Anda di halaman 1dari 2

TANGGAL 15 November 2022

PELAKSANAAN
JUDUL LAPORAN Deteksi Dini Stunting
IDENTITAS By. HZ / 9 bulan
LATAR Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
BELAKANG antara kebutuhan dan masukan nutrisi atau zat gizi. Namun keadaan gizi
kurang (undernutrition/malnutrition) atau gizi lebih (overnutrition), keduanya
tidak selalu disebabkan oleh oleh masukan makanan yang tidak cukup atau
berlebihan. Keadaan demikian dapat juga terjadi karena kelainan dalam tubuh
sendiri seperti gangguan pencernaaan, absorpsi, utilisasi, ekskresi, dan
sebagainya.
Permasalahan gizi pada balita merupakan masalah gizi ganda yaitu
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang sering luput
dari penglihatan ataupun pengamatan biasa serta seringkali tidak cepat dalam
penanggulangannya, hal ini dapat memunculkan masalah besar. Hasil
Riskesdas 2010 menunjukan 40,6% penduduk mengkonsumsi makanan di
bawah kebutuhan minimal (kurang dari 70% dari Angka Kecukupan
Gizi/AKG) yang dianjurkan. Berdasarkan kelompok umur dijumpai 24,4%
pada balita, dan 41,2% pada anak usia sekolah.
Penyebab masalah pada status gizi balita juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain ketersediaan bahan makanan, pola konsumsi dan
pola asuh. Perilaku dan kebiasaan orang tua dalam menyediakan makanan
keluarga di pengaruhi oleh faktor budaya, sehingga akan memengaruhi sikap
suka tidak suka seorang anak terhadap makanan. Pola makan anak juga
dipengaruhi oleh media masa dan lingkungan.
Status gizi pada balita saat ini kurang menjadi perhatian, padahal gizi
merupakan elemen penting dalam masa tumbuh kembang anak. Di samping
dampak langsung terhadap kesakitan dan kematian, gizi juga berdampak
terhadap pertumbuhan, perkembangan intelektual dan produktivitas.

GAMBARAN Kegiatan dilaksanakan di Posyandu Dahlia Kelurahan Palupi. Seluruh


PELAKSANAAN balita yang hadir menjalani pemeriksaan kesehatan dasar, pemeriksaan berat
badan dan tinggi badan yang kemudian hasilnya dicatat untuk selanjutnya
diolah dalam penentuan masalah status gizi. Selain itu juga dilakukan edukasi
mengenai pentingnya pemeriksaan rutin status gizi balita.
Pada kegiatan ini penentuan status gizi anak menggunakan Z-Score
WHO, dimana pada contoh kasus yang didapatkan ialah By.HZ jenis kelamin
laki-laki, berusia 9 bulan dengan berat badan 7 kg dan panjang badan 63,5 cm
sehingga didapatkan perhitungan gizi sebagai berikut :
TB/U : < -3 (sangat pendek / severe stunded)
BB/U : -3 sampai -2 (Gizi kurang)
BB/TB : 0 sampai -1 (Normal)
Bayi tersebut diketahui tidak mengalami peningkatan berat badan sejak
usia 6 bulan. Oleh karena itu tindakan yang dilakukan ialah edukasi terhadap
orang tua mengenai status gizi By.HZ, diberikan biscuit makanan pendamping
ASI dan dimonitoring melalui KMS. Dibutuhkan intervensi lebih lanjut
terhadap anak yang mengalami gizi kurang.
TANGGAL 21 November 2022
PELAKSANAAN
JUDUL LAPORAN Deteksi Dini Stunting
IDENTITAS By. MR / 1 tahun 4 bulan
LATAR Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
BELAKANG antara kebutuhan dan masukan nutrisi atau zat gizi. Namun keadaan gizi
kurang (undernutrition/malnutrition) atau gizi lebih (overnutrition), keduanya
tidak selalu disebabkan oleh oleh masukan makanan yang tidak cukup atau
berlebihan. Keadaan demikian dapat juga terjadi karena kelainan dalam tubuh
sendiri seperti gangguan pencernaaan, absorpsi, utilisasi, ekskresi, dan
sebagainya.
Permasalahan gizi pada balita merupakan masalah gizi ganda yaitu
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang sering luput
dari penglihatan ataupun pengamatan biasa serta seringkali tidak cepat dalam
penanggulangannya, hal ini dapat memunculkan masalah besar. Hasil
Riskesdas 2010 menunjukan 40,6% penduduk mengkonsumsi makanan di
bawah kebutuhan minimal (kurang dari 70% dari Angka Kecukupan
Gizi/AKG) yang dianjurkan. Berdasarkan kelompok umur dijumpai 24,4%
pada balita, dan 41,2% pada anak usia sekolah.
Penyebab masalah pada status gizi balita juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain ketersediaan bahan makanan, pola konsumsi dan
pola asuh. Perilaku dan kebiasaan orang tua dalam menyediakan makanan
keluarga di pengaruhi oleh faktor budaya, sehingga akan memengaruhi sikap
suka tidak suka seorang anak terhadap makanan. Pola makan anak juga
dipengaruhi oleh media masa dan lingkungan.
Status gizi pada balita saat ini kurang menjadi perhatian, padahal gizi
merupakan elemen penting dalam masa tumbuh kembang anak. Di samping
dampak langsung terhadap kesakitan dan kematian, gizi juga berdampak
terhadap pertumbuhan, perkembangan intelektual dan produktivitas.

GAMBARAN Kegiatan dilaksanakan di Posyandu Tulip Kelurahan Pengawu. Seluruh


PELAKSANAAN balita yang hadir menjalani pemeriksaan kesehatan dasar, pengukuran berat
badan dan tinggi badan yang kemudian hasilnya dicatat untuk selanjutnya
diolah dalam penentuan masalah status gizi. Selain itu juga dilakukan edukasi
mengenai pentingnya pemeriksaan rutin status gizi balita.
Pada kegiatan ini penentuan status gizi anak menggunakan Z-Score
WHO, dimana pada contoh kasus yang didapatkan ialah By.MR jenis kelamin
laki-laki, berusia 1 tahun 4 bulan dengan berat badan 8,1 kg dan panjang
badan 74 cm sehingga didapatkan perhitungan gizi sebagai berikut :
TB/U : -3 sampai -2 (Pendek / stunded)
BB/U : -3 sampai -2 (Gizi kurang)
BB/TB : -3 sampai -2 (Kurus / Wasted)
Bayi tersebut diketahui tidak mengalami peningkatan berat badan sejak
usia 13 bulan. Oleh karena itu tindakan yang dilakukan ialah edukasi terhadap
orang tua mengenai status gizi By.MR, diberikan biskuit makanan
pendamping ASI dan dimonitoring melalui KMS. Dibutuhkan intervensi lebih
lanjut terhadap anak yang mengalami stunted dan gizi kurang.

Anda mungkin juga menyukai