PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Karenanya,
manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang dikenal
dengan istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan
tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumer tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian fungsi utama nutrisi
adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka
dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia didalam tubuh.
Ketika homeostasis tubuh terganggu atau dalam keadaan sakit, nutrisi yang
mencukupi dan tepat amat dibutuhkan untuk membantu proses penyembuhan. Akan
tetapi, nutrisi yang kurang atau berlebih justru akan memperburuk keadaan tubuh.
Beberapa kelainan atau penyakit memerlukan diet makanan khusus baik jenis dan
jumlah asupannya, seperti gangguan lambung, jantung, diabetes dan gagal ginjal.
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan klien dengan
masalah nutrisi sangat diperlukan. Perawat berkesempatan untuk mengenali tanda-
tanda nutrisi buruk dan membuat langkah-langkah perubahan. Lewat kontak sehari-
hari dengan klien dan keluarganya memungkinkan perawat untuk mengobservasi
status fisik, asupan makanan, penambahan atau kehilangan berat badan, dan respon
pada terapi klien. Perawat dapat mengindentifikasi masalah aktual atau potensial
dalam status nutrisi dan mengimplementasikan terapi perawatan, medis dan nutrisi
yang tepat untuk mengurangi dan megatasi masalah nutrisi klien.
B. Rumusan Masalah
1. Pengkajian pada kebutuhan nutrisi.
2. Diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi.
3. Perencanaa keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi.
4. Tindakan keperawatan dalam pemenuhan pada kebutuhan nutrisi.
5. Evaluasi keperawatan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi.
C. Tujuan
1. Mengetahui pengkajian pada kebutuhan nutrisi.
2. Mengetahui diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi.
3. Mengetahui perencanaan keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan
nutrisi.
4. Mengetahui tindakan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
5. Mengetahui evaluasi keperawatan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi.
BAB II
PEMBAHASAN
Standar
Umur
100% 85% 80%
Lk Pr Lk Pr Lk Pr
15-16 25.0 24.5 21.0 20.5 20.0 19.5
16 26.0 24.5 22.0 21.0 20.5 19.5
17 27.0 25.0 23.0 21.5 21.5 20.0
Dewas
29.5 28.5 25.0 23.5 23.5 23.0
a
Keterangan:
d. Observasi klinis
Pemeriksaan klinis pada klien adalah penilaian keadaan fisik yang
berhubungan dengan adanya malnutrisi. Prinsip pemeriksaan yang digunakan adalah
“cephalo caudal” atau “head to feet” yaitu kepala ke kaki.
Berikut adalah tanda-tanda satus gizi yang abnormal berdasarkan observasi
klinis:
Apatis, lesu, tampak lelah.
Berat badan kurang atau lebih.
Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh.
Kulit kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen. Ada petekia
atau memar dan lemak subkutan sedikit.
Kuku rapuh, pucat dan berbentuk seperti sendok.
Mata kering, konjugtiva pucat, atau merah.
Lidah berwarna merah atau magenta, tampilan halus, bengkak.
Bibir bengkak dan pecah-pecah pada sudut bibir.
Anoreksia, indigesti, diare atau konstipasi.
Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian, bingung dan
emosi labil. (Mubarak & Chayatin, 2008)
e. Kebutuhan energi
Laju metabolisme basal
Basal Metabolisme Rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah
jumlah minimal energi yang diperlukan tubuh ketika tubuh dalam keadaan
istirahat untuk menjaga dan memelihara berbagai fungsi vital tubuh, seperti
kerja jantung, aktivitas pernapasan, aktivitas hormon, aktivitas otot dan
sistem istirahat.
