Anda di halaman 1dari 94

ASISTENSI GIZI KLINIK

DDT ( DASAR DIAGNOSIS DAN TERAPI)

Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo
2021
ASISTENSI GIZI DDT

ILMU GIZI DASAR  Antropometrik


(bayi, anak & dewasa)
ILMU GIZI KLINIK  Terapi Dietetik
(MPB, ML, MS, MC/MLP)
ILMU GIZI DASAR
ANTROPOMETRIK
ILMU GIZI DASAR
PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRIK
ANTROPOMETRIK PARAMETER
Ukuran tunggal dari tubuh
manusia antara lain :
Umur,
Indikator status gizi dapat Berat Badan,
Tinggi Badan,
dilakukan dengan mengukur Lingkar Lengan Atas,
beberapa parameter. Lingkar Kepala,
Lingkar Dada,
Lingkar Panggul Dan
Tebal Lemak Di Bawah Kulit
PENILAIAN STATUS GIZI CARA
ANTROPOMETRIK
• DEWASA:
1) BB untuk TB
2) Indeks Broca
3) Lingkar Lengan Atas
4) Tebal Lipatan Kulit (TLK)/skinfold thickness

• BAYI & ANAK:


1) Lingkar Lengan Atas (LLA)
2) LLA untuk TB umur 1- 10 tahun
PENILAIAN STATUS GIZI CARA
ANTROPOMETRI BERAT BADAN (BB)
UNTUK TINGGI BADAN (TB) ORANG
DEWASA

Praktikum 1
PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRI BERAT
BADAN (BB) UNTUK TINGGI BADAN (TB) ORANG DEWASA

IMT (Indeks Masa Tubuh)


&
BBI (Berat Badan Ideal)

BB : - Spring balance scale


- Platform balance scale
TB : - Microtoice, meteran
Rumus penentuan status gizi:
BBI : (TB – 100) – 10 % (TB – 100)
BBI : 90% (TB-100)

IMT : BB / TB²

Satuan ukur:
• BBI : TB dalam cm
• IMT : BB dalam Kg dan TB dalam meter (m)
Klasifikasi Interpretasi Status Gizi IMT
Status IMT (Kg/m²) Resiko ko-morbiditas

BB Kurang < 18,5 Rendah

Normal 18,5 – 22,9 Normal

BB Lebih >23

Beresiko 23 - 24,9 Meningkat

Obesitas I 25 – 29,9 Moderat

Obesitas II >30 Berat


PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRI
PADA IBU HAMIL (INDEKS BROCA)

Praktikum 2
Rumus Indeks Broca :

BBN (Berat badan normal) = TB-100

BBI (Berat badan ideal) = BBN-10%BBN


Contoh
Ny. D 25 tahun dengan kehamilan 26 minggu. Berat badan Ny.
Diana saat ini adalah 57 kg dengan tinggi badan 160 cm. BBI?
Jawaban :
BBN (Berat badan normal) = TB-100
= 160 -100
= 60 kg
BBI (Berat badan ideal) = BBN-10%BBN
= 60 kg – (0,1 x 60 kg)
= 60 kg- 6 kg
= 54 kg
Jadi, berat badan Ny. Diana bukan merupakan berat badan idealnya.
PENILAIAN STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRI
LINGKARAN LENGAN ATAS (LLA) UNTUK ORANG
DEWASA

Praktikum 3
Pendahuluan:
• Lingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memang merupakan salah
satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah
dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh
dengan harga yang lebih murah.
• Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks
status gizi misalnya kesalahan pengukuran pada LLA relatif lebih
besar dibandingkan TB.
Alat yang digunakan :
Insertion tape  suatu pita pengukur yang terbuat dari
fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik

Tempat pengukuran LLA :


Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara
acromion dan olecranon.
Syarat-syarat pengukuran LLA :
 lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif
 lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak
tertutup kain/pakaian
 lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak
tegang atau kencang
 alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak
kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga
permukaannya sudah tidak rata.
Cara pengukuran LLA :

1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon


2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon
3. Tentukan titik tengah lengan
4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan sampai
cukup terukur lingkar lengan
5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar
6. Cara pembacaan skala yang benar
• Nilai standar LLA : Penilaian status gizi :
Laki-laki : 29,5 cm Baik : > 85%
Perempuan : 28,5 cm Kurang : 75,1%-85%
Buruk :  75%
• Rumus Penentuan Status Gizi:
LLA yang diukur
% SG = LLA standar
X 100%
Klasifikasi Malnutrisni berdasarkan LLA
Kategori malnutrisi LLA (cm)
Malnutrisi ringan (Mild PEM) 22 – 23
Malnutrisi sedang (Moderate PEM) 19 – 21,9
Severe PEM < 19

Note : > 23 cm = Status gizi baik


Insertion Tape
PENILAIAN STATUS GIZI CARA
ANTROPOMETRI
TEBAL LIPATAN KULIT (TLK) ORANG DEWASA

Praktikum 4
Pengukuran TLK:

Alat : skinfold calipers Harpenden atau Lange


Pengukuran TLK:

Alat : skinfold calipers Harpenden atau Lange

 Pengukuran pada dada :


• Ambil lipatan kulit dari arah diagonal antara axilla dan puting susu, setinggi
mungkin, sejajar dengan lipatan bagian depan dengan ukuran 1 cm di
bawah jari tangan.
 Pengukuran pada subscapula :
• Ambil lipatan kulit dari arah diagonal sepanjang garis cleavage tepat
dibawah scapula dengan ukuran 1 cm di bawah jari tangan
 Pengukuran pada mid-axilla :
• Ambil lipatan kulit dari arah horizontal pada garis midaxillaris, tepat pada
pertemuan xiphisternal
 Pengukuran pada suprailiaka :
• Ambil lipatan kulit dari arah miring ke arah belakang garis mid-axillaris
dan ke atas iliaka, dengan ukuran 1 cm di bawah jari tangan.
 Pengkuran pada abdominal :
• Lipatan kulit diambil dengan arah horizontal 3 cm di samping tali pusat
dan 1 cm ke pusat umbilicus.
 Pengukuran pada trisep:
• Lipatan kulit diambil dengan arah vertikal pada jarak antara penonjolan
lateral dari prosessus acronial dan batas inferior dari prosessus olecranon
dan diukur pada bagian lateral lengan dengan bahu bersudut 90
menggunakan pita pengukur. Titik tengah ditandai pada sisi samping
lengan. Pengukuran diambil 1 cm di atas tanda tersebut.
 Pengukuran pada bisep :
• Lipatan kulit diambil dengan arah vertikal diatas bisep brachii
yang sejajar dengan tricep di bagian belakang. Pengukuran
dilakukan 1 cm di bawah jari.
 Pengukuran pada paha :
• Lipatan kulit diambil dengan arah vertical pada tengah paha
antara lipatan linguinal dan batas dari patella. Pengukuran
dilakukan 1 cm di bawah jari.
 Pengukuran pada betis :
• Lipatan kulit diambil dengan arah vertikal pada lingkaran betis
yang paling lebar pada bagian tengah dari betis dengan lutut
bersudut 90.
Dada Subscapula
SUPRAILIAKA
MIDAXILLA
ABDOMINAL
TRISEPS
PAHA
BETIS
BISEPS
RUMUS TLK

TLK standar
• ♂ = 12,5 mm
• ♀ = 16,5 mm

% status gizi : TLK diukur x 100 %


TLK standar
Interpretasi :

• Baik : >90 %
• Kurang : 60,1-90 %
• Buruk : ≤ 60 %
Derajat obesitas secara ilmiah harus ditentukan :
Densitas lemak tubuh :

♂ = 1,1610-0,0632 log (TLK B+T+SS+SI)


♀ = 1,1581-0,0726 log (TLK B+T+SS+SI)
PENILAIAN STATUS GIZI CARA
ANTROPOMETRI
LINGKARAN LENGAN ATAS (LLA) UNTUK
BAYI & ANAK

Praktikum 5
LLA untuk Bayi & Anak:
Alat yang digunakan :
Insertion tape  suatu pita pengukur yang terbuat dari fiberglas
atau jenis kertas tertentu berlapis plastik

Tempat pengukuran LLA :


Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara acromion dan
olecranon.
Syarat-syarat pengukuran LLA :
- lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif
- lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak
tertutup kain/pakaian
- lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak
tegang atau kencang
- alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak
kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga
permukaannya sudah tidak rata
Cara pengukuran LLA :
1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon
2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon
3. Tentukan titik tengah lengan
4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan sampai
cukup terukur lingkar lengan
5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar
6. Cara pembacaan skala yang benar
Status gizi berdasarkan warna pada pita shakir :
- merah : 7,5 - 12,5 cm : status gizi buruk
- kuning : 12,6 – 13,5 cm: status gizi kurang
- hijau: 13,5 – 17,5 cm: status gizi baik
- putih : > 17,5 cm : status gizi overweight
• Rumus penentuan status gizi berdasarkan tabel 1 (LLA untuk umur) :
%SG = LLA diukur/LLA standar x 80%

• LLA standar = LLA baku (80%)

• Interpretasi :
- Status gizi baik : > 85%
- Status gizi kurang : 70,1 – 85%
- Status gizi buruk : ≤ 70%
Insertion Tape
PENILAIAN STATUS GIZI CARA
ANTROPOMETRI
LINGKARAN LENGAN ATAS (LLA) UNTUK
TINGGI BADAN (TB) ANAK UMUR 1-10
TAHUN

Praktikum 6
LLA untuk TB Anak 1- 10 tahun
• Alat yang digunakan :
TB : microtoice
LLA : pita shakir
Quac stick
• Rumus penentuan status gizi berdasarkan tabel 2 (LLA untuk TB) :
% SG = LLA diukur/LLA standar x 85%
• LLA standar = LLA baku (85%)
• Interpretasi :
- Status gizi baik : > 85%
- Status gizi kurang : 70,1 – 85%
- Status gizi buruk : ≤ 70%
• Untuk menyeleksi secara cepat status gizi anak dengan cara LLA untuk TB dikenal dengan
menggunakan Quac stick.
• Cara memakai Quac stick :
- Hubungkan TB (cm) pada sisi kiri dengan LLA (cm)
pada sisi kanan
- Bila garis penghubung :
mendatar = gizi baik

menurun = gizi kurang

menanjak = gizi lebih


PENENTUAN KEBUTUHAN GIZI
BERDASARKAN HARRIS BENEDICT

Praktikum 7
Rumus Harris Benedict
Laki – laki : BEE = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
Perempuan : BEE = 655 + (9,6 x BB) + ( 1,7 x TB) – (4,7 x U)

Keterangan : BB dalam Kg
TB dalam cm
U dalam tahun
Untuk mendapatkan hasil yang akurat perlu diperhitungkan activity factor dan
injury factor.

Injury Factor (IF) :


Activity Factor (AF):
1,2 Minor Surgery
1,2 Patient Bedrest 1,35 Trauma skeletal
1,3 Ambulatory Patien 1,44 Elective surgery
1,5 – 1,75 Normal Patient 1,6 – 1,9 Major septic
2,0 Extremely Active 1,88 Trauma+steroid
2,1-2,5 Hard injury burn
Total Daily Expenditure (TDE) penderita dapat
dihiitung dengan mengalikan BEE dengan Activity
Factor dan Injury Factor.

TDE = BEE x AF x IF
Quac Stick
ILMU GIZI KLINIK

TERAPI DIETETIK
MAKANAN PADAT BIASA

Praktikum 1
PRAKTIKUM 1 :
MAKANAN PADAT (BIASA)

• Makanan padat (biasa) adalah bentuk makanan yang


diberikan pada orang normal.
• Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang
beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur dan
aroma yang normal.
• Makanan biasa terdiri dari golongan makanan pokok,
golongan lauk-pauk, golongan sayuran dan golongan buah.
Syarat-syarat diet makanan biasa
1. Energi sesuai kebutuhan normal orang
dewasa dalam keadaan istirahat.
2. Protein 10-15% dari kebutuhan energi total
3. Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi
5. Cukup mineral, vitamin dam kaya serat
6. Makanan tidak merangsang saluran cerna
7. Makanan sehari-hari beraneka ragam dan
bervariasi
Indikasi pemberian makanan biasa

Makanan biasa diberikan kepada pasien yang tidak


memerlukan diet khusus berhubungan dengan
penyakitnya.
Makanan yang dianjurkan

Walau tidak ada pantangan secara khusus, makanan


sebaiknya dalam bentuk yang mudah dicerna dan
tidak merangsang pada saluran cerna
Makanan yang tidak dianjurkan

Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet makanan


biasa adalah makanan yang merangsang seperti
makanan yang berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu
berbumbu dan minuman yang mengandung alkohol.
• Bahan makanan tersebut dapat ditukar dengan bahan
makanan lain sesuai dengan makanan yang ada di
daerah dan kebiasaan makanan setempat.
• Bahan makanan pada tiap golongan dalam jumlah yang
dinyatakan pada daftar URT bernilai gizi hampir sama,
oleh karena itu satu sama lain dapat saling menukar.
• Contohnya : Nasi 100 g = ¾ gls
Kentang 200 g = 2 biji sedang
Keduanya mengandung 175 kkal, 4 gr protein, 40 gr HA
MAKANAN LUNAK (SOFT
DIET)

Praktikum 2
PRAKTIKUM 2 :
MAKANAN LUNAK (SOFT DIET)

• Makanan lunak adalah makanan yang memiliki


tekstur yang mudah dikunyah, ditelan dan dicerna
dibandingkan makanan biasa.
• Makanan lunak merupakan perpindahan dari
makanan saring ke makanan biasa.
Syarat-syarat diet makanan lunak

1. Energi, protein dan zat gizi lain cukup


2. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai
dengan keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien.
3. Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makan
lengkap dan 2 kali selingan.
4. Makanan mudah cerna, rendah serat dan tidak
mengandung bumbu yang tajam.
Indikasi pemberian makanan lunak

• Pasien sesudah operasi tertentu


• Pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu
tubuh tidak terlalu tinggi
• Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan
• Sebagai perpindahan dari makanan saring ke
makanan biasa.
Makanan yang boleh diberikan
• Sumber HA :
beras ditim, dibubur, kentang direbus, makaroni, soun,
mi, misoa direbus, roti, biskuit, tepung sagu, tapioka,
maizena, hunkwe dibubur atau dibuat puding, gula,
madu
• Sumber protein hewani :
daging, ikan, ayam, tidak berlemak direbus, dikukus,
ditim, telur direbus, diceplok air, diorak-arik, bakso ikan,
sapi atau ayam direbus, susu, milkshake, yoghurt, keju.
Makanan yang boleh diberikan

• Sumber protein nabati :


tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis, dipanggang, kacang
hijau direbus, susu kedelai.
• Sayuran :
sayuran tidak banyak serat dan dimasak seperti daun bayam,
daun kangkung, kacang panjang muda, buncis muda, labu siam,
labu kuning, tomat, wortel.
• Buah-buahan :
buah segar dihaluskan atau dipure tanpa kulit seperti pisang
matang, pepaya, jeruk manis dan jus buah.
Makanan yang tidak boleh diberikan

• Sumber HA :
nasi digoreng,beras ketan, ubi, singkong, tales, cantel
• Sumber protein hewani :
daging dan ayam berlemak dan berurat banyak, daging
ayam, ikan dan telur digoreng, ikan banyak duri seperti
bandeng, mujair, mas dan selar
• Sumber protein nabati :
tempe, tahu dan kacang-kacangan digoreng, kacang merah
Makanan yang tidak boleh diberikan
• Sayuran :
sayuran banyak serat seperti daun singkong, daun katuk, daun
melinjo, nangka muda, pare, sayuran yang menimbulkan gas
seperti kol, sawi, lobak, sayuran mentah
• Buah-buahan :
buah banyak serat dan menimbulkan gas seperti nenas, nangka
masak, dan durian, buah lain dalam keadaan utuh kecuali pisang,
buah kering.
MAKANAN SARING
(SEMI LIQUID DIET)

Praktikum 3
PRAKTIKUM 3 :
MAKANAN SARING (SEMI LIQUID DIET)

• Makanan saring adalah makanan semipadat yang


mempunyai tekstur lebih halus daripada makanan
lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna.
• Makanan saring merupakan perpindahan dari
makanan cair kental ke makanan lunak.
Syarat-syarat diet makanan saring

1. Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari,


karena kurang memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi
dan tiamin.
2. Rendah serat, mudah dicerna, tidak membentuk gas dalam
saluran cerna, tidak merangsang saluran cerna, diberikan
dalam bentuk disaring atau diblender.
3. Diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.
Indikasi pemberian makanan saring
• Pasien sesudah mengalami operasi tertentu
• Pasien pada infeksi akut termasuk infeksi saluran
cerna (misal : typhus abdominalis atau
gastroenteritis)
• Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan
• Sebagai perpindahan dari makanan cair kental ke
makanan lunak
Makanan yang boleh diberikan
• Sumber HA :
beras dibubur saring atau dihaluskan (diblender), roti
dipanggang atau dibubur, krakers, biskuit, tepung-tepungan
seperti tepung beras, maizena, sagu, hunkwe , havermout
dibubur atau dibuat puding, gula pasir, gula merah, gula aren,
sirop.
• Sumber protein hewani :
daging, ayam dan ikan tanpa duri digiling, dihaluskan, telur
ayam rebus ½ masak atau dicampur dalam makanan atau
minuman, susu sapi, yoghurt.
Makanan yang boleh diberikan
• Sumber protein nabati :
tempe dan tahu digiling, kacang hijau disaring atau dihaluskan, susu
kedelai.
• Sayuran :
sayuran rendah serat dan disaring atau dihaluskan seperti bayam,
labu siam, labu kuning, tomat, wortel.
• Buah-buahan :
buah yang tidak banyak serat disaring atau dibuat jus atau dihaluskan
seperti pepaya, semangka, melon, pisang,
Makanan yang tidak boleh diberikan
• Sumber HA :
beras ketan, jagung, cantel, ubi, talas, singkong.
• Sumber protein hewani :
daging dan ayam berlemak, daging ayam, ikan dan telur
digoreng, daging diawet seperti dendeng, diasap, ikan
diawet seperti dendeng dan diasap, ikan banyak duri
seperti bandeng, mujair, mas dan selar.
Makanan yang tidak boleh diberikan
• Sumber protein nabati :
kacang-kacangan dan hasil olah seperti tempedan tahu digoreng.
• Sayuran :
sayuran banyak serat seperti daun singkong, daun katuk, daun
melinjo, nangka muda, pare, sayuran yang menimbulkan gas
seperti kol, sawi, lobak.
• Buah-buahan :
buah banyak serat dan menimbulkan gas seperti nenas, nangka ,
durian dan kedondong
Contoh Menu Makanan Saring
MAKANAN CAIR
(FULL LIQUID DIET)

Praktikum 4
PRAKTIKUM 4 :
MAKANAN CAIR ( FULL LIQUID DIET)
• Makanan cair adalah makanan yang mempunyai
konsistensi cair hingga kental.
• Makanan dapat diberikan secara oral atau parenteral
• Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas 3
jenis yaitu:
 makanan cair jernih,
 makanan cair penuh dan
 makanan cair kental.
Syarat-syarat diet makanan cair jernih

1. Makanan yang diberikan dalam bentuk cair jernih yang


tembus pandang
2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat
3. Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap
4. Sangat rendah sisa (residu)
5. Diberikan hanya selama 1-2 hari
6. Diberikan dalam porsi kecil tapi interval sering
Indikasi pemberian makanan cair jernih

• Pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu


• Pasien yang intakenya tidak adekuat (mis: mual dan
muntah)
• Pasien pasca perdarahan saluran cerna
Makanan yang boleh diberikan
• Teh, sari buah, sirop, air gu-la,
kaldu jernih serta cairan
mudah cerna seperti cairan
yang mengandung
maltodekstrin.
• Makanan dapat ditambah
dengan suplemen energi
tinggi dan rendah sisa.
Syarat-syarat diet makanan cair penuh
1. Tidak merangsang saluran cerna
2. Bila diberikan lebih dari 3 hari harus dapat
memenuhi kebutuhan energi dan protein
3. Kandungan energi minimal 1 kkal/ml. Konsentrasi
cairan dapat diberikan secara bertahap dari ½,1/4
sampai penuh
Syarat-syarat diet makanan cair penuh
4. Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan
formula rendah atau bebas laktosa, dan sebagainya
5. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
dapat diberikan tambahan ferosulfat, vitamin B
kompleks dan vitamin C
6. Sebaiknya osmolaritas < 400 Mosml
Indikasi pemberian makanan cair penuh

• Pasien yang mempunyai masalah untuk mengunyah,


menelan atau mencernakan makanan padat misalnya
pada operasi mulut atau tenggorokan, dan atau
pada pasien dengan kesadaran menurun.
Makanan yang boleh diberikan
• Makanan dapat diberikan melalui oral,pipa tau
enteral (Naso Gastric Tube) secara bolus atau drip
(tetes)
• Makanan cair dengan susu penuh/skim => susu
penuh, maizena, telur ayam, margarin, minyak, gula,
sari buah
• Makanan diblender => nasi tim, telur ayam, daging
giling, ikan, tahu, tempe ,wortel, labu kuning, sari
buah
Syarat-syarat diet makanan cair kental

1. Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran cerna


2. Cukup energi dan protein
3. Diberikan bertahap menuju ke makanan lunak
4. Porsi diberikan kecil dan sering (tiap 2-3 jam)
Indikasi pemberian makanan cair kental

• Pasien yang tidak mampu mengunyah, menelan serta


untuk mencegah aspirasi (cairan masuk ke dalam
saluran napas) seperti pada penyakit yang disertai
peradangan, ulkus peptikum, atau gangguan
struktural atau motorik pada rongga mulut.
Makanan yang boleh diberikan

• Sumber HA : kentang, gelatin, tapioka dibuat puding


• Sumber protein : susu, es krim, yoghurt, telur ayam,
tahu giling
• Sumber lemak : margarin, mentega
• Sayuran : sayuran dibuat jus dan dikentalkan dengan
gelatin
• Buah-buahan : buah dibuat jus, jeli dan pure
Contoh Makanan Cair dan MLP
THANK YOU
Tugas Pendahuluan
1.Sebutkan alat untuk mengukur BB dan TB !
2.Tuliskan interpretasi dari IMT !
3.Tuliskan alat, lokasi, syarat dan cara pengukuran LLA !
4.Tuliskan nilai standar LLA, rumus penentuan status gizi, dan nilai status gizi !
5.Tuliskan alat pengukur TLK, lokasi pengukuran TLK dan cara mengukur berdasarkan lokasi tersebut serta TLK standar !
6.Tuliskan status gizi berdasarkan warna pada pita shakir !
7.Tuliskan syarat dan indikasi makanan biasa !
8.Tuliskan syarat dan indikasi makanan lunak beserta contoh makanan yang dianjurkan!
9.Tuliskan syarat dan indikasi makanan saring beserta contoh makanan yang dianjurkan !
10.
Tuliskan syarat dan indikasi makanan cair (jernih, penuh, kental) beserta contoh makanan yang dianjurkan !
11.
Seorang pria berusia 45 tahun, bb 75 kg, tb 170 cm merupakan seorang pengusaha, kadar kolesterol serum nya 270
mg/dl dan jarang berolahraga tekanan darah 150/100. Dan saat ini sedang dirawat dirumah sakit karena pasien sulit
untuk mengunyah dan menelan, susunlah menu diet pasien tersebut berdasarkan penyakit yg diderita !
Tugas Tambahan

12. Tuliskan paramater yang digunakan sebagai


indikator pengukuran status gizi !
13. Mengapa LLA menjadi salah satu pilihan untuk
penentuan status gizi ?
14. Tuliskan rumus dan interpretasi dari TLK !
15. Tuliskan rumus Harris Benedict pada laki-laki dan
perempuan !
TUGAS PENDAHULUAN ILMU GIZI

BLOK DDT

(LOGO UHO)

NAMA

NIM

KELOMPOK

ASISTEN

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
FORMAT TP

• SAMPUL SEPERTI DIATAS (DIPRINT)


• KERTAS A4, PULPEN BIRU
• DIHEKTER 3, MARGIN 4433,
• RAPIH DAN JANGAN KOTOR
• DIKUMPULKAN PADA ASISTEN MASING-MASING
• DEADLINE : SEBELUM PRAKTIKUM (SELASA, 19
JANUARI 2021, PUKUL 07.30)

Anda mungkin juga menyukai