Anda di halaman 1dari 29

PENGUKURAN KONSUMSI DAN

STATUS GIZI
• Masalah Gizi dapat didekati
dari sudut pandang atau
aspek:
• Input, Proses, Output dan
Outcome, Ingat Rantai
pangan (food chain)
Bahan Bacaan yang dianjurkan

• Gibson, RS. Principles of Nutrition Assessment. Oxford


Nuversity Press. 1990
• Jelliffe, DB. 1966. The Assessment of the Nutritional Status of
the Community. WHO Monograph No.53. WHO Geneva
• Jelliffe, DB, Jelliffe, EFP, Zerfas, A and Neumann, CG. 1989.
Community Nutritional Assessment. With special reference to
less technical develoed country. Oxford University Press
• WHO. Measuring Change in Nutritional Status. Guidelines for
Assessing the Nutritional Impact of Supplementary Feeding
Programmes for Vulnerable Groups. WHO, Geneva, 1983.
Bahan Bacaan yang dianjurkan

• WHO Working Group. 1986. Use and Interpretation of


Anthropometric Indicators. Bull.WHO.64,929-941
• WHO. Report of a WHO Expert Committee. Physical
Stattus: The use and interpretation of anthropometry.
WHO. Geneva 1995
• Ivan Beghin et al. A Guide to Nutritional Assessment,
WHO, Geneva, 1988
• dll
BEBERAPA LANGKAH PENTING:

1. Justifikasi dan definisi dari tujuan penentuan status


gizi (hrs jelas)
2. Preliminary appraisal (telaah buku, pustaka, laporan
ttg masalah gizi, interview dg pakar, dll)
3. Pembentukan tim (sesuai kebutuhan/tujuan, tdk
terlalu besar, pembagian tugas &keahlian jelas)
4. Analisis penyebab kurang gizi (causal
model/kerangka teori)
BEBERAPA LANGKAH PENTING (lanjutan)

5. Konsistensi appraisal (cek langkah 1-4,


apakah konsisten/tdk)
6. Pengumpulan data (tidak sekedar
mengumpulkan)
7. Data analisis dan interpreatsi
8. Presentasi hasil
Penentuan konsumsi makanan/pangan dan gizi:
1. Konsumsi makanan pada tingkat nasional,
daerah/wilayah, rumahtangga, individu, dll
2. Konsumsi makanan pada tingkat individu
3. Penentuan asupan zat gizi dari data konsumsi
makanan (tugas)
4. Antropometri gizi:
-tumbuh kembang;
-komposisi tubuh
5. Evaluasi indeks antropometri:
-persentil, persen median, Z-skor
6. Pemeriksaan laboratorium
Cara Penentuan status gizi yang banyak
digunakan :
Antropometri, pemeriksaan klinis, dan laboratoris
1. Antropometri:
- BB untuk umur (BB/U): underweight
- Tinggi/panjang badan untuk umur (TB/U):stunting
- BB untuk Tinggi/panjang badan (BB/TB): wasting
2. LLA
3. Skinfold (lemak di bawah kulit)
Pengukuran konsumsi makanan:
• Recall 24 jam (dulu paling populer)
• Pencatatan (food record)
• Penimbangan (food weighing), individu, kelg/rmt
• Analisis duplikat (duplicate analysis)
• FFQ (food frequency questionnaire), dapat untuk individu
ataupun keluarga, SEKARANG PALING SERING
DIGUNAKAN; FFQ/SQFFQ.
• Neraca bahan makanan (food balance sheet), untuk
persediaan, bukan konsumsi
• SDT (survei diit total) atau TDS (total diet study): Food
consumption survey (FCS) atau Survei konsumsi
makanan (SKM)
• Contoh causal model yang sederhana:
Pendapatan

Pengeluaran untuk makanan

Asupan makanan
• Contoh causal model yang sederhana:

Asupan Makanan

Pengeluaran untuk Makanan hasil sendiri dari


makanan kebun, pemberian, dll

Pendapatan Harga
pangan
• Contoh causal model yang sederhana:

Status gizi anak

Asupan zat gizi Utilisasi makanan dlm tubuh


(biologis)
“Nutritional Status” atau status gizi adalah
status keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan zat gizi tubuh:
a. Gizi seimbang  antara suplai
dan kebutuhan zat gizi sesuai (tidak
kelebihan ataupun defisit)
b. Gizi kurang  suplai tidak mencukupi
kebutuhan zat gizi (defisit)
c. Gizi lebih  suplai melebihi
kebutuhan zat gizi (disimpan dalam bentuk
cadangan dalam tubuh) .
“Nutritional Status Indicator” (Indikator Status Gizi)
adalah tanda yang dapat memberikan indikasi
tentang Status Gizi.
Tanda yang sering dipakai:
a. Tanda fisik : antropometri
b. Tanda biokimiawi : kandungan
hemoglobin, albumin, ferritin, Vitamin A,
Yodium, gula, dsb. di dalam darah.
c. Tanda klinis : pucat, lemah, oedema,
rambut tipis seperti rambut jagung, dsb.
d. Konsumsi zat gizi : defisit, kelebihan atau
tidak seimbang
Tanda lain
• Perkembangan: intelegensia/kecerdasan
• Perkembangan mental - behavior
• Perkembangan motorik
• Perkembangan motor milestone atau
motorik kasar (berbaring, merangkak,
duduk, belajar berdiri, berjalan,
melompat, berlari)
• Pertumbuhan (fisik) dan Perkebangan
(non fisik), keduanya penting
Faktor Status kesehatan,
Beyond health watsan dan higiene

Asupan Penyakit
Zat Gizi infeksi

Absorpsi Kebutuhan zat Status


zat gizi gizi tubuh gizi

Outcome: pertumbuhan (fisik) dan


perkembangan mental/motorik, aktivitas,
kecerdasan.
ANTROPOMETRI sebagai INDIKATOR
STATUS GIZI
Antropometri yang umum dipakai

Untuk Assessment Untuk penelitian

BB, PB atau TB, BB, PB atau TB,


LiLA LiLA, LK, LD

Yang paling banyak dan sering dipakai: BB, PB atau TB dan LiLA
PENYAJIAN INDIKATOR Antropometri

1. PERTUMBUHAN
Memantau secara berkala, teratur BB untukl
umur dan di plot sebagai kurva pertumbuhan (KMS).
Sangat dianjurkan PB atau TB juga dipantau.

INDIKASI:
Pertumbuhan yang baik mengindikasikan keadaan gizi
dan kesehatan yang baik

KEGUNAAN:
Setiap ditemukan gangguan/kelainan dapat segera dilakukan
tindakan sehingga dapat keadaan yang lebih buruk dapat
dicegah
2. STATUS GIZI (istilah yang umum
dipakai)

A. Berat badan untuk umur atau BB/U)  “Underweight”


indikator ini paling banyak dikenal dan dipakai

B. Tinggi badan untuk umur atau TB/U)  “Stunting”


indikator ini mendapat banyak perhatian, berkait dg
beyond health dan dampaknya tidak hanya pd fisik tetapi
juga intelektual penyakit degeratif dikemudian hari

C. Status Kekurusan (Berat badan untuk Tinggi


badan atau BB/TB)  “Wasting” indikator akut, sangat
sesuai untuk indikator kedaruratan
KATEGORI STATUS GIZI

1. Didasarkan pada rujukan untuk masing-masing


indikator (BB/U, TB/U dan BB/TB) yang awalnya
diterbitkan oleh CDC-WHO-NCHS, 1973, kemudian
WHO 2005 dan versi-versi terbaru

2. Kategori status gizi dikembangkan berdasarkan


SEBARAN normal BB pada tiap umur, SEBARAN
normal TB pada tiap umur, dan SEBARAN normal BB
pada tiap TB tertentu
KLASIFIKASI STATUS GIZI BERDASARKAN
INDIKATOR BB/U, TB/U dan BB/TB

1. BB/U
Berat normal ≥ -2 SD s/d <+2 SD
Overweight (Berat lebih) ≥ +2 SD
Underweight (Berat renda ≥ -3 SD s/d <-2 SD
Berat sangat sendah <-3 SD
Sehari-hari digunakan istilah berikut:
GIZI BAIK = Berat badan normal
GIZI KURANG = Berat badan rendah
GIZI BURUK = Berat badan sangat rendah
GIZI LEBIH = Berat badan lebih
2. TB/U :
Tinggi normal ≥ -2 SD
Stunting (Pendek) ≥ -3 SD s/d < -2 SD
Sangat pendek < -3 SD

3. BB/TB:
Normal ≥ -2 SD s/d < +2 SD
Wasting (Kurus) ≥ -3 SD s/d < -2 SD
Sangat kurus < -3 SD
Gemuk ≥ +2 SD
1. BB/U:
Berat badan berhubungan linier
dengan Tinggi Badan, maka indikator BB/U
dapat memberikan gambaran masalah masa
lalu atau KRONIS.
Berat badan bersifat labil terhadap perubahan
yang terjadi, maka BB/U juga dapat memberikan
gambaran masalah saat kini (AKUT).
Kemampuan ini tergantung pada keadaan
sosial-ekonomi masyarakat yang dinilai.
Penggunaan indikator BB/U sbg indikator
tunggal
a. Untuk menilai keadaan AKUT: pada masyarakat yang
secara umum miskin: Tidak sensitif, ttp Spesifik.
Sebaliknya pada masyarakat dng sosialekonomi secara
umum baik, indikator ini Sensitif ttp Tidak spesifik.

b. Untuk menilai keadaan KRONIS: pada masyarakat miskin:


Sensitif dan Spesifik.
Sebaliknya pada masyarakat dengan sosialekonomi baik:
indikator ini Tidak sensitif ttp Spesifik.
Gangguan/hambatan pertumbuhan tinggi badan
berlangsung dlm waktu lama (bbrp bulan sampai
tahun, maka indikator TB/U memberikan indikasi
masalah pada masa lampau (KRONIS).

Banyak anak yang pendek memberikan indikasi bahwa


masyarakat bersangkutan terdapat masalah yang sudah
berlangsung lama.
Harus dipelajari masalah yang mendasari dari gangguan
pertumbuhan tsb sebelum dilakukan intervensi atau
program perbaikan gizi secara komprehensif.
Indikator TB/U sbg indikator tunggal

1. Bila prevalensi anak PENDEK besar, indikator ini


memberikan petunjuk ada masalah gizi kronis yang harus
dicari penyebab dasarnya.

2. Dapat digunakan sebagai indikator perkembangan


keadaan sosial-ekonomi masyarakat ybs.

3. Tidak dapat digunakan untuk memberikan indikasi


masalah gizi akut.
Pada keadaan normal (baik) BB seseorang
berbanding lurus dengan TB-nya. Berarti BB
proporsional dgn TB.

Bila kondisi kurang baik dalam waktu cepatt


BB akan berubah (BB bersifat labil), sementara
TB tidak berubah, sehingga BB dalam waktu singkat
menjadi tidak proporsional dengan TB.

Dengan demikian indikator BB/TB memberikan


gambaran status gizi saat kini atau masalah gizi
AKUT.
Indikator BB/TB sebagai indikator
tunggal

Besaran prevalensi BB/TB rendah atau KURUS memberikan


gambaran masalah gizi akut yang disebabkan oleh perubahan
kondisi yang berlangsung dalam waktu singkat.

Indikator BB/TB berguna untuk pemilihan sasaran (target)


intervensi segera misal pemeriksaan kesehatan, pemberiman
makanan tambahan (PMT) pemulihan agar BB kembali
proporsional dgn TB atau intervensi yang memperbaiki
lingkungan yang kurang sehat.
Perkembangan terbaru menggunakan
tiga indek sekaligus (BB/U; TB/U dan
BB/TB

Anda mungkin juga menyukai