Anda di halaman 1dari 5

PENENTUAN STATUS GIZI

A. PENGERTIAN STATUS GIZI


STATUS GIZI adalah keadaan keseimbangan antara ASUPAN zat gizi dan KEBUTUHAN
zat gizi oleh tubuh untuk berbagai keperluan proses biologi.
GIZI SEIMBANG bila ASUPAN zat gizi SESUAI dengan KEBUTUHAN zat gizi = GIZI
BAIK
GIZI TIDAK SEIMBANG bila ASUPAN zat gizi TIDAK SESUAI dengan KEBUTUHAN
zat gizi (Kurang atau Melebihi) = KURANG GIZI atau GIZI LEBIH
SUMBER KEBUTUHAN ZAT GIZI
a) Kecukupan Pangan untuk Memenuhi Karbohidrat
 Kontribusi energi dari karbohidrat terhadap asupan (kecukupan) energi : 50-
60%
 Pendekatan PPH (Pola Pangan Harapan) :
 Kontribusi energi dari karbohidrat = 61% AKE, dipenuhi dari
kelompok pangan : Seralia = 50%, Umbi2an = 6% dan Gula = 5%.
b) Kecukupan Pangan untuk Memenuhi Lemak
 Pendekatan PPH (Pola Pangan Harapan) :
 Kontribusi energi dari lemak = 13% AKE, dipenuhi dari kelompok
pangan Minyak dan lemak = 10% dan Buah/Biji Berminyak = 3%.
c) Kecukupan Pangan untuk Memenuhi Protein
 Pendekatan PPH (Pola Pangan Harapan) :
 kontribusi energi dari protein = 17 % AKE , dipenuhi dari kelompok
pangan : Pangan hewani = 12% dan Kacang-kacangan = 5%
d) Kecukupan Pangan untuk Memenuhi Vitamin dan Mineral
 Pangan sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah.
 Berdasarkan pendekatan PPH maka kebutuhan sayur dan buah = 250g/kap/hr
setara dengan kontribusi energi sebesar 6 % AKE (2000 kkal/kap/hr, WNPG,
2004).
B. CARA PENENTUAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA LANGSUNG
1. Antropometri
Antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh manusia yang digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi (karbohidrat dan lemak) pada tubuh.
Pengukuran Antropometri
Alat yang digunakan untuk pengukuran antropometri
a. Berat Badan
a. Bayi : Dacin, Baby Scale
b. Anak balita : Dacin
b. Panjang Badan/Tinggi badan
1) Baduta ( 1 - < 2 th) : Pengukur Panjang Badan
2) Balita (2-5 th) : Microtoise
PROSEDUR PENGUKURAN PANJANG BADAN
a. Persiapan Alat
1) Pilih meja atau tempat yang datar dan rata. Siapkan alat ukur panjang badan
2) lepaskan kunci pengait yang berada disamping papan pengukur
3) Buka papan hingga posisinya memanjang dan datar
4) Tarik meteran sampai menempel rapat pada dindin tempat menempelnya
kepala dan pastikan meteran menunjuk angka nol
5) Geser kembali papan penggeser pada tempatnya
b. Pelaksanaan Pengukuran Panjang badan
1) Terlentangkan balita diatas papan pengukur dengan posisi kepala menempel
pada bagian papan yang datar dan tegak lurus ( papan yang tidak dapat
bergerak)
2) Pastikan bagian puncak kepala menempel pada bagian papan yang statis
3) Posisikan bagian belakang kepala, pungggung, pantat dan tumit menempel
secara tepat pada papan pengukur
4) Geser bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian kedua telapak kaki
menempel pada bagian papan yang dapat bergeser (dengan cara menekan pada
bagian lutut dan mata kaki)
5) Baca dan catat panjang badan anak dari angka kecil keangka besar
PROSEDUR PENGUKURAN TINGGI BADAN
a. Persiapan alat
1) letakkan microtoise dilantai yang rata dan menempel pada dinding yang tegak
lurus
2) Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada jendela baca
menunjukan angka nol
3) Paku/tempelkan ujung pita meteran pada dinding
4) Tarik kepala microtise ke atas samapai ke paku
b. Pelaksanaan Pengukuran Tinggi badan
1) Posisikan balita berdiri tegak lurus dibawah microtoise membelakangi
dinding
2) Posisikan kepala balita berada dibawah alat geser microtoise, pandangan
lurus kedepan
3) Posisikan balita tegak bebas, bagian belakang kepala, tulang belikat, pantat
dan tumit menempel ke dinding
4) Posisikan kedua lutut dan tumit rapat
5) Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala balita
6) Baca angka pada jendela baca dan mata pembaca harus sejajar dengan garis
merah
7) Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis merah dari angka kecil
kearah angka besar
8) Catat hasil pengukuran tinggi badan balita pada kartu status
Klasifikasi lain untuk menentukan status gizi bisa menggunakan klasifikasi WHO
berikut :
a. Gizi lebih bila BB saat ini : >120% median BB/u baku WHO-NCHS
b. Gizi baik bila BB saat ini : 80%-120% median BB/u baku WHO-NCHS
c. Gizi sedang bila BB saat ini : 70%-79,9% median BB/u baku WHO-NCHS
d. Gizi kurangbila BB saat ini : 60%-69,9% median BB/u baku WHO-NCHS
e. Gizi buruk bila BB saat ini : <60% median BB/u baku WHO-NCHS
Laki-laki dan perempuan sama.

2. Tanda –tanda klinis


Secara umum terdiri dari dua bagian yaitu 1) riwayat medis / riwayat kesehatan
merupakan catatan mengenai perkembangan penyakit, 2) pemeriksaan fisik, yaitu
melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki untuk melihat tanda-tanda
dan gejala adanya masalah gizi.
a. Kwashiorkor, tanda tanda klinis
 Edema seluruh tubuh (terutama pada punggung kaki)
 Wajah bulat (moon-face) dan sembab
 Cengeng/rewel/apatis
 Acites(perut buncit)
 Rambut kusam dan mudah dicabut
 Bercak kulit yang luas dan kehitaman bintik kemerahan
b. Marasmus, tanda-tanda klinis
 Tampak sangat kurus
 Wajah seperti orang tua
 Cengeng/rewel/apatis
 Iga gambang, perut cekung
 Otot pantat megendor (baggy pant)
 Atrofi otot lengan dan tungkai
c. Marasmus – Kwashiorkor,
 Merupakan gabungan dari marasmus dan kwashiorkor
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui teknik inspeksi atau periksa pandang,
palpasi atau periksa raba, perkusi atau periksa ketuk dan auskultasi atau pemeriksaan
menggunakan stateskop. Semua perubahan pada rambut, kulit, mata,mulut, lidah, gigi,
kelenjar tiroid, dll. Menurut Jelliffe dan Jelliffe, tanda-tanda klinis dapat dikelompokkan
dalam tiga kelompok besar yaitu :
• Kelompok 1, tanda-tanda yang memang benar berhubungan dengan kurang gizi bisa
karena kekurangan salah satu zat gizi atau kelebihan dari yang dibutuhkan tubuh,
• Kelompok 2, tanda-tanda yang membutuhkan investigasi atau penyelidikan lebih
lanjut karena tanda ini mungkin saja merupakan tanda gizi salah atau mungkin
disebabkan faktor lain , dan
• Tanda-tanda yang tidak berkaitan dengan gizi salah walaupun hampir mirip, untuk
dapat menentukannya diperlukan keahlian khusus. Untuk dapat mengelompokan
tanda-tanda yang ada pada pasien, pemeriksa harus mengetahui tanda-tanda dan
gejala akibat kekurangan atau kelebihan setaip zat gizi.
4. Biokimia
Pemeriksaan biokimia zat gizi terdiri dari 1) penilaian status besi dengan pemeriksaan
Haemoglobin (Hb), Hematokrit, Besi serum, Ferritin serum, saturasi transferin, free
erytrocites protophoprin, unsaturated iron-binding capacity serum, 2) penilaian status
protein dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fraksi protein yaitu Albumin,
Globulin, dan Fibrinogen, 3) penilaian status vitamin tergantung dari vitamin yang ingin
kita ketahui misalnya vitamin A dinilai dengan memeriksa serum retinol, vitamin D
dinilai dengan pemeriksaan kalsium serum, vitamin E dengan penilaian serum vitamin E,
vitamin C dapat dinilai melalui pemeriksaan perdarahan dan kelainan radiologis yang
ditimbulkannya, menilai status riboflavin ( B2) dengan pemeriksaan kandungan
riboflavin dalam urine, niasin dinilai dengan pemeriksaan nimetil nicotamin urine.
5. Biofisik
Penentuan status gizi dengan biofisik adalah melihat kemampuan fungsi jaringan dan
perubahan struktur. Tes kemampuan fungsi jaringan meliputi kemampuan kerja dan
energi ekspenditure serta adaptasi sikap. Tes perubahan struktur dilihat secara klinis
( misalnya pengerasan kuku, pertumbuhan rambut,dll) atau non klinis (misalnya
radiologi). Penilaian secara biofisik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu uji radiologi,
tes fungsi fisik (misalnya tes adaptasi pada ruangan gelap), dan sitologi (misalnya pada
KEP dengan melihat noda pada epitel dari mukosa oral).
PENILAIAN STATUS GIZI TIDAK LANGSUNG
1. Survei Konsumsi Makanan
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, pengukuran konsumsi makanan menghasilkan
dua jenis data yaitu kualitatif ( a.l frekuensi makanan, dietary history, metode telepon,
dan daftar makanan) dan data kuantitatif (Metode recall 24 jam, perkiraan makanan,
penimbangan makanan, food account, metode inventaris dan pencatatan).
2. Pengukuran Faktor Ekologi
Faktor ekologi yang berhubungan dengan malnutrisi ada enam kelompok yaitu, keadaan
infeksi, konsumsi makanan, pengaruh budaya, sosial ekonomi, produksi pangan, serta
kesehatan dan pendidikan.
3. Statistik Vital
Beberapa statistik yang berhubungan dengan keadaan kesehatan dan gizi antara lain
angka kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan, dan penyakit infeksi yang
berhubungan dengan gizi.

Anda mungkin juga menyukai