Cara menghitung pengeluaran energi basal (Basal Energy
Expenditure/BEE)
1. Persamaan Harris-Benedict
Laki-laki: BEE (kal/hari) = 66,47 + [13,75 x berat (kg)] + [5,0
x tinggi (cm)] – [6,76 x usia(tahun)]
Wanita : BEE (kal/hari) = 65,51 + [9,56 x berat (kg)] + [1,85 x
tinggi (cm)] – [4,68 x usia(tahun)]
2. Persamaan shofield
Laki-laki (15-18) [BEE = 17,6 x BB (kg) + 656]
Laki- laki (18-30) [BEE = 15,0 x BB (kg) + 690]
Laki-laki (30-60) [BEE = 11,4 x BB (kg) + 870]
Laki-laki (>60) [BEE = 11,7 x BB (kg) + 585]
Wanita (15-18) [BEE = 13,3 x BB (kg) + 690]
Wanita (18-30) [BEE = 14,8 x BB (kg) + 485]
Wanita (30-60) [BEE = 8,1 x BB (kg) + 842]
Wanita (>60) [BEE = 9,0 x BB (kg) + 656]
Energi tambahan
Untuk memperkirakan kenutuhan total kalori klien, BEE dikalikan
dengan faktor aktivitas (FA) dan faktor injuri.
Tabel Faktor Aktivitas dan Injuri
Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Perubahan nutrisi: Berat badan klien Kaji dan dokumentasi Mengidentifikasi
kurang dari bertahan_KG atau derajat kesulitan faktor penyebab
kebutuhan tubuh bertambah_KG pada_ mengunyah/menelan kesulitan
berhubungan dengan: mengunyah/menela
Klien mengerti Konsultasi pada ahli n.
Ketidakmampuan komponen okupasi
untuk menelan atau keadekuatan diet gizi. Kemungkinan
mencerna makanan Yakinkan klien dan penyebab sulit
dan menyerap Klien ingin mengikuti berikan lingkungan mengunyah adalah
nutrient yang diet yang tenang selama neoplasma
diakibatkan karena makan.
faktor biologis, Masa tubuh dan berat Lingkungan yang
psikologis, atau badan klien dalam Siapkan kateter tidak tenang dapat
ekonomi. mengurangi nafsu
batas normal penghisap disamping makan klien.
tempat tidur dan alat
Parameter penghisap selama Pada pasien yang
laboratorium makan, bila diperlukan kurang nafsu makan
menunjukkan hidrasi kemungkinan
adekuat dan Atur posisi klien pada sekresi asam
meningkat parameter saat pemberian nutrisi lambung meningkat.
nutrisi.
Letakkan posisi Posisi semi-fowler
Tingkat energi makanan pada bagian atau fowler tinggi
menjadi adekuat. mulut yang tidak luka akan memudahkan
untuk memudahkan klien menelan.
menelan. Pertahankan 30
menit untuk
Gunakan spuit bila mencegah aspirasi
perlu utnuk
mempermudah klien Makanan pada
dalam menelan. posisi luka akan
menimbulkan nyeri
dan refleks muntah.
Melewatkan proses
mengunyah pada
pasien kesulitan
mengunyah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi klien berpedoman
pada empat area pokok yaitu pengukuran fisik (tinggi dan berat badan) dan
antropometri, tes laboratorium, riwayat diet dan kesehatan, dan observasi klinik.
2. Menurut North American Nursing Diagnosis Association, diagnosis keperawatan
terkait masalah nutrisi yaitu, perubahan nutrisi lebih dari, kurang dari dan risiko
untuk lebih dari kebutuhan tubuh.
3. Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang
merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana
dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan semua tindakan keperawatan.
4. Tindakan keperawatan merupakan suatu respon dimana perawat mempunyai
kewenangan untuk melakukan tindakan keperawatan secara pasti berdasarkan
pendidikan dan pengalaman.
5. Intervensi keperawatan sehubungan dengan nutrisi membantu sekali jika perawat
dan klien setuju bahwa perkembangan telah dibuat untuk mengidentifikasi kriteria
hasil.
B. Saran
kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk
diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan
dengan cara makan-makanan gizi seimbang dengan diimbangi dengan hidup bersih
untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari karena tanpa setiap hari
tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imun tubuh yang menurun.
16
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC
Nurachmah, Elly. 2001. Nutrisi dalam Keperawatan. Jakarta : CV. Sagung Seto
17