Anda di halaman 1dari 39

Oleh:

Fatin Ulfa
Fauziyah
Fikri Akbar
Fitriana Anwar
Hafiz Mirza Fadrian
Izza Tunisa
Kiki Rizki Ananda

Pembimbing:
dr. Husnah, M.PH
 Adalah suatu pengukuran dari bermacam-macam ukuran fisik
dan komposisi tubuh pada berbagai kelompok umur dan
tingkat gizinya

Pengukuran antropometri dibagi menjadi 2 macam :

1. Penilaian ukuran tubuh

2. Pengukuran komposisi tubuh


Pengukuran komposisi tubuh dikelompokkan menjadi 2

macam pengukuran yaitu :

1.Pengukuran massa lemak tubuh

2.Pengukuran massa bebas lemak tubuh


 Pengukuran fisik dapat digunakan :
 untuk mengidentifikasikan apakah penderita kekurangan
energi saja / protein saja / energi dan protein atau tidak
 untuk memonitor apakah ada perubahan setelah dilakukan
intevensi / therapi gizi
 Pengukuran Tinggi Badan
 Dilakukan pada anak dan orang dewasa yang dapat berdiri
 Pengukuran Panjang Badan
 Untuk bayi atau anak < 2 tahun
 Pengukuran Lingkar Kepala
 Untuk mengukur pertumbuhan otak
 Pengukuran Berat Badan
 Dilakukan pada bayi dengan timbangan bayi
 Dilakukan untuk anak dan orang dewasa yang dapat
berdiri dengan menggunakan “beam balance scale”
 Pengukuran Panjang Lutut
 Untuk mereka yang tidak bisa beridiri atau mengalami
kelainan pertumbuhan tulang belakang untuk
memperkirakan Tinggi Badannya
Hasil pengukuran fisik dinyatakan dalam
bentuk parameter antara lain : Berat Badan
(BB) dalam kg, Tinggi Badan ( TB ) dalam m,
Panjang Badan (PB) dalam cm, Panjang Lutut
(PL) dalam cm, Lingkar Kepala (LK) dalam cm
Berat badan dilakukan dengan mengunakan
timbangan beam-balance di permukaan datar
dan keras serta dikalibrasi secara teratur.
 Timbangan adalah alat ukur untuk
menentukan berat atau massa obyek.
 Timbangan digunakan dalam aplikasi industri

dan komersial.
 Skala medis khusus dan skala kamar mandi

digunakan untuk mengukur berat badan


manusia
 Tergantung pada faktor lingkungan dan genetik.
 Tinggi badan manusia beragam menurut pengukuran

antropometri.
 Kelainan variasi tinggi badan (sekitar 20%

penyimpangan dari rata-rata) menyebabkan seseorang


mengalami gigantisme atau dwarfisme, bila tak lebih
dari variasi tersebut masih bisa dikatakan normal.
 Pertumbuhan rata-rata untuk setiap jenis kelamin dalam
populasi berbeda secara bermakna, di mana pria dewasa
rata-rata lebih tinggi daripada wanita dewasa. Selain itu,
tinggi badan manusia juga berbeda menurut kelompok
etnis

 Pertumbuhan tinggi badan biasanya berhenti ketika


lempeng pertumbuhan (lempeng efifisis) di ujung tulang
menutup. Penutupan ini terjadi sekitar usia 16 tahun pada
wanita atau 18 tahun pada pria. Tetapi, kadang-kadang
pada sebagian orang, baru menutup pada usia sekitar 20-
21 tahun
 microtoise staturmeter alat ukur tinggi badan
200 cm
 adalah alat yang digantung di tembok setinggi
200 cm atau 2 meter dari lantai.
 tata cara pengukuran : merapat tegak di
tembok dan berada tepat di bawah stature-
meter.
 Seorang asisten atau temannya akan menarik
staturmeter hingga pas ubun-ubun kepala,
 dan membaca hasil pengukuran pada jendela
micro-toise yaitu berupa angka dalam satuan
centimeter.
 Berdasarkan pengukuran tersebut maka ada beberapa
indikator yang dapat digunakan, bisa satu atau dua indeks
atau dalam bentuk rasio

 Indeks : BB/U, TB/U, BB/TB


 Rasio : BB/TB²
 Indeks antropometri diperoleh melalui kombinasi

pengukuran.
 Indeks BB/U, jumlah triseps dan lipatan kulit

subscapular, rasio lingkar pinggang-panggul. Indeks

sangat penting dalam penafsiran pengukuran.


 IMT = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

 Klasifikasi :
 Kurus
 Kekurangan Berat Badan Tingkat Berat bila IMT < 17,0
 Kekurangan Berat Badan Tingkat Ringan bila IMT antara 17,0 –
18,5
 Normal bila IMT antara 18,5 – 25,0
 Gemuk
 Kelebihan Berat Badan Tingkat Ringan bila IMT antara > 25,0 –
27,0
 Kelebihan Berat Badan Tingkat Berat bila IMT > 27,0
Negara/kelompok etnik Lingkar pinggang
Laki-laki ≥ 94 cm
Eropa
Perempuan ≥ 80 cm
Laki-laki ≥ 90 cm
Asia Selatan/Asia
Perempuan ≥ 80 cm
Laki-laki ≥ 90 cm
Cina
Perempuan ≥ 80 cm
Laki-laki ≥ 90 cm
Jepang
Perempuan ≥ 80 cm
Menggunakan batasan untuk Asia
Amerika Tengah dan Selatan
Selatan

