Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Karenanya,
manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang dikenal
dengan istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan
tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumer tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian fungsi utama nutrisi
adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka
dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia didalam tubuh.
Ketika homeostasis tubuh terganggu atau dalam keadaan sakit, nutrisi yang
mencukupi dan tepat amat dibutuhkan untuk membantu proses penyembuhan. Akan
tetapi, nutrisi yang kurang atau berlebih justru akan memperburuk keadaan tubuh.
Beberapa kelainan atau penyakit memerlukan diet makanan khusus baik jenis dan
jumlah asupannya, seperti gangguan lambung, jantung, diabetes dan gagal ginjal.
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan klien dengan
masalah nutrisi sangat diperlukan. Perawat berkesempatan untuk mengenali tanda-
tanda nutrisi buruk dan membuat langkah-langkah perubahan. Lewat kontak sehari-
hari dengan klien dan keluarganya memungkinkan perawat untuk mengobservasi
status fisik, asupan makanan, penambahan atau kehilangan berat badan, dan respon
pada terapi klien. Perawat dapat mengindentifikasi masalah aktual atau potensial
dalam status nutrisi dan mengimplementasikan terapi perawatan, medis dan nutrisi
yang tepat untuk mengurangi dan megatasi masalah nutrisi klien.
B. Rumusan Masalah
1. Pengkajian pada kebutuhan nutrisi.
2. Diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi.
3. Perencanaa keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi.
4. Tindakan keperawatan dalam pemenuhan pada kebutuhan nutrisi.
5. Evaluasi keperawatan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi.

C. Tujuan
1. Mengetahui pengkajian pada kebutuhan nutrisi.
2. Mengetahui diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi.
3. Mengetahui perencanaan keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan
nutrisi.
4. Mengetahui tindakan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
5. Mengetahui evaluasi keperawatan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Pada Kebutuhan Nutrisi


Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi klien
berpedoman pada empat area pokok yaitu pengukuran fisik (tinggi dan berat
badan) dan antropometri, tes laboratorium, riwayat diet dan kesehatan, dan
observasi klinik. Selain itu kebutuhan energi/kalori klien juga perlu dikaji agar
dapat diberikan intervensi pemenuhan utrisi yang tepat. (Perry & Potter, 2005)
a. Pengukuran fisik dan antropometri
Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh
dan bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometri terdiri atas tinggi badan,
berat badan, tebal lipatan kulit, dan lingkar tubuh di beberapa area seperti
kepala, dada dan lengan.
 Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada klien dewasa dan balita dilakukan dalam
posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi
berbaring. Pada kasus-kasus tertentu, seperti pasien yang mengalami
cedera dan fraktur tulang belakang, pengukuran dilakukan dalam posisi
berbaring.
 Berat badan
Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengukur berat badan adalah: alat
serat skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang, waktu
(jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.
 Berat badan ideal (BBI)
Berat badan ideal/normal dicapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh
melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan (keseimbangan
energi).
BBI (kg) = [(TB (cm) – 100%) – 10%]
Berat badan ideal ini tergantung pula pada besar kerangka dan komposisi
tubuh dalam hal otot dan lemak. Seorang yang berkerangka besar dan atau
mempunyai komposisi otot relatif lebih besar mempunyai berat badan
ideal yang lebih besar. Cara lain adalah dengan menetukan IMT/BMI:
IMT = BB(kg) / TB*TB (m2)
Nilai standar :
<20 = underweight
20-25 = berat normal
25-30 = overweight
>30 = obese
 Tebal lipatan kulit
Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk menetukan persentase
lemak dijaringan subkutan, dan status kalori. Selain itu, pengukuran ini
dapat digunakan untuk mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan
normal atau obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuranini
adalah lipatan kulit trisep (triceps skinfold, TSF). Area lain pengukuran
TSF adalah bisep, skapula dan otot abdominal.
Cara pengukuran TSF:
 Klien dianjurkan untuk membuka pakaian guna mencegah kesalahan pada
hasil pengukuran.
 Privasi dan rasa nyaman klien harus selalu diperhatikan.
 Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan.
 Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akromion
dan olekranon.
 Ketika pengukuran dilakukan, klien dianjurkan untuk relaks.
 Alat yang digunakan adalah kapiler.
 Lingkar tubuh
Lingkar dada dan kepala digunakan dalam pengkajian
pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Sedangkan lingkar lengan atas
(MAC) dan lingkar otot lengan atas (LOLA/MAMC) digunakan untuk
menilai status nutrisi. LLA diukur dengan menggunakan alat ukur yang
umum digunakan tukang jahit (tape around) dan dilakukan pada titik
tengah lengan yang tidak dominan dalam satuan sentimeter.

Tabel LLA untuk remaja dan orang dewasa

Standar
Umur
100% 85% 80%
  Lk Pr Lk Pr Lk Pr
15-16 25.0 24.5 21.0 20.5 20.0 19.5
16 26.0 24.5 22.0 21.0 20.5 19.5
17 27.0 25.0 23.0 21.5 21.5 20.0
Dewas
29.5 28.5 25.0 23.5 23.5 23.0
a
Keterangan:

85% standar = batas terendah gizi baik

80% standar = batas terendah gizi kurang

<80% standar = gizi buruk

Adapun penghitungan LOLA menggunakan rumus:

LOLA = LLA – (3,14 X TSF) (cm)

Nilai normal LOLA : Pria (25,3) dan Wanita (23,3)cm.

b. Pemeriksaan laboratorium dan biokimia


Nilai-nilai biokimia yang digunakan dalam pengkajian nutrisi adalah :
 Total limfosit dan antigen kulit, merupakan ukuran fungsi imunitas
atau kemampuan tubuh mekawan penyakit.
 Serta albumin, merupakan indikator penting status nutrisi dan sintesa
protein, yang biasanya rendah pada penyakit infeksi, gangguan hepar,
ginjal dan saluran cerna.
 Transerrin, merupakan parameter lain untuk mengkaji status protein
viseral.
 Keseimbangan nitrogen, untuk menentukan kadar pemecahan protein
didalam tubuh .
 Hemoglobin dan hematokrit, mengindikasikan defisiensi berbagai
bahan nutrisi.
 Lipid serum, berhubungan dengan resiko penyakit jantung kroner.
 Glukosa serum, berhubungan dengan resiko diabetes, obesitas dan
hipertensi.
Tabel standar nilai normal status nutrisi pada orang dewasa

No. Nama Pemeriksaan Biokimia Kadar Normal


1. Hematokrit: (vol % red cells)
Laki-laki 40-45%
perempuan 37-47%
2. Hemoglobin:
Laki-laki 14-17 g/dl
Perempuan 12-15 g/dl
3. Nilai total limposit 1500-3000/mm3
4. Serum albumin 4.0-5.5 g/dl
5. Kapasitas total serum zat besi 250-410%
6. Transferrin 170-250 mg/dl
7. kreatinin 1.0-1.5 g/24 jam

c. Riwayat diet dan kesehatan


Pengkajian riwayat diet dilakukan dengan mengkaji jumlah dan jenis makanan
yang dikonsumsi pasien selama 24 jam. Meliputi jumlah dan jenis karbohidrat,
protein, lemak, saur-sayuran, buah-buahan, air dan mineral. (Nurachman, 2001)
Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan kliens,
termasuk informasi tentang pilihan, alergi, masalah dan hal yang berhubungan
lainnya seperti kemampuan klien untuk menentukan kebutuhan energi dan
membandingkannya dengan asupan makanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pola diet klien dan status nutrisi seperti status kesehatan, latar belakang budaya,
agama, status sosial ekonomi, pilihan pribadi, faktor psikologi, penggunaan alkohol
atau obat-obatan, salah informasi tentang makanan juga perlu mendapat perhatian.
(Perry & Potter, 2005)

d. Observasi klinis
Pemeriksaan klinis pada klien adalah penilaian keadaan fisik yang
berhubungan dengan adanya malnutrisi. Prinsip pemeriksaan yang digunakan adalah
“cephalo caudal” atau “head to feet” yaitu kepala ke kaki.
Berikut adalah tanda-tanda satus gizi yang abnormal berdasarkan observasi
klinis:
 Apatis, lesu, tampak lelah.
 Berat badan kurang atau lebih.
 Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh.
 Kulit kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen. Ada petekia
atau memar dan lemak subkutan sedikit.
 Kuku rapuh, pucat dan berbentuk seperti sendok.
 Mata kering, konjugtiva pucat, atau merah.
 Lidah berwarna merah atau magenta, tampilan halus, bengkak.
 Bibir bengkak dan pecah-pecah pada sudut bibir.
 Anoreksia, indigesti, diare atau konstipasi.
 Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian, bingung dan
emosi labil. (Mubarak & Chayatin, 2008)
e. Kebutuhan energi
 Laju metabolisme basal
Basal Metabolisme Rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah
jumlah minimal energi yang diperlukan tubuh ketika tubuh dalam keadaan
istirahat untuk menjaga dan memelihara berbagai fungsi vital tubuh, seperti
kerja jantung, aktivitas pernapasan, aktivitas hormon, aktivitas otot dan
sistem istirahat.
Cara menghitung pengeluaran energi basal (Basal Energy
Expenditure/BEE)
1. Persamaan Harris-Benedict
Laki-laki: BEE (kal/hari) = 66,47 + [13,75 x berat (kg)] + [5,0
x tinggi (cm)] – [6,76 x usia(tahun)]
Wanita : BEE (kal/hari) = 65,51 + [9,56 x berat (kg)] + [1,85 x
tinggi (cm)] – [4,68 x usia(tahun)]

2. Persamaan shofield
 Laki-laki (15-18) [BEE = 17,6 x BB (kg) + 656]
 Laki- laki (18-30) [BEE = 15,0 x BB (kg) + 690]
 Laki-laki (30-60) [BEE = 11,4 x BB (kg) + 870]
 Laki-laki (>60) [BEE = 11,7 x BB (kg) + 585]
 Wanita (15-18) [BEE = 13,3 x BB (kg) + 690]
 Wanita (18-30) [BEE = 14,8 x BB (kg) + 485]
 Wanita (30-60) [BEE = 8,1 x BB (kg) + 842]
 Wanita (>60) [BEE = 9,0 x BB (kg) + 656]
 Energi tambahan
Untuk memperkirakan kenutuhan total kalori klien, BEE dikalikan
dengan faktor aktivitas (FA) dan faktor injuri.
Tabel Faktor Aktivitas dan Injuri

Faktor 1,2 Tirah-baring total


aktivitas 1,3 Ambulansi
(FA)
Faktor 1,0-1,2 Non-stress ventilator dependen
injuri (FI) 1,1-1,2 Gagal jantung kongestif, pembedahan
ringan
1,13 Demam
1,15-1,35 Trauma skeletal
1,2-1,4 Infeksi ringan hingga sedang
1,3-1,5 Pembedahan badomen/torak yang berat
1,35-1,55 Trauma multipel
1,4 Cedera kepala tertutup
Rata-rata 1,4-1,6 Stres ventilator
1,5 Gagal hati, penyakit kanker
Rata-rata 1.5-1,8 sepsis

Tabel Memperkirakan Metode Penambahan Kalori


Tingkat Aktivitas Atau Intensitas
  Penyakit
Tujuan Rendah Sedang Tinggi
Menurunkan BB 15 Kal/Kg 20 Kal/Kg 25 Kal/Kg
Mempertahankan BB 20 Kal/Kg 25 Kal/Kg 30 Kal/Kg
Menambah BB 25 Kal/Kg 30 Kal/Kg 35 Kal/Kg
 Kebutuhan kalori selama sakit
Selama sakit, kebutuhan kalori meningkat menurut beratnya penyakit yang diderita
klien. Penghitungan kebutuhan kalori dilakukan menurut total kebutuhan kalori masing-
masing klien kemudian ditambah dengan kebutuhna kalori tambahan pada tabel berikut :

Tabel Kebutuhan Kalori Pada Keadaan Sakit


Beratnya Penyakit Kebutuhan Kalori Tambahan
Ringan +10%
Sedang +25%
Berat +50-100%

 Kebutuhan kalori pada keadaan khusus


Pada klien luka bakar (kombustio)
Kal/hari = 25 kal/kg BB + 40 kal/%-ase luas luka bakar
 Kebutuhan kalori pada anak-anak
Tabel Kebutuhan Kalori Berdasarkan Usia
Anak
Usia (Tahun) Kal/KgBB/Hari
<1 80-95
1-3 75-90
4-6 65-75
7-10 55-75
11-18 45-55
(Hartono, 2006)

 Tambahan energi untuk kehamilan dan laktasi


Selama hamil, perempuan memerlukan energi tambahan
sebesar 300 kkal/hari untuk pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan
tambahan lainnya. Tambahan keperluan energi ibu menyusui pada
enam bulan pertama adalah sebanyak 300 kkal/hari. Pada enam bulan
kedua, tambahan sebanyak 550 kkal/hati dan untuk tahun kedua,
tambahan sebanyak 400 kkal/hari.
Energi total harian (TER) = BMR+PA+SDA
SDA = 10% (BMR + PA)
B. Diangnosa Keperawatan Yang Berkaitan Dengan Kebutuhan Nutrisi
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA),
diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi :
a. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan dengan :
 Peningkatan laju metabolit
 Asupan nutrien yang tidak adekuat dalam diet
 Peningkatan kehilangan nutrien melalui cairan gastrointestinal
 Keutuhan energi tinggi akibat latihan yang berlebihan
b. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan dengan:
 Penurunan laju metabolik
 Asupan nutrien dan kalori yang berlebihan
 Latihan atau aktivitas yang tidak adekuat
c. Perubahan nutrisi: risiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan:
 Pola asupan makanan yang disfungsional.
 Gangguan hubungan dengan orang yang penting atau bermakna.
 Gangguan menelan akibat jalan nafas buatan.

C. Perencanaan Keperawatan Yang Berkaitan Dengan Kebutuhan Nutrisi


Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah
yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,
bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan semua tindakan
keperawatan. (Dermawan, 2012)

Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Perubahan nutrisi: Berat badan klien Kaji dan dokumentasi Mengidentifikasi
kurang dari bertahan_KG atau derajat kesulitan faktor penyebab
kebutuhan tubuh bertambah_KG pada_ mengunyah/menelan kesulitan
berhubungan dengan: mengunyah/menela
Klien mengerti Konsultasi pada ahli n.
Ketidakmampuan komponen okupasi
untuk menelan atau keadekuatan diet gizi. Kemungkinan
mencerna makanan Yakinkan klien dan penyebab sulit
dan menyerap Klien ingin mengikuti berikan lingkungan mengunyah adalah
nutrient yang diet yang tenang selama neoplasma
diakibatkan karena makan.
faktor biologis, Masa tubuh dan berat Lingkungan yang
psikologis, atau badan klien dalam Siapkan kateter tidak tenang dapat
ekonomi. mengurangi nafsu
batas normal penghisap disamping makan klien.
tempat tidur dan alat
Parameter penghisap selama Pada pasien yang
laboratorium makan, bila diperlukan kurang nafsu makan
menunjukkan hidrasi kemungkinan
adekuat dan Atur posisi klien pada sekresi asam
meningkat parameter saat pemberian nutrisi lambung meningkat.
nutrisi.
Letakkan posisi Posisi semi-fowler
Tingkat energi makanan pada bagian atau fowler tinggi
menjadi adekuat. mulut yang tidak luka akan memudahkan
untuk memudahkan klien menelan.
menelan. Pertahankan 30
menit untuk
Gunakan spuit bila mencegah aspirasi
perlu utnuk
mempermudah klien Makanan pada
dalam menelan. posisi luka akan
menimbulkan nyeri
dan refleks muntah.

Melewatkan proses
mengunyah pada
pasien kesulitan
mengunyah.

perubahan nutrisi: Klien menyadari Mandiri: kaji perilaku Mengidentifikasi


lebih dari kebutuhan masalah berat badan. pasien yang berkaitan pola makan dan
berhubungan dengan: dengan kenaikan berat jumlah intake
Asupan yang Klien berkeinginan badan makanan.
berlebihan dalam untuk menurunkan
hubungannya dengan berat badan Berikan informasi yang Mengetahui
kebutuhan sesuai tentang informasi dapat
metabolism Klien berpartisifasi kebutuhan nutrisi dan memudahkan klien
dalam program bagaimana dapat dalam pemilihan
peurunan berat badan memenuhi kebutuhan jenis makanan.
yang terstruktur. tersebut.
Mencegah
Berat badan Anjurkan klien untuk bertambahnya berat
mendekati ideal_KG mengikuti diet yang badan.
terdiri dari karbohidrat
Klien menahan diri kompleks dan protein, Mengetaahui
untuk tidak makan dan hindari gula jumlah kalori dari
banyak dalam satu sederhana, makanan lemak yang
waktu tertentu. cepat saji, kafein atau dikonsumsi.
Asupan yang adekuat makanan ringan. Merencanakan
tetapi tidak program penurunan
berlebihan, Instruksikan tentang berat badan yang
menyangkut kalori, bagaimana menghitung tepat.
lemak, karbohidrat, persentase lemak pada
vitamin, mineral, besi produk makanan.
dan kalsium.
Kolaboratif:
rundingkan dengan ahli
gizi untuk
mengimplementasikan
program penurunan
berat badan yang
meliputi pengelolaan
diet dan energi.

Risiko perbahan Klien menyadari Kaji adanya faktor Mengetahui faktor


nutrisi: lebih dari adanya faktor risiko risiko kenaikan berat resiko
kebutuhan tubuh badan.
Faktor risiko : Klien berpartisipasi Mempertahankan
Subjektif dalam program Kelola berat badan berat badan klien
peningkatan nafsu latihan teratur dengan menentukan dalam rentang
makan berat badan ideal klien normal.
makanan sebagai Klien memelihara dan persentase lemak
respons terhadap berat badan ideal_KG tubuh ideal klien. Mengetahui berat
isyarat internal selain badan klien
rasa lapar(misal: Klien makan diet Timbang berat badan
ansietas) yang seimbang. klien pada interval Membantu klien
melaporkan yang sesuai. untuk mengetahui
penggunaan makanan langkah-langkah
padat sehingga Pendidikan kesehatan untuk
sumber makanan untuk klien/keluarga: mempertahankan
yang utama sebelum  Berikan berat badan ideal
usia 5 bulan. informasi setelah keluar dari
menyangkut Rumah Sakit.
Objektif sumber-sumber
Obesitas pada suatu yang tersedia di
atau kedua orang tua komunitas
Memusatkan asupan seperti:
makanan malam hari konseling diet,
Disfungsi pola program
makan latihan.
Makan sebagai  Diskusikan
respon saraf eksternal dengan pasien
Penggunaan makanan tentang
sebagai penghargaan hubungan
atau kenyamanan antara asupan
Makan sambil makanan,
latihan,
kenaikan berat
badan dan
penurunan
berat badan.
 Diskusikan
dengan pasien
tentang kondisi
medis yang
dapat
mempengaruhi
berat badan
 Diskusikan
dengan pasien
tentang faktor
kebiasaan dan
adat serta
budaya serta
faktor hereditas
yang dapat
mempengaruhi
berat badan
 Diskusikan
tentang resiko
yang berkaitan
dengan
kelebihan atau
melakukan aktivitas kekurangan
Transisi yang cepat berat badan
dalam melewati  Bantu klien
presentil prtumbuhan dalam
pada bayi tau anak mengembangka
Adanya nilai dasar n rencana
berat badan yang makan yang
lebih tinggi pada seimbang dan
setiap awal konsisten
kehamilan yang dengan tingkat
dapat dilaporkan atau penggunaan
di observasi. energi

D. Tindakan keperawatan dalam pemenuhan pada kebutuhan nutrisi


Tindakan keperawatan merupakan suatu respon dimana perawat mempunyai
kewenangan untuk melakukan tindakan keperawatan secara pasti berdasarkan
pendidikan dan pengalaman.
Klien yang sakit atau lemah sering kali memiliki nafsu makan yang buruk.
Perawat dapat membantu klien untuk memahami faktor-faktor yang mengurangi
nafsu makan, menggunakan pendekatan kreatif untuk menstimulasi nafsu makan,
mengkaji klien untuk kebutuhan agen famakologis yang menstimulasi nafsu
makan atau mengatur gejala yang mengurangi nafsu makan. (Potter & Perry,
2005)
a. Menstimulasi nafsu makan
Perawat dapat membantu menstimulasi nafsu makan dengan adaptasi
lingkungan, konsultasi dengan ahli gizi, ketentuan diet khusus dan pilihan
makanan, pemberian obat yang menstimulasi nafsu makan, konseling klien
dan keluarga. (Potter & Perry, 2005)
b. Terapi diet dalam manajemen penyakit
Nutrisi yang baik penting bagi kesehatan dan penyakit, tetapi pola
asupan diet yang spesifik menghasilkan nutrisi yang baik sering kali harus
dimodifikasi dengan klien yang berpenyakit khusus. Modifikasi diet
penting untuk menyesuaikan dengan kemampuan tubuh untuk
metabolisme nutrien tertentu, memeriksa defisiensi nutrisi yang
berhubungan dengan penyakit, dengan mengeliminasi makanan yang
memperburuk gejala penyakit. (Potter & Perry, 2005)
c. Pemberian nutrisi melalui oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
secara sendiri dengan cara membantu memberikan makanan atau nutrisi
melalui oral (mulut), bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien
dan membangkitkan selera makan klien. (Alimul, 2006)
d. Pemberian nutrisi melalui enteral
Pemberian nutrisi melalui enteral adalah pemberian nutrien melalui
saluran gastrointestinal dengan menggunakan selang atau kateter khusus
(feeding tube). Pemberian nutrisi enteral diperlukan pada penderita yang
memerlukan asupan nutrien dengan saluran cerna yang masih berfungsi.
Cara pemberiannya bisa melalui jalur hidung-lambung (nasogastric route)
atau hidung-usus (nasoduodenal atau nasojejunal route). Pemberian nutrisi
enteral tidak boleh dilakukan pada keadaan seperti perdarahan
gastrointestinal yang berat, ileus obstruktif, diare yang profus, dan
enterokolistis berat.
e. Pemberian nutrisi melalui parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral adalah pemberian nutrien melalui
pembuluh darah balik yang biasanya berupa vena perifer atau vena sentral.
Nutrisi parenteral diperlukan bagi pasien-pasien yang menghadapi resiko
malnutrisi namun tidak mampu dan/atau tidak boleh mendapatkan
kecukupan nutrien lewat saluran cerna. Nutrisi parenteral perlu dibedakan
dengan pemberian infus yang hanya terdiri atas cairan, elektrolit, dan
karbohidrat untuk mempertahankan hidrasi, keseimbangan elektrolit serta
memberikan sedikit kalori. (Hartono, 2000)

E. Evaluasi Keperawatan Pada Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Intervensi keperawatan sehubungan dengan nutrisi membantu sekali jika
perawat dan klien setuju bahwa perkembangan telah dibuat untuk
mengidentifikasi kriteria hasil. Perkembangan diukur dengan kriteria hasil yang
ditetapkan pada fase perencanaan. Tujuan umum diidentifikasi pada kriteria hasil
klien, meskipun tujuan dan kriteria hasil selalu bersifat individual. Perawat dan
klien akan memutuskan apakah tujuan awal disesuaikan, menetapkan tujuan baru,
atau tujuan diakhiri.
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari
adanya kemampuan dalam:
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan
dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi
kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya
tanda kekurangan atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melaui oral atau parenteral ditunjukkan
dengan adanya proses pencernaan makanan yang adekuat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi klien berpedoman
pada empat area pokok yaitu pengukuran fisik (tinggi dan berat badan) dan
antropometri, tes laboratorium, riwayat diet dan kesehatan, dan observasi klinik.
2. Menurut North American Nursing Diagnosis Association, diagnosis keperawatan
terkait masalah nutrisi yaitu, perubahan nutrisi lebih dari, kurang dari dan risiko
untuk lebih dari kebutuhan tubuh.
3. Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang
merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana
dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan semua tindakan keperawatan.
4. Tindakan keperawatan merupakan suatu respon dimana perawat mempunyai
kewenangan untuk melakukan tindakan keperawatan secara pasti berdasarkan
pendidikan dan pengalaman.
5. Intervensi keperawatan sehubungan dengan nutrisi membantu sekali jika perawat
dan klien setuju bahwa perkembangan telah dibuat untuk mengidentifikasi kriteria
hasil.
B. Saran
kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk
diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan
dengan cara makan-makanan gizi seimbang dengan diimbangi dengan hidup bersih
untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari karena tanpa setiap hari
tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imun tubuh yang menurun.

16
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Hartono, Andry. 2000. Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Jakarta : EGC.

Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC

Nurachmah, Elly. 2001. Nutrisi dalam Keperawatan. Jakarta : CV. Sagung Seto

Perry & Potter. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai