Laporan F1
Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Topik :
Kecacingan
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :
dr. Al Hazri
PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA
WAHANA PUSKESMAS PANGKALAN SUSU
KAB. LANGKAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Topik :
Kecacingan
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :
dr. Al Hazri
Oleh
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu, Pendamping Internsip,
Kecacingan
LATAR BELAKANG Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang tersebar luas didaerah
tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization
(WHO)pada tahun 2012 lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi
dunia terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH). Di Indonesia sendiri
prevalensi kecacingan tahun 2012 menunjukkan angka diatas 20%
dengan prevalensi tertinggi mencapai 76,67%, infeksi kecacingan ini
mengalami penurunan dimana pada tahun 2011 dilakukan survei di
berbagai Provinsi. Prevalensi di Sumatera mencapai 78%, Kalimantan
79%, Sulawesi 88%,Nusa Tenggara Barat 92% dan Jawa barat 90%.
Diperkirakan lebih dari 60% anak sekolah dasardi Indonesia menderita
suatu infeksi cacing, rendahnya mutu sanitasi menjadi
penyebabnya(Sutanto,dkk, 2008).Infeksi kecacingan yang disebabkan
oleh SoilTransmitted Helminths (STH) merupakan masalahkesehatan
masyarakat Indonesia. Infeksi kecacingan tergolong penyakit necleted
disease yaitu infeksi yang kurang diperhatikan dan penyakitnya bersifat
kronis tanpa menimbulkan gejala klinis yang jelas dan dampak yang
ditimbulkannya baru terlihat dalam jangka panjang seperti kekurangan
gizi, gangguan tumbuh kembang dan gangguan kognitif
dr. Al Hazri
Topik :
Pengolahan Sampah Rumah Tangga
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :
dr. Al Hazri
Topik :
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :
dr. Al Hazri
Oleh
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu, Pendamping Internsip,
Sampah dapat menjadi masalah besar jika Anda tidak tahu bagaimana
cara mengolahnya dengan baik. Jika ada sampah yang berserakan dan
menumpuk di rumah Anda maka dapat memicu munculnya sarang
penyakit dan bakteri jahat. Rumah yang dipenuhi sampah juga dapat
memperburuk tampilan dan keindahan rumah serta menyebarkan bau
tidak sedap. Cermat dalam mengelola sampah adalah salah satu cara
efektif untuk membantu menjaga kesehatan serta kebersihan hunian
Anda. Berikut adalah beberapa cara mengelola sampah rumah tangga
Anda yang bisa Anda terapkan agar rumah tetap bersih.
PERMASALAHAN Kurangnya pengetahuan ibu ibu tentang pengelolahan limba rumah tangga
yang sehat untuk ibu ibu.
PERENCANAAN DAN Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi melalui
PEMILIHAN penyuluhan bagi ibu ibu rumah tangga agar mengetahui cara pengolahan
INTERVENSI sampah yang baik
Penyuluhan dilakukan pada :
Hari / tanggal : Rabu, 27 februari 2019
Lokasi : Pustu sei meran
Metode : Verbalisasi
Peserta : Ibu ibu di wilayah kerja pustu sei meran
PELAKSANAAN Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 27 februari 2019. Peserta yang
hadir berjumlah 15 orang. Penyuluhan ini dilaksanakan pada pukul 10.00
WIB. Materi yang diberikan adalah tentang pengelolahan Sampah rumah
tangga.
Materi penyuluhan disajikan dengan verbalisasi. Penyuluhan
dilaksanakan selama 10 menit dilanjutkan sesi diskusi.
MONITORING DAN Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak
EVALUASI antusias membuat diskusi mengenai pengelolahan sampah rumah tangga
berjalan dengan lancar.
Komentar / saran pendamping :
Pangkalan Susu, Mei 2019
Dokter Internsip,
dr. Al Hazri
Topik :
Jurus Anak Makan Sayur Dan Buah
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :
dr. Al Hazri
Topik :
Jurus Anak Makan Sayur Dan Buah
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :
dr. Al Hazri
Oleh
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu, Pendamping Internsip,
Jumlah ini terbilang masih sedikit. Angka tersebut malah masih jauh di
bawah anjuran FAO yang merekomendasikan konsumsi buah mencapai
73 kilogram buah per tahun per individu. Sedangkan konsumsi sayur
yang disarankan adalah 91,25 kilogram per individu per tahunnya.
Data yang lebih menyedihkan lagi terlihat pada angka asupan buah dan
sayur pada anak-anak. Survei Konsumsi Makanan Individu 2014
mengungkapkan 97,7 persen anak Indonesia di bawah usia 5 tahun tidak
mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran dalam jumlah yang
disarankan.
PERMASALAHAN Kurangnya pengetahuan ibu tentang akan kebaikan dan manfaat dari
gizi sayur dan buah untuk kesehatan anak-anaknya
PERENCANAAN DAN Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi melalui
PEMILIHAN penyuluhan bagi ibu agar mengetahui manfaat dari sayur dan buah bagi
INTERVENSI kesehatan anaknya.
Penyuluhan mengenai jurus anak makan sayur dan buah lengkap
dilakukan pada :
Hari / tanggal : Kamis, 28 Maret 2019
Lokasi : Posyandu Bukit Jengkol
Metode : Verbalisasi
Peserta : Peserta KIA Bukit Jengkol
PELAKSANAAN Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2019. Peserta yang
hadir berjumlah 32 orang. Penyuluhan ini dilaksanakan pada pukul
10.00 WIB. Materi yang diberikan adalah tentang jurus anak makan
sayur dan buah.
Materi penyuluhan disajikan dengan verbalisasi. Penyuluhan
dilaksanakan selama 15 menit dilanjutkan sesi diskusi.
MONITORING DAN Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak
EVALUASI antusias sehingga cukup aktif bertanya dan membuat diskusi mengenai
preeklamsia berjalan dengan lancar.
Komentar / saran pendamping :
Topik :
Empat Sehat Lima Sempurna
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :
dr. Al Hazri
Topik :
Empat Sehat Lima Sempurna
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :
dr. Al Hazri
Oleh
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu, Pendamping Internsip,
dr. Al Hazri
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu,
DOKUMENTASI
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Laporan F5
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Topik :
Penyakit Jantung Koroner
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :
dr. Al Hazri
Topik :
Penyakit Jantung Koroner
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :
dr. Al Hazri
Oleh
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu, Pendamping Internsip,
Dokter Internsip
dr. Al Hazri
Topik :
Ptiriasis Versikolor
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :
dr. Al Hazri
Topik :
Ptiriasis Versikolor
Diajukan dalam Rangka Praktek Klinis Dokter Internsip Sekaligus Sebagai Bagian dari Persyaratan
Menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Susu
Disusun oleh :
dr. Al Hazri
Oleh
Kepala Puskesmas Pangkalan Susu, Pendamping Internsip,
Ptiriasis Versikolor
LATAR BELAKANG Malassezia furfur (M. furfur) merupakan salah satu organisme
eukariotik lipofilik yang komponen dinding selnya terdiri dari mannan,
glukan, dan kitin. Meskipun merupakan bagian dari flora normalyang
sering ditemukan pada permukaan kulit atau tubuh manusia dan hewan,
M. furfur dapat juga menjadi patogen.
Perubahan dari flora normal kulit menjadi patogen dapat terjadi jika
berada dibawah kondisi tertentu. Beberapa kondisi dan faktor yang
berperan pada patogenesis antara lain genetik, lingkungan dengan suhu
dan kelembaban tinggi. Jamur ini merupakan penyebab dari penyakit
Pitiriasis versikolor. Pitiriasis versikolor tersebar di seluruh dunia.
Prevalensi yang dilaporkan sebanyak 50% di lingkungan yang panas
dan lembab di kepulauan Samoa Barat dan hanya 1,1% di temperatur
yang lebih dingin di Swedia (Burkhart, 2013). Di Indonesia, penyakit
ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang beriklim
subtropis. Di negara berkembang prevalensinya juga lebih tinggi
dibandingkan negara maju. Penyakit ini terutama mengenai para remaja
dan dewasa muda, terbanyak pada usia 16-40 tahun. Perbedaan antara
pria dan wanita tidak ada, walaupun di Amerika Serikat dilaporkan
bahwa penderita berusia 20-30 tahun dengan perbandingan 1,09% pria
dan 0,6% wanita (Kumala, 2009; Partogi, 2008).Pengobatan PV saat ini
dapat dilakukan dengan cara topikal atau sistemik. Ditengah maraknya
penggunaan obat kimia sintetik yang pada umumnya menimbulkan efek
sampingdan ada beberapa infeksi akibat jamur yang mengalami
resistensi akibat pemakaian beberapa obat-obatan antijamur baik
topikal maupun sistemik, maka perlu dicari obat lain yang lebih baik,
aman, tidak resisten.
PERMASALAHAN IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Usia : 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Alamat : bukit jengkol
Tanggal Periksa : 02 April 2019
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Tampak bercak bercak Putih dan gatal disekitar mulut , nyeri
tidak ada dan panas tidak ada, sudah dirasakan 1 minggu.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien Tn. R berusia 7 tahun datang berobat ke balai
pengobatan diantar oleh orang tua nya, dengan keluhan bercak
bercak putih di sekitar mulut yang sudah di alami os 7 hari ini,
os mengeluh disertai rasa gatal. Bercak bercak tersebut tidak
nyeri, dan panas.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Alergi Obat (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Vital Sign :
Sensorium : Compos Mentis, GCS E4V5M6
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x / menit
Temp. : 36,5 oC
BB : 14kg
Status Generalis :
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Paru : SN Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung : BJ I-II murni regular, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : Soepel, Nyeri Tekan (-), Bising Usus (+)N
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada keterbatasan ROM
Status Dermatologis :
Tampak bercak hipopigmentasi berkelompok disertai gatal di regio
oralis dan mentalis
PERENCANAAN DAN Pemeriksaan Penunjang :
PEMILIHAN Tidak dilakukan
INTERVENSI
Intervensi diberikan secara farmakologi dan non farmakologi
PELAKSANAAN Diagnosis Kerja
Ptiriasis Versikolor
Terapi Farmakologi :
Ketokonazol topical 3*1
Ctm 3*1
Curvit syr 3*1 cth