Anda di halaman 1dari 93

Data Domain Antropometri

(Antropometri Data)
Bahasan Domain/Kelompok
Data Antropometri (AD)

Nusrah Ningsih
Tujuan
Umum :
Memahami pengertian data antropometri

Khusus :
Memahami komponen antropometri
Memahami jenis-jenis pengukuran
antropometri
Mampu melakukan pengukuran
antropometri
antropometri
 Istilah Antropometri berasal dari kata “Anthro” yang berarti manusia dan
“metri” yang berarti ukuran.

 Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang


berkaitan dengan pengukuran bentuk, ukuran (tinggi, lebar) berat dan
lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya (Sutalaksana,1996).

 Menurut Nurmianto (1991), antropometri adalah satu kumpulan data


numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia,
ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk
penanganan masalah desain.

 Antropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan


ergonomis proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang
memerlukan interaksi manusia.2
Data menurut permenkes -2-2020 :

 Antropometri adalah kumpulan data tentang ukuran,


proporsi, komposisi tubuh sebagai rujukan untuk
menilai status gizi dan tren pertumbuhan.
 Antropometri merupakan kombinasi dari beberapa
parameter untuk menentukan status gizi seseorang,
dengan perbandingan baku ...

Antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara


langsung menilai status gizi, khususnya keadaan energi dan
protein tubuh seseorang. Dengan
demikian, antropometri merupakan indikator status
gizi yang berkaitan dengan masalah kekurangan energi dan
protein yang dikenal dengan KEP.
 Pengertian istilah Nutritional Anthropometry mula-mula muncul
dalam Body Measurements and Human Nutrition yang ditulis oleh
Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe
(1966) sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan
komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat
nutrisi yang berbeda

Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu:


1. pertumbuhan dan
2. ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak
tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak.
1. Identifikasi tanda & gejala
masalah gizi:

 Efek dari suatu kondisi


penyakit/kesehatan
 Tujuan intervensi gizi

Pengukuran ukuran, berat badan,


proporsi tubuh dan komposisi tubuh
2. Jenis Data & Terminologi
Antropometri
Terdiri dari 1 klas (Pengukuran Antropometri),
Dengan 7 sub klas di bawah ini:
1. Tinggi Badan
2. Berat Badan
3. Ukuran Rangka (frame size)
4. Perubahan berat badan
5. Indeks massa tubuh (IMT)
6. Indikator/tingkat pola pertumbuhan
7. Perkiraan kompartemen tubuh
1. Indikator Tinggi Badan
Penting terkait:

 Menilai pertumbuhan bayi & anak


 Menginterpretasi BB (dewasa) gizibaik, underweight, obesitas
 Perhitungankebutuhan energi dan protein
 Perhitungan creatinin-height index.

Metode:

 PengukuranTB : pasiendewasa& anakusia> 2 thn


 Pengukuran PB : anak< 2 tahun
 Estimasi (tirah baring) atau wheelchair
bound
- Arm span, recumbent length
- Knee-height with calipers
Kriteria Evaluasi:

Indikator Tinggi
Badan
Dengan indikator BB IMT (anak, remaja dan dewasa), pola
pertumbuhan (anak usia> 5 tahun)

Cara Interpretasi Data :


• Anak: overweight (hasil penilaian 85 -< 95 percentil),
obesitas(≥ 95 persentil), underweight (< 5 percentil)
• Dewasa:overweight (BMI ≥ 25), underweight (BMI < 18)
2. Berat badan (BB)
 Berat badan merupakan pengukuran antropometri yang sangat umum
dilakukan namun mempunyai banyak keterbatasan karena tidak dapat menilai
seluruh kompartemen tubuh dan tidak dapat digunakan pada pasien dengan
edema/ascites.
 Berat badan dapat diukur dengan berbagai skala, seperti skala balance beam
dan elektronik. Pengukuran dengan timbangan kamar mandi tidak
direkomendasikan karena masalah kalibrasi. Berbagai macam metode

pengukuran berat badan dapat dipilih berdasarkan kondisi pasien sebagai


berikut :
a. Wheelchair dan bed scales pada pasien non ambulatory atau yang tidak
dapat ditimbang
b. Metode riwayat berat badan yang kemudian dinilai dengan memperhitungkan
bagian tubuh yang diamputasi pada pasien dengan amputasi
2. Ukuran Rangka (Frame Size)
 Merupakan gambaran struktur rangka tubuh yaitu masa dan
ukuran rangka.
 Rangka tubuh yang diukur adalah lingkar pinggang dan
lebar/luas siku (jarak antara 2 sisi dari tulang siku yang
menonjol).
 Pengukuran inidigunakan untuk menggambarkan komposisi
tubuhyaitu fat free mass, lemak tubuh dan masa tulang dan
menilai berat badan ideal dengan lebih akurat. Penilaian ukuran
 rangka tubuh ini akan mengklasifikasikan seseorang dengan
ukuran small (S), medium (M) dan large (L) dan dapat
diinterpretasikan sebagai gambaran komposisi mineral dalam
tubuh.
4. Perubahan Berat Badan
 Penilaian dilakukan dengan cara
membandingkan BB saat ini dengan BB
biasanya.
 Perubahan berat badan dapat
menunjukkan adanya risiko gizi dan
komplikasi kesehatan di setting klinis.
Misalnya penurunan berat badan yang
signifikan
 menunjukkan adanya perubahan asupan
makan akibat turunnya nafsu makan
akibat infeksi.
5. Indeks Masa Tubuh (IMT)

 Indeks masa tubuh merupakan suatu metode


penilaian status gizi dengan menggunakan data
berat badan dan tinggi badandan berhubungan
dengan mortalitas dan risiko gizi.
 Penilaian ini tidak dapat digunakan untuk
mengestimasi komposisi tubuh, tetapi lebih
cocok untuk melihat indikasi obesitas.
 Kondisi pasien/klien yang dapat dinilai dengan
menggunakan IMT adalah pasien/klien dewasa,
anak usia > 5 tahun dan remaja.
6. Indikator/Tingkat Pertumbuhan

Indikator/tingkat pertumbuhan
berlaku pada pasien/klien bayi dan
anak dengan menggunakan indikator
berat dan panjang badan/ tinggi
badan.
7. EstimasiKompartemen Tubuh

 Meliputi pengukuran jaringan akif


terkait metabolisme gizi, misal
skinfolds dan bioelectrical
impedance.
 Skinfold digunakan untuk estimasi
cadangan energy baik lemak
maupun protein somatic
Penentuan status gizi untuk bayi BBLR
Cara mengukur panjang
badan/tinggi badan
 Bila anak sudah besar › 2 tahun: biasanya diukur sambil
berdiri dengan “microtoise”
 Microtoise digantungkan pada dinding tegak lurus pada
ketinggian 2 meter
 Pada waktu mengukur tinggi badan, punggung, tumit,
pantat dan belakang kepala menempel pada tembok, posisi
kepala tegak dan pandangan mata lurus ke depan
 Microtoise diturunkan hingga mengenai kepala anak
 Hasil pengukuran dibaca pada skala , dengan ketelitian 0,1
cm
Setelah memasukkan data
antropometri menurut usia gestasi,
status pertumbuhan bayi bisa
diklarifikasikan sbb :
Normal atau sesuai dengan usia
gestasi jika berada diantara
persentil 10 hingga 90%
Kecil menurut usia gestasi jika
berada dibawah persentil 10%
Besar menurut usia gestasi jika
berada diatas persentil 90%
Perhitungan BBI untuk Anak

Penentuan Berat badan Ideal untuk


Anak
 Anak umur ≤ 5 tahun
menggunakan grafik WHO 2005
 Anak Umur > 5 tahun menggunakan
grafik cdc 2000
Cara 1


Kriteria Status Gizi Anak Menurut Waterlow (1972)

Kriteria Nilai
Obesity ≥ 120 %
Overweight 110% - 120%
Gizi Baik 90% - 110%
Gizi Kurang 70% - 90%
Gizi Buruk < 70%

Sumber : Nutrition Growth – Development, 2006

Interpretasi Indicator Stunting (Pelletier 1993)

Kriteria Nilai
Normal >95 %
Mild stunting 87,5 – 95 %
Moderate stunting 80 – 87,5 %
Severe stunting <80 %
Rata – Rata Pertumbuhan Normal Anak Umur 0 Bulan – 10 Tahun

Umur Berat (gr/hari) Tinggi (cm/bulan)

<3 bulan 25 – 35 2,6 – 3,5


3 – 6 bulan 15 – 21 1,6 – 2,5
6 – 12 bulan 10 – 13 1,2 – 1,7
1 – 3 tahun 4 – 10 0,7 – 1,1
4 – 6 tahun 5–8 0,5 – 0,8
7 – 10 tahun 5 – 12 0,4 – 0,6

Pertambahan Berat Badan Anak

UMUR BERAT BADAN PANJANG BADAN

Lahir 3 Kg 50 cm

5 bulan 6 Kg 65 cm

12 bulan 9 Kg 75 cm

2 Tahun 12 Kg 85 cm

2 – 10 Tahun + 2 – 3 kg / thn Umur x 5 + 80 cm


Sumber :Bagian Gizi FK UNHAS
Kurva Pertumbuhan - CDC GROW CHART 2000
Kurva CDC digunakan sebagai referensi pertumbuhan yang menggambarkan pertumbuhan anak pada
tempat dan waktu tertentu.
RASIO BB/TB SANGAT PENTING DAN LEBIH AKURAT KARENA MENCERMINKAN PROPORSI
TUBUH. BB/ TB MENENTUKAN STATUS NUTRISI
Intrepretasi bb/tb
>90-110% Gizi baik , 70-90% Gizi kurang , <70% Gizi Buruk ,110-120% Gizi lebih, >120% Obesitas
Umur: 30 bln,
perempuan
BB : 10 kg
TB : 80 cm

dgn TB 80 cm
maka BBI : 11 kg

status gizi
BB skrg/BB ideal
x 100 % = 91 %
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
PMK 2 Tahun 2020
Cara 2

Rumus Berat badan Ideal (BBI) anak :

1. Bayi (bulan) :½n+4


2. 1 – 6 tahun :2n+8
3. > 7 tahun : 7n – 5
2
Potensi Genetik TB Anak :

( − )+
♀= ± ,

+( + )
♂= ± ,
PERHITUNGAN BERAT BADAN IDEAL
UNTUK DEWASA
a . Berdasar IMT
(pedoman pelayanan Dietetik RS, Depkes RI
BBI perempuan dewasa : TB² X 21
BBI laki-laki dewasa : TB² X 22,5

 TB : tinggi badan dalam meter

b. Rumus BROCCA Modifikasi


(pedoman pelayana Dietetik RS, Depkes RI)

Rumus BB perempuan = (TB-100) - (10% TB-100)


untuk TB < 150 cm atau berumur lebih dari 10 thn

Rumus BB laki-laki = (TB-100) – (10% TB-100)


untuk TB < 150 cm atau berumur lebih dari 10 tahun

Bila pendek = Pria TB < 160 cm, wanita < 150 cm maka
tidak perlu dikurangi 10 %.
Langkah- Langkah Pengukuran Berat
Badan (BB)

1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dengan


menyebut nama dan profesi
2. Menyapa dan menayakan nama pasien, dengan
senyum, sopan, santun dan melakukan kontak mata
dengan pasien
3. Letakkan alat timbang di bagian yang rata/datar dan
keras
4. Jika berada di atas rumput yang tebal atau karpet
tebal atau permadani, maka pasang kaki
tambahan pada alat timbangan untuk bisa
mengatasi daya pegas dari alas yang tebal

5. Pastikan alat timbang menunjukkan angka


“00.00” sebelum melakukan penimbangan
dengan menekan alat timbang tersebut. Jika
timbangan manual, jarum menunjukkan angka 0
(Nol).
6. Jelaskan kepada objek tujuan dari pengukuran
berat badan dan berikan kesempatan untuk
bertanya

7. Pastikan bahwa subjek tidak menggunakan


pakaian tebal, topi, sepatu,sendal,perhiasan yang
berat, HP, dompet,dll, agar mendapatkan berat
badan seakurat mungkin6
8. Ketika alat timbang sudah menunjukkan angka
00.00 mintalah subjek untuk berdiri di tengah-
tengah alat timbang.

9. Pastikan posisi badan subyek dalam keadaan


berdiri tegak, mata/kepala lurus ke arah depan,
kaki tidak menekuk.
10. Setelah subyek berdiri dengan benar
secara otomatis alat timbang akan
menunjukkan hasil penimbangan digital.
Mintalah subyek tersebut untuk turun dulu
dari timbangan dan pewawancara harus
segera mencatat hasil penimbangan
tersebut
11. Untuk Anak yang belum bisa berdiri
penimbangan dilakukan dengan cara
menimbang Ibu dan Anak (digendong) lalu
catat hasil penimbangan kemudian
menimbang ibu tanpa menggendong anak.
Lalu hasil pengukurannya dilakukan
pengurangan.
Perhitungan BB pada kondisi khusus
1. Berat Badan dengan koreksi oedema
BB koreksi = BB saat ini – koreksi oedema/asites
Tingkatan oedema dan asites

Tingkatan oedema acites

Ringan (bengkak pada - 1 kg atau 10% - 2,2 kg


tangan atau kaki)

Sedang (bengkak - 5 kg atau 20% - 6 kg


pada wajah, tangan
atau kaki)

Berat (bengkak pada - 14 kg atau 30% - 10 kg


Sumber : Detasering dietetik 12, Didit Damayanti dalam Adisty
wajah, tangan dan
kaki)
2. Berat badan dengan koreksi
amputasi
BB koreksi = BBA + (BBA x %
BB : Berat badanamputasi)
dalam kg
BBA : Berat badan aktual dalam kg

Bagian Tubuh Presentase


Batang tubuh tanpa anggota tubuh 50.0
Telapak tangan 0.7
Lengan bawah dengan tangan 2.3
Lengan atas 2.7
Seluruh tangan 5.0
Telapak kaki 1.5
Kaki bawah dengan telapak kaki
Sumber : Rosalind S. Gibson 2005
5.9
Paha 10.1
Seluruh kaki 16.0
3. Perhitungan Berat Badan Ibu Hamil
BBA – (Penambahan BB sesuai umur kehamilan)
berat badan ibu hamil per 10 minggu :
 0,065/minggu pada 10 minggu pertama
 0,335/minggu pada 10 minggu kedua
 0,450/minggu pada 10 minggu ketiga
 0,400/minggu pada 10 minggu keempat

Contoh :
Ibu hamil dengan usia kehamilan 32 minggu, BB 65 kg, maka berat badan ibu sebelum hamil
adalah :
10 mgg I : 0,065 x 10 = 0,65 kg
10 mgg II : 0,335 x 10 = 3,35 kg
10 mgg III : 0,450 x 10 = 4,50 kg
2 mgg IV : 0,400 x 2 = 0,80 kg
Total = 9,3 kg

Jadi berat badan sebelum hamil adalah : 65 kg – 9,3 kg = 55,7 kg


PENGUKURAN TINGGI BADAN

a. Pengukuran panjang badan :


 Pengukuran panjang badan digunakan untuk anak umur 2
tahun
 Untuk anak dengan umur ≥ 2 tahun, apabila diukur dengan
panjang badan dilakukan koreksi dengan mengurangi 0,7 cm
dan sebaliknya

b. Pengukuran tinggi badan


Pengukuran tinggi badan dilakukan pada anak dengan umur
≥ 2 tahun
Pengukuran Tinggi Badan (TB)

 Tempelkan alat pengukur pada bagian dinding


dengan bagian yang lebih panjang menempel di
lantai dan bagian yang lebih pendek menempel di
tembok. Tarik meteran pengukur ke atas hingga
anda bisa melihat angka 0 pada garis merah di
kaca pengukur yang menempel di lantai (anda
harus berlutut untuk melihat angka 0 ini sehingga
anda harus dibantu seseorang untuk menahan
ujung atas meteran pengukur).
 Prosedur ini sangat penting untuk memastikan
pengukuran yang akurat.
 Tempelkan ujung atas alat pengukur
dengan menggunakan paku, pastikan
kestabilan alat tersebut

 Setelah anda memastikan bahwa bagian


atas sudah menempel dengan stabil maka
meteran alat pengukur dapat anda tarik
ke atas dan pengukuran tinggi siap
dilakukan.
1. Topi, hiasan kepala dan alas kaki
(sepatu, sandal ) harus dilepas
2. Posisikan subyek berdiri agak lurus di
bawah alat penggeser dan membelakangi
papan pengukur
3. Bagian belakang kepala, bahu, pantat,
betis dan tumit menempel ke papan
pengukur
4. Posisikan kedua lutut dan tumit rapat
5. Pandangan lurus ke depan
6. Tarik papan penggeser sampai puncak
kepala pasien
7. Baca hasil pengukuran
8. Menyampaikan hasil pengukuran,
mengucapkan terima kasih dengan
senyum, sopan santun dan melakukan
kontak mata dengan pasien
BB PERKIRAAN
 Pengukuran berat badan untuk individu
yang cedera dan tidak mampu berdiri dapat
diperkirakan melalui pengukuran lingkar
betis, tinggi lutut, lingkar lengan atas, dan
lipatan kulit subskapularis dan diikonversikan
dengan menggunakan suatu persamaan
yang biasa digunakan dan telah
dikembangkan untuk lansia di USA dengan
derajat kepercayaan 95%.
Source : WHO
Technical Support, 1995
Rumus menghitung % LLA :

( )
% LLA 100%
( )

Klasifikasi LLA

Gizi Baik : > 85 %

Gizi Kurang : 70,1 – 84,9 %

Gizi Buruk : < 70 %


Pembanding LILA

Laki-Laki : 29,5 cm

Perempuan : 28,5 cm
USIA Persentil 50 % (mm)

(Tahun) ♂ ♀

15 -15, 9 264 254

16 – 16,9 278 258

17 – 17,6 285 264

18 – 18,9 297 258

19 – 24, 9 308 265

25 – 34,9 319 277

35 – 44,9 326 290

45 – 54,9 322 299

55 – 64,9 317 303

65 – 74,9 307 299


LiLA mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat
mencerminkan
1. Status KEP pada balita
2. KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko lahir bayi BBLR

Kelemahan dari pengukuran LILA:


- Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat
pengujian yang memadai untuk digunakan di
Indonesia.
- Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan
pada
TB.
- Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah),
tetapi kurang
sensitif untuk golongan dewasa.
 Wanita usia subur batas ambang : ≥ 23,5 cm (normal)
‹ 23,5 cm (KEK)
 Bayi Baru Lahir batas ambang : ≥ 9,5 cm (normal)
‹ 9,5 cm (BBLR)
Rumus Konversi LILA ke Berat Badan :

BB (kg) = (LILA / 26.3) x (TB-100)


BB estimasi pada Lansia

Pada lansia dengan keterbatasan fisik yang


tidak memungkinkan dilakukan
penimbangan berat badan secara langsung
bisa menggunakan berat badan estimasi
dengan predictor ukuran lingkar lengan
atas(LILA) dengan perhitungan sebagai
berikut (Supariasa, 2002) :

a) Laki-laki : 2,592 x LILA – 12,902


b) Perempuan : 2,001 x LILA – 12,203
Pengukuran tinggi badan lansia
dengan kyphosis atau masalah
postural lainnya biasanya
diperkirakan dari pengukuran
tinggi lutut atau rentang lengan.
1. Orang yang diukur duduk pada kursi
2. Posisi duduk sempurna (badan tegak, tangan
bebas kebawah dan wajah menghadap
kedepan)
3. Lutut kaki yang diukur membentuk sudut siku
(900)
4. Tempatkan alat pengukur tinggi lutut pada
kaki sebelah kiri
5. Lakukan pengukuran
6. Baca angka (panjang lutut) pada alat secara
seksama
7. Catat angka hasil pengukuran
8. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali
Rumus TB dengan menggunakan Tinggi Lutut (TL) :

TB ♂ = ( 2,02 x TL ) – ( 0,04 x U ) + 64,19

TB ♀ = ( 1,83 x TL ) - ( 0,24 x U ) + 84,88


Hasil pengukuran
dikonversikan
dengan rumus

Hail pengukuran
dibagi 2
Half Span
Panjang Depa
Pengukuran dilakukan dengan pita pengukur panjang minimal 2 meter,
diamati mulai dari ujung jari tengah kanan sampai ke ujung jari tengah kiri,
dan dicatat dengan ketelitian 0,1 cm.

Atau dengan cara sebagai berikut :


1. Locate and mark the midpoint of the sternal notch with the pen.
2. Ask the patient to place the left arm in a horizontal position.
3. Check that the patient’s arm is horizontal and in line with shoulders.
4. Using the tape measure, measure distance from mark on the midline at the
sternal notch to the web between the middle and ring fingers.
5. Check that arm is flat and wrist is straight.
6. Take reading in cm

Females : Height in cm = (1.35 x demispan in cm) + 60.1


Males : Height in cm = (1.40 x demispan in cm) + 57.8

Source : (http://www.bapen.org.uk/pdfs/must/must_explan.pdf)
Prosedur pengukuran Demispan adalah sebagai berikut :
1. Mencari dan menandai titik tengah pada posisi sternum
dengan pena
2. Minta subjek untuk menempatkan lengan kanan dalam posisi
horizontal
3. Periksa apakah lengansubjek adalah horizontal dan searah
dengan bahu
4. Menggunakan pita pengukur, mengukur jarak dari tanda di
garis tengah pada posisi sternum ke antara jari tengah dan
jari manis
5. Periksa apakah lengan datar dan pergelangan tangan lurus
6. Baca skala dalam cm
Menurut Niel, 2011 dan BAPEN ( The British Association for
Parenteral and Enteral Nutrition), 2011 menuliskan bahwa
estimasi tinggi badan dengan menggunakan Desmispan
dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Wanita

Tinggi (cm) = (1,35 x demispan dalam cm) + 60,1

Laki-laki

Tinggi (cm) = (1,40 x demispan dalam cm) + 57,8


Lingkar betis dianggap memberikan ukuran
massa otot yang paling sensitif pada lansia, dan
lebih unggul dibandingkan lingkar lengan.
Menunjukkan perubahan massa lemak bebas
yang terjadi akibat penuaan dan penurunan
aktivitas. Langkah-langkah pengukuran
lingkar betis :

1. Subjek harus duduk dengan kaki kiri menggantung atau berdiri


dengan kedua kaki menempel rata dgn tanah.
2. Minta pasien untuk menggulung celananya agar mudah
mengukur lingkar betis.
3. Lingkarkan pita di sekitar betis pada bagian terluas dan ukur.
4. Take additional measurements above and below the point to
ensure that the first measurement was the largest.
5. An accurate measurement can only be obtained if the tape is at
a right angle to the length of the calf, and should be recorded to
the nearest 0.1 cm.
Mengukur Lingkar Betis pada Pasien
berbaring :

1. Posisikan lutut kiri ditekuk pada sudut 90°


2. Lingkarkan pita ukur pada betis pada diameter
terbesar
3. Tarik pita hingga pas tetapi tidak begitu ketat
4. Read and accurately record measurement to the
nearest 0.1 cm repeated measurements should
agree within 0.5 cm.

Source : http://www.mna-
elderly.com/forms/mna_guide_english_sf.pdf
Lingkar Perut
Lingkar perut diukur pada titik tengah umbillikal denaan tingkat
ketelitian 0,5 cm. (Van deer Koy and Seidell, 1993)
WC cut-off points for Asia and Indians : Men Women
94cm (37 inches) 80cm (32 inches)
90cm (35 inches) 80cm (32 inches)
(NIH : ≥1 02 cm and ≥ 88 cm respectively for Americans)

Source : WHO/IOTF/IASO (2000). The Asia-Pacific perspective:


Redefining Obesity and its Treatment

NHANES/NIH : top of the iliac crest


WHO : midpoint between the last palpable rib and top of the
iliac crest
Rasio Lingkar Perut/lingkar pinggang
dan Pinggul
Rasio Lingkar Perut dan Pinggul
(Waist-Hip Ratio/WHR)
Adalah rasio atau hasil
perbandingan hasil pengukuran
lingkar perut dan lingkar
pinggul.

Lingkar Pinggul
Diukur pada titik terbesar lingkar di sekitar pinggul & panggul dengan tingkat
ketelitian 0,5 cm.

Source: WHO expert consultation, Waist circumference and Waist-Hip Ratto, 2008.
Klasifikasi IMT Asia Pasific

Resiko Kormobiditas
Klasifikasi IMT (kg/m2) Lingkar Pinggang
< 90 cm ♂ ≥ 90 cm
< 80 cm ♀ ≥ 80 cm
BB kurang < 18,5 Rendah Rata-rata
BB sehat 18,5 – 22,9 Rata-rata Meningkat
BB Lebih : > 23
- Beresiko 23 - 24,9 Meningkat Sedang
- Obesitas I 25 – 29,9 Sedang Berat
- Obesitas II > 30 Berat Sangat berat
Estimasi BB pada pasien yang tidak dapat
di timbang dan tidak dapat diukur TB
BB estimasi digunakan bila pasien tidak dapat ditimbang dan tidak bisa
LILA akibat luka atau oedema anasarka (seluruh badan)

Rumus estimasi
 Laki- Laki
Perkiraan BB = 48 kg (untuk 152 cm pertama)+ 10 % (bila bangun
tubuh atau kerangka besar)= 48 kg (untuk 152 cm pertama) – 10 %
bila kerangka kecil

 Perempuan
Perkiraan BB = 45,5 kg (untuk 152 cm pertama) +2/2,5 x 2,3 + 10%
bila kerangka besar = 45,5 kg (untuk 152 cm pertama) + 2/2,5 x 2,3
– 10% bila kerangka besar

Anda mungkin juga menyukai