Anda di halaman 1dari 7

ORAL PROPHYLAKSIS

Tugas Kelompok Mata Kuliah


“Aplikasi Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut Terkini”
Dosen pengampu : drg, Ani Subekti, Sp.KGA, MDSc

Disusun Oleh:
Rohisotul aily P1337425318003
L
Shema Rudiana Putri P1337425318008
Yodha Arsphino P1337425318012
Lely Surya Ningsih P1337425318016

PROGRAM STUDI TERAPIS GIGI DAN MULUT


PASCA SARJANA MAGISTER TERAPAN
KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN
SEMARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum

dan kualitas hidup. Kesehatan mulut berarti terbebas kanker tenggorokan,

infeksi dan luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi, kehilangan gigi,

dan penyakit lainnya, sehingga terjadi gangguan yang membatasi dalam

mengigit, menguyah, tersenyum, berbicara, dan kesejahteraan psikososial

(WHO, 2012).
Salah satu kesehatan mulut adalah kesehatan gigi. Kesehatan gigi

menjadi hal yang penting, khususnya bagi perkembangan anak. Rampan gigi

adalah salah satu gangguan kesehatan gigi yang berdampak gigi menjadi

keropos, berlubang, bahkan patah. Hal ini membuat gigi anak mengalami

kehilangan daya kunyah, dan terganggunya pencernaan anak yang

mengakibatkan pertumbuhan kurang maksimal (Sinaga, 2013).

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang

dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk 

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk 

 peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, dan

 pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat (Kemenkes RI, 2014).

Hasil utama Riskesdas tahun 2018 mencatat proporsi masalah gigi dan

mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga kesehatan

gigi sebesar 10,2%. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan

benar sebesar 2,8% penduduk Indonesia berusia 3 tahun keatas. Sedangkan untuk 


 prevalensi karies 67,3% anak umur 5 (lima) tahun memiliki angka pengalaman

karies gigi lebih dari 6 (def-t) dan 17,4% untuk anak berusia 12 tahun yang

memiliki DMF-T lebih dari 3.


Karies gigi dan penyakit periodontal merupakan penyakit yang paling

 banyak dijumpai di rongga mulut sehingga penyakit ini merupakan masalah

utama kesehatan gigi dan mulut. Faktor yang memegang peranan penting

dalam terjadinya penyakit karies dan periodontal adalah plak. Plak merupakan

suatu deposit lunak berwarna keabu-abuan atau kuning yang melekat erat pada

 permukaan gigi. Jika jumlah plak sedikit maka plak tidak dapat terlihat, kecuali

diwarnai dengan larutan disclosing.


Masyarakat masih banyak yang tidak berperilaku benar dalam menyikat

gigi, hal ini akan menyebabkan pembersihan plak yang tidak efektif pada

 permukaan gigi, sehingga akan mempengaruhi status oral hygiene yang dapat

menyebabkan karies dan penyakit mulut lainnya. Plak gigi harus dibersihkan

secara menyeluruh dan teratur untuk mencegah terjadinya karies dan penyakit

mulut lainnya (Magrifah, A., dkk, 2014).


Masalah kesehatan gigi dapat dicegah, tindakan yang dilakukan untuk 

membersihkan rongga mulut, baik dilakukan dirumah maupun dilakukan di

klinik oleh tenaga profesional (dokter gigi). adalah prosedur pembersihan dan

 pemolesan untuk menghilangkan plak, kalkulus, dan noda dalam pengobatan

 profilaksis disebut dengan nama Oral Prophylaxis.Oral Prophylaksis

merupakan Tindakan yang termasuk kedalam DHE, namun berbeda dengan

DHE yang lebih kepada pendidikannya, sedangkan Oral Prophylaksis langsung

kepada tindakan pencegahannya.


Metode yang umum digunakan dalam membersihkan plak adalah

menggosok gigi. Sikat gigi dapat membersihkan plak pada permukaan bukal,

lingual, dan oklusal, tetapi tidak dapat sepenuhnya membersihkan bagian

interproksimal. Pembersihan plak pada bagian interproksimal dianggap penting

untuk memelihara kesehatan gingiva, pencegahan karies dan penyakit

 periodontal, salah satu cara untuk membersihkan bagian interproksimal gigi

adalah dengan menggunakan alat yang dapat menembus sela-sela gigi yang

 berdekatan. Banyak produk yang dirancang untuk membantu dalam

membersihkan bagian interproksimal gigi, salah satunya adalah dental floss.

Dental floss atau benang gigi adalah benang yang terbuat dari nilon filamin

atau plastik monofilamen tipis, berlilin maupun tidak berlilin yang digunakan

untuk menghilangkan sisa makanan dan plak di bagian interproksimal. Dental

floss mulai direkomendasikan untuk pembersihan bagian interproksimal pada

akhir tahun 1960 (Magrifah, A., dkk, 2014).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat

dikemukakan beberapa masalah yang akan dikaji dalam tulisan ini, yaitu

sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud oral prophylaksis?
2. Apa saja tindakan beserta alat yang digunakan dalam tindakan oral

 prophylaksis?
3. Bagaimana cara penggunaan alat oral prophylaksis?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tulisan ini adalah

sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui mengenai oral prophylaksis
2. Untuk mengetahui jenis tindakan oral prophylaksis
3. Untuk mengetahui jenis alat yang digunakan dalam tindakan oral

 prophylaksis
4. Untuk mengetahui cara penggunaan alat oral prophylaks

BAB II

PEMBAHASAN

A. Oral Prophylaxis
Profilaksis berasal dari bahasa yunani yang berarti untuk menjaga atau

mencegah. Ukuran profilastik terbagi antara profilaksis utama (untuk 

mencegahperkembanganpenyakit)dan kedua (ketikapenyakitsudah

 berkembang dan pasien terlindungi melawan proses yang semakin

memburuk).
Oral Prophylaxis adalah prosedur pembersihan dan pemolesan

untuk menghilangkan plak, kalkulus, dan noda dalam pengobatan profilaksis disebut

 juga sesuatu yang mencegah atau melindungi. Oral Prophylaksis merupakan

tindakan yang dilakukan untuk membersihkan rongga mulut, baik dilakukan

dirumah maupun dilakukan di klinik oleh tenaga profesional (dokter gigi).

Tindakan ini termasuk kedalam DHE, namun berbeda dengan DHE yang lebih

kepada pendidikannya, sedangkan Oral Prophylaksis langsung kepada

tindakannya
 Oral Prophylaksis bagian dari promotif dan preventif dan merupakan

 bagian utama yang dilakukan tenaga kesehatan gigi dan mulut baik dokter gigi

maupun perawat gigi itu sendiri, untuk mewujudkan gigi sehat dan

 bersih sesuai dengan visi indonesia bebas karies 2030 dan tentunya dalam

 pelaksanaan orak prophylaksis harus disesuaikan dengan sasaran masing-

masing untuk anak SMA lebih keaction untuk anak PAUD, TK, SD kita

menyajikan nya lebih lucu, menarik, dan juga mengunakan musik misalnya

dapat dikemas dalam bentuk dental EXPO.


 Masalah kesehatan gigi dan mulu belum teratasi secara menyeluruh karena

sikap, tindakan dan kepedulian akan kesehatan gigi dan mulut masyakarat

Indonesia masih kurang, Pemerintah juga kurang mendukung program

 promosi kesehatan gigi dan mulut, SDM masih kurang terutama didaerah

terpencil, Sarana prasana juga sangat mendukung akan hal itu, belum ada

 pembagian tugas yang jelas untuk masing-masing tenaga kesehatan D1,

D3, D4. Disamping hal-hal tersebut masalah kesehatan gigi dan mulut juga

dipengaruh oleh faktor internal seperti gigi itu sendiri, saliva, pola makan

dan waktu.
 Obat kumur fungsi menurun bakteri, walaupun terdapat manfaat obat

kumur bukanlah untuk digunakan setiap hari karena dapat membunuh

kuman baik yang ada didalam ronggan mulut kita, penggunaan obat kumur 

saat terdapat peradangan atau bisa juga dua hari sekali.


 Untuk ABK kita harus menyesuaikan nya tergantung pada karakteristik ABK

itu sendiri.

C. Saran:
Saat melakukan presentasi sebaiknya menggunakan gambar supaya lebih jelas

dan PPT tidak terlalu banyak tulisan per slidenya.

Anda mungkin juga menyukai