Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yuyun Yuningsih

NIM : 857501089
Matkul : Ilmu Gizi dan Kesehatan
Modul : 5 dan 6

MODUL 5
PENILAIAN STATUS GIZI

A. PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI


1. JENIS PARAMETER
a. Parameter umum
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi.
Puslitbang Gizi Bogor (1980) menggunakan Batasan umur dalam tahun umur penuh
(completed year) dan untuk anak umur 0-2 tahun menggunakan bulan usia penuh
(completed month).
Contoh : tahun usia penuh
Umur : 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun
6 tahun 11bulan, dihitung 7 tahun
Contoh : bulan usia penuh
Umur : 4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan
3bulan 27 hari, dihitung 3 bulan
b. Parameter Berat Badan
Berat badan merupakan pilihan utama dengan pertimbangan hal berikut.
a. Parameter yang palig baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena
perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
b. Memberikan gambaran status gizi sekarangbdsn kalau dilakukan secara periodic
memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan .
c. Merupakan ukuran antropometri yang telahdipakai secara umum dan luas
d. Ketelitian pengukuran tidak banyak di pengaruhi olehbketerampilan pengukur.
e. Kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk Pendidikan
dan memonitor kesehatan anak menggunakan berat badan sebagai dasar
pengisiannya.
f. Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi
g. Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi
dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal masyarakat.

c. Parameter Tinggi Badan


Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan
alat pengukur tinggi mikrotoa yang mempunyai ketelitian 0.1 cm.
a. Alat ukur tinggi badan
Gunakan pita meteran dan segitiga siku-siku yang tersedia.
b. Cara memasang pita meteran
1). Pilihlah lantai yang rata dan dinding yang memenuhi syarat berikut.
a. Dinding harus rata dan tegak lurus dengan lantai.
b. Bagaian dinfding yang rata tidak kurang dari lebar bahu anak .
c. Jangan dipilih dinding yang bagian bawahnya menonjol.
2). Pasanglah pita meteran tegak lurus di dinding dengan angka nol cm berada tepat
di lantai dan angka 150 cm berada di atas.
3). Periksalah bahwa pita meteran sudah menempel seluruhnya ke dinding.
4). Periksalah apakah pita meeran sudah terpasang tegak lurus.
5).Meteran dan bagian bawah di biarkan menggantung bebas.

d. Parameter Lingkar Lengan Atas


a. Lingkar lengan atas ( LLA ) pada wanita usia subur (WUS)
Pengukuran LLA pada kelompok WUS adalah satu cara deteksi dini yang mudah dan
dapat di lakukan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko
Kurang Energi Kronik (KEK). Pengertian LLA adalah suatu cara untuk mengetahui
resiko Kurang Energi Protein (KEP) WUS.
b. Cara mengukur LLA
Pengukuran LLA melalui 7urutan:
1). Tetapkan posisi bahu dan siku;
2). Letakan pita antara bahu dan siku;
3). Tentukan titik tengah lengan;
4). Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan
5). Pita jangan terlalu ketat;
6). Pita jangan terlalu longgar
7). Cara pembacaan skala benar.
c. Tindak lanjut pengukuran LLA
Hasil pengukuran LLA ada 2 macam kemungkinan yaitu < 23.5 cm (resiko KEK) dan >
23.5 cm (tidak beresiko KEK).

e. Parameter Lingkar Kepala


Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, yaitu
bias nya di gunakan untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala
ataunpeningkatan ukuran kepala.

f. Parameter Lingkar Dada


Pada umur antara 6 bulan sampe 5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang
dari satu, hal ini di sebabkan karena akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan,
atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada.

2. INDEKS ASTROPOMETRI
a. Indeks Berat Badan/Umur (BB/U)
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Dan
Berat badan juga adalah parameter antropometri yang sangat labil.
b. Indeks Tinggi Badan/Umur (TB/U)
Tinggi badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran pertumbuhan
skeletal (susunan ulang rangka tubuh).
c. Indeks Berat Badan/Tinggi Badan (BB/TB)
BB mempunyai hubungan yang linier dengan TB. Indeks BB/TB sangat baik untuk menilai
status gizi saat ini. Indeks ini juga merupakan indeks yang independen terhadap umur.
d. Indeks Lingkar Lengan Atas /Umur (LLA/U)
Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan
bawah kulit.
e. Indeks Masa Tubuh (IMT)
Di Indonesia, cara pemantauan dan batasan berat badan normal orang dewasa
menggunakan indeks masa tubuh (IMT).

3. PENENTUAN AMBANG BATAS (CUT OF POINT) DALAM ANTROPOMETRI GIZI


Seteiah mendapatkan indeks antropometri, untuknmenentukan status gizi diperlukan
ambang batas atau cut of point. Penentuan cut of point dapat disajikan menjadi 3 cara yaitu
perssen terhadap median, persentil, dan standar deviasi unit.
1. Persen terhadap median
Median adalah nilai tengah dari suatu populasi.
2. Persentil
Cara lain untuk menentukan ambang batas selain persen terhadap median adalah
persentil.
3. Standar Deviasi Unit (SD)
WHO menyarankan untuk menggunakan standar deviasi (Z-skor) untuk memantau
pertumbuhan.

4. Klasifikasi Status Gizi


Berdasarkan baku Harvard, status gizi dapat di klasifikasikan menjadi gizi lebih, gizi baik,
gizi kurang, dan gizi buruk.

PENILAIAN STATUS GIZI SECARA KLINIS DAN BIOKIMIA

A. PEMERIKSAAN KLINIS
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada
organorganyang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Metode ini
digunakan untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang
untuk mendeteksi secara cepat tandatanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau
lebih zat gizi. Disamping itu pula digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi
seseorangdengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom)
atau riwayat penyakit.

B. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara
laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati
dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka
penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi
yang spesifik.

C. PEMERIKSAAN BIOFISIK
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan)dan melihat perubahan strukturdari jaringan.
Metode ini digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik
(epidemic of night blindness). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

Penilaian status gizi secara tidak langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat
dibagi tiga yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian
dan penggunaan metode ini akan diuraikan sebagai berikut:

PENILAIAN STATUS GIZI SECARA TIDAK LANGSUNG MELALUI KONSUMSI PANGAN


1. Survei konsumsi makanan, dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi
baik itu oleh individu maupun keluarga.
2. Data statistik yang menunjukkan angka kematian menurut umur tertentu, penyebab
kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, hingga angka penyakit infeksi.
Penilaian melalui data statistik ini dilakukan dengan data-data yang berkaitan dengan
kekurangan gizi.
3. Faktor ekologi, yakni penilaian yang dilakukan dengan cara mengaitkan dengan beberapa
faktor lainnya. Seperti faktor genetik, fisik, dan lingkungan.

MODUL 6
PENDIDIKAN GIZI

A. Pendidikan Gizi Keluarga


1. Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenali dan
mencegah masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila
telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan:
a. Menimbang berat badan secara teratur.
Balita usia 0-5 tahun wajib ditimbang berat badannya setiap bulan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui pertumbuhan anak, karena pertambahan berat badan anak
mencerminkan kesehatan anak.  Anak sehat bertambah umur akan bertambah pula berat
badannya. Dengan menimbang berat badan secara teratur, penyimpangan pertumbuhan
dapat diketahui lebih dini sehingga dapat diatasi sebelum terjadi kondisi stunting atau
malnutrisi.
b. Memberikan Air  Susu  Ibu  (ASI)  saja  kepada  bayi  sejak  lahir  sampai  umur  enam
bulan (ASI eksklusif).
Bayi  tidak diberikan makanan atau minuman lain (susu formula, jeruk, madu, air teh, dan
tanpa makanan padat seperti  pisang,  pepaya,  bubur  susu,  bubur  nasi,  biskuit  dan
nasi tim), termasuk air putih sampai usia 6 bulan.
c. Makan beraneka ragam.
Makan  beranekaragam  yang dimaksud adalah makan berbagai  jenis  bahan makanan
terdiri dari makanan sumber zat tenaga (karbohidrat dan lemak), zat   pembangun
(protein),   dan zat pengatur (vitamin  dan  mineral) yang  memenuhi  kecukupan  gizi 
yang dianjurkan. Pengaturan porsi untuk masing-masing sumber bahan makanan
disesuaikan dengan panduan Piring Makanku.
d. Menggunakan garam
Pada umumnya makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung yodium yang sangat
sedikit. Menggunakan garam  beryodium  untuk  keperluan  memasak sehari-hari dapat
memenuhi kebutuhan yodium bagi tubuh.
e. Minum suplemen gizi sesuai anjuran
Balita dan ibu nifas dianjurkan minum kapsul vitamin A, ibu hamil minum Tablet Tambah
Darah sesuai anjuran.

2. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)


UPGK dilakukan melalui usaha penyuluhan gizi serta peningkatan peran masyarakat dalam
memperbaiki gizi. Keluarga dan masyarakat menjadi peran utama dalam upaya perbaikan
gizi. Fokus dari UPGK adalah pada perbaikan gizi dalam lingkup keluarga.  Usaha perbaikan
gizi keluarga memiliki tujuan untuk menggerakkan seluruh anggota keluarga serta
masyarakat dalam upaya memperbaiki gizi. Salah satu upaya pemerintah untuk melakukan
perbaikan gizi adalah dengan penyuluhan serta pelatihan untuk memanfaatkan tanah
pekarangan. Adanya penyuluhan diharapkan keluarga lebih mengerti dan memahami
tentang berbagai jenis pangan yang bisa digunakan untuk memperbaiki gizi keluarga.
Pelatihan untuk memanfaatkan perkarangan merupakan cara penunjang dari kegiatan
penyuluhan.

3. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)


Badan Ketahanan Pangan memiliki instrumen/alat deteksi dini terhadap situasi pangan dan
gizi suatu wilayah yang dikenal dengan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). SKPG
bertujuan untuk memberikan informasi secara berkesinambungan tentang situasi tersebut
serta menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi. Sasaran dalam
pelaksanaannya mencakup seluruh unit kerja ketahanan pangan di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Output dari kegiatan SKPG adalah tersedianya
informasi situasi pangan dan gizi serta rekomendasi kebijakan  ketahanan pangan dan gizi.
Hasil SKPG selanjutnya dapat digunakan dalam menentukan status ketahanan pangan dan
gizi di wilayahnya sebagai dasar menentukan bentuk intervensi yang diperlukan untuk
mencegah terjadinya kerawanan pangan dan gizi.

B. Pendidikan Gizi di Sekolah


1. Tujuan Pendidikan Gizi di Sekolah
a. Meningkatkan kesehatan dan perkembangan fisik anak-anak sekolah.
b. Menanamkan kebiasaan dan cara-cara makan yang baik.
c. Mengembangkan pengetahuan dan sikap tentang peranan makanan yang bergizi bagi
kesehatan manusia.
d. Membantu anak-anak dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang
produksi, pengolahan, pengawetan, penyimpanan, pemilihan pangan kaitannya dengn
konsumsi pangan dan gizi.

2. Masalah Gizi dan Pembelajaran Gizi di Sekolah


Di Indonesia, masalah kekurangan gizi masih lebih dominan dibanding kelebihan gizi. Ada 4
masalah gizi utama yang ditemukan yaitu kekurangan yodium, kekurangan vitamin A,
kekurangan zat besi, dan kurang kalori protein.
Pendidikan gizi di sekolah dapat diberikan di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam
menyampaikan materi perlu diperhatikan penggunaan metode yang tepat.

3. Waktu yang Tepat dalam melakukan pendidikan gizi


Pendidikan gizi sebaiknya diberikan sedini mungkin, karena pendidikan gizi berusaha
mengubah kebiasaan konsumsi pangan yang kurang sesuai dengan norma-norma gizi di
samping menambah pengetahuan.

C. Pendidikan Gizi pada Orang Dewasa


Pendidikan gizi pada orang dewasa agar mampu mengembangkan kemampuan , keterampilan,
dan memperkaya khazanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi, keteknisannya atau
keprofeionalismenya dalam bidang gizi.
Kegiatan pendidikan gizi bagi orang dewasa perlu memperhatikan karakteristik orang dewasa.
Menurut Malcolm pendidikan gizi orang dewasa harus memperhatikan bahwa : 1) Konsepsi
pribadi yang mandiri dan tidak tergantung; 2) pengalaman yang terhimpun menjadi sumber
daya utama pembelajaran; 3) kesiapan belajar yang berorientasi untuk pengembangan fungsi
dan peranan sosial; 4) perspektif waktu yang merubah orientasi pembelajaran ke arah yang
bersifat pemecahan masalah dan meningkatan kinerja.

Anda mungkin juga menyukai