Anda di halaman 1dari 19

ilaian status gizi

ra antropometri pada
aja, dewasa, lansia
Konsep Pengukuran

Antropometrimetode penting dalam menilai


status gizi seseorang dari segi komposisi tubuh
dan pertumbuhan. Berbagai pengukuran
antropometri digunakan untuk mengevaluasi
dimensi tubuh dan perkembangan fisik individu
pada berbagai tahap kehidupan, termasuk remaja,
dewasa, dan lansia.
Selanjutnya ada konsep pengukuran antropometri dalam penilaian status gizi berdasarkan kelompok usia

Remaja:
• Pengukuran Pertumbuhan: Pada remaja, pengukuran tinggi badan dan berat badan
penting untuk menilai pertumbuhan mereka. Variasi dari standar pertumbuhan dapat
menunjukkan gangguan pertumbuhan atau kekurangan gizi yang perlu ditangani.
• Pengukuran Lingkar Lengan Atas (MUAC): Lingkar lengan atas dapat digunakan
sebagai indikator status gizi pada remaja. Pengukuran ini membantu dalam menilai
risiko kekurangan gizi atau kelebihan gizi.
• Pengukuran Lingkar Pinggang: Lingkar pinggang juga penting untuk dinilai, karena
dapat menunjukkan penumpukan lemak abdominal yang terkait dengan risiko
penyakit metabolik.

Dewasa:

• Evaluasi Komposisi Tubuh: Pada dewasa, pengukuran antropometri membantu


dalam mengevaluasi komposisi tubuh seseorang. Misalnya, lingkar pinggang dan
lingkar lengan atas dapat membantu dalam menilai risiko penyakit metabolik.
• Pengukuran Berat Badan: Pengukuran berat badan secara teratur membantu dalam
memantau perubahan berat badan yang dapat menjadi tanda perubahan status gizi.
• Pengukuran Tinggi Badan: Meskipun pertumbuhan telah selesai, pengukuran
tinggi badan masih penting untuk menilai kesehatan tulang dan postur tubuh
.

Lansia:

• Mendeteksi Risiko Kekurangan Gizi: Lansia rentan terhadap kekurangan gizi

karena berbagai faktor. Pengukuran antropometri membantu dalam mendeteksi

risiko kekurangan gizi dan memberikan intervensi yang tepat.

• Pengukuran Lingkar Pinggang: Pengukuran lingkar pinggang pada lansia penting

untuk menilai risiko penyakit metabolik dan kelebihan lemak abdominal.

• Pengukuran Tinggi Badan: Pengukuran tinggi badan pada lansia dapat membantu

dalam memantau perubahan postur tubuh dan kemungkinan osteoporosis


Manfaat Pengukuran
Antropometri
Manfaat Pengukuran Antropometri

Remaja:
1. Mendeteksi Gangguan Pertumbuhan
2. Menilai Risiko Kekurangan Gizi
3. Memonitor Kesehatan Reproduksi

Dewasa:
4. Evaluasi Komposisi Tubuh
5. Menilai Status Gizi Selama Kehamilan
6. Memonitor Perubahan Berat Badan

Lansia:
7. Mendeteksi Risiko Kekurangan Gizi
8. Memonitor Perubahan Komposisi Tubuh
9. Menilai Kebutuhan Nutrisi Tambahan
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
ANTROPOMETRI
1. Kelebihan Pengukuran Antropometri

a. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar.
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
c. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.

2. Kekurangan Pengukuran Antropometri

a. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, tidak dapat membedakan
kekurangan zat gizi tertentu, misal Fe dan Zn
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan
spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas
pengukuran
d. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik dan komposisi jaringan),
analisis dan asumsi yang keliru
e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat,
kesulitan pengukura
ameter
ropometri
Parameter Antropometri
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara
lain:

1. Umur Kesalahan penentuan


umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran
tinggi badan dan berat badan yang akurat, akan menjadi tidak berarti bila tidak
disertai dengan penentuan umur yang tepat.

2. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan.erat
badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang.
Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat dan protein otot menurun. Pada
orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Sedangkan
adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada
orang kekurangan gizi.
3. Tinggi Badan
tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting karena dengan
menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan.Pengukuran tinggi badan pada umumnya dilakukan
dengan menggunakan alat yang disebut Microtoise yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.

4. Lingkar Lengan Atas


Lingkar lengan atas (LILA) dewasa ini merupakan salah satu pilihan untuk
penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang
sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah.

5. Lingkar Pinggang dan Pinggul


Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga yang
terlatih dan posisi pengukuran harus tepat.

6. Tebal Lemak di Bawah Kulit


Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit dilakukan pada beberapa
bagian tubuh, misalnya pada bagian lengan atas, lengan bawah, tulang belikat, di tengah garis ketiak, sisi
dada, perut, paha, tempurung lutut, dan pertengahan tungkai bawah.
INDEKS
ANTROPOMETRI
Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status gizi adalah berat
badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB). Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan
termasuk air, lemak, tulang dan otot. Indeks tinggi badan menurut umur adalah
pertumbuhan linier dan LILA adalah pengukuran terhadap otot, lemak, dan tulang pada
area yang diukur.
KLASIFIKASI STATUS
GIZI
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan baku Harvard, status gizi dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Gizi lebih untuk overweight, termasuk kegemukan dan obesitas


2. Gizi baik untuk well nourished
3. Gizi kurang untuk underweight yang mencakup mild dan moderate PCM
(Protein calori malnutrition)
4. Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik-kwasiorkor dan
kwashiorkor.Untuk menentukan klasifikasi status gizi diperlukan ada batasan-batasan yang
disebut dengan ambang batas. Batasan ini disetiap negara relatif berbeda, hal ini tergantung dari
kesepakatan para ahli gizi di Negara tersebut, berdasarkan hasil
penelitian empiris dan keadaan klinis.
CARA
PENGUKURAN
ANTROPOMETRI
Cara Pengukuran Antropometri

1. Persiapan alat

2. Pemilihan Lokasi

3. Pengaturan Subyek

4. Prosedur Pengukuran

5. Interpretasi Hasil

6. Pelaporan dan Tindak Lanjut


Melalui pengukuran antropometri yang teliti dan penggunaan parameter
yang sesuai, kita dapat mengidentifikasi individu yang berisiko
kekurangan gizi, kelebihan gizi, atau masalah kesehatan terkait gizi

LAN lainnya. Hasil dari penilaian ini dapat menjadi dasar untuk menyusun
program intervensi yang tepat, seperti perubahan pola makan, program
olahraga, atau pemantauan kesehatan berkala. Dengan demikian,
penilaian status gizi secara antropometri bukan hanya penting untuk
mengidentifikasi masalah gizi, tetapi jugamerupakan langkah awal dalam
merencanakan tindakan preventif dan perbaikan kesehatan pada individu
dalam berbagai tahap kehidupan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai