Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROSEDUR PENCAIRAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PADA DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH:

NAMA : AZWAR ARIFIN BINTANG

NPM : 14510078

JURUSAN : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penulis

Kemajuan maupun kemunduran perekonomian suatu negara pada dasarnya

tidak terlepas dari peran faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satu faktor

tersebut adalah berkaitan dengan keberadaan dan peran sumber daya manusia

yang berkualitas, karena tanpa dukungan dari sumber daya manusia yang

berkualitas (kompeten serta mempuni) perekonomian tidak akan mengalami

kemajuan.

Demikian juga halnya di dalam suatu organisasi baik itu entitas ekonomi

profit oriented maupun non-profit oriented, sumber daya manusia merupakan

komponen penting dalam mendukung seluruh kegiatan operasional di dalam

organisasi/ perusahaan tersebut, sehingga keberadaan sumber daya manusia ini

sudah seharusnya mendapat perhatian utama pimpinan bukan sekedar dianggap

“ada” tetapi tidak ada penghargaan (apresiasi) yang pantas terhadap sumber daya

manusia tersebut.

Sumber daya manusia atau pegawai senantiasa bekerja tidak secara cuma-

cuma melainkan mengharapkan penghargaan (apresiasi) berupa imbalan atau

penghasilan, maka sudah seharusnya imbalan atau penghasilan yang diperoleh

memadai sesuai dengan bobot resiko dari pekerjaan yang dikerjakan pegawai

bersangkutan. Hal ini sebagai penyeimbang antara kinerja serta produktivitas


pegawai dengan apresiasi (gaji) yang diberikan perusahaan, sehingga tidak timbul

rasa ketidakadilan pada pegawai.

Pada umumnya, orang mengenal sistem pemberian gaji kepada pegawai

(penggajian) itu secara manual dan sederhana, baik dari hal penerimaan gaji,

kenaikkan pangkat atau golongan, sampai kepada akhir masa jabatan pegawai

tersebut. Dan tidak sedikit organisasi/perusahaan yang masih menganut system

penggajian manual tersebut.

Tetapi, tidak sedikit pula organisasi/perusahaan yang sudah menganut sistem

komputerisasi dalam proses pemberian gajinya (penggajian), salah satunya dinas

atau instansi-instansi pemerintah seperti contoh dinas peternakan, yang sudah

menggunakan sistem komputerisasi dalam proses pencairan gaji untuk pegawai

negeri sipil (PNS) nya . Sistem yang mengatur kegiatan penggajian ini disebut

sebagai sistem akuntansi penggajian.

Di dalam sistem akuntansi penggajian terdapat kebijakan yang mengatur

segala sesuatu mengenai penggajian, prosedur atau tata cara pemberian gaji,

dokumen yang terkait yang dijadikan sebagai bukti, fungsi-fungsi atau

bagianbagian yang terlibat di dalam kegiatan penggajian serta pengendalian intern

atas kegiatan penggajian tersebut, sehingga seluruh aktivitas yang berlangsung

terstruktur dan terintegrasi serta mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi

keluar dari sistem yang telah dibuat.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk membahas

lebih lanjut mengenai “PROSEDUR PENCAIRAN GAJI PEGAWAI


NEGERI SIPIL (PNS) PADA DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA

UTARA”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

mengidentifikasikan masalah pokok yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana Prosedur Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada

Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara ?

2. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam Prosedur Pencairan Gaji Pegawai

Negeri Sipil (PNS) pada Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara?

3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang terjadi

dalam prosedur pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas

Sosial Provinsi Sumatera Utara.?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

1.3.1. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, tujuan penulisan

laporan tugas akhir ini yaitu:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Prosedur Pencairan Gaji

Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas Sosial Provinsi Sumatera

Utara.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan hambatan yang dihadapi

dalam Prosedur Pencairan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada

Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya yang dilakukan untuk

mengatasi hambatan dalam Prosedur Pencairan Gaji Pegawai Negeri

Sipil (PNS) pada Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara.

1.3.2. Kegunaan Penulisan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, maka terdapat beberapa

kegunaan, antara lain:

1. Bagi Mahasiswa

Kegunaan bagi penulis tentu saja dalam rangka menyelesaikan laporan tugas

akhir serta menambah pengetahuan lebih banyak mengenai proses pencairan gaji

pegawai negeri sipil (PNS) pada Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, yang

nantinya akan sangat berguna untuk kedepannya.

2. Bagi Dinas Tempat Praktek Kerja Lapangan

Bagi Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, khususnya pada Sub Bagian

Keuangan, diharapkan hasil dari praktek kerja lapangan ini dapat dijadikan

sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan kinerja.

3. Bagi Universitas HKBP Nommensen Medan :

a. Membuka interaksi antar Progam Studi Strata 1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan


dengan instansi yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata

mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui

Praktik Kerja Lapangan (PKL)

b. Membangun image yang baik terhadap sumber daya manusia

yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional, khususnya

Universitas HKBP Nommensen Medan

c. Berguna untuk meningkatkan profesionalitas, memperluas

wawasan serta menetapkan pengetahuan dan keterampilan

mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan, khususnya

dibidang perpajakan.

d. Berguna untuk mempromosikan sumber daya manusia yang ahli

sesuai dengan disiplin ilmunya.


BAB II
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

A.DESKRIPSI DATA
GAMBARAN PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Tentang Kantor Dinas Kesejahteraan dan Sosial

Provinsi Sumatera Utara.

Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Garis Besar Haluan (GBHN)

sebagai titik tolak pembagunan Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial yang

berperan untuk menunjang dan melengkapi pembangunan Kepala Bidang-

Kepala Bidang Sosial yang baik dari sumber dasar kemiskinan, ketentuan dan

kependudukan sebagai akbiat dari proses Pembangunan.

Pada mulanya sebelum terbit P.P No.5 tahun 1958 (Tentang Penyerahan

Tugas di Lapangan Bimbingan dan Perbaikan Sosial), instansi sosial yang ada

di Sumatera Utara adalah Inspeksi sosial Republik Indonesia pada tanggal 28

Januari 1958 berdasarkan instruksi bersama Menteri Sosial dan Dewan

Pemerintah Sumatera Utara No.K2-4 tanggal 14 Mei 1958.

Selaras dengan P.P No.5 tahun 1958, kepada daerah di serahkan (dengan

Status di Perbankan) semua Pegawai Negeri, Tanah, Pembangunan Inventaris

lainnya dalam lingkup kerja di kuasai oleh jabatan bimbingan dan perbankan

sosial atau ISORI.


Provinsi Sumatera Utara menjadi jabatan Sosial Provinsi Sumatera Utara

sebagai unsur Pelaksanaan Pemerintah Daerah.

Perlu dikemukakan bahwa Kepala Bidang tugas Departemen Sosial pada

Saat terbit P.P No.5 tahun 1958 adalah sebagai berikut :

a. Research

b. Rehabilitas Penyandang Cacat

c. Urusan korban Perang

d. Urusan Perumahan

e. Urausan Transmigrasi

f. Urusan bimbingan dan Perbaikan Sosial

Dengan terbitnya P.P No.5 tahun 1958, urusan yang diserahkan adalah

meliputi susunan bimbingan dan perbaikan sosial. Penyerahan tugas tersebut

diserahkan berdasarkan azas desentralisasi atau azas tugas perbantuan.

Tugas yang diserahkan atas dasar desentralisasi yang menjadi wewenang

dan tanggung jawab daerah sepenuhnya ( Tugas Otonomi ) adalah :

a. Penyelengaraan pusat-pusat penampungan bagi anak-

anak terlantar (untuk observasi dan reservasi)

b. Penyelengaraan penyuluh Sosial.

c. Perizinan Undian Sosial.

d. Pengawasan / bimbingan kepada Organisasi-

organisasi masyarakat yang menyelengarakan usaha tersebut di atas.


Dalam pelaksanaan tugas bimbingan Sosial, selaras keputusan Menteri

dalam Negeri No. 363 1977 tentang susunan Organisasi dan tata kerja Dinas

Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

3.2 Visi dan Misi

Visi dan Misi Dinas Kesejatheraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

merupakan Visi dan Misi Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara.

Dinas Kesejahteraan dan Sosial terbentuk setelah dikeluarkannya

PERDA No.8 tahun 2008 tentang struktur Organisasi dinas-dinas daerah

Provinsi. Namun, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesejahteraan dan Sosial

Provinsi Sumatera Utara masih menunggu keluarnya surat SK Gubernur

Sumatera Utara karena nomenkatur Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi

Sumatera Utara disesuaian dengan peraturan Pemerintah No. 41.

Oraganisasi dan Tata kerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial serta

kedudukan, tugas pokok, dan fungsi masih mengunakan Nomenklatur Dinas

Sosial Provinsi Sumatera Utara menyusun Misi Sebagai berikut :

1. mengembangkan kualitas masyarakat dan sumber daya

manusia yang mandiri, sejahtera dan berwawasan luas.

2. meningkatkan kesejahteraan, kebersamaan, dan rasa

persatuan di dalam masyarakat.

3. Mengembangkan prakarsa dan perang aktif masyarakat

dalam pembangunan kesejahteraan Sosial.


4. Memelihara dan memperkuat stabilitas Sosial dan Integritas

Sosial melalui pembinaan semangat Kesetiakawanan Sosial.

5. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas hidup manusia.

6. Mencegah dan mengendalikan serta mengatasi permasalahan

Sosial sebagai dampak yang tidak diharapkan dari Industrialisasi, krisis

multi dimensi,bencana, globalisasi, dan arus informasi.

7. Memperkecil kesejahteraan Sosial dengan memberikan

perhatian kepada warga masyarakat rentan penyendang masalah

Kesejahteraan Sosial.

8. Mengembangkan upaya sistem jaminan dan Perlindungan

Sosial.

9. Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kejuangan,

keperintisan, dan kepeloporan.

3.3 Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial

Agar segala kepentingan dapat disatukan untuk mencapai tujuan, maka

aktifitas yang beraneka ragam didalam suatu perusahaan perlu

diadministrasikan secara efektif di dalam suatu Organisasi. Setiap Organisasi

dapat digambarkan dalam suatu Organisasi.

Bagan / struktur Organisasi itu dapat merupakan petunjuk di dalam

organisasi yang dirangkai dalam suatu dengan lainya melalui saluran-saluran

wewenang. Organisasi adalah suatu wadah (wahana) kegiatan dan kepada

orang-orang yang berkerja sama dalam suatu usaha mencapai tujuannya.


Dalam wadah itu setiap orang harus jelas tugasnya, wewenang dan tanggung

jawabnya, hubungan serta tata kerjanya.

Jadi dengan adanya bagan / struktur Organisasi, maka para Pegawai

akan dapat mengetahui tanggung jawabnya dan batas wewenang serta

fungsinya di dalam Organisasi. Selanjutnya struktur Ornganisasi juga

berguna untuk menjaga kesetian jabatan, karena suatu Organisasi yang tidak

mempunyai bagan yang dapat mengakibatkan pergeseran seorang

kedudukannya.

Bagan Orangisasi ini dapat mengembangkan garis wewengan dari

setiap orang dan sebagai pedoman bagi pimpinan dan pagawai baru untuk

menunjukan bagaimana mereka itu terajalin satu sama lain. Dalam struktur

Organisasi bukan hanya menunjukkan plaining Organisasi tetapi juga kearah

pengembalian keputusan.

3.4 Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas

Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

3.4.1 Kedudukan

Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah dimpinan oleh

seseorang KADIS (Kepala Dinas) yang berada dibawah dan


bertangung jawab langsung Kepada Gubernur KHD Provinsi Sumatera

Utara.

3.4.2 Tugas Pokok

Tugas pokok Dinas Kesejatheraan dan Sosial Provinsi Sumatera

Utara adalah melaksanakan perbantuan yang di serahkan oleh

Gubernur Sumatera Utara.

3.4.3 Fungsi

1. Perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan, pemberian

rekomendasi di Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial.

2. Pelaksanaan kebijakan teknis atas pelaksanaan tugas Pokok.

3. Pengembangan dan Pengendalian teknis atas pelaksanaan Pokonya.

Hal ini sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Gubernur

Kepala Daerah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang

Berlaku.

3.4.4 Struktur Organisasi

Struktur/Bagan Organisasi Dinas Kesejahteraan dan Sosial

Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera

Utara Nomor : 33 Tahun 2010, seperti yang dapat dilihat pada halaman

82.
3.5 Program Kerja

Dalam kenyataannya, untuk mencapai tujuan yang telah

direncanakan seorang pimpinan tidak mungkin melaksanakan sendiri

tugasnya karena pimpinan mempunyai kemampuan yang terbatas.

Dengan keterbatasan inilah mengadakan pembagian kerja yang pada

akhirnya akan menghasilkan pembagian tugas dan masing-masing

departmen sampai Unit-unit dan Organisasi.

Program Kerja ruang lingkup Dinas Kesejahteraan dan Sosial.

Pokok-pokok Program Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi

Sumatera Utara Secara Garis Besar terdiri dari Program Oprasional,

meskipun tidak dapat dibedakan secara nyata, pada dasarnya mempunyai

sifat yang berbeda yaitu :

1. Pembinaan dan Pengembangