Masyarakat pangkalan siata
PELAKSANAAN Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 07 maret 2019. Peserta yang
mengikuti penyuluhan berjumlah 32 orang masyarakat pangkalan siata .
Penyuluhan ini dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB. Materi yang
diberikan adalah tentang kecacingan.
Materi penyuluhan disajikan dengan verbalisasi. Penyuluhan
dilaksanakan selama 10 menit dilanjutkan sesi diskusi.
MONITORING DAN Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak
EVALUASI antusias sehingga cukup aktif bertanya dan membuat diskusi berjalan
dengan lancar.
Komentar / saran pendamping :
Pangkalan Susu, Mei 2019
Dokter internship Kepala Pusekesmas Pangkalan Susu

dr. Al Hazri

dr. Herlina Elisabeth Hutapea


NIP. 19790504 201001 2 023
DOKUMENTASI
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Laporan F2
Upaya Kesehatan Lingkungan

Topik :
Pengolahan Sampah Rumah Tangga

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :
dr. Al Hazri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


WAHANA PUSKESMAS PANGKALAN SUSU
KAB. LANGKAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F2
Upaya Kesehatan Lingkungan

Topik :
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Al Hazri

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Mei 2019

Oleh
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu, Pendamping Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea dr. Herlina Elisabeth Hutapea


NIP. 19790504 201001 2 023 NIP. 19790504 201001 2 023
F.2 Usaha Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Pangkalan Susu februari – mei 2019

Pengelolahan Sampah Rumah Tangga


LATAR BELAKANG Lingkungan sehat adalah lingkungan yang terhindar dari hal – hal yang
menyebabkan gangguan kesehatan seperti limbah cair, limbah padat dan
limbah gas. Juga terhindar dari binatang – binatang pembawa bibit
penyakit, zat kimia berbahaya, polusi suara berlebihan serta hal – hal lain.
Salah satu yang sangat berperan penting dalam kehidupan adalah air dan
udara yang n ibu dan janin yang dikandungnya. sehat, terutama untuk ibu
hamil karena mempengaruhi kesehatan.
a. 5 Cara Mengelola Sampah Rumah Tangga

Sampah dapat menjadi masalah besar jika Anda tidak tahu bagaimana
cara mengolahnya dengan baik. Jika ada sampah yang berserakan dan
menumpuk di rumah Anda maka dapat memicu munculnya sarang
penyakit dan bakteri jahat. Rumah yang dipenuhi sampah juga dapat
memperburuk tampilan dan keindahan rumah serta menyebarkan bau
tidak sedap. Cermat dalam mengelola sampah adalah salah satu cara
efektif untuk membantu menjaga kesehatan serta kebersihan hunian
Anda. Berikut adalah beberapa cara mengelola sampah rumah tangga
Anda yang bisa Anda terapkan agar rumah tetap bersih.

1. Pisahkan Sampah Sesuai Dengan Jenisnya


Langkah pertama sistem pengelolaan sampah di rumah adalah
memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Secara garis besar kamu
dapat memisahkan sampah menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan
anorganik.
Siapkanlah dua tempat sampah yang berbeda di rumah yang
dikhususkan untuk setiap jenis-jenis sampah. Kalian pasti sudah tahu,
sampah organik adalah sampah yang berasal dari alam. Seperti sisa
makanan atau daun. Dengan kata lain semua sampah yang dapat terurai
dengan mudah adalah sampah organik. Sementara sampah plastik,
karet, kaca dan kaleng masuk ke dalam kategori sampah anorganik.
Dengan memisahkan sampah organik dan anorganik, akan
memudahkan kamu untuk memudahkan kamu dalam pengelolaan
sampah di rumah kamu pada langkah berikutnya.

2. Pengelolaan Sampah Organik


Cara pengelolaan sampah organik yang paling mudah adalah dengan
membuatnya menjadi pupuk kompos yang dapat kamu gunakan untuk
berkebun. Namun jika kamu tidak suka berkebun atau tidak suka dengan
aroma yang ditimbulkan selama pembuatan pupuk kompos, kamu dapat
mendonasikan sampah organik ke sahabat yang memiliki hobi berkebun
atau penjual tanaman. Karena mereka pasti dengan senang hati
menerimanya untuk dibuat menjadi pupuk kompos.

3. Pengelolaan Sampah Anorganik


Sebagian sampah anorganik dapat didaur ulang, seperti kertas, kardus,
botol kaca, botol plastik, kaleng dan lainnya. Jika kamu tidak yakin
apakah sebuah kemasan makanan dapat didaur ulang atau tidak, kamu
dapat memeriksa logo daur ulang pada kemasan makanan tersebut. Jika
terdapat logo daur ulang, maka kemasan makanan tersebut dapat didaur
ulang. Bawa sampah-sampah anorganik tersebut ke pusat daur ulang
sampah terdekat atau kamu juga bisa memberikannya kepada
pemulung.

4. Pengelolaan Sampah Berbahaya


Pisahkan sampah-sampah berbahaya untuk dibawa ke pusat daur ulang.
Petugas pusat daur ulang pasti tau cara untuk mendaur ulang sampah
berbahaya agar tidak merusak lingkungan.
Untuk barang-barang elektronik yang sudah rusak alias menjadi sampah,
kamu dapat mengembalikannya ke perusahaan yang memproduksinya.
Beberapa perusahaan elektronik menerima barang elektronik bekas untuk
mereka daur ulang kembali menjadi produk elektronik baru.
5. Reduce, Reuse and Recycle!
Budayakan gaya hidup Reduce, Reuse and Recycle atau biasa dikenal
dengan 3R, dari diri kamu. Biasakan untuk mengurangi pemakaian plastik
atau bahan-bahan lain yang sulit terurai. Untuk menghemat penggunaan
plastik, kamu bisa baca lebih lengkap di artikel lainnya yang membahas
diet sampah plastik.
Kemudian jangan lupa memanfaatkan barang bekas agar bisa digunakan
kembali. Seperti memanfaatkan botol plastik bekas untuk dijadikan pot
tanaman. Itu hanya salah satu contoh saja. Masih banyak lagi barang bekas
yang bisa digunakan kembali dengan ide kreatifmu!
Terakhir, jangan lupa untuk selalu mendaur ulang sampah-sampah yang
dapat didaur ulang kembali. Dengan membawa sampah tersebut ke pusat
daur ulang, seperti yang telah dibahas mengenai pengelolaan sampah
anogarnik di atas.

PERMASALAHAN Kurangnya pengetahuan ibu ibu tentang pengelolahan limba rumah tangga
yang sehat untuk ibu ibu.
PERENCANAAN DAN Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi melalui
PEMILIHAN penyuluhan bagi ibu ibu rumah tangga agar mengetahui cara pengolahan
INTERVENSI sampah yang baik
Penyuluhan dilakukan pada :
 Hari / tanggal : Rabu, 27 februari 2019
 Lokasi : Pustu sei meran
 Metode : Verbalisasi
 Peserta : Ibu ibu di wilayah kerja pustu sei meran
PELAKSANAAN Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 27 februari 2019. Peserta yang
hadir berjumlah 15 orang. Penyuluhan ini dilaksanakan pada pukul 10.00
WIB. Materi yang diberikan adalah tentang pengelolahan Sampah rumah
tangga.
Materi penyuluhan disajikan dengan verbalisasi. Penyuluhan
dilaksanakan selama 10 menit dilanjutkan sesi diskusi.
MONITORING DAN Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak
EVALUASI antusias membuat diskusi mengenai pengelolahan sampah rumah tangga
berjalan dengan lancar.
Komentar / saran pendamping :
Pangkalan Susu, Mei 2019
Dokter Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea


NIP. 19790504 201001 2 023

dr. Al Hazri

Kepala Puskesmas Pangkalan Susu


DOKUMENTASI
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Laporan F3
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Topik :
Jurus Anak Makan Sayur Dan Buah

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :
dr. Al Hazri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


WAHANA PUSKESMAS PANGKALAN SUSU
KAB. LANGKAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F3
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Topik :
Jurus Anak Makan Sayur Dan Buah

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Al Hazri

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Mei 2019

Oleh
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu, Pendamping Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea dr. Herlina Elisabeth Hutapea


NIP. 19790504 201001 2 023 NIP. 19790504 201001 2 023
F.3 Usaha Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Puskesmas Pangkalan Susu Februari – Mei 2019
Jurus Anak Makan Sayur dan Buah
LATAR BELAKANG
Ungkapan bahwa tak banyak orang Indonesia yang suka makan buah
dan sayur ternyata bukan sekadar isapan jempol belaka. Data Balitbang
Kementerian Pertanian 2013 mengungkapkan fakta bahwa masyarakat
Indonesia hanya mengonsumsi 34,55 kilogram buah per tahun per
individu.

Bukan hanya itu, data tersebut juga mengungkapkan bahwa masyarakat


Indonesia hanya mengonsumsi 40,35 kg per tahunnya per individu.

Jumlah ini terbilang masih sedikit. Angka tersebut malah masih jauh di
bawah anjuran FAO yang merekomendasikan konsumsi buah mencapai
73 kilogram buah per tahun per individu. Sedangkan konsumsi sayur
yang disarankan adalah 91,25 kilogram per individu per tahunnya.

Setahun kemudian, situasi tak banyak berubah. Data dari kajian


Pemantauan Status Gizi (PSG) pada 2015 mengungkapkan bahwa
konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia masih belum
memenuhi anjuran FAO. Untuk sayuran, konsumsi hanya mencapai
20,5 kilogram per kapita per tahun dan buah mencapai 12 kilogram per
kapita/tahun.

Data yang lebih menyedihkan lagi terlihat pada angka asupan buah dan
sayur pada anak-anak. Survei Konsumsi Makanan Individu 2014
mengungkapkan 97,7 persen anak Indonesia di bawah usia 5 tahun tidak
mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran dalam jumlah yang
disarankan.

PERMASALAHAN Kurangnya pengetahuan ibu tentang akan kebaikan dan manfaat dari
gizi sayur dan buah untuk kesehatan anak-anaknya
PERENCANAAN DAN Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi melalui
PEMILIHAN penyuluhan bagi ibu agar mengetahui manfaat dari sayur dan buah bagi
INTERVENSI kesehatan anaknya.
Penyuluhan mengenai jurus anak makan sayur dan buah lengkap
dilakukan pada :
 Hari / tanggal : Kamis, 28 Maret 2019
 Lokasi : Posyandu Bukit Jengkol
 Metode : Verbalisasi
 Peserta : Peserta KIA Bukit Jengkol
PELAKSANAAN Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2019. Peserta yang
hadir berjumlah 32 orang. Penyuluhan ini dilaksanakan pada pukul
10.00 WIB. Materi yang diberikan adalah tentang jurus anak makan
sayur dan buah.
Materi penyuluhan disajikan dengan verbalisasi. Penyuluhan
dilaksanakan selama 15 menit dilanjutkan sesi diskusi.
MONITORING DAN Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak
EVALUASI antusias sehingga cukup aktif bertanya dan membuat diskusi mengenai
preeklamsia berjalan dengan lancar.
Komentar / saran pendamping :

Pangkalan Susu, Mei 2019


Dokter Internsip, Kepala Puskesmas Pangkalan susu

dr. Al Hazri dr. Herlina Elisabeth Hutapea


NIP. 19790504 201001 2 023
DOKUMENTASI
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Laporan F4
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Topik :
Empat Sehat Lima Sempurna

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :
dr. Al Hazri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


WAHANA PUSKESMAS PANGKALAN SUSU
KAB. LANGKAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F4
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Topik :
Empat Sehat Lima Sempurna

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Al Hazri

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Mei 2019

Oleh
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu, Pendamping Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea dr. Herlina Elisabeth Hutapea


NIP. 19790504 201001 2 023 NIP. 19790504 201001 2 023
F.4 Usaha Kesehatan Masyarakat
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Puskesmas Pangkalan Februari - Mei 2019

Empat Sehat Lima Sempurna


LATAR BELAKANG Kurang gizi pada dapat juga disebabkan perilaku ibu dalam
pemilihan bahan makanan yang tidak benar. Pemilihan bahan
makanan, tersedianya jumlah makanan yang cukup dan
keanekaragaman makanan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
tentang makanan dan gizinya, ketidaktahuan dapat menyebabkan
kesalahan pemilihan makanan terutama makanan untuk keluarga
.Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa anak yang
mendapatkan perilaku pemenuhan kebutuhan gizi yang kurang baik
dari keluarga, baik secara
kualitas maupun kuantitas dapat menyebabkan anak kurang gizi. Hal
ini akan berpengaruh terhadap pembentukan sumber daya manusia
manusia yang berkualitas, oleh karena itu peranan pengetahuan, sikap
dan tindakan ibu akan menentukan corak dan mutu pemberian makan
pada anaknya, mengingat ibu adalah pelaksana utama dalam diagnose
dan perawatan keadaan gizi anak. Penurunanprevalensi malnutrisi
pada anak balita adalah dengan pemberdayaan keluarga, terutama
ibu. Sebagai salah satu upaya mengevaluasi perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan gizi anak dan keluarga dengan asupan lengkap
empat sehat lima sempurna.
PERMASALAHAN Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang asupan gizi seimbang
dengan menerapkan empat sehat lima sempurna sebagai makanan
pokok keluarga.

PERENCANAAN DAN Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi melalui


PEMILIHAN penyuluhan bagi masyarakat.
INTERVENSI Penyuluhan mengenai gizi empat sehat lima sempurna
dilakukan pada :
 Hari / tanggal : sabtu 13 April 2019
 Lokasi : SD 050775 pangkalan susu
 Metode : Verbalisasi
 Peserta : 50 orang wali murid SD 050775
PELAKSANAAN Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 13 April 2019. Peserta yang
hadir berjumlah 50 orang. Penyuluhan ini dilaksanakan pada pukul
10.00 WIB. Materi yang diberikan adalah tentang manfaat gizi
seimbang empat sehat lima sempurna.
Materi penyuluhan disajikan dengan verbalisasi. Penyuluhan
dilaksanakan selama 20 menit dilanjutkan sesi diskusi.
MONITORING DAN Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak
EVALUASI antusias sehingga cukup aktif bertanya dan membuat diskusi
mengenai manfaat pemberian suplemen tablet tambah darah pada
remaja berjalan dengan lancar.
Komentar / saran pendamping :

Pangkalan Susu, Mei 2019


Dokter Internsip,
dr. Herlina Elisabeth Hutapea
NIP. 19790504 201001 2 023

dr. Al Hazri
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,
DOKUMENTASI
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Laporan F5
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Topik :
Penyakit Jantung Koroner

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :
dr. Al Hazri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


WAHANA PUSKESMAS PANGKALAN SUSU
KAB. LANGKAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F5
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Topik :
Penyakit Jantung Koroner
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Al Hazri

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Mei 2019

Oleh
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu, Pendamping Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea dr. Herlina Elisabeth Hutapea


NIP. 19790504 201001 2 023 NIP. 19790504 201001 2 023
F.5 Usaha Kesehatan Masyarakat
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Puskesmas Pangkalan Susu Februari - Mei 2019

Penyakit Jantung Koroner


LATAR Latar Belakang Penyakit jantung koroner termasuk ke dalam
BELAKANG kelompok penyakit kardiovaskuler, dimana penyakit kardiovaskuler
merupakan penyebab utama kematian di negara dengan pendapatan
rendah dan menengahseperti Indonesia. Menurut World Health
Organization(WHO2013), kematian akibat penyakit kardiovaskuler
mencapai 17,1 juta orang per tahun.Penyakit kardiovaskuar diantaranya
penyakit jantung koroner dan stoke menjadi urutan pertamadalam
daftar penyakit kronis di dunia. Di Indonesiasendiriprevalensi
penyakitjantung koroner berdasarkan wawancara terdiagnosis oleh
dokter sebesar 0,5% sedangkan berdasarkan terdiagnosis atau gejala
sebesar 1,5%. Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki
fungsi sangat penting terutama untuk manusia. Salah satu fungsi
jantung yaitu memompadan mengalirkandarah yang berisikan oksigen
dan nutrisidari jantung ke seluruh tubuh. Seiring dengan bertambahnya
usia seseorang, pola makansalah, gaya hiduptidak sehat,kurangnya
aktivitasakan dapat meningkatkankadar kolesterol dalam darah. Hal itu
akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan fungsi jantung.
Kemampuan fungsi jantung akan terus menerus menurun yang
kemudian dapat menimbulkan penyakit jantung koroner. Beberapa
faktor yang menjadi penyebab terjadinya penyakit jantung koroner
salah satunyayaitu kurangnya asupan sumber serat dan

antioksidan baik yang berasal dari sayur maupunbuah-buahan.


Asupan tinggi serat makanan yang berasal dari bahan makanan
terutama serat larut yang berasal dari tumbuhan dan biji-bijianmampu
membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Asam empedu
yang merupakan produk akhir dari kolesterol pada awalnya disintesis
dalam hati yang kemudian disekresi ke dalam empedu kemudian akan
kembali menuju hati melalui reabsorbsi dalam usus halus. Proses ini
disebut juga dengan siklus entero hepatik. Untuk mencegah kembalinya
asam empedu ke hati maka serat akan mengikat asam empedu dan
membawanya keluar tubuh melalui feses. Sebanyak 80% penduduk
Indonesia saat ini masih memiliki kebiasaan mengkonsumsi serat yang
rendah yaitu sebanyak 15 gram/orang/hari. Sedangkan konsumsi serat
yang dianjurkan yaitu 19-30 gram/hari.

PERMASALAHAN Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit jantung coroner


PERENCANAAN Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi melalui
DAN PEMILIHAN penyuluhan bagi masyarakat agar mendapat pengetahuan tentang
INTERVENSI penyakit jantung koroner.
Penyuluhan mengenai Penyakit Jantung Koroner dilakukan pada
:
 Hari / tanggal : Kamis, 11 April 2019
 Lokasi : Aula Camat Pangkalan Susu
 Metode : Verbalisasi
 Peserta : Peserta senam lansia puskesmas
pangkalan susu
PELAKSANAAN Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 11 April 2019 . Peserta yang
hadir berjumlah 25 orang. Penyuluhan ini dilaksanakan pada pukul
09.00 WIB. Materi yang diberikan adalah tentang Penyakit Jantung
Koroner.
Materi penyuluhan disajikan dengan verbalisasi. Penyuluhan
dilaksanakan selama 20 menit dilanjutkan sesi diskusi.
MONITORING Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak
DAN EVALUASI antusias sehingga cukup aktif bertanya dan membuat diskusi mengenai
Diabetes Melitus berjalan dengan lancar.
Komentar / saran pendamping :
Pangkalan Susu, Mei 2019

Dokter Internsip

dr. Al Hazri

Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea


NIP. 19790504 201001 2 023
DOKUMENTASI
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Laporan F6
Upaya Pengobatan Dasar

Topik :
Ptiriasis Versikolor

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :
dr. Al Hazri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


WAHANA PUSKESMAS PANGKALAN SUSU
KAB. LANGKAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F6
Upaya Pengobatan Dasar

Topik :
Ptiriasis Versikolor

Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu

Disusun oleh :

dr. Al Hazri

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Mei 2019

Oleh
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu, Pendamping Internsip,

dr. Herlina Elisabeth Hutapea dr. Herlina Elisabeth Hutapea


NIP. 19790504 201001 2 023 NIP. 19790504 201001 2 023
F.6 Usaha Kesehatan Masyarakat
Upaya Pengobatan Dasar
Puskesmas Pangkalan Susu Februari – Mei 2019

Ptiriasis Versikolor
LATAR BELAKANG Malassezia furfur (M. furfur) merupakan salah satu organisme
eukariotik lipofilik yang komponen dinding selnya terdiri dari mannan,
glukan, dan kitin. Meskipun merupakan bagian dari flora normalyang
sering ditemukan pada permukaan kulit atau tubuh manusia dan hewan,
M. furfur dapat juga menjadi patogen.

Perubahan dari flora normal kulit menjadi patogen dapat terjadi jika
berada dibawah kondisi tertentu. Beberapa kondisi dan faktor yang
berperan pada patogenesis antara lain genetik, lingkungan dengan suhu
dan kelembaban tinggi. Jamur ini merupakan penyebab dari penyakit
Pitiriasis versikolor. Pitiriasis versikolor tersebar di seluruh dunia.
Prevalensi yang dilaporkan sebanyak 50% di lingkungan yang panas
dan lembab di kepulauan Samoa Barat dan hanya 1,1% di temperatur
yang lebih dingin di Swedia (Burkhart, 2013). Di Indonesia, penyakit
ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang beriklim
subtropis. Di negara berkembang prevalensinya juga lebih tinggi
dibandingkan negara maju. Penyakit ini terutama mengenai para remaja
dan dewasa muda, terbanyak pada usia 16-40 tahun. Perbedaan antara
pria dan wanita tidak ada, walaupun di Amerika Serikat dilaporkan
bahwa penderita berusia 20-30 tahun dengan perbandingan 1,09% pria
dan 0,6% wanita (Kumala, 2009; Partogi, 2008).Pengobatan PV saat ini
dapat dilakukan dengan cara topikal atau sistemik. Ditengah maraknya
penggunaan obat kimia sintetik yang pada umumnya menimbulkan efek
sampingdan ada beberapa infeksi akibat jamur yang mengalami
resistensi akibat pemakaian beberapa obat-obatan antijamur baik
topikal maupun sistemik, maka perlu dicari obat lain yang lebih baik,
aman, tidak resisten.
PERMASALAHAN IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Usia : 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Alamat : bukit jengkol
Tanggal Periksa : 02 April 2019

ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Tampak bercak bercak Putih dan gatal disekitar mulut , nyeri
tidak ada dan panas tidak ada, sudah dirasakan 1 minggu.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien Tn. R berusia 7 tahun datang berobat ke balai
pengobatan diantar oleh orang tua nya, dengan keluhan bercak
bercak putih di sekitar mulut yang sudah di alami os 7 hari ini,
os mengeluh disertai rasa gatal. Bercak bercak tersebut tidak
nyeri, dan panas.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Alergi Obat (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Vital Sign :
Sensorium : Compos Mentis, GCS E4V5M6
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x / menit
Temp. : 36,5 oC
BB : 14kg

Status Generalis :
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Paru : SN Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung : BJ I-II murni regular, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : Soepel, Nyeri Tekan (-), Bising Usus (+)N
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada keterbatasan ROM

Status Dermatologis :
Tampak bercak hipopigmentasi berkelompok disertai gatal di regio
oralis dan mentalis
PERENCANAAN DAN Pemeriksaan Penunjang :
PEMILIHAN Tidak dilakukan
INTERVENSI
Intervensi diberikan secara farmakologi dan non farmakologi
PELAKSANAAN Diagnosis Kerja
Ptiriasis Versikolor

Terapi Farmakologi :
 Ketokonazol topical 3*1
 Ctm 3*1
 Curvit syr 3*1 cth

Terapi Non Farmakologis :


 Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan perseorangan
dan lingkungan tempat tinggal
 Mencuci selimut, handuk, dan pakaian dengan bilasan terakhir
dengan menggunakan air panas
 Menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin
 Tidak menggunakan pakaian, handuk secara bergantian
 Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena
dapat menyebabkan luka dan risiko infeksi
 Menjelaskan pentingnya mengobati anggota keluarga yang
menderita keluhan yang sama
MONITORING DAN -
EVALUASI
Komentar / saran pendamping :
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai