Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUGAS INTERNSIP

PUSKESMAS MERDEKA

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian
dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Merdeka Kota Palembang

Disusun oleh :

Anindita Dena Varissa, dr.

Program Dokter Internsip Indonesia


Kota Palembang
Sumatera Selatan
2020
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik : Cara Menggosok Gigi yang Baik dan Benar


Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian
dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Merdeka Kota Palembang

Disusun oleh :

Anindita Dena Varissa, dr.

Program Dokter Internsip Indonesia


Kota Palembang
Sumatera Selatan
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik : Cara Menggosok Gigi yang Baik dan Benar

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian
dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Merdeka Kota Palembang

Disusun oleh :

Anindita Dena Varissa, dr.

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 30 Januari 2020

Oleh
Pembimbing Dokter Internsip

Hj. Titin Yuliani, dr.


NIP. 19760501 201001 2004
LATAR Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan
BELAKANG
memberikan prioritas kepada upaya peningkatan
kesehatan,pencegahan penyakit dengan tidak
mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan
kesehatan .untuk menunjang upaya kesehatan yang
optimal maka upaya dibidang kesehatan gigi perlu
mendapat perhatian (Depkes RI, 1994). Kesehatan gigi
dan mulut pada masyarakat Indonesia masih merupakan
hal yang perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga
kesehatan, baik dokter gigi maupun perawat gigi. Hal ini
terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut berada pada
sepuluh besar penyakit terbanyak yang tersebar diberbagai
wilayah. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita
masyarakat Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga
dan karies gigi, penyakit tersebut akibat terabaikannya
kebersihan gigi dan mulut (Depkes RI, 2004).
Data dari World Health Organization (WHO)
menunjukkan bahwa tingkat keparahan kerusakan gigi
(indeks DMF-T) pada anak usia 12 tahun sebesar 1 (satu)
gigi. Kenyatannya pengalaman karies perorangan rata-rata
(DMFT = Decay Missing Filling-Teeth) adalah 4,85 yang
berarti rata rata kerusakan gigi penduduk adalah 5 gigi per
orang. (Depkes RI, 2000).
Praktek kebersihan mulut oleh individu merupakan
tindakan pencegahan yang paling utama dianjurkan, juga
berarti individu tadi telah melakukan tindakan pencegahan
yang sesungguhnya, praktek kebersihan mulut ini dapat
dilakukan individu dengan cara menggosok gigi.
Menggosok gigi berfungsi untuk menghilangkan dan
mengganggu pembentukan plak dan debris, membersihkan
sisa makanan yang menempel pada gigi, menstimulasi
jaringan gigiva, menghilangkan bau mulut yang tidak
diinginkan.(Depkes RI, 2004)
Perilaku menggosok gigi pada anak harus dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada perasaan terpaksa.
Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar
merupakan faktor yang cukup penting untuk perawatan
kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan menggosok gigi
juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode
menggosok gigi, serta frekuensi dan waktu menggosok
gigi yang tepat.(Houwink, 1994)
PERMASALAHAN Kesehatan gigi dan mulut sangat penting dan perlu
diperhatikan sejak dini, karena masih banyaknya
pengetahuan yang kurang mengenai penyakit gigi dan
mulut. Masalah utama yang terjadi adalah karena cara
menggosok dan merawat gigi yang kurang tepat, sehingga
mengakibatkan kerusakan gigi yang terus-menerus.
PERENCANAAN Melakukan intervensi secara pasif dan aktif secara
DAN PEMILIHAN
bersamaan yakni dengan melakukan edukasi kesehatan
INTERVENSI
dan pelatihan ketrampilan cara menggosok gigi yang baik
dan benar kepada murid-murid di SD Xaverius 4
Palembang.
PELAKSANAAN Melakukan penyuluhan dan praktek bersama mengenai
cara menggosok gigi yang baik dan benar untu menjaga
kesehatan gigi dan mulut. Acara seperti ini rutin dilakukan
tiap bulannya ke beberapa sekolah yang berbeda guna
memenuhi cakupan yang ada. Target alam penyuluhan ini
bukan hanya murid-murid di sekolahan namun juga guru
serta orang tua yang mendampinginya.
MONITORING Monitoring dilakukan oleh para guru sekolahan yang
DAN EVALUASI
bekerjasama dengan para kader dan evaluasi dengan
tingkat kunjungan di poli pkm puskesmas pandaan untuk
pemeriksaan gigi rutin.

Palembang, 30 Januari 2020


Dokter Internsip, Pembimbing Internsip,
Anindita Dena Varissa, dr. dr. Hj. Meita Devi R., M.Kes
NIP. 19640517 198903 2 011
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik : Waspada Bahaya Syrofoam

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian
dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Merdeka Kota Palembang

Disusun oleh :

Anindita Dena Varissa, dr.

Program Dokter Internsip Indonesia


Kota Palembang
Sumatera Selatan
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik : Waspada Bahaya Syrofoam

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian
dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Merdeka Kota Palembang

Disusun oleh :

Anindita Dena Varissa, dr.

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 30 Januari 2020

Oleh
Pembimbing Dokter Internsip

Hj. Titin Yuliani, dr.


NIP. 19760501 201001 2004
LATAR Permasalahan kesehatan yang timbul dalam beberapa
BELAKANG
dekade terakhir merupakan akibat perilakua hidup yang
tidak sehat serta didukung kondisi lingkungan yang tidak
sehat ditambah sanitasi lingkungan, ketersediaan air bersih
yang masih kurang memadai di beberapa tempat, dan
beredarnya bahan pangan yang mengandung zat-zat
berbahaya.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan primer
manusia selain sandang dan papan yang sangat dibutuhkan
bagi keberlangsungan hidup manusia. Pangan yang
dimaksud dapat berupa makanan atau minuman yang telah
diolah maupun mentah yang dapat di konsumsi oleh
manusia. Dengan perkembangan teknologi dan informasi
yang begitu cepat, industri pangan juga berkembang
dengan pesat membuat inovasi kemasan pangan yang
menarik. Pangan yang beredar saat ini praktis tidak lepas
dari penggunaan kemasan dengan berbagai maksud, selain
untuk melindungi kualitas pangan juga dimaksudkan
untuk promosi. Kemasan pangan digunakan bertujuan
untuk melindungi makanan atau minuman dari unsur-
unsur perusak seperti sinar matahari, bakteri, jamur,
serangga, gesekan dan hempasan.
Styrofoam merupakan kemasan berwarna putih dan
kaku yang sering digunakan sebagai kotak pembungkus
makanan. Styrofoam banyak digunakan oleh pedagang
penjual makanan karena lebih praktis digunakan terutama
saat pembeli sedang ramai dan terkesan lebih aman dari segi
jumlah makanan tanpa rasa khawatir untuk makanan
tertumpah atau kemasan bocor. Hal inilah yang menjadi
daya tarik yang cukup kuat bagi para penjual maupun
konsumen makanan untuk menggunakannya. Sampai saat
ini belum banyak yang sadar bahaya dibalik penggunaan
kemasan styrofoam. Styrofoam sebagai kemasan makanan,
sebaiknya penggunaannya bukan sekedar sebagai bungkus
tetapi perlu diperhatikan keamanannya, karena fungsi dari
kemasan makanan yaitu untuk kesehatan, pengawetan dan
kemudahan. Menurut beberapa penelitian telah diketahui
bahwa styrofoam berbahaya bagi kesehatan. Menurut
Mulyanto (2013), bahaya styrofoam berasal dari butiran-
butiran styrene, yang diproses dengan menggunakan
benzana. Benzana inilah yang termasuk zat yang dapat
menimbulkan banyak penyakit, selain itu styrofoam juga
terbukti tidak ramah lingkungan, karena tidak dapat
diuraikan sama sekali5
PERMASALAHAN Styrofoam banyak digunakan oleh pedagang penjual
makanan karena lebih praktis digunakan terutama saat
pembeli sedang ramai dan terkesan lebih aman dari segi
jumlah makanan tanpa rasa khawatir untuk makanan
tertumpah atau kemasan bocor. Tingginya pemakaian
Styrofoam tidak diimbangi dengan pengetahuan bahaya
Styrofoam.
PERENCANAAN Melakukan intervensi secara pasif dan aktif secara
DAN PEMILIHAN
bersamaan yakni dengan melakukan edukasi kesehatan
INTERVENSI
dan pemberian contoh kehidupan sehari-hari untuk
meminimalisir penggunaan Styrofoam kepada murid-murid
masyarakat di sekitar puskesmas.
PELAKSANAAN Melakukan penyuluhan tentang bahaya Styrofoam, dan
diharapkan Acara seperti ini rutin dilakukan tiap bulannya
ke beberapa pasar yang berbeda di sekitar puskesmas guna
memenuhi cakupan yang ada. Target alam penyuluhan ini
bukan hanya masyarakat di sekitar puskesmas sebagai
pasien namun juga pedagang.
MONITORING Monitoring dilakukan oleh para pegawai puskesmas
DAN EVALUASI
yang bekerjasama dengan para kader.
Palembang, 30 Januari 2020
Dokter Internsip, Pembimbing Internsip,
Anindita Dena Varissa, dr. dr. Hj. Meita Devi R., M.Kes
NIP. 19640517 198903 2 011
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik : Mari biasakan Etika Batuk!

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian
dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Merdeka Kota Palembang

Disusun oleh :

Anindita Dena Varissa, dr.

Program Dokter Internsip Indonesia


Kota Palembang
Sumatera Selatan
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik : Mari biasakan Etika Batuk!

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian
dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Merdeka Kota Palembang

Disusun oleh :

Anindita Dena Varissa, dr.

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 30 Januari 2020

Oleh
Pembimbing Dokter Internsip

Hj. Titin Yuliani, dr.


NIP. 19760501 201001 2004
LATAR Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah
BELAKANG
kesehatan didunia, termasuk di negara-negara berkembang
salah satunya Indonesia. Kondisi lingkungan dan budaya
yang ada di negara tercinta ini juga sangat mempengaruhi
tingginya kejadian infeksi. Seringkali kejadian infeksi
ditandai dengan batuk atau bersin.
Batuk dan bersin sering kali kita alami secara tidak
terduga dan dimanapun kita berada . Batuk dan bersin
merupakan salah satu cara yang baik dan cepat dalam
menularkan penyakit kepada orang lain yang berada
disekitar kita. Oleh karena itu, diperlukan adanya etika
batuk yang baik untuk mencegah penularan infeksi dari
penderita kepada orang-orang yang sehat. Saat batuk dan
bersin,  akan kita rasakan adanya percikkan keluar dari
hidung maupun mulut. Percikan itu berisikan
mikroorganisme atau kuman – kuman. Percikkan tadi akan
terbang bebas diudara sehingga akan dapat terhirup oleh
orang –orang yang berada disekitar kita. Akhir yang
didapat adalah penularnya batuk dan flu dengan cepat
PERMASALAHAN Tingginya angka kejadian ISPA di wilayah kerja
puskesmas yang sangat mungkin disebabkan oleh penularan
melalui droplet yang terhirup dari percikkan batuk atau
bersin pasien yang sedang sakit.
PERENCANAAN Melakukan intervensi secara pasif dan aktif secara
DAN PEMILIHAN
bersamaan yakni dengan melakukan edukasi kesehatan
INTERVENSI
dan pemberian contoh etika batuk di kehidupan sehari-hari
untuk meminimalisir penularan ISPA melalui droplet.
PELAKSANAAN Melakukan penyuluhan tentang ISPA dan etika batuk,
dan diharapkan Acara seperti ini rutin dilakukan tiap
bulannya di lingkungan puskesma. Target alam
penyuluhan ini bukan hanya masyarakat di sekitar
puskesmas sebagai pasien namun juga keluarga pasien
yang ikut menmani berobat.
MONITORING Monitoring dilakukan oleh para pegawai puskesmas
DAN EVALUASI yang bekerjasama dengan para kader.

Palembang, 30 Januari 2020


Dokter Internsip, Pembimbing Internsip,

Anindita Dena Varissa, dr. dr. Hj. Meita Devi R., M.Kes
NIP. 19640517 198903 2 011

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Topik : Penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian
dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Merdeka Kota Palembang

Disusun oleh :

Anindita Dena Varissa, dr.

Program Dokter Internsip Indonesia


Kota Palembang
Sumatera Selatan
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik : Penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian
dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Merdeka Kota Palembang

Disusun oleh :

Anindita Dena Varissa, dr.

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 30 Januari 2020

Oleh
Pembimbing Dokter Internsip

Hj. Titin Yuliani, dr.


NIP. 19760501 201001 2004
LATAR Departemen Kesehatan mencanangkan Gerakan
BELAKANG
Pembangunan Berwawasan Kesehatan yang dilandasi
paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang,
pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang
bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang
dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor,
dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Berdasarkan
paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010,
dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus,
yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat serta pelayanan
kesehatan yang bermutu, adil dan merata.
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat
kesehatan cukup besar (30-35% terhadap derajat
kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk
mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah
satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). PHBS 2010 adalah keadaan dimana individu
dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia
telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rangka mencegah timbulnya penyakit dan masalah-
masalah kesehatan lain, menanggulangi penyakit dan
masalah-masalah kesehatan lain, meningkatkan derajat
kesehatan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan serta
mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan
bersumber masyarakat.
PHBS ditujukan bagi seluruh anggota keluarga,
karena sehat dimulai sejak dalam kandungan hingga
lansia. Masyarakat yang disuluh diharapkan dapat
memahami seluruh manfaat dan keuntungan yang
diperoleh jika dia dan keluarganya sehat dan juga
memahami bagaimana cara agar diri dan keluarganya
termotivasi dan bergairah untuk hidup sehat.

PERMASALAHAN Ada tiga poin utama yang terdapat dalam program


PHBS yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Perilaku & Gaya
Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan. Penting untuk
disampaikan kepada masyarakat bahwa hidup sehat itu
mudah dilakukan, menguntungkan, dan menjamin masa
tua tetap aktif dan menyenangkan karena tidak sakit-
sakitan.
PERENCANAAN Kegiatan yang dapat dilakukan guna mencapai
DAN PEMILIHAN
pemahaman bagi lansia mengenai pentingnya dan
INTERVENSI
bagaimana melakukan PHBS yang benar adalah berupa
penyuluhan dan sosialisasi interaktif dua arah.
Untuk mempermudah penyampaian informasi,
penyuluhan dilakukan dengan media bantu berupa leaflet
PELAKSANAAN Melakukan penyuluhan tentang PHBS di keluarga dan
diharapkan Acara seperti ini rutin dilakukan tiap bulannya
di lingkungan puskesmas. Target dalam penyuluhan ini
bukan hanya masyarakat di sekitar puskesmas sebagai
pasien namun juga keluarga pasien yang ikut menmani
berobat.
MONITORING Monitoring dilakukan oleh para pegawai puskesmas
DAN EVALUASI
yang bekerjasama dengan para kader.

Palembang, 30 Januari 2020


Dokter Internsip, Pembimbing Internsip,

Anindita Dena Varissa, dr. dr. Hj. Meita Devi R., M.Kes
NIP. 19640517 198903 2 011

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Topik : Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian
dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Merdeka Kota Palembang

Disusun oleh :

Anindita Dena Varissa, dr.

Program Dokter Internsip Indonesia


Kota Palembang
Sumatera Selatan
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik : Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian
dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Merdeka Kota Palembang

Disusun oleh :

Anindita Dena Varissa, dr.

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 30 Januari 2020

Oleh
Pembimbing Dokter Internsip

Hj. Titin Yuliani, dr.


NIP. 19760501 201001 2004
LATAR Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan
BELAKANG
sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta
fungsi-fungsinya dan prosesnya (Widyastuti,
2009).Kesehatan reproduksi pada wanita tidak terlepas
pada kesehatan organ intimnya. Tentu kita perlu sadari
bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting.
Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah menjaga
kebersihan atau higienitas, terutama pada daerah sekitar
vagina. Dalam vagina terdapat mikroorganisme (flora
normal) yang bila tidak di jaga dapat terganggu
keseimbangan. Bila hal ini terjadi maka akan timbul
gangguan dan keluhan pada daerah tersebut, salah satu
gejala adanya gangguan adalah melalui timbulnya
keputihan.
Berdasarkan letak puskesmas merdeka yang berada
di tengah kota Palembang, dan dikelilingi beberapa
sekolah anak usia remaja (SMP dan SMA) serta
seringkali didapatkannya kasus infeksi saluran kemih
dan organ reproduksi pada anak usia remaja, menjadi
pertimbangan bahwa pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi yang rendah di masyarakat sekitar puskesmas.

PERMASALAHAN Pengetahuan yang kurang ini terjadi karena hampir


seluruh remaja putri belum pernah mendapatkan informasi
mendalam mengenai kesehatan reproduksi seperti
Bakterial Vaginosis (BV). Dalam mata pelajaran pun BV
tidak dipelajari secara gamblang. Melihat fenomena yang
ada perlu diadakannya kegiatan penyuluhan, pembagian
leaflet, diskusi ataupun bentuk kajian yang bisa menjadi
pilihan referensi sebagai upaya untuk terwujudnya
peningkatan pengetahuan pada seluruh siswi yang masih
memiliki tingkat pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi yang kurang.
PERENCANAAN Kegiatan yang dapat dilakukan guna mencapai
DAN PEMILIHAN
pemahaman bagi siswa dan siswi usia remaja mengenai
INTERVENSI
pentingnya kesehatan reproduksi yang benar adalah
berupa penyuluhan dan sosialisasi interaktif dua arah.
Untuk mempermudah penyampaian informasi,
penyuluhan dilakukan dengan media bantu berupa leaflet
dan slide presentasi
PELAKSANAAN Melakukan penyuluhan tentang kespro di siswa-siswi
SMP dan SMA yang nantinya diharapkan Acara seperti
ini rutin dilakukan tiap bulannya di lingkungan
puskesmas. Target dalam penyuluhan ini bukan hanya
para siswa dan siswi namun juga guru-guru di sekolahan.
MONITORING Monitoring dilakukan oleh guru-guru di sekolah yang
DAN EVALUASI
bekerjasama dengan para kader.

Palembang, 30 Januari 2020


Dokter Internsip, Pembimbing Internsip,

Anindita Dena Varissa, dr. dr. Hj. Meita Devi R., M.Kes
NIP. 19640517 198903 2 011

Anda mungkin juga menyukai