Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Klasifikasi Antropometri berdasarkan umur dan berat badan

2.1.1 Gomez (1956)


Baku rujukan dari Harvard merupakan baku klasifikasi antropometri menurut
Gomez. Indeks yang digunakan untuk teori antropometri ini adalah berat badan
menurut umur (BB/U), sebagai baku patokannya menggunakan persentil 50.
Gomez mengklasifikasikan status gizi atau KEP yaitu normal, ringan, sedang dan
berat.
Tabel 1 Klasifikasi KEP menurut Gomez

Kategori BB/U (%) *)


(Derajat KEP)
0 = Normal ≥ 90 %
1 = Ringan 89 – 75 %
2 = Sedang 74 – 60 %
3 = Berat < 60 %
*) Baku = Persentil 50 Harvard

2.1.2 Wellcome trust


Yang mana sangat mudah tidak memerlukan pemeriksaan klinis maupun
laboratorium. Penetuan dapat dilakukan oleh tenaga medis setelah diberi latihan
yang cukup. Dapat dilihat pada Tabel.
Menurut Wellcome Trust Klasifikasi Status Gizi

Tabel 2 Klasifikasi KEP menurut Wellcome trust

Berat Badan(%) Edema


Tidak ada Ada
> 60 % Gizi Kurang Kwashiorkor
< 60 % Marasmus Marasmus – Kwashiorkor

2.1.3 Water Low


Waterlow membedakan antara penyakit KEP yang terjadi akut dan kronis.
Beliau berpendapat bahwa defisit berat badan terhadap tinggi badan
mencerminkan gangguan gizi yang akut dan menyebabkan keadaan wasting
(kurus-kering).defisit tinggi menurut umur merupakan akibat kekurangan gizi
yang berlangsung sangat lama. Akibat yang ditimbulkan adalah anak menjadi

1
pendek stunting untuk umurnya. Klasifikasi status gizi menurut Waterlow dapat
dilihat pada tabel
Klasifikasi Status Gizi menurutWaterlow (Sumber: Solihin Pudjiadi, 1996,
Ilmu Gizi Klinis pada Anak Edisi ketiga. Jakarta, hlm. 100).

Tabel 3 Klasifikasi Status Gizi menurut Waterlow

Kategori Stunting (Tinggi menurut Wasting (Berat menurut


umur) tinggi)
0 >95 % >90 %
1 95 – 90 % 90 -80 %
2 89 – 85 % 80 – 70 %
3 < 85 % < 70 %

2.1.4 Bengoa
Bengoa mengklasifikasihan KEP menjadi tiga kategori, yaitu KEP I, KEP II
dan KEP III. Indeks yang digunakan adalah berat badan menurut umur. Klasifikasi
KEP menurut Bengoa dapat dilihat pada Tabel 6.
Klasifikasi Status Gizi menurut Rekomendasi Lokakarya Antropometri, 1975
serta Puslitbang Gizi, 1978. Dalam rekomendasi tersebut digunakan lima macam
indeks yaitu: BB/U, TB/U, LLA/U, BB/TB dan LLA/TB. Baku yang digunakan
adalah Harvard. Garis baku adalah persentil 50 baku Harvard. Klasifikasi status
gizi menurut rekomendasi Lokakarya Antropometri 1975 dan Puslitbang Gizi
1978 dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 6 Klasifikasi KEP Menurut Bengoa (Baku: Harvard. Sumber: Rekso
Dikusumo, dkk. 1988/1989. Penilaian status gizi secara Antropometri. Bagian
Proyek Pendidikan Akademi Gizi Jakarta, hlm.14).

Tabel 4 Klasifikasi KEP Menurut Bengau

Kategori BB/U (% baku)


KEP I 90-76
KEP II 75-61
KEP III Semua dengan penderita dengan edema

2
Tabel 7 klasifikasi status gizi Menurut Rekomendasi Lokakarya
Antropometri 1975 dan Puslitbang Gizi 1978 (Sumber: Djumadias Abunain,
Aplikasi Antropometri sebagai alat ukur Status Gizi Indonesia, Gizi Indonesia,
volume XV No.2 1990, hlm.38)

Tabel 5 klasifikasi status gizi Menurut Rekomendasi Lokakarya Antropometri 1975 dan
Puslitbang Gizi 1978

Kategori BB/U*) TB/U*) LLA/U BB/TB*) LLA/TB


Gizi baik 100-80 100-95 100-85 100-90 100-85
Gizi kurang <80-60 <95-85 <85-70 <90-70 <85-75
Gizi buruk <60 <85 <70 <70 <75
**)
*) garis baku adalah persentil 50 baku Harvard
**) kategori gizi buruk termasuk maramus, maramus-kwashiorkor dan
kwashiorkor.

2.1.5 Jelliffe
Jelliffe menggolongkan KEP dalam empat golongan dengan indeks yang
digunakan adalah berat badan menurut umur. Pengkatagoriannya adalah kategori
I, II, III dan IV (Supariasa et al, 2012). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 6 Klasifikasi KEP menurut Jelliffe

Kategori BB/U (% baku)


KEP I 90-80
KEP II 80-70
KEP III 70-60
KEP IV <60

Penentuan interval sebesar 10% yang membedakan tiap kategori pada tabel
KEP menurut Jelliffe disesuaikan dengan besarnya simpangan baku berat badan
terhadap umur yang diperoleh dalam pengumpulan data yang sebenarnya (Ryadi,
2016: 66).

2.1.6 Depkes RI 1999


Dalam buku petunjuk teknis Pemantauan Status Gizi (PSG) Anak Balita tahun
1999, klasifikasi status gizi dibagi menjadi 5 yaitu, Gizi lebih, gizi baik, gizi

3
sedang, gizi kurang, dan gizi buruk. Baku rujukan yang digunakan adalah WHO =
NCHS, dengan indeks berat badan menurut umur (BB/U) (Supariasa, dkk. 2002).

Tabel 7 Klasifikasi Status Gizi Masyarakat Menurut Depkes RI tahun 1999

Kategori Cut of point (Laki-laki dan perempuan sama)


Gizi Lebih >120 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983
Gizi Baik 80 % - 120 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983
Gizi Sedang 70 % - 79,9 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983
Gizi Kurang 60 % - 69,9 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983
Gizi Buruk < 60 % Median BB/U baku WHO-NCHS, 1983

2.1.7 WHO
Pada dasarnya cara penggolongan indeks sama dengan cara Waterlow. Indeks
yang digunakan meliputi BB/TB, BB/U, dan TB/U. Standart yang digunakan
adalah NCHS (National Center for Health Statistic, USA), dengan klasifikasi
seperti pada tabel.
Tabel 8 Klasifikasi menurut cara WHO

BB/TB BB/U TB/U Status Gizi


Normal Rendah Rendah Baik,
Normal Normal Normal pernah kurang
Normal Tinggi Tinggi Baik
Rendah Rendah Tinggi Jangkung,
Rendah Rendah Normal masih baik
Rendah Normal Tinggi Buruk
Tinggi Tinggi Rendah Buruk, kurang
Tinggi Tinggi Normal Kurang
Tinggi Normal Rendah Lebih, obesitas
Lebih,
tidak obesitas
Lebih,
pernah kurang

Supariasa, Bachyar Bakri dan IbnuFajar.2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta


:EGC.

4
Supariasa, I. D. N dan Bakri, B.2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Supariasa, I Dewa Nyoman dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Solihin Pudjiadi, 1997. Ilmu Gizi Klinis pada Anak, Fk UI. Jakarta.
Ryadi, A. L. S. 2016. IlmuKesehatanMasyarakat. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai