Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PSG ANAK SEKOLAH

I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Usia anak sekolah adalah 7-12 tahun. Pada usia ini anak tumbuh secara
perlahan dan menunjukkan pematangan keterampilan motoric kasar dan halus.
Kepribadiannya berkembang dan tingkat kemandiriannya meningkat. Hal-hal ini
berpengaruh terhadap jumlah dan jenis makanan yang dimakan dan cara
memakannya.Pada saat ini terbentuk sikap suka dan tidak suka terhadap makanan
tertentu , yang sering merupakan dasar bagi kebiasaan makan selanjutnya.
Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat terciptanya sumberdaya
manusia masa depan yang berkualitas. Anak yang mengalami masalah gizi pada usia
dini akan mengalami gangguan tumbuh kembang dan meningkatkan kesakitan,
penurunan produktivitas serta kematian.
Berdasarkan UU RI No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembiayaan Urusan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
menegaskan, informasi status gizi memegang peranan penting dalam menentukan
perencanaan program di daerah.
Menurut Gibson (1998) dalam bukunya Nutritional Status , Penilaian status gizi
adalah upaya menginterpretasikan semua informasi yang diperoleh melalui penilaian
antropometri , konsumsi makanan, biokimia dan klinik. Informasi ini digunakan untuk
menetapkan status kesehatan seseorang atau kelompok penduduk yang dipengaruhi
oleh konsumsi dan utilisasi zat-zat gizi.Sistem penilaian status gizi dapat dilakukan dalam
bentuk survey, surveilan atau skrining (WHO, dalam Gibson, 1988).
Menurut RISKESDAS, penduduk yang mengkonsumsi makanan di bawah 70%
dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan tahun 2004 sebanyak 40,6%.
Keadaan ini banyak dijumpai pada anak usia sekolah (41,2%), remaja (54,5%), dan ibu
hamil (44,2%). Data RISKESDAS menunjukkan bahwa masih terdapat anak usia sekolah
dasar yang prevalensi status gizinya (IMT/U) dengan kategori kurus di atas prevalensi
nasional (7,6%) salah satunya yang berada di wilayah provinsi Banten yaitu sekitar 9,5%.
Menurut jenis kelamin, prevalensi kependekan pada anak laki-laki lebih tinggi yaitu 36,5%
daripada anak perempuan yaitu 34,5%. Menurut tempat tinggal, prevalensi anak
kependekan di daerah perkotaan lebih rendah (29,3%) dibandingkan anak perdesaan
(41,5%).
Anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang rawan
mengalami gizi kurang diantara penyebabnya ialah tingkat ekonomi yang rendah dan
asupan makanan yang kurang seimbang serta rendahnya pengetahuan orang tua.Anak
sekolah dengan pola makan seimbang cenderung memiliki status gizi yang baik.Oleh
sebab itu perlu diadakan survey penilaian status gizi anak sekolah untuk meningkatkan
status gizi anak sekolah terutama anak sekolah dilingkungan kerja Puskesmas Aek
Habil.
Kegiatan pemantauan status gizi anak sekolah ini bekerja sama dengan lintas
sector yaitu sekolah-sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Singosari dalam
pemantauan status gizi anak sekolah. Petugas gizi selalu mengimplementasikan tata nilai
Puskesmas Singosari yaitu “SEHAT”, Petugas gizi selalu sopan dan santun dalam
melakukan pemantauan status gizi anak sekolah ini, Petugas gizi sangat empati terhadap
status gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Singosari, Petugas gizi yang
melakukan kegiatan ini handal sesuai dengan keilmuannya, dan bersikap teladan dalam
memberikan nasehat gizi terkait masalah gizi yang dihadapi oleh masyarakat

1.2TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Memperbaiki status gizi anak sekolah
1.2.2. Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran status gizi berdasarkan indeks BB/TB

II. PELAKSANAAN
2.1 SASARAN
Anak Sekolah
2.2 METODE
Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

2.3 MEDIA
a. Mirotoise
b. Timbangan Digital
c. Format Laporan
d. ATK

2.4 TEMPAT DAN WAKTU


Sekolah SD diwilayah kerja Puskesmas Singosari
Waktu kondisional sesuai kebutuhan

2.5 PEMBIAYAAN
Dana Alokasi Kesehatan ( DAK )

2.6 LUARAN
Memperoleh data status gizi anak sekolah

2.7 EVALUASI
Formulir rekapitulasi status gizi anak sekolah

2.8 PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan dicatat dalam buku monitoring, dilaporkan kepada Ketua UKM
untuk dilakukan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai