Anda di halaman 1dari 103

PENILAIAN STATUS GIZI

JOKO CAHYONO, SST Gizi, M. Adm. Kes, RD


PENGKAJIAN GIZI
Suatu metode yang
sistematik untuk
mengumpulkan dan
menganalisa data dari
berbagai kategori yang
digunakan untuk
menentukan kondisi dan/
status gizi pasien

ADA IDNT Reference Manual, 2008, p. 8


TUJUAN:
• Mengumpulkan dan menginterpretasi
informasi/data pasien yang relevan untuk
mengidentifikasi problem gizi dan
penyebabnya

CARA MENDAPATKAN DATA:


• Dari pasien melalui interview, observasi dan
pengukuran
• Informasi dari petugas kesehatan yang
merujuk
• Catatan medik, Tes laboratorium
MASALAH/PROBLEM GIZI
Tidak sesuai antara asupan energi dan nutrien
dengan kebutuhan tubuh akan mereka untuk
menjamin pertumbuhan, pemeliharaan dan
fungsi spesifiTk lainnya

MALNUTRISI
KELOMPOK MASALAH GIZI
Terlalu banyak atau terlalu
sedikit asupan makanan /
ASUPAN zat gizi dibandingkan dg
kebutuhan aktual atau
estimasi kebutuhan

Kondisi fisik atau medis


MASALAH yang dpt menimbulkan
KLINIS
GIZI masalah gizi

Kondisi lingkungan atau


PERILAKU & perilaku yang dpt
menimbulkan masalah
LINGKUNGAN gizi
KATEGORI DATA (PGRS 2013)

• ANAMNESIS RIWAYAT GIZI


• DATA BIOKIMIA, TES MEDIS
(DATA LABORATORIUM)
• PENGUKURAN ANTROPOMETRI
• PEMERIKSAAN FISIK KLINIS
• RIWAYAT PERSONAL
NUTRITIONAL ASSESSMENT

Biochemical

Anthropometry A Nutritional C Clinical


Assessment

Dietary
Personal History E D

Company Logo www.themegallery.com


Anthropometry
Assessment
Anthropometry Assessment
Pengukuran fisik pada individu,
dibandingkan dengan standar sehingga
dapat diketahui pertumbuhan dan
perkembangannya

Can be used in
nutrition assessment
and monitoring and
evaluation
Pengukuran Antropometri
Tinggi badan (TB), Panjang Badan (PB)
Berat badan (BB)
Tinggi lutut (TL)
Lingkar lengan atas (LiLA)
Tebal lemak
Lingkar pinggang
Lingkar panggul
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Kecepatan pertumbuhan
Kecepatan perubahan berat badan, dll
PENGUKURAN BERAT BADAN
PERSIAPAN PENGUKURAN
• Alat harus secara • Sebelum makan/ waktu sama
periodik dikalibrasi • Sedapat mungkin menggunakan
• Bila menggunakan pakaian minimal
batery, pastikan batery • Berdiri tepat ditengah tanpa
masih cukup energi dibantu, melihat ke depan, berdiri
untuk membaca secara rilex namun tegak, Baca, Catat
tepat
• Lakukan penimbangan sekali lagi
• Letakkan timbangan di
• Bila hasil pengukuran 1 dan 2
permukaan yang
berbeda >0.5 kg, lakukan
terdatar dan rata
pengukuran yang ketiga
CRITICAL POINTS - PENGUKURAN TINGGI BADAN
• Meletakkan alat pengukur di
permukaan yang datar dan rata
• Topi,hiasan kepala dan alas kaki
(sepatu, sandal) harus dilepas
• Pandangan lurus kedepan
• Posisikan tegak lurus bagian belakang
kepala, bahu, pantat, betis dan tumit
menempel ke papan pengukur.
• Posisikan kedua telapak kaki balita
rata dan menempel pada papan
pengukur
• Tarik papan penggeser sampai puncak
kepala
United Nations, 1986
PENGUKURAN PANJANG BADAN
• Pengukuran paling tidak dilakukan oleh 2 orang
• Posisi kepala anak adalah pada posisi “frankfurt plane”
• Asisten pengukur memegang kepala anak dan memastikan
kepala menyentuh papan ukur, posisi anak lurus dari ujung
kepala – kaki
• Pengukur memastikan
telapak kaki dan tumit anak
menyentuh papan pembatas
(movable part)
• Asisten atau orang tua anak
membantu memastikan
lutut anak menempel pada
papan dan tidak menekuk
Knee Height – TINGGI LUTUT
• Tinggi lutut berkorelasi
dengan TB
• Hanya dilakukan jika
pasien tidak dapat berdiri
tegak
• Dilakukan pada kaki kiri
• Kaki ditekuk dengan lutut
membentuk sudut 90°
pada posisi tidur atau
duduk tanpa alas kaki
PENGUKURAN TINGGI LUTUT
Untuk orang yang masih bisa duduk

Pasien duduk pada kursi Posisi duduk


yang telah disediakan sempurna. Punggung
tegak, tangan bebas,
Lutut kedua kaki dan wajah
membentuk menghadap ke depan.
sudut siku (90)
Telapak kaki yang diukur
membentuk sudut siku,
biasanya digunakan
telapak kaki kiri
Pasang alat ukur
pada telapak kaki Baca angka yang tertera
dan lutut kiri pada alat pengukuran
ANALISIS DAN INTERPRETASI
RUMUS CUMLEA
Estimasi Tinggi badan berdasarkan tinggi lutut
Perempuan : 84,88 + (1,83TL) – (0,24U)

Laki-laki : 64,19+(2,02TL) – (0,04U)


Ket: TL = Tinggi Lutut (cm)
U = Umur (tahun)

Digunakan utk mencari BBI berdasarkan TB estimasi


Lingkar Lengan Atas ( LILA )
PENENTUAN
STATUS GIZI
PENENTUAN STATUS GIZI ANAK
1. CARA PERSENTIL (PERSEN
TERHADAP MEDIAN)
untuk Umur diatas 5th
Grafik CDC 2000
2. CARA SIMPANGAN BAKU
TERHADAP MEDIAN (Z SCORE)
Untuk Umur 0-5th
Grafik WHO 2006
KRITERIA STATUS GIZI (Z Score)
INDEK BB/U TB/U BB/TB LILA/U

> 3 SD Obesitas Sangat Tinggi Sangat Gemuk Obesitas

2 SD – 3 SD Gizi Lebih Tinggi Gemuk Gizi Lebih

-2 SD – (2 SD) Gizi Baik Normal Normal Gizi Baik

-3 SD – (- 2 SD) Gizi Kurang Pendek Kurus Gizi Kurang

< - 3 SD Gizi Buruk Sangat Pendek Sangat Kurus Gizi Buruk


CARA MENENTUKAN STATUS GIZI MENGGUNAKAN
INDEKS ANTROPOMETRI PADA ANAK

 BB/U: Berat Badan menurut Umur, tidak dapat


menggambarkan ada atau tidak adanya
kurang gizi (akut/kronis)
 PB/U atau TB/U: Panjang atau Tinggi Badan
menurut Umur, menggambarkan ada atau tidak
adanya kurang gizi kronik  “stunted” atau pendek
 BB/PB atau BB/TB: Berat Badan menurut Tinggi
Badan, menggambarkan ada atau tidak adanya
kurang gizi akut  “wasted” atau kurus
 LILA/U: Digunakan pada anak edema / organomegali
MENENTUKAN STATUS GIZI (DEWASA)

INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

CARA MENGHITUNG INDEKS MASSA TUBUH

IMT = BB / (TB)2
BERAT BADAN DINYATAKAN  KILOGRAM
TINGGI BADAN DINYATAN  METER
STATUS GIZI ORANG DEWASA
BERDASAR IMT

IMT KATEGORI

< 17,0 KEKURANGAN BB TINGKAT BERAT

17,0 – 18,5 KEKURANGAN BB TINGKAT RINGAN

18,5 – 25,0 BERAT BADAN NORMAL

25,0 – 27,0 KELEBIHAN BB TINGKAT RINGAN

> 27,0 KELEBIHAN BB TINGKAT BERAT


.