Afrika Sub-Sahara
Menggunakan batasan untuk Eropa
Mediteran dan Timur Tengah

Lingkar pinggang berkorelai lebih kuat dengan faktor risiko metabolik dibanding
IMT
Klasifikasi IMT Risiko untuk ko-morbiditas
(kg/m2)
Lingkar pinggang
< 90 cm (L) ≥ 90 cm (L)
< 80 cm (P) ≥ 80 cm (P)
Kurang gizi <18.5 Rendah, tp risiko Rata-rata
penyakit lain meningkat

Normal 18.5-22.9 Rata-rata Meningkat


Kegemukan ≥23
At risk 23.0-24.9 meningkat Moderat
Obese I 25-29.9 Moderat Tinggi
Obese II ≥ 30.0 Tinggi Sangat tinggi

World Health Organization, 1998


CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN ENERGI DEWASA

Cara menentukan kebutuhan enegi (kalori) :


Teori RBW (teori berat badan relative)
RBW = BB (kg) / TB (cm) – 100 x 100 %

Kebutuhan kalori (energi) perhari :


1.      Orang kurus BB x 40 – 60 kalori
2.      Orang normal BB x 30 kalori
3.      Orang gemuk BB x 20 kalori
4.      Orang obesitas BB x (10 – 15) kalori

Dimana dengan ketentuan


1.      Kurus jika RBW < 90 %
2.      Normal jika RBW = 90 – 100 %
3.      Gemuk jika RBW > 110 % atau -< 120 %
4.      Obesitas ringan RBW 120 – 130 %
5.      Obesitas sedang RBW > 130 – 140 %
6.      Obesitas berat RBW > 140 %   
Angka Kecukupan Energi ( Indonesia )
Golongan umur Berat Badan Jenis Kerja Energi ( Kcal )
0.5 – 1 8.0 870
1-3 11.5 1.210
4-6 16.5 1.600
7-9 23 1.900
Pria 10-12 30.0 1.950
13-15 40.0 2.100
16-19 53.0 2.500
20-59 55.0 ringan 2.380
sedang 2.650
berat 3.200
lebih 60 55.0 2.100
Golongan Berat Badan Jenis Kerja Energi ( Kcal )
Umur

Wanita 10-12 32.00


13-15 42.00
16-19 45.00
20-59 47.00 ringan 1.800
sedang 2.150
berat 2.600
lebih 60 th 47.0 1.710
Kecukupan Protein yang Dianjurkan
Golongan Umur Berat Badan Protein perorang/hari

0-1 bulan 8 20
1-3 th 11.5 23
4-6 th 16.5 29
7-9 th 23 36
Pria
10 – 12 th 30 46
13 – 15 th 40 56
16 – 19 th 53 58
20 - 59 55 49
> 60 55 49
Kecukupan Protein yang Dianjurkan
Golongan umur Berat Badan Protein perorang/hari

Wanita 10-12 32 49
13-15 42 56
16-19 45 46
20-59 47 41
> 60 47 41
DIET SEIMBANG :
 
1. KARBOHIDRAT 50 – 60 %
2. PROTEIN 20 - 30 %
(1/3 Hewani )
3. LEMAK 20 %

 
 
Faktor koreksi

Stress / infection : bervariasi antara 10-40%

Age : correction
40-59 th -5%
60-69 th - 10 %
> 70 th - 20%
ATAU :
 
CHOLESTEROL < 300
TOTAL FAT < 30 – 35 %
- SATURATED FA < 10 %
- MONOUNSATURATED < 15 %
- POLYUNSATURATED < 10 %
P/S 1-1.5 : 1
KARBOHIDRAT 50 – 55 %
PROTEIN 12 – 20 %
 
Women (kcal/24 h)
= 665 + (9,6 x W) + (1,9 x H) – (4,7 x A)
Men (kcal/24 h)
= 66 + (13,7 x W) + (5 x H) – (6,8 x A)

Aktifitas Ringan : 1. 56 x BMR


Aktifitas Sedang : 1. 76 x BMR
Aktifitas Berat : 2.0 x BMR
Jadwal Makan :
 sarapan 20%
Snack 10%
 makan siang 30%
Snack 10%
 makan malam 20%
Snack 10%
KASUS
 Nama : H
 Usia : 23 th
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Agama : Islam
 Alamat : Lamgugob
Tn. H, seorang laki-laki usia 23
tahun TB 170 cm, BB 65 kg, bekerja
sebagai mahasiswa (aktivitas
sedang). Tn. H tidak merokok dan
tidak menderita penyakit apapun.
 Berat badan : 65 Kg
 Tinggi badan : 170 Cm
 BBI : 70 kg
 IMT: 22.5
 Interpretasi: Status Gizi Baik
Dik: W= 65 Kg
H = 170 cm
A = 23 tahun

BMR = 66 + (13,7 x W) + (5 x H) – (6,8 x A)


= 66 + (13,7 x 65) + (5 x 170) – (6,8 x 23)
= 66 + 890,5 + 850 – 156,4
= 1650 kal/hari

Aktifitas sedang = 1,76 x BMR


= 1,76 x 1650
= 2904 kal/hari
2904 kalori , biasanya terbagi 3-5 kali
porsi makan :

- Pagi = 30 % total kalori (871,2)


- Siang = 40 % total kalori (1161,6)
- Malam = 30% total kalori (871,2)
2100 kalori , biasanya terbagi 3-5 kali
porsi makan :

- Pagi = 30 % total kalori


- Siang = 40 % total kalori
- Malam = 30% total kalori
Kecukupan Protein yang Dianjurkan
Golongan Umur Berat Badan Protein perorang/hari

Pria
10 – 12 th 30 46
13 – 15 th 40 56
16 – 19 th 53 58
20 - 59 55 49
> 60 55 49
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai