Anda di halaman 1dari 17

2.

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ANAK

Dr. TM Thaib, M.Kes, Sp.A(K)


Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala/RSUD Zainoel Abidin

Pemantauan pertumbuhan memerlukan alat, teknik, standar/referensi, interpretasi dan waktu


yang tepat. Tujuan pemantauan pertumbuhan adalah mendeteksi dini adanya gangguan
pertumbuhan, memantau status gizi dan meningkatkan gizi anak, menilai dampak kegiatan intervensi
medis dan nutrisi, serta deteksi dini penyakit yang mendasari gangguan pertumbuhan. Pertumbuhan
seorang anak hanya dapat dinilai dengan melihat “trend”/ arah hasil ukuran antropometri
dalam kurve pertumbuhan.
Untuk memantau tumbuh kembang seorang anak diperlukan pengukuran antropometri yang
dilakukan secara serial, sehingga bila terjadi pertumbuhan yang tidak adekuat (menyimpang
dari kurva pertumbuhannya) bisa dilakukan intervensi dini untuk mencegah terjadinya malnutrisi.
Standar Antropometri Anak di Indonesia mengacu pada WHO Child Growth Standards
untuk anak usia 0-5 tahun dan WHO Reference 2007 untuk anak 5 (lima) sampai dengan 18
(delapan belas) tahun. Standar tersebut memperlihatkan bagaimana pertumbuhan anak dapat
dicapai apabila memenuhi syarat-syarat tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari
negara manapun akan tumbuh sama bila gizi, kesehatan dan pola asuh yang benar terpenuhi
Standar Antropometri Anak digunakan untuk menilai atau menentukan status gizi anak.
Penilaian status gizi Anak dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran berat badan dan
panjang/tinggi badan dengan Standar Antropometri Anak. Klasifikasi penilaian status gizi
berdasarkan Indeks Antropometri sesuai dengan kategori status gizi pada WHO Child Growth
Standards untuk anak usia 0-5 tahun dan WHO Reference 2007 untuk anak 5-18 tahun.
Umur yang digunakan pada standar ini merupakan umur yang dihitung dalam bulan penuh,
sebagai contoh bila umur anak 2 bulan 29 hari maka dihitung sebagai umur 2 bulan. Indeks Panjang
Badan (PB) digunakan pada anak umur 0-24 bulan yang diukur dengan posisi terlentang. Bila anak
umur 0-24 bulan diukur dengan posisi berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan
menambahkan 0,7 cm. Sementara untuk indeks Tinggi Badan (TB) digunakan pada anak umur di atas
24 bulan yang diukur dengan posisi berdiri. Bila anak umur di atas 24 bulan diukur dengan posisi
terlentang, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm.
Indeks Standar Antropometri Anak
Standar Antropometri Anak didasarkan pada parameter berat badan dan panjang/tinggi
badan yang terdiri atas 4 (empat) indeks, meliputi:
1. Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan dengan umur anak. Indeks ini
digunakan untuk menilai anak dengan berat badan kurang (underweight) atau sangat kurang
(severely underweight), tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk
atau sangat gemuk. Penting diketahui bahwa seorang anak dengan BB/U rendah, kemungkinan
mengalami masalah pertumbuhan, sehingga perlu dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB
atau IMT/U sebelum diintervensi.
2.Indeks Panjang Badan menurut Umur atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau
TB/U)
Indeks PB/U atau TB/U menggambarkan pertumbuhan panjang atau tinggi badan anak
berdasarkan umurnya. Indeks ini dapat mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted)
atau sangat pendek (severely stunted), yang disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu lama
atau sering sakit.
Anak-anak yang tergolong tinggi menurut umurnya juga dapat diidentifikasi. Anak-anak dengan
tinggi badan di atas normal (tinggi sekali) biasanya disebabkan oleh gangguan endokrin, namun
hal ini jarang terjadi di Indonesia.
3.Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)
Indeks BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan apakah berat badan anak sesuai terhadap
pertumbuhan panjang/tinggi badannya. Indeks ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi anak
gizi kurang (wasted), gizi buruk (severely wasted) serta anak yang memiliki risiko gizi lebih
(possible risk of overweight). Kondisi gizi buruk biasanya disebabkan oleh penyakit dan
kekurangan asupan gizi yang baru saja terjadi (akut) maupun yang telah lama terjadi
(kronis).
4. Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
Indeks IMT/U digunakan untuk menentukan kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi
lebih, gizi lebih dan obesitas. Grafik IMT/U dan grafik BB/PB atau BB/TB cenderung menunjukkan
hasil yang sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk penapisan anak gizi lebih dan
obesitas. Anak dengan ambang batas IMT/U > +1SD berisiko gizi lebih sehingga perlu
ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya gizi lebih dan obesitas.
Interpretasi dengan menggunakan indeks IMT/U untuk identifikasi masalah gizi lebih, kategori
berisiko gizi lebih (possible risk of overweight) digunakan dalam penilaian tingkat individu.
Kategori tersebut tidak termasuk dalam klasifikasi untuk hasil survei dan cakupan
Alat-alat
 Perlengkapan pengukuran dasar seperti timbangan yang sudah ditera, papan pengukur
panjang /tinggi badan, pita pengukur lingkar kepala

 Grafik standar pertumbuhan anak WHO Child Growth Standards (umur 0-5 tahun) dan Kurva Referens
Pertumbuhan WHO (umur 5-19 tahun)

Berat badan Panjang/TB Berat badan IMT Lingkar kepala


No.
terhadap umur terhadap umur terhadap terhadap Terhadap umur
Panjang/TB umur
1 0 – 6 bulan 0 – 6 bulan 0 – 2 tahun 0 – 2 tahun 0 – 13 minggu
2 0 – 2 tahun 0 – 2 tahun 2 - 5 tahun 2 - 5 tahun 0 – 2 tahun
3 6 bulan - 2 tahun 6 bulan -2 tahun 0 - 5 tahun 0 – 5 tahun
4 2 - 5 tahun 2 - 5 tahun 5 - 19 tahun
5 0 – 5 tahun 0 – 5 tahun
6 5 – 10 tahun 5 - 19 tahun

Sumber : http://www.who.int/childgrowth/standards/en/ dan http://www.who.int/growthref/en/

 Untuk pengukuran lingkar kepala, kurva lingkar kepala Nellhaus masih dianjurkan
mengingat cakupan usia yang lebih luas namun kurva WHO juga dapat digunakan untuk
menilai lingkar kepala anak usia 0-5 tahun.

 Grafik BMI, dapat dipakai untuk menilai BMI anak terhadap umur, dengan mencari
panjang/tinggi anak (dalam meter) terhadap berat (dalam kg), kemudian lakukan
plotting berdasarkan umur dan jenis kelamin

Langkah-langkah penilaian pertumbuhan

Penilaian pertumbuhan meliputi beberapa langkah :


1. Penghitungan umur, secara akurat, termasuk koreksi untuk prematur sampai usia 2 tahun

2. Pengukuran, berat badan (BB), panjang badan/tinggi badan (PB/TB) dan lingkar kepala (LK)
secara benar
3. Ploting, secara tepat hasil pengukuran pada kurve pertumbuhan yang sesuai (laki/
perempuan, Usia: 0-6 bulan, 6-2 tahun, 2-5 tahun)
4. Interpretasi hasil secara benar: penting pengukuran secara serial
5. Konseling hasil penilaian pertumbuhan
1. Penentuan umur
 Penentuan umur yang tepat diperlukan untuk menentukan indikator pertumbuhan yang
pasti.

 Jika anak berumur lebih dari satu tahun, dinyatakan dalam bulan dan tahun.

 Pada anak yang lahir kurang bulan/prematur, umur dihitung berdasarkan usia koreksi. Setelah
mencapai umur 2 tahun, tidak diperlukan koreksi lagi.

 Prinsip perhitungan umur

 Penentuan umur didapat dengan cara mengurangi tanggal pemeriksaan dengan


tanggal lahir

 Untuk anak lahir prematur harus menggunakan Usia Koreksi, dengan syarat : Lama
prematuritas > 2 minggu (dihitung dari usia gestasi 40 minggu)

Usia (koreksi) = Usia (kronologis) – Lamanya prematur


 Dengan syarat : 1 tahun=12 bulan; 1 bulan= 30 hari; 1 bulan= 4 minggu; 1 minggu: 7 hari

 Pembulatan usia

 Sampai umur 3 bulan gunakan minggu yang telah lewat, misalnya 12 minggu 4 hari di plot di usia 12 minggu
 Setelah 3 bulan gunakan bulan yang telah lewat; misalnya 5 bulan 3 minggu, diplot di usia 5 bulan

 Contoh koreksi perhitungan umur


o Bayi A, lahir dengan masa gestasi 32 minggu, datang keklinik pada umur 5 bulan.

o Umur koreksi= umur kronologis–prematuritas

o Umur koreksi= 5 bulan–(40 –32 mgg) = 5 bulan–8 minggu = 3 bulan


 Untuk anak yang lahir prematur dan berumur kurang dari 2 tahun, maka harus dilakukan
koreksi. (1 thn = 12 bulan; 1 bulan = 30 hari; 1 minggu = 7 hari)

o Bayi B, tanggal Lahir : 4 Februari 2009, masa gestasi 34 minggu (prematur 6


minggu), tanggal pemeriksaan : 11 Maret 2010, berapa umur anak setelah dikoreksi ?

Tgl pemeriksaan 2010 03 11


Tgl lahir 2009 02 04 -
Umur Anak 1 01 07
Prematur 6 minggu 01 14 -
Umur setelah koreksi 11 23 hari
bulan

2.1. Pengukuran berat badan


 Menggunakan Timbangan Bayi

 Timbangan bayi digunakan


menimbang anak sampai
umur 2 tahun atau selama anak
masih bisa berbaring/duduk
tenang.

 Letakkan timbangan pada meja /permukaan


yang datar, keras dan tidak goyang.

 Lihat jarum timbangan sampai berhenti

 Baca angka yang ditunjukan oleh jarum timbangan atau angka timbangan dengan berdiri
pada posisi tegak lurus dengan jarum.

 Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-
tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri. (catat pada status bahwa
penimbangan dilakukan dalam keadaan bayi bergerak terus/rewel).
 Mengunakan Timbangan Injak

 Letakan timbangan dilantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak.

 Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0

 Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket,
topi, jam tangan, kalung, tidak memegang atau mengantongi sesuatu.

 Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi

 Lihat jarum timbangan sampai berhenti

 Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan

 Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah
-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
2.2. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan

(TB) : Cara Mengukur Dengan Posisi Berbaring

 Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang

 Bayi dibaringkan telentang dengan pada alas yang datar

 Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0

 Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada
pembatas angka 0 (pembatas kepala)

 Petugas 2 : tangan kiri memegang lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan
batas kaki ke telapak kaki

 Petugas 2 membaca angka di tepi, di luar pengukur.

 Cara Mengukur Dengan Posisi Berdiri :


 Anak tidak memakai sandal atau sepatu.

 Berdiri tegak menghadap kedepan, tumit menempel pada dinding/pengukur.

 Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

 Baca angka pada batas tersebut


2.3. Pengukuran lingkar kepala
Pengukuran lingkar kepala dilakukan pada semua bayi dan anak secara rutin untuk mengetahui
adanya mikrosefali, makrosefali, atau normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Alat yang
dipakai adalah pita pengukur fleksibel, terbuat dari bahan yang tidak elastik (pita plastik atau metal
yang fleksibel). Sebaiknya ada yang membantu memegang kepala bayi/anak selama pemeriksaan
agar posisi kepala anak tetap. Cara mengukur:
 Pita pengukur ditempatkan melingkar di kepala pasien melalui bagian yang paling
menonjol (protuberantia occipitalis) dan dahi (glabella), pita pengukur harus
kencang mengikat kepala.

 Membaca angka pertemuan dengan angka 0

 Mencatat hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala menurut umur dan jenis
kelamin anak

 Mengintrepetasikan hasil pengukuran lingkar kepala (Kurva Nellhaus/WHO)


anak/ bayi
Interpretasi
Pemeriksaan lingkar kepala secara serial dapat menentukan pertumbuhan dan perkembangan otak:
normal, terlalu cepat (keluar dari jalur pertumbuhan normal) seperti pada hidrosefalus ,
terlambat atau tidak tumbuh yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit. Jika lingkar kepala lebih
besar dari 2 SD di atas angka rata-rata untuk umur dan jenis kelamin/ras (> + 2 SD) disebut
makrosefali. Bila lingkar kepala lebih kecil dari 2 SD di bawah angka rata-rata untuk umur dan
jenis kelamin/ras (< - 2 SD) disebut mikrosefali.

3.Plotting dengan menggunakan grafik pertumbuhan WHO

 Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan (anak di atas 2
tahun), berat badan.

 Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva. Garis
horisontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan umur dan panjang /
tinggi badan.

 Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis vertikal pada
kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat badan, umur, dan IMT.

 Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal hingga
mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran perkembangan anak
berdasarkan kurva pertumbuhan
4.Interpretasi Kurva Pertumbuhan WHO
 Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata

 Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini diberi
angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada jauh dari garis
median menggambarkan masalah pertumbuhan.

 Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan < -2 SD

 Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan >+ 2 SD

 Interpretasi Indikator-indikator pertumbuhan

5. Konseling hasil penilaian pertumbuhan


Keterangan:
1
Anak yang termasuk pada kategori ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan, perlu dikonfirmasi dengan BB/TB
atau IMT/U
2
Anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak menjadi masalah kecuali kemungkinan adanya
gangguan endokrin seperti tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan.
3 Walaupun interpretasi IMT/U mencantumkan gizi buruk dan gizi kurang, kriteria diagnosis gizi buruk
dan gizi kurang menurut pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk menggunakan Indeks Berat Badan menurut
Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB).

CEK LIST PERTUMBUHAN ANAK DENGAN ANTROPOMETRI


NILAI
No ASPEK YANG
0 1 2
DINILAI
1 Mempersiapkan pasien (bayi/anak) yang akan diperiksa
2 Memberikan penjelasan kepada orangtua pasien tentang tujuan pemeriksaan
3 Menanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung mundur umur bayi/anak
PENGUKURAN BERAT BADAN (BB)
4 Menggunakan timbangan bayi
a. Meletakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergerak
b. Melihat posisi jarum atau angka pada posisi angka nol
c. Membuka pakaian bayi, topi, kaus kaki, sarung tangan
d. Membaringkan bayi dengan hati-hati diatas timbangan
e. Melihat jarum timbangan hingga berhenti dengan posisi tegak lurus jarum jam
f. Membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan
g. jarum ke kanan dan ke kiri
h. Lakukan interpretasi (kurva WHO) dan intervensi hasil pengukuran
5 Menggunakan timbangan injak
a. Meletakkan timbangan dilantai datar dan keras, sehingga tidak mudah bergerak
b. Melihat posisi jarum atau angka pada posisi angka nol
Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung
c. dan tidak memegang atau mengntongi sesuatu
d. Mempersilahkan anak berdiri diatas timbangan tanpa dipegang
e. Membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
f. Melihat jarum timbangan hingga berhenti dengan posisi tegak lurus jarum jam
Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan
g. jarum ke kanan dan ke kiri
h. Lakukan interpretasi (kurva WHO) dan intervensi hasil pengukuran
PENGUKURAN PANJANG BADAN ATAU
TINGGI BADAN
6 Cara mengukur dengan posisi berbaring (sebaiknya dilakukan oleh 2 orang)
a. Membaringkan bayi secara terlentang pada alas yang datar
b. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
c. Petugas 1 : memegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas angka 0 (pembatas angka 0)
d. Petugas 2 : menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki
e. Membaca angka di tepi luar pengukur
f. Lakukan interpretasi (kurva WHO) dan intervensi hasil pengukuran
7 PENGUKURAN LINGKAR KEPALA ANAK (LKA)
Melingkarkan alat pengukur pada kepala anak/bayi melewati dahi, menutup alis mata, diatas ke dua telinga,
a. dan bagian kepala yang menonjol, kemudian menarik agak kencang
b. Membaca angka pertemuan dengan angka 0
c. Mencatat hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala menurut umur dan jenis kelamin anak
d. Mengintrepetasikan hasil pengukuran lingkar kepala (Kurva Nellhaus atau WHO) anak/ bayi

Anda mungkin juga menyukai