Misael S. 3 tahun Laki-laki 12,2 kg Gizi Baik Kesya 2,5 tahun Perempuan 12,5 kg Gizi Baik Verlika 2,3 tahun Perempuan 10,4 kg Gizi Baik Fauza 2 tahun Perempuan 11,9 kg Gizi Baik Adapun prosedur pelaksanaan yang dilakukan mahasiswa pada saat pengukuran adalah sebagai berikut: Menimbang berat badan bayi dengan menggunakan timbangan bayi. Pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan timbangan, kalibrasi dan memastikan jarum petunjuk berada pada angka NOL. Jika ibu tidak membawa KMS, tanyakan berat badan balita 2 bulan dan 1 bulan sebelumnya. Kemudian letakkan bayi pada timbagan dengan pakaian seminimal mungkin, dan usahakan bayi dalam situasi tenang agar jarum petujuk angka timbangan tidak bergerak. Setelah itu, baca angka timbangan dengan posisi mata tegak lurus dengan timbangan agar tidak terjadi kesalahan paralaks dan jangan lupa untuk mencatat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku bantu dalam kg dan ons. Mengukur panjang badan bayi dengan papan pengukur (untuk anak <> Langkah pertama adalah menyiapkan papan pengukur. Lalu telentangkan bayi di atas papan pengukur dengan posisi kepala menempel pada bagian papan yang datar dan tegak lurus. Bagian belakang kepala, punggung, pantat dan tumit bayi usahakan menempel pada papan pengukur. Setelah itu, geser bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian kedua telapak kaki menempel pada bagian papan yang dapat digeser. Kemudian baca dan catat panjang badan bayi dari angka kecil ke angka besar. Menimbang berat badan balta dengan menggunakan dacin. Sebelum menimbang pastikan dacin telah disiapkan dengan baik dan digantung pada tempat yang kokoh, tidak rapuh seta telah di kalibrasi, pastikan jarum petunjuk berada pada angka NOL. Jika ibu tidak membawa KMS, tanyakan berat badan balita 2 bulan dan 1 bulan sebelumnya. Kemudian balita dimasukkan ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal mungkin, dan usahakan bayi dalam situasi tenang sampai jarum petujuk angka timbangan berhenti bergerak. Selanjutnya adalah membaca angka timbangan dengan posisi mata tegak lurus dengan timbangan agar tidak terjadi kesalahan paralaks dan catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku bantu dalam kg dan ons. Mengukur tinggi badan balita dengan menggunakan microtoise.
Hal yang dilakukan sebeblum mengukur tinggi badan adalah mempersiapkan microtoise. Posisi balita berdiri tegak lurus dan bebas di bawah microtoise membelakangi dinding dengan posisi bagian belakang kepala, tulang belikat, pantat dan tumit menempel pada dinding dan kedua tumit dan lutut rapat. Kemudian tarik kepala microtoise sampai puncak kepala balita. Setelah itu kita dapat membaca angka pada jendela baca dari angka kecil ke arah angka besar dan mata pembaca harus sejajar dengan garis merah dan catat hasil pengukuran tinggi badan balita pada kartu status gizi anak.
PEMBAHASAN
Gizi sangat berpengaruh pada pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak dan kecerdasan, produktivitas kerja serta daya tahan terhadap infeksi. Kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi pada umumnya kelompok yang sedang dalam proses perumbuhan yang relatif pesat, yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah relatif besar. Adapun yang termasuk ke dalam kelompok rentan gizi ini ialah bayi, kelompok balita, anak sekolah, remaja serta ibu hamil dan menyusui. Gizi buruk yang terjadi pada anak di usia muda membawa dampak: anak mudah menderita lelah mental, sukar berkonsentrasi, rendah diri dan prestasi belajar menjadi rendah. Selain itu, gizi buruk akan menyebabkan terganggunya sistem pertahanan tubuh. Sebagai upaya pencegahan terhadap kesehatan anak yang ditandai dengan berat badan menurun, pemantauan pertumbuhan anak sangat bermanfaat. Dengan KMS, dapat dipantau pertumbuhan balita melalui naik atau turunyya berat badan yang dilihat dari garis pertumbuhan sejak 2 bulan sebelum dan 1 bulan sebelumnya. Berat badan balita dikatakan naik apabila garis pertumbuhannya neik mengikuti salah satu pita warna atau garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya. Sedangkan berat badan bayi dikatakan turun apabila garis pertumbuhannya turun atau garis pertumbuhannya mendatar maupun garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna di bawahnya. Balita dikatakan sehat apabila berat badannya naik, mengiuti salah satu pita atau pindah ke pita warna di atasnya. Bila berat badan bayi tidak naik sebanyak satu atau dua kali, hal yang perlu dilakukan adalah menanyakan riwayat makanan dan penyakitnya, kemudian berikan nasehat makanan dan motivasi agar bulan depan naik berat badannya. Selain itu, juga perlu dikirim ke puskesmas/ fasilitas kesehatan lain bila anak terlihat sakit. Jika berat badan anak tidak naik selama tiga kali atau garis pertumbuhannya berada di bawah garis merah, anak harus dirujuk ke puskesmas/ fasilitas kesehatan lain. Jika tidak ditemukan tanda klinis, berikan makanan tambahan pemulihan.
Jika terdapat tanda klinis, lakukan 10 langkah tata laksana gizi. Selain itu, apabila garis pertumbuhan naik, pujian dan motivasi juga perlu diberikan kepada pengantar agar kelak di bulan berikutnya berat badan anak dapt bertambah lagi. Selain dengan melihat garis pertumbuhan pada KMS, penilaian status gizi anak dapat dilihat pada tabel baku rujukan penilaian status gizi anak menurut berat badan dan umur (BB/U) yang dikeluarkan oleh WHO-NCHS. Penilaian ini berbeda antara laki-laki dengan perempuan. Tindakan pertama yang harus dilakukan bila menemui penderita gizi buruk, baik dengan komplikasi maupun tidak adalah memberikan air gula 50 ml, kemudian dilakukan tindakan lain. Apabila balita gizi buruk tersebut ditemukan penyulit/ komplikasi maka harus dirawat di Puskesmas atau Rumah Sakit, apabila tidak ada komplikasi/ penyulit bisa dirawat di rumah saja.
PENUTUP
Bayi dan balita merupakan generasi penting dalam bangsa kita. Perkembangan dan pertumbuhan anak sangat berpengaruh pada masa depannya. Untuk itu, pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah penting agar ketika ditemukan adanya kasus gizi buruk dapat segera ditatalaksana dengan sebaik-baiknya. Pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan melihat garis pertumbuhan pada KMS maupun dengan mengatagorikan merujuk pada tabel bku rujukan penilaian status gizi anak menurut berat badan dan umur dari WHO-NCHS.
DAFTAR PUSTAKA
Latief, A., Tumbelaka, A.R., Matondang, C.S., dkk. 2003. Diagnosis Fisis pasa Anak edisi ke-2. Jakarta: CV Sagung Seto Mansjoer, A.M.2000.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 edisi ketiga.Jakarta: Media Aesculapius Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 1: Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Bhratara Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2: Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Bhratara Tim Field Lab FK UNS dan UPTD Puskesmas Sibela Surakarta.2008.Manual Field Lab Keterampilan PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA. Surakarta: Field Lab FK UNS
Sumber : http://handayuganitafuri.blogspot.com/2009/06/pemantauan-pertumbuhan-dan-statusgizi.html tgl 22 n0v 2010