STATUS GIZI = (BBA/BBI) X 100 %


Kriteria Nilai
Obesitas > 120 %
Overweight 110 – 120 %
Gizi Baik 90 – 110 %
Gizi Kurang 70 – 90 %
Buruk < 70 %
(Nutrition Growt – Development,2006)
BIOCHEMICAL
Assessment
Biochemical Tests
• Data yang berasal dari pemeriksaan contoh darah
dan urin.
• Membantu untuk menggambarkan keadaan tubuh :
– Deteksi kemungkinan PEM
– Ketidakseimbangan elektrolit
– Status hidrasi
– Profil lipid
– Kejadian anemia; menentukan jenis anemia
– Kejadian infeksi
– Data dasar untuk melihat fungsi organ seperti ginjal,
hati, pankreas, jantung, dll.
DATA LABORATORIUM
KIMIA KLINIK HEMATOLOGI
-Tes DM -Tes Anemia
-Tes AMI Tes Leukemia
-Tes Gangguan faal hati
-Tes Gangguan fungsi ginjal -Tes faal hemostasis
-Tes fraksi lipid
Tes serum protein KELOMPOK
PENYAKIT
SEROIMUNOLOGI
-Infeksi
-Autoimun CAIRAN DAN PARASITOLOGI
-Tes Gangguan fungsi tiroid
ANEMIA
Anemia : Hb < normal
NILAI NORMAL ♂ ♀
Hb : 13 – 18 12 – 16 g / dl
HCT : 40 – 52 35 – 37 %
MCV : 80 – 100 80 – 100 fl
MCH : 26 – 34 26 – 34 pg
MCHC : 32 – 36 32 – 36 g / dl

Wintrobe MM. Clinical Hematology


KLASIFIKASI ANEMIA
BERDASARKAN BENTUK ERITROSIT
1. An. Normokrom-normositik
1.1. An. Perdarahan akut
1.2. An. Aplasrtik
1.3. An. ok. keganasan
2. An. Hipokrom-mikrositik
2.1 An. Kurang Besi
2.2 Thalassemia

3. An. Normokrom-makrositik
3.1 An. Megaloblastik
3.2 An. Ok. Peny. Hepar
3.3 An. Ok. Hipotiroid
TES PENGENDALIAN DM
Pengendalian DM Baik Sedang Buruk
GDP (mg/dl) 80 -109 110 - 139 ≥ 140
GDP 2 JamPP(mg/dl) 110 - 159 160 - 199 ≥ 200
HbA1c (%) 4 – 5,9 6-8 ≥8
Kolesterol total (mg/dl)
- tanpa PJK < 130 130 – 159 ≥ 160
- dengan PJK < 100 100 - 129 ≥ 130
Kolesterol HDL (mg/dl) > 45 35 - 45 < 35
Trigliserida (mg/dl)
- tanpa PJK < 200 200 – 245 ≥ 250
- dengan PJK <150 150 - 199 ≥ 200
Mikroalbuminuria ˂ 30mg/24jam 30-300mg/24jam ˃30mg/24jam
TES PENYAKIT GINJAL
 Paramater yang diukur :
- Ureum
- Kreatinin
→ Azotemia
 Onset penyakit :
- Akut
- Kronis
- Akut on kronik
→ DL, UL, Kliren kreatinin, Cystatin C,
Calsium Fosfat, Elektrolit,
Analisa gas darah
HASIL TES URINALISIS
NO. Pemerikksaan kimia Nilai rujukan Contoh abnormal
1. pH 4,5 – 8,0 (˂) diet protein, asidosis
(˃) diet sayur, alkalosis, infeksi
2. Berat jenis 1.010 – 1.020 Pekat diabetes melitus
Encer diabetes insipidus
3. Glukosa Negatif (+) DM
4. Benda keton Negatif (+) puasa, diet lemak, ketoasidosis
5. Protein Negatif (+) penyakit ginjal
6. Bilirubin Negatif (+) obstruksi bilier
7. Urobilinogen Negatif (+) gangguan hati
8. Nitrit Negatif (+) infeksi saluran kemih
9. Lekosit Negatif (+) inflamasi, infeksi
10. Eritrosit Negatif (+) Penyakit ginjal dan saluran kemih
TES PROTEIN SERUM
•Protein tersusun dari asam-asam amino yang
bergandengan dengan hubungan peptida.
•Asam amino masuk ke dalam tubuh melalui
sumber makanan.
•Hati :- Sintesa > 90% protein
- 100 % albumin
•Distribusi protein tubuh :protein plasma,
protein jaringan, dan hemoglobin.
•Protein plasma : albumin, globulin, dan
fibrinogen
•Penetapan protein dalam serum :
- Tes Kimia : total protein, albumin,
globulin
- Elektroforesa protein : albumin, alpha,
betha,
gamma globulin

•Tujuan tes : untuk melihat defisiensi protein,


penyakit hati, ginjal,
gastrointestinal,
atau pada keganasan.
INTERPRETASI HASIL
TES SERUM PROTEIN
Total protein Total protein menurun
meningkat
Inflamasi kronik Gangguan hati
Artritis Malabsorbsi
Dehidrasi Malnutrisi
Makroglobulinemia Nefrosis
DM asidosis Luka bakar
Leukemia monositik DM
Multiple myeloma Toksemia gravidarum
Sarkoidosis Glomerulonefritis kronik
Shock berat
Albumin Albumin
meningkat menurun
Dehidrasi Penyakit hati
Multipel myeloma Penyakit ginjal
Penyakit darah
Keganasan
Malnutrisi
AIDS
Penyakit kolagen
Inflamasi gastrointestinal
Hipertiroid
Diare kronik
TES FRAKSI LIPID
•Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme
yang ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan fraksi lipid dalam plasma.

•Kelainan utama : peningkatan kadar kolesterol


total, Kolesterol LDL, dan Trigliserida (TG) serta
penurunan kadar kolesterol HDL
CLINICAL
Assessment
Pemeriksaan Klinis
Metode pemeriksaan atas perubahan –
perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi.

Hal ini dapat dilihat pada jaringan epithel


(supervicial epithelial tissue) spt kulit,
mata, rambut dan mukosa oral atau pada
organ – organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Interpretation Clinical Assessment
• Interpretasi terjadinya defisiensi berat/buruk
sebelum tanda/gejala tampak jelas.
• Terjadi variasi data jika observer dalam jumlah
besar
• Tanda/gejala kemungkinan disebabkan oleh
faktor NON-GIZI.
• Beberapa tanda/gejala tidak selalu spesifik
tetapi dapat dihubungkan terjadinya
perubahan antar zat gizi (melalui terjadinya
perubahan metabolisme zat gizi dalam tubuh).

41
TANDA-TANDA KLINIS ANEMIA
KEKURANGAN ZAT BESI (Fe)
 LELAH, LESU, LEMAH, LETIH, LALAI (5 L)
 BIBIR TAMPAK PUCAT, LIDAH LICIN
 DENYUT JANTUNG MENINGKAT,
NAFAS PENDEK
 SUSAH BUANG AIR BESAR
 NAFSU MAKAN BERKURANG
 KADANG PUSING
 MUDAH MENGANTUK
43
Dietary History
Assessment
Riwayat Gizi meliputi:
Intake Makanan
• Komposisi dan kecukupan zat gizi, serta
intake zat gizi, pola makan dan snack,
lingkungan yang mempengaruhi pola makan,
makanan dan intleransi makanan, dan diet
yang dijalankan dan/atau modifikasi
makanan

ADA IDNT Reference Manual, 2008, p. 11)


Riwayat Gizi

Zat Gizi dan Kepedulian terhadap


Kesehatan
• Pengetahuan dan kepercayaan mengenai
makanan yang dianjurkan, pengendalian
diri, pendidikan/edukasi dan konsultasi
mengenai gizi dimasa lalu

ADA IDNT Reference Manual, 2008, p. 11)


Riwayat Gizi

Aktivitas fisik dan latihan


• Status fungsional, pola aktifitas,
periode waktu tidak beraktivitas
(nonton tv, menelepon, komputer)
dan intensitas latihan, frekuensi
dan lama waktu latihan

ADA IDNT Reference Manual, 2008, p. 11


Riwayat Gizi

Ketersediaan Makanan
• Perencanaan makanan, pembelian,
kemampuan menyiapkan dan
keterbatasan makanan, keamanan
makanan, program penggunaan
makanan/zat gizi, dan makanan
yang tidak aman

ADA IDNT Reference Manual, 2008, p. 11


Metode Mengumpulkan
Data Intake
• Observasi langsung dan analisis nilai gizi, hanya
digunakan pada kondisi yang terkontrol, tidak
menggambarkan intake sebenarnya
• Food record or diary: prospective; meminta pasien
untuk mencatat atau menimbang makanan yang
dikonsumsi dalam periode waktu tertentu
• Food frequency questionnaire: retrospective;
meminta pasien untuk melengkapi survey intake
makanan sesuai pola makan
• 24-hour recall: retrospective; menanyakan kepada
paien tentang intake makan 24 jam sebelumnya
RIWAYAT
PERSONAL
DATA RIWAYAT PERSONAL
1. Riwayat obat-obatan yang digunakan dan
suplemen yang dikonsumsi
2. Sosial budaya, status sos-ek, budaya, agama,
lingkungan tempat tinggal, dukungan
pelayanan kesehatan dan sosial serta hubungan
sosial
3. Riwayat penyakit, keluhan yang terkait masalah
gizi, penyakit dahulu, sekarang dan keluarga,
status kesehatan mental/emosi
4. Data umum lainnya, umur, pekerjaan,
pendidikan
CONTOH KASUS
DISLIPIDEMIA
• Dislipidemia adalah suatu kelainan
metabolisme lemak yang ditandai oleh
kelainan profil lemak dalam plasma yaitu
kenaikkan kadar kolesterol total, LDL, kadar
trigliserida dan penurunan kadar kolesterol
HDL.
Pengkajian gizi

• Antropometri
a. IMT kurang/normal/lebih
b. Menganalisi lingkar pinggang, > 102 cm
berisiko dislipidemia untuk pria dan > 88 cm
beriko dislipidemia untuk wanita.
• Biokimia
a. Kadar kolesterol > 200 mg/dl
b. Kadar LDL ≥ 160 mg/dl
c. Kadar HDL < 35 mg/dl
d. Kadar trigliserida ≥ 250 mg/dl
lanjutan…..
• Riwayat Makan
Kuantitatif :
a. Kelebihan asupan lemak dibandingkan
dengan kebutuhan.
b. Proporsi asupan lemak jenuh terhadap total
energi > 10 %.
c. Kelebihan asupan kolesterol dibandingkan
dengan kebutuhan.
d. Konsumsi serat kurang dibandingkan dengan
kebutuhan.
lanjutan…..
Kulitatif :
a. Sering mengkonsumsi makanan yang
digoreng.
b. Sering menggunakan minyak kelapa,
minyak kelapa sawit, santan, mentega dan
margarin dalam mengolah makanan.
c. Sering mengkonsumsi makanan tinggi
kolesterol (otak, kuning telur, bagian dalam
hewani)
intervensi gizi
• Tujuan :
a. Menurunkan asupan total lemak,
lemak jenuh dan kolesterol.
b. Merubah profil lemak (kolesterol,
trigliserida, HDL dan LDL)
c. Meningkatkan pengetahuan tentang
pemilihan makanan yang rendah
lemak dan kolesterol.
NUTRITIONAL ASSESSMENT

Biochemical

Anthropometry A Nutritional C Clinical


Assessment

Dietary
Personal History E D

Company Logo www.themegallery.com


Anthropometry
Assessment
Anthropometry Assessment
Pengukuran fisik pada individu,
dibandingkan dengan standar sehingga
dapat diketahui pertumbuhan dan
perkembangannya

Can be used in
nutrition assessment
and monitoring and
evaluation
Pengukuran Antropometri
Tinggi badan (TB), Panjang Badan (PB)
Berat badan (BB)
Tinggi lutut (TL)
Lingkar lengan atas (LiLA)
Tebal lemak
Lingkar pinggang
Lingkar panggul
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Kecepatan pertumbuhan
Kecepatan perubahan berat badan, dll
PENGUKURAN BERAT BADAN
PERSIAPAN PENGUKURAN
• Alat harus secara • Sebelum makan/ waktu sama
periodik dikalibrasi • Sedapat mungkin menggunakan
• Bila menggunakan pakaian minimal
batery, pastikan batery • Berdiri tepat ditengah tanpa
masih cukup energi dibantu, melihat ke depan, berdiri
untuk membaca secara rilex namun tegak, Baca, Catat
tepat
• Lakukan penimbangan sekali lagi
• Letakkan timbangan di
• Bila hasil pengukuran 1 dan 2
permukaan yang
berbeda >0.5 kg, lakukan
terdatar dan rata
pengukuran yang ketiga
CRITICAL POINTS - PENGUKURAN TINGGI BADAN
• Meletakkan alat pengukur di
permukaan yang datar dan rata
• Topi,hiasan kepala dan alas kaki
(sepatu, sandal) harus dilepas
• Pandangan lurus kedepan
• Posisikan tegak lurus bagian belakang
kepala, bahu, pantat, betis dan tumit
menempel ke papan pengukur.
• Posisikan kedua telapak kaki balita
rata dan menempel pada papan
pengukur
• Tarik papan penggeser sampai puncak
kepala
United Nations, 1986
PENGUKURAN PANJANG BADAN
• Pengukuran paling tidak dilakukan oleh 2 orang
• Posisi kepala anak adalah pada posisi “frankfurt plane”
• Asisten pengukur memegang kepala anak dan memastikan
kepala menyentuh papan ukur, posisi anak lurus dari ujung
kepala – kaki
• Pengukur memastikan
telapak kaki dan tumit anak
menyentuh papan pembatas
(movable part)
• Asisten atau orang tua anak
membantu memastikan
lutut anak menempel pada
papan dan tidak menekuk
Knee Height – TINGGI LUTUT
• Tinggi lutut berkorelasi
dengan TB
• Hanya dilakukan jika
pasien tidak dapat berdiri
tegak
• Dilakukan pada kaki kiri
• Kaki ditekuk dengan lutut
membentuk sudut 90°
pada posisi tidur atau
duduk tanpa alas kaki
PENGUKURAN TINGGI LUTUT
Untuk orang yang masih bisa duduk

Pasien duduk pada kursi Posisi duduk


yang telah disediakan sempurna. Punggung
tegak, tangan bebas,
Lutut kedua kaki dan wajah
membentuk menghadap ke depan.
sudut siku (90)
Telapak kaki yang diukur
membentuk sudut siku,
biasanya digunakan
telapak kaki kiri
Pasang alat ukur
pada telapak kaki Baca angka yang tertera
dan lutut kiri pada alat pengukuran
ANALISIS DAN INTERPRETASI
RUMUS CUMLEA
Estimasi Tinggi badan berdasarkan tinggi lutut
Perempuan : 84,88 + (1,83TL) – (0,24U)

Laki-laki : 64,19+(2,02TL) – (0,04U)


Ket: TL = Tinggi Lutut (cm)
U = Umur (tahun)

Digunakan utk mencari BBI berdasarkan TB estimasi


Lingkar Lengan Atas ( LILA )
PENENTUAN
STATUS GIZI
PENENTUAN STATUS GIZI ANAK
1. CARA PERSENTIL (PERSEN
TERHADAP MEDIAN)
untuk Umur diatas 5th
Grafik CDC 2000
2. CARA SIMPANGAN BAKU
TERHADAP MEDIAN (Z SCORE)
Untuk Umur 0-5th
Grafik WHO 2006
KRITERIA STATUS GIZI (Z Score)
INDEK BB/U TB/U BB/TB LILA/U

> 3 SD Obesitas Sangat Tinggi Sangat Gemuk Obesitas

2 SD – 3 SD Gizi Lebih Tinggi Gemuk Gizi Lebih

-2 SD – (2 SD) Gizi Baik Normal Normal Gizi Baik

-3 SD – (- 2 SD) Gizi Kurang Pendek Kurus Gizi Kurang

< - 3 SD Gizi Buruk Sangat Pendek Sangat Kurus Gizi Buruk


CARA MENENTUKAN STATUS GIZI MENGGUNAKAN
INDEKS ANTROPOMETRI PADA ANAK

 BB/U: Berat Badan menurut Umur, tidak dapat


menggambarkan ada atau tidak adanya
kurang gizi (akut/kronis)
 PB/U atau TB/U: Panjang atau Tinggi Badan
menurut Umur, menggambarkan ada atau tidak
adanya kurang gizi kronik  “stunted” atau pendek
 BB/PB atau BB/TB: Berat Badan menurut Tinggi
Badan, menggambarkan ada atau tidak adanya
kurang gizi akut  “wasted” atau kurus
 LILA/U: Digunakan pada anak edema / organomegali
MENENTUKAN STATUS GIZI (DEWASA)

INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

CARA MENGHITUNG INDEKS MASSA TUBUH

IMT = BB / (TB)2
BERAT BADAN DINYATAKAN  KILOGRAM
TINGGI BADAN DINYATAN  METER
STATUS GIZI ORANG DEWASA
BERDASAR IMT

IMT KATEGORI

< 17,0 KEKURANGAN BB TINGKAT BERAT

17,0 – 18,5 KEKURANGAN BB TINGKAT RINGAN

18,5 – 25,0 BERAT BADAN NORMAL

25,0 – 27,0 KELEBIHAN BB TINGKAT RINGAN

> 27,0 KELEBIHAN BB TINGKAT BERAT


.

STATUS GIZI = (BBA/BBI) X 100 %


Kriteria Nilai
Obesitas > 120 %
Overweight 110 – 120 %
Gizi Baik 90 – 110 %
Gizi Kurang 70 – 90 %
Buruk < 70 %
(Nutrition Growt – Development,2006)
BIOCHEMICAL
Assessment
Biochemical Tests
• Data yang berasal dari pemeriksaan contoh darah
dan urin.
• Membantu untuk menggambarkan keadaan tubuh :
– Deteksi kemungkinan PEM
– Ketidakseimbangan elektrolit
– Status hidrasi
– Profil lipid
– Kejadian anemia; menentukan jenis anemia
– Kejadian infeksi
– Data dasar untuk melihat fungsi organ seperti ginjal,
hati, pankreas, jantung, dll.
DATA LABORATORIUM
KIMIA KLINIK HEMATOLOGI
-Tes DM -Tes Anemia
-Tes AMI Tes Leukemia
-Tes Gangguan faal hati
-Tes Gangguan fungsi ginjal -Tes faal hemostasis
-Tes fraksi lipid
Tes serum protein KELOMPOK
PENYAKIT
SEROIMUNOLOGI
-Infeksi
-Autoimun CAIRAN DAN PARASITOLOGI
-Tes Gangguan fungsi tiroid
ANEMIA
Anemia : Hb < normal
NILAI NORMAL ♂ ♀
Hb : 13 – 18 12 – 16 g / dl
HCT : 40 – 52 35 – 37 %
MCV : 80 – 100 80 – 100 fl
MCH : 26 – 34 26 – 34 pg
MCHC : 32 – 36 32 – 36 g / dl

Wintrobe MM. Clinical Hematology


KLASIFIKASI ANEMIA
BERDASARKAN BENTUK ERITROSIT
1. An. Normokrom-normositik
1.1. An. Perdarahan akut
1.2. An. Aplasrtik
1.3. An. ok. keganasan
2. An. Hipokrom-mikrositik
2.1 An. Kurang Besi
2.2 Thalassemia

3. An. Normokrom-makrositik
3.1 An. Megaloblastik
3.2 An. Ok. Peny. Hepar
3.3 An. Ok. Hipotiroid
TES PENGENDALIAN DM
Pengendalian DM Baik Sedang Buruk
GDP (mg/dl) 80 -109 110 - 139 ≥ 140
GDP 2 JamPP(mg/dl) 110 - 159 160 - 199 ≥ 200
HbA1c (%) 4 – 5,9 6-8 ≥8
Kolesterol total (mg/dl)
- tanpa PJK < 130 130 – 159 ≥ 160
- dengan PJK < 100 100 - 129 ≥ 130
Kolesterol HDL (mg/dl) > 45 35 - 45 < 35
Trigliserida (mg/dl)
- tanpa PJK < 200 200 – 245 ≥ 250
- dengan PJK <150 150 - 199 ≥ 200
Mikroalbuminuria ˂ 30mg/24jam 30-300mg/24jam ˃30mg/24jam
TES PENYAKIT GINJAL
 Paramater yang diukur :
- Ureum
- Kreatinin
→ Azotemia
 Onset penyakit :
- Akut
- Kronis
- Akut on kronik
→ DL, UL, Kliren kreatinin, Cystatin C,
Calsium Fosfat, Elektrolit,
Analisa gas darah
HASIL TES URINALISIS
NO. Pemerikksaan kimia Nilai rujukan Contoh abnormal
1. pH 4,5 – 8,0 (˂) diet protein, asidosis
(˃) diet sayur, alkalosis, infeksi
2. Berat jenis 1.010 – 1.020 Pekat diabetes melitus
Encer diabetes insipidus
3. Glukosa Negatif (+) DM
4. Benda keton Negatif (+) puasa, diet lemak, ketoasidosis
5. Protein Negatif (+) penyakit ginjal
6. Bilirubin Negatif (+) obstruksi bilier
7. Urobilinogen Negatif (+) gangguan hati
8. Nitrit Negatif (+) infeksi saluran kemih
9. Lekosit Negatif (+) inflamasi, infeksi
10. Eritrosit Negatif (+) Penyakit ginjal dan saluran kemih
TES PROTEIN SERUM
•Protein tersusun dari asam-asam amino yang
bergandengan dengan hubungan peptida.
•Asam amino masuk ke dalam tubuh melalui
sumber makanan.
•Hati :- Sintesa > 90% protein
- 100 % albumin
•Distribusi protein tubuh :protein plasma,
protein jaringan, dan hemoglobin.
•Protein plasma : albumin, globulin, dan
fibrinogen
•Penetapan protein dalam serum :
- Tes Kimia : total protein, albumin,
globulin
- Elektroforesa protein : albumin, alpha,
betha,
gamma globulin

•Tujuan tes : untuk melihat defisiensi protein,


penyakit hati, ginjal,
gastrointestinal,
atau pada keganasan.
INTERPRETASI HASIL
TES SERUM PROTEIN
Total protein Total protein menurun
meningkat
Inflamasi kronik Gangguan hati
Artritis Malabsorbsi
Dehidrasi Malnutrisi
Makroglobulinemia Nefrosis
DM asidosis Luka bakar
Leukemia monositik DM
Multiple myeloma Toksemia gravidarum
Sarkoidosis Glomerulonefritis kronik
Shock berat
Albumin Albumin
meningkat menurun
Dehidrasi Penyakit hati
Multipel myeloma Penyakit ginjal
Penyakit darah
Keganasan
Malnutrisi
AIDS
Penyakit kolagen
Inflamasi gastrointestinal
Hipertiroid
Diare kronik
TES FRAKSI LIPID
•Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme
yang ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan fraksi lipid dalam plasma.

•Kelainan utama : peningkatan kadar kolesterol


total, Kolesterol LDL, dan Trigliserida (TG) serta
penurunan kadar kolesterol HDL
CLINICAL
Assessment
Pemeriksaan Klinis
Metode pemeriksaan atas perubahan –
perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi.

Hal ini dapat dilihat pada jaringan epithel


(supervicial epithelial tissue) spt kulit,
mata, rambut dan mukosa oral atau pada
organ – organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Interpretation Clinical Assessment
• Interpretasi terjadinya defisiensi berat/buruk
sebelum tanda/gejala tampak jelas.
• Terjadi variasi data jika observer dalam jumlah
besar
• Tanda/gejala kemungkinan disebabkan oleh
faktor NON-GIZI.
• Beberapa tanda/gejala tidak selalu spesifik
tetapi dapat dihubungkan terjadinya
perubahan antar zat gizi (melalui terjadinya
perubahan metabolisme zat gizi dalam tubuh).

92
TANDA-TANDA KLINIS ANEMIA
KEKURANGAN ZAT BESI (Fe)
 LELAH, LESU, LEMAH, LETIH, LALAI (5 L)
 BIBIR TAMPAK PUCAT, LIDAH LICIN
 DENYUT JANTUNG MENINGKAT,
NAFAS PENDEK
 SUSAH BUANG AIR BESAR
 NAFSU MAKAN BERKURANG
 KADANG PUSING
 MUDAH MENGANTUK
94
Dietary History
Assessment
Riwayat Gizi meliputi:
Intake Makanan
• Komposisi dan kecukupan zat gizi, serta
intake zat gizi, pola makan dan snack,
lingkungan yang mempengaruhi pola makan,
makanan dan intleransi makanan, dan diet
yang dijalankan dan/atau modifikasi
makanan

ADA IDNT Reference Manual, 2008, p. 11)


Riwayat Gizi

Zat Gizi dan Kepedulian terhadap


Kesehatan
• Pengetahuan dan kepercayaan mengenai
makanan yang dianjurkan, pengendalian
diri, pendidikan/edukasi dan konsultasi
mengenai gizi dimasa lalu

ADA IDNT Reference Manual, 2008, p. 11)


Riwayat Gizi

Aktivitas fisik dan latihan


• Status fungsional, pola aktifitas,
periode waktu tidak beraktivitas
(nonton tv, menelepon, komputer)
dan intensitas latihan, frekuensi
dan lama waktu latihan

ADA IDNT Reference Manual, 2008, p. 11


Riwayat Gizi

Ketersediaan Makanan
• Perencanaan makanan, pembelian,
kemampuan menyiapkan dan
keterbatasan makanan, keamanan
makanan, program penggunaan
makanan/zat gizi, dan makanan
yang tidak aman

ADA IDNT Reference Manual, 2008, p. 11


Metode Mengumpulkan
Data Intake
• Observasi langsung dan analisis nilai gizi, hanya
digunakan pada kondisi yang terkontrol, tidak
menggambarkan intake sebenarnya
• Food record or diary: prospective; meminta pasien
untuk mencatat atau menimbang makanan yang
dikonsumsi dalam periode waktu tertentu
• Food frequency questionnaire: retrospective;
meminta pasien untuk melengkapi survey intake
makanan sesuai pola makan
• 24-hour recall: retrospective; menanyakan kepada
paien tentang intake makan 24 jam sebelumnya
RIWAYAT
PERSONAL
DATA RIWAYAT PERSONAL
1. Riwayat obat-obatan yang digunakan dan
suplemen yang dikonsumsi
2. Sosial budaya, status sos-ek, budaya, agama,
lingkungan tempat tinggal, dukungan
pelayanan kesehatan dan sosial serta hubungan
sosial
3. Riwayat penyakit, keluhan yang terkait masalah
gizi, penyakit dahulu, sekarang dan keluarga,
status kesehatan mental/emosi
4. Data umum lainnya, umur, pekerjaan,
pendidikan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai