Anda di halaman 1dari 24

KLASIFIKASI, DAN BAKU

RUJUKAN ANTROPOMETRI
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1

• Resty Tyasing W (152110101010)


• Febri Tungga Dewi (152110101175)
• Dwi Dharma (152110101080)
• Usmiatul Hasanah (152110101238)
• Imsyiatut Thoyyibah (162110101024)
• Faridatul Hasanah (162110101061)
• Mutiara Catra (162110101012)
• Dewi Nurul Fatimah (162110101194)
• Zahra Layli Rochimi (162110101245)
• Adinda Jasmine R (172110101104)
• Luthfan Ghali W (172110101193)
• Citra Silaningtyas P. (172110101198)
KLASIFIKASI ANTROPOMETRI
Klasifikasi Antropometri
Menurut Gomez (1956)

Indeks yang digunakan berat badan menurut umur (BB/U),


baku patokannya menggunakan persentil 50.
Kategori BB/U (%) *)
(Derajat KEP)

0 = Normal ≥ 90 %

1 = Ringan 89 – 75 %

2 = Sedang 74 – 60 %

3 = Berat < 60 %
Klasifikasi Antropometri
menurut Wellcome trust

• Penetuan dapat dilakukan oleh tenaga medis setelah diberi latihan


yang cukup.
• Tidak memerlukan pemeriksaan klinis maupun laboratorium.
• Klasifikasi KEP menurut Wellcome trust

Berat Edema
Badan(%) Tidak ada Ada
> 60 % Gizi Kurang Kwashiorkor
< 60 % Marasmus Marasmus –
Kwashiorkor
Klasifikasi Antropometri
menurut Water Low

• Waterlow membedakan antara penyakit KEP yang terjadi akut dan


kronis.
• Beliau berpendapat bahwa defisit berat badan terhadap tinggi
badan mencerminkan gangguan gizi yang akut dan menyebabkan
keadaan wasting (kurus-kering).
• Defisit tinggi menurut umur merupakan akibat kekurangan gizi
yang berlangsung sangat lama. Akibat yang ditimbulkan adalah
anak menjadi pendek stunting untuk umurnya.
Klasifikasi Status Gizi menurut Waterlow

Kategori Stunting (Tinggi Wasting (Berat


menurut umur) menurut tinggi)
0 >95 % >90 %
1 95 – 90 % 90 -80 %
2 89 – 85 % 80 – 70 %
3 < 85 % < 70 %
Klasifikasi Bengoa

Bengoa mengklasifikasihan KEP menjadi tiga kategori, yaitu KEP I, KEP


II dan KEP III.

Indeks yang digunakan adalah berat badan menurut umur

Kategori BB/U (% baku)


KEP I 90-76
KEP II 75-61
KEP III Semua dengan penderita dengan edema
Klasifikasi Status Gizi menurut Rekomendasi
Lokakarya Antropometri, 1975 serta Puslitbang
Gizi, 1978

• Digunakan lima macam indeks yaitu: BB/U, TB/U, LLA/U, BB/TB


dan LLA/TB.
• Baku yang digunakan adalah Harvard.
• Garis baku adalah persentil 50 baku Harvard. Klasifikasi status gizi
menurut rekomendasi Lokakarya Antropometri 1975 dan Puslitbang
Gizi 1978 dapat dilihat pada tabel 1.2 .
Klasifikasi status gizi Menurut Rekomendasi Lokakarya
Antropometri 1975 dan Puslitbang Gizi 1978

Kategori BB/U*) TB/U*) LLA/U BB/TB*) LLA/TB

Gizi baik 100-80 100-95 100-85 100-90 100-85

Gizi kurang <80-60 <95-85 <85-70 <90-70 <85-75

Gizi buruk **) <60 <85 <70 <70 <75


Klasifikasi Menurut Jelliffe

Jelliffe menggolongkan KEP dalam empat golongan dengan


indeks yang digunakan adalah berat badan menurut umur.
Pengkatagoriannya adalah kategori I, II, III dan IV (Supariasa et
al, 2012).
Klasifikasi Menurut Jelliffe

Kategori BB/U (% baku) Penentuan interval sebesar 10%


yang membedakan tiap kategori
KEP I 90-80 pada tabel KEP menurut Jelliffe
disesuaikan dengan besarnya
KEP II 80-70 simpangan baku berat badan
terhadap umur yang diperoleh
KEP III 70-60 dalam pengumpulan data yang
KEP IV <60 sebenarnya (Ryadi, 2016: 66).
Klasifikasi Menurut Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Depkes RI (1999)
Dalam buku petunjuk
teknis Pemantauan
Status Gizi (PSG) Anak
Balita tahun 1999, Kategori Cut of point (Laki-laki dan perempuan sama)
klasifikasi status gizi
dibagi menjadi 5 yaitu, Gizi Lebih >120 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983
Gizi lebih, gizi baik,
gizi sedang, gizi Gizi Baik 80 % - 120 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983
kurang, dan gizi buruk. Gizi Sedang 70 % - 79,9 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983
Gizi Kurang 60 % - 69,9 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983
Baku rujukan yang
digunakan adalah Gizi Buruk < 60 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983
WHO=NCHS, dengan
indeks berat badan
menurut umur (BB/U)
(Supariasa, dkk. 2002).
Klasifikasi Cara WHO

BB/TB BB/U TB/U Status Gizi


Indeks yang
digunakan Normal Rendah Rendah Baik, pernah kurang
meliputi BB/TB,
BB/U, dan TB/U. Normal Normal Normal Baik
Standart yang Normal Tinggi Tinggi Jangkung, masih baik
digunakan
adalah NCHS Rendah Rendah Tinggi Buruk
(National Center
for Health Rendah Rendah Normal Buruk, kurang
Statistic, USA), Rendah Normal Tinggi Kurang
dengan
klasifikasi Tinggi Tinggi Rendah Lebih, obesitas
seperti pada
tabel. Tinggi Tinggi Normal Lebih, tidak obesitas
Tinggi Normal Rendah Lebih, pernah kurang
Parameter Antropometri

1.UMUR 4. LINGKAR LENGAN ATAS 7. LINGKAR DADA

5. LINGKAR PINGGUL DAN 8. TEBAL LEMAK DI BAWAH


2. BERAT BADAN
PINGGANG KULIT

3. TINGGI BADAN 6. LINGKAR KEPALA


INDEKS ANTROPOMETRI

2. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)


1. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang
Berat badan adalah satu parameter yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh
Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh
sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan
seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan
ynag mendadak, mislanya karena terserang
tinggi badan tidak seperti berat badan, relative
penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau
kurang sensitive terhadap masalah kekurangan
menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.
gizi dalam waktu yang pendek.
4. Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)
3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Lingkar lengan atas memberikan gambaran
Berat badan memiliki hubungan yang linier tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak
dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, bawah kulit. Lingkar lengan atas berkorelasi
perkembangan berat badan akan searah dengan dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Lingkar
pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan lengan atas merupakan parameter antropometri
tertentu. ynag sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh
tenaga yang bukan professional.
5. Indeks Massa Tubuh (IMT) 6. Rasio Lingkar Pinggang Dengan Pinggul
𝑩𝑩(𝑲𝒈) Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus
Rumus Perhitungan IMT : 𝟐
𝑻𝑩 (𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓) dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan posisi
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk pengukuran harus tepat. Perbedaan posisi
ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas pengukuran akan memberikan hasil yang
ambang untuk laki dan perempuan. Batas ambang berbeda, rasio lingkar pinggang dan pinggul
normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk untuk perempuan adalah 0,77 dan 0,90 untuk
perempuan adalah 18,7-23,8. laki-laki
Baku

• Baku rujukan dikenal ada dua jenis yaitu baku internasional dan
baku lokal atau nasional.
Rujukan

• Di indonesia menggunakan dua jenis baku rujukan Internasional,


yaitu baku rujukan Harvard dan baku rujukan WHO-NCHS
• Menurut WHO data berat dan tinggi badan oleh US-NCHS dapat
digunakan sebagai baku rujukan
• Terdapat perbedaan diantara baku rujukan tersebut yaitu jenis
kelamin
Gambaran Penggunaan Baku Rujukan
Menurut Jelliffe (1989)

Indeks Sekarang Sebelum


- BB/TB untuk anak NCHA (Hamill et. al. Boston (Harvard, (Stuart
- Lingkar Lengan untuk 1979) and Meredith 1974)
anak NCHS (1977) Wolanski (1966, Pers.
- BB/TB untuk dewasa Frisancho (1984) Commun)
- Lingkar lengan untuk Frisancho (1981) Metropolitan Life
dewasa Insurance (1956)
Jelliffe (1966)
Jenis-Jenis Baku Rujukan

• Ada beberapa jenis baku rujukan yang ada di dunia, antara lain
Harvard (Boston), WHO-NCHS (World Health Organization –
National Centre for Health Statistik), Tanner dan Kanada.
• Baku rujukan Harvard dan WHO-NCHS adalah baku yang paling
umum digunakan di berbagai negara.
• Bahkan sekarang WHO merekomendasikan penggunaan baku WHO
NCHS digunakan di seluruh negara.
DAFTAR PUSTAKA

• Pudjiadi, S. (1997). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: FK UI.


• Supariasa, Bakri, B., & Fajar, I. (2016). Penilaian Status Gizi.
Jakarta: EGC.
• Supariasa, Nyoman, I. D., & Bakri, B. (2012). Penilaian Status
Gizi. Jakarta: EGC.
• Utami, N. A. (2016). Modul Antropometri. Denpasar: Program
Studi Kesehatan Masyarakat FK Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai