Anda di halaman 1dari 98

PENGKAJIAN STATUS NUTRISI

Priyani Haryanti, S. Kep., Ns., M. Kep


PENGKAJIAN NUTRISI
• Meliputi pengumpulan informasi tentang
status nutrisi untuk menentukan adanya
masalah kebutuhan nutrisi
Tujuan pengkajian nutrisi:
1. Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan
pengaruhnya terhadap status kesehatan
2. Mengumpulkan informasi khusus untuk
membuat askep tentang nutrisi
3. Menilai efektifitas askep dan kemungkinan
memodifikasi askep nutrisi jika diperlukan
4. Mengidentifikasi adanya kelebihan nutrisi yang
beresiko terhadap obesitas, DM, peny. Jantung,
Hipertensi dan kebutuhan nutrisi pasien.
Komponen Pengkajian nutrisi

Biochemical Clinical
Antropometri data sign/assesment
c

Dietary
ANTROPOMETRI
PENGUKURAN ANTROPOMETRIK
• Adalah pengukuran tentang ukuran, BB dan
proporsi tubuh manusia.
• Meliputi: TB, BB, tebal lipatan kulit dan lingkar
lengan atas.
• Bagian tubuh yang diukur: kepala, dada dan
lengan
• Tujuan: mengevaluasi pertumbuhan dan
mengkaji status nutrisi dan ketersediaan
energi pada tubuh
• Hasil pengukuran antropometrik
dibandingkan dengan standar nilai normal
area atau bagian yang diukur
1. Tinggi Badan
• Diukur pada
posisi berdiri
tanpa alas kaki
(dewasa) atau
pada posisi
berbaring
(bayi)
• Satuan: cm
atau inci.
TB dan BB rata2 berdasarkan gol.
No. kategori umur
umur
Berat Tinggi
(kg) (Lb) (cm) (in)
1. Bayi 0,0 – 0,5 6 13 60 24
0,5 – 1,0 9 20 71 28
2. Anak – anak 1–3 13 29 90 35
4–6 20 44 112 44
9 – 10 28 63 132 52
3. Pria 11 – 14 45 99 157 62
15 – 18 66 145 176 69
19 – 24 72 160 177 70
25 – 50 79 174 176 70
51 + 77 170 173 68
4. Wanita 11 – 14 46 101 157 62
15 – 18 55 120 163 64
19 – 24 58 128 164 65
25 – 50 63 138 163 64
51 + 65 143 160 63
Standar Tinggi Badan
Kategori Usia TB
• Bayi 0.0-0.5 60
0.5-1.0 71
• Anak-anak 1-3 90
4-6 112
9-10 132
• Pria 11-14 157
15-18 176
19-24 177
25-50 176
>50 173
• Wanita 11-14 157
15-18 163
19-24 164
25-50 163
>50 160
• TB , Behrman 1992:
* Lahir = 50 Cm
* 1 tahun = 75 Cm
* 2-12 tahun= Umur(tahun) X 6 +77
Atau:
* 1 tahun = 1,5 X TB lahir
* 4 tahun = 2 X TB lahir
* 6 tahun = 1,5 X TB setahun
* 13 tahun = 3 X TB lahir
* Dewasa = 3,5 X TB lahir (2XTB 2 tahun)
• Atau menggunakan rumus/ standar lain.
Kl pasien tdk bisa berdiri
• TB laki-laki = 64,19 – (0,40 x usia) + (2,02 x TL)
• TB perempuan = 84,88 – (0,24 x usia) + (1,83 x TL)
Ket)
• TL= tinggi lutut
• Diperoleh dengan pasien ditidurkan, kaki
membentuk sudut 90°C. Batang kalipers
diposisikan sejajar tibia. Satu lengan kalipers
diletakkan dibawah tumit sementara yg satu
diatas tulang kondilus bagian anterior
2. Berat Badan
• Alat ukur BB bisa manual atau digital
elektronik.
• Hal-hal yang perlu diperhatikan:
* Alat & skala alat ukur yg digunakan harus
sama.
* Pasien tanpa alas kaki
* Baju pasien tidak tebal & relatif sama
beratnya setiap diukur
* Waktu/ jam saat dilakukan pengukuran
• Rumus BB, Behrman 1992:
* Lahir = kurang lebih 3,25 Kg

Umur dlm bln + 9


* 3 – 12 bln=--------------------------
2

* 1 – 6 tahun={ Umur (tahun) X 2 } + 8

{Umur (thn) X7} - 5


* 6 – 12 tahu=--------------------------
2

• Atau menggunakan rumus / standar lain


* Intervensi BB/U:
- BB/U dipetakan pada kurve BB:
. BB< Sentil ke 10 : defisit
. BB> Sentil ke 90 : Kelebihan
- BB/U dibandingkan dg acuan stan
dar, dinyatakan dlm prosentase:
. > 120% : gizi lebih
. 80 – 120%: Gizi baik
. 60 – 80% :tanpa edema  gizi kurang.
:dg edema  gizi brk
(Kwashiorkor).
. < 60% :Gizi buruk
-tanpa edemamarasmus.
-Dg edema marasmus &
kwashiorkor.
• Karakter status nutrisi ditentukan melalui
adanya indeks massa tubuh (BMI/Body Mass
Index) dan berat tubuh ideal (IBW/Ideal Body
Weight)
1. Indeks Massa Tubuh / IMT
(BMI/Body Mass Index)
• Merupakan ukuran dari gambaran berat
badan seseorang dengan tinggi badan.
• BMI dihubungkan dengan total lemak dalam
tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan
obesitas
Rumus BMI

BB (kg)
BMI = ---------
TB2 (m)
Kategori IMT

• < 18,5 = Berat badan kurang (Kurus)


• 18,5 – 25 = Berat badan normal
(Normal/sehat)
• > 25 = Berat badan lebih(Kegemukan)

Depkes, 2001
2. Berat Tubuh Ideal
(IBW/Ideal Body Weight)
• Merupakan perhitungan berat badan optimal
dalam fungsi tubuh yang sehat.
• Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan
dalam cm dikurangi 100 dan dikurangi atau
ditambah 10% dari jumlah tersebut.
Rumus IBW
BB Ideal = (TB – 100) – 10%
Penilaian BB Ideal (IBW)
• > 110% dari standar = gemuk
• 90 – 110% dari standar = ideal/normal
• 70 – 89% dari standar = sedang (mild
moderate underweight
• <70 % dari standar =sangat kurus (severe
underweight)
Penghitungan jumlah kebutuhan kalori
pasien:
1. Berdasarkan Relative Body Weight
(BBR/Berat Badan Relatif )
2. Berdasarkan kebutuhan AKG
1. Berat Badan Relatif (RBW)
Relative Body Weight (RBW) :
BB (kg)
BBR = --------------------- X 100%
TB (cm)- 100
Kriteria status gizi :

1. Kurus : BBR < 90%


2. Normal : BBR 90 – 110%
3. Gemuk: BBR >110%
4. Obesitas :
- obesitas ringan : BBR 120 – 130%
- obesitas sedang : BBR 130 – 140%
- obesitas berat : BBR 140 – 200%
- obesitas morbid : BBR > 200%
Kebutuhan kalori

• Kurus : BB x 40 – 60 Kal
• Normal : BB x 30 Kal
• Gemuk : BB x 20 Kal
• Obesitas : BB x 10 – 15 Kal

Kebutuhan karbohidrat, lemak dan protein:


• Karbohidrat : 60 – 70% dari total kalori
• Lemak : 20 - 25 % dari total kalori
• Protein : 10 -15 % dari total kalori
Contoh:
• Tn A. (50 th) dengan diagnosa medis DM tipe
II, BB: 50 kg dan TB: 160 cm. Hitung
kebutuhan kalori Tn. A!

• BBR = 50 x 100%
160 – 100
= 83,33%

• Kriteria status gizi: kategori Kurus


• Lihat jumlah kebutuhan kalori berdasarkan
kategori kurus.

• Kurus = BB aktual x (40 – 60) kalori


= 50 x (40 – 60) kalori
= 2000 – 3000 kalori
2. Berdasarkan kebutuhan AKG

• Dengan cara membandingkan dengan tabel AKG,


kemudian dihitung kebutuhan energi
berdasarkan BB sebenarnya.

• Koreksi BB = BB aktual x jumlah kalori (dlm tabel)


(Keb. Energi) BB sesuai tabel
Contoh:
• Seorang perempuan usia 35 tahun, memiliki
BB 52 kg dengan aktivitas sedang.
• Hitung kebutuhan energinya!

• Koreksi BB = 52 kg x 1800
55
= 1700 kalori
latihan
Kasus
Ny. Z (60 th) memiliki BB: 90 kg dan TB: 155 cm,
dengan aktivitas sedang.
Hitung:
• BMI
• Berat badan ideal
• Berat Badan Relatif
• Tentukan status gizi Ny. Z
• Tentukan kebutuhan kalori berdasarkan BBR!
• Tentukan kebutuhan energi berdasarkan AKG!
latihan
Kasus
Kakek Oemar (65 th) memiliki BB: 55 kg dan TB: 160
cm dengan aktivitas ringan.
Hitung:
• BMI
• Berat badan ideal
• Berat Badan Relatif
• Tentukan status gizi Kakek Oemar
• Tentukan kebutuhan kalori berdasarkan BBR!
• Tentukan kebutuhan energi berdasarkan AKG!
LANJUT YA…
TEBAL LIPATAN KULIT

• Merupakan salah satu cara


menentukan prosentase lemak pada
tubuh.
• Pengukuran lipatan kulit
mencerminkan lemak pada jaringan
subcutan, masa otot dan status
kalori.
• Dapat digunakan menentukan
kemungkinan malnutrisi, BB normal
atau Obesitas
(Kamath, 1986 hal.271)
• Ketebalan lipatan kulit dapat diukur pada
beberapa area tubuh.
• Area yang sering digunakan adalah tebal
lipatan kulit pada trisep (Tricep Skinfold/ TSF)
Cara pengukuran:
1. Pasien dianjurkan membuka baju
2. Perhatikan privacy pasien
3. Ukur TSF pada lengan yang tidak dominan
4. Pengukuran dilakukan pada titik tengah
lengan atas (processus acromion dan
processus olecranon)
5. Anjurkan pasien rileks
6. Alat yang digunakan: Calipers
Harpenden Calipers
• Standar Caliper yang biasa dipakai.
• Mampu mengukur s.d 50 mm ketebalan kulit
• Lebih mahal
Fat Track Calipers
• Dapat mengukur ketebalan kulit dan
ketebalan lemak.
• Alat dapat menghitung secara khusus
prosentase lemak tubuh (dengan pengaturan
khusus)
Lange Fat Calipers
• Alat lebih ringan, memiliki pegas, mampu
mengukur sampai ketebalan 60 mm
Accu measure

• Sederhana dan tidak mahal


• Keakuratan pengukuran
sama dengan Calipers yang
lain
• Pasien dapat menggunakan
sendiri untuk mengukur.
LINGKAR TUBUH

• Lingkar tubuh yang umumnya


diukur adalah kepala (pd anak),
dada, lengan atas bagian tengah
dan otot lengan atas bagian tengah.
• Lingkar dada dan kepala digunakan
untuk pengkajian pertumbuhan dan
perkembangan otak bayi
• LLA (lingkar lengan atas) dan LOLA
(Lingkar Otot Lengan Atas) untuk
menilai status nutrisi
Alat: Pita LILA atau metline
Cara menggunakanpita pengukur LLA:
• Pita dilingkarkan di bagian tengah lengan atas
non dominan
• Tangan dalam keadaan lurus ke bawah
• Ujung pita dimasukkan ke dalam lubang
• Pita ditarik hingga pas melingkari lengan.
Cara membaca:
• LLA < 12 cm = gizi buruk
• LLA 12 – 13,5 cm = gizi kurang
• LLA > 13,5 cm = gizi normal
Lingkar Otot Lengan Atas

• LOLA merupakan indikator untuk kandungan


protein tubuh (lean body mass).

• LOLA = LLA – (3,14 x Tebal kulit trisep/TSF)

• Harga normal LOLA pria = 24,8 cm, wanita =


21 cm
TUGAS (berpasangan/bergantian) :

1. Ukur TB dan BB teman anda, kemudian


hitung Berat Badan Ideal dan Indeks Massa
Tubuh nya (BMI)
2. Ukur TSF teman anda.
3. Bandingkan hasil pengukuran dengan
standar.
4. Ukur LLA teman anda.
5. Bandingkan hasil pengukuran dengan
PEMERIKSAAN BIOKIMIA
TERDIRI ATAS:
1. Total Limfosit
2. Tes antigen kulit
3. Albumin serum
4. Transferrin
5. Keseimbangan nitrogen
6. Hemoglobin dan hematokrit
7. Lipid serum
8. Glukosa serum
1. Total limfosit
• Merupakan ukuran fungsi imunitasi atau kemampuan
tubuh melawan penyakit.
• Berperan penting dalam proses kekebalan dan
pembentukan antibodi
• Normal 1500 – 3000/mm2
• Nilai pengukuran menggunakan presentasi standar:
• 60 – 90 % = penurunan sedang (moderate depletion)
• < 60 % = penurunan/deplesi parah (severe depletion)
• Penurunan nilai total limfosit dapat
mencerminkan defisiensi protein yang
berhubungan dg malnutrisi seperti kwarsiorkhor
(Barkaukas, 1994, hal. 109)
• Juga pada penderita kanker, leukemia myeloid,
anemia aplastik, agranulositosis, gagal ginjal,
sclerosis multiple, sindrom nefrotik dan SLE.
• Peningkatan limposit terdapat pada leukemia
limpositik, infeksi kronik, penyakit Hodkin’s,
mieloma multipel.
2. Tes Antigen Kulit
• Malnutrisi sering dihubungkan dengan
gangguan sel imunitas dan dapat diketahui
dari tes antigen kulit.
• Kegagalan atau perlambatan respon kutaneus
dinamakan alergi dan merupakan hal yang
spesifik malnutrisi
• Antigen yang umum digunakan pada tes ini
adalah mumps, candida albicans,
streptokinase dan purified protein derivative
(PPD).
3. Albumin Serum
• Merupakan indikator penting status nutrisi dan
sintesa protein.
• Albumin rendah: keadaan infeksi, injuri atau
penyakit yang mempengaruhi kerja hati, ginjal
dan saluran pencernaan.
Nilai Normal:
• Dewasa = 3,8 – 5,1 gr/dL
• Anak = 4,0 – 5,8 gr/dL
• Bayi = 4,4 – 5,4 gr/dL
• Bayi Baru Lahir = 2,9 – 5,4 gr/dL
Faktor penyebab penurunan
albumin:
• Sindrom mallabsorbsi
• Penyakit hati

• Radang kronik
• Kelainan hati

• Peningkatan ekskresi: nefrotik sindrom, luka bakar luas


• Kehamilan, gagal jantung
4. Transferrin
• Transferrin adalah Beta Globulin yang dibuat di
dalam hati.
• Untuk mengukur status protein viseral (jaringan).
• Serum Transferrin dihitung menggunakan
kapasitas total ikatan zat besi (TIBC/Total Iron
Banding Capacity) dengan menggunakan rumus:
Transferrin serum = (8 x TIBC) – 43
• Nilai normal = 170 – 250 mg/dl
PROTEIN VISERAL DAN
MALNUTRISI
Kategori Albumin serum (mg/dL) Transferin serum (mg/dL

Malnutrisi ringan 3,0 – 3,5 150 – 200

Malnutrisi sedang 2,1 – 3,0 100 – 150

Malnutrisi berat < 2,1 < 100


5. Keseimbangan Nitrogen
• Digunakan untuk menentukan kadar
pemecahan protein dalam tubuh.
• Keadaan normal  tubuh memperoleh
nitrogen melalui makanan dan dikeluarkan
melalui urine dalam jumlah yang relatif sama
setiap hari
• Keseimbangan negatif: bila katabolisme
protein melebihi pemasukan protein melalui
makanan setiap hari. Terjadi pada: stres berat,
injuri
• Bila terjadi terus menerus akan beresiko
mengalami malnutrisi protein.
• Keseimbangan nitrogen positif terjadi selama
periode pertumbuhan seperti bayi, anak dan
remaja, kehamilan dan penyembuhan luka
6. Hemoglobin dan Hematokrit
• Hemoglobin (Hb) adalah molekul yang terdiri
4 Haem (berisi zat besi) dan 4 rantai globin
(Alfa, Beta, Gama dan Delta), berada di dalam
eritrosit dan bertugas utama untuk
mengangkut O2.
• Nilai normal :
Laki laki = 14 – 18 gr/dL
Perempuan = 12 – 16 gr/dL
Anak = 10 – 16 gr/dL
Bayi baru lahir = 12 – 24 gr/dL
• Hematokrit adalah perbandingan volume sel
darah merah terhadap seluruh volume darah,
dihitung dalam %.
• Semakin tinggi prosentasi Ht berarti konsentrasi
darah makin kental, diperkirakan banyak darah
yang keluar.
Nilai normal:
• Laki laki: 40 – 48 %
• Perempuan : 37 – 43 %
• Anak : 33 – 38 %
Penurunan Hb dan Ht terjadi karena:
1. Defisiensi Fe, Vit B12, Asam Folat, Vit B6
(Pyridoxin)
2. Kehilangan darah kronik, overhidrasi
Peningkatan nilai Hb dan Ht bila:
1. Dehidrasi
2. Anoksia kronik
3. Polisitemia
7. Lipid serum
• Kolesterol (C27H45OH) adaah alkohol steroid,
semacam lemak yang ditemukan dalam lemak
hewani, minyak, empedu, susu, kuning telur,
yang sebagian besar disintesis hati dan
sebagian kecil diserap dalam diet.
• Kadar yang tinggi cenderung membuat
endapan yang akan menyumbat pembuluh
darah
Nilai normal =
• Dewasa s.d 200 mg/dl
• Risiko sedang 200 – 240 mg/dl
• Risiko tinggi > 240 mg/dl

• Peningkatan kolesterol menyebabkan


aterosklerosis, terdapat pada pasien DM,
hiperlipoproteinemia, diet tinggi kolesterol
• Trigliserida, merupakan senyawa yang terdiri
3 molekul asam lemak yang teresterisasi
menjadi gliserol, disintesis dari karbohidrat
dan disimpan dalam bentuk lemak hewani.
Dalam serum dibawa oleh lipoprotein.
Nilai normal
• dewasa muda : s.d 150 mg/dl
• Dewasa tua > 50 th : s.d 190 mg/dl
• Anak : 10 – 135 gr/dl
• Bayi : 5 – 40 gr/dl
• HDL (High Density Lipoprotein), salah satu dari
tiga komponen lipoprotein, mengandung kadar
protein tinggi, sedikit fosfolipid dan trigliserid
• Disebut lemak baik karena membantu
mengurangi penimbunan plak pada pembuluh
darah
• Kadar Normal:
• Laki – laki = >55 mg/dl
• Wanita = > 65 gr/dl
• LDL (Low Density Lipoprotein), adalah
lipoprotein dalam plasma yang mengandung
sedikit trigliserid, fosfolipid dan kolesterol
yang tinggi.  pembentukan plak
• Nilai Normal: < 150 mg/dl
• Beresiko tinggi Peny. Jantung: > 160 mg/dl
• Risiko sedang : 130 – 159 mg/dl
• Risiko rendah : < 130 mg/dl
8. Glukosa serum
• Pemeriksaan kadar gula dalam darah/serum
• Nilai normal GDP : 70 – 110 mg/dl
• Nilai normal GD 2 jam PP : < 140 mg/dl/2 jam
• Nilai normal GD acak /GD Sewaktu : 80 – 120
mg/dl
CLINICAL SIGN (Tanda Klinis)
Pemeriksaan klinis
• Yaitu penilaian keadaan fisik yang
berhubungan dengan adanya malnutrisi.
• Prinsip: cephalo – caudal, head to toe
Tanda klinis defisiensi nutrisi
No. Bag. tubuh Tanda klinik Kemungkinan kekurangan
1. Tanda umum a. Penurunan BB, lesu a. Kalori
b. Dehidrasi, haus b. Air
c. Pertumbuhan terhambat c. vitamin
2. Rambut Kekuningan, kekurangan protein
pigmen, kusut
3. Kulit a. Dermatitis a. Niasin, riboflavin, biotin
b. Dermatosis pada bayi b. Lemak
c. Ptechial hemorrages c. Asam askorbat
d. eksema d. Piridoksin
4. Mata a. Photofobia a. Riboflavin
b. Rabun senja b. Vit. A
5. Mulut a. Stomatitis a. Riboflavin
b. glositis b. Niacin, As. Folat, Vit B12,
Zat Besi
Tanda klinis defisiensi nutrisi
No. Bag. tubuh Tanda klinik Kemungkinan kekurangan
6. Gigi Gigi karies Fluor
7. Neuromuskular a. Kejang otot a. Vit. D
b. Lemah otot b. Potassium
8. Tulang Ricketsia Vit. D
9. Gastro Intestinal a. Anoreksia a. Thiamin
b. Mual dan/atau muntah b. Garam dapur (NaCl)
10. Endokrin Gondok Iodium
11. Kardiovaskuler a. Perdarahan a. Vit. K
b. Penyakit jantung b. Thiamin
c. anemia c. Pyridoxine dan zat besi
12. Sistem saraf Kelainan mental dan kelainan Vit. B12
saraf perifer
Pemeriksaan fisik head to toe:
• Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis,
pecah/patah
• Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan
tidak ada
• Bibir: kering, pecah – pecah, bengkak, lesi, stomatitis,
membran mukosa pucat
• Gusi: perdarahan, peradangan
• Lidah: edema, hiperemis
• Gigi: karies, nyeri, kotor
• Mata: konjungtiva pucat, kering, exopthalmus, tanda
infeksi
• Kuku: mudah patah
• Keadaan fisik: apatis, lesu
• BB: obesitas, kurus
• Otot: flaksia, lemah, tonus kurang, tenderness,
tidak mampu bekerja
• Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia,
reflek menurun
• Fungsi Gastrointestinal: anoreksia, konstipasi,
diare, flatulensi, pembesaran lien, pembesaran
liver
• Kardiovaskuler: Denyut nadi > 100 x/menit, irama
abnormal, TD rendah/tinggi
DIETARY (ANALISA DIET)
Analisa diet
• Riwayat diet yang meliputi 3J: jumlah, jenis,
jam
• Faktor-faktor yang mempengaruhi pola
makan:
1. Budaya
2. Agama/kepercayaan
3. Status ekonomi dan sosial
4. Personal preference
5. Rasa lapar, nafsu makan dan rasa kenyang
6. Kesehatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pola makan:
Budaya
Kepercayaan

Status ekonomi

kesehatan

Nafsu makan
Pengkajian aktivitas fisik
• Penilaian status fisik: ukuran tubuh,
fleksibilitas, ketegangan otot
• Analisa laboratorium
• Pengukuran tekanan darah
QUESTION??
Tugas:
• Tn Body, 32 tahun masuk ke RSU dengan
keluhan BAB cair >4x/hr dan sering mual,
muntah 3 kali sehari sebelum MRS. Ia juga
mengeluh lemas, tidak nafsu makan dan
mudah lelah bila berjalan. Tanda vital: TD =
90/60 mmHg, N= 86 x/menit, RR= 32 x/mnt,
Suhu= 37,9°C. Dari pengkajian diperoleh data
BB= 53 kg (turun 5 kg dalam 1 bulan terakhir),
TB = 176 cm, LLA = 22,5 cm
• Hasil pemeriksaan laboratorium Hb = 11, 5
gr/dl, Ht 35%, Albumin serum 3,1 gr/dl. Pasien
tampak hanya makan 4 sendok dari makanan
yang disediakan di RS.
• Pertanyaan: Tuliskan hasil pengkajian nutrisi
Tn. A lengkap (komponen A, B, C, D)
• Hitung BB ideal dan Indeks Masa Tubuhnya.
NANDA 2014-2017
1. Ketidakefektifan pola makan bayi
2. Ketidak seimbangan Nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
3. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari
kebutuhan tubuh
4. Risiko Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari
kebutuhan tubuh
5. Risiko Ketidakstabilan kadar Glukosa darah
6. Ikterik Neonatus
7. Risiko gangguan fungsi hati
8. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
9. Kesiapan meningkatkan keseimbangan cairan
Pelaksanaan:
1. Siapkan klien dan overbed table
2. Tawarkan kepada klien apabila klien ingin
BAK ke kamar mandi/menggunakan pispot.
3. Cuci tangan
4. Berikan privasi klien
5. Atur posisi klien: posisi duduk bila
memungkinkan, posisi lateral bila klien tidak
bisa duduk.
6. Perawat mengambil posisi duduk di samping
7. Pasang pengalas
8. Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya:
berdo'a sebelum makan)
9. Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit
demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
10. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan
anjurkan duduk sebentar
11. Catat tindakan dan hasil atau respons terhadap
tindakan
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
NUTRISI ENTERAL
gastrostomy
jejunostomy
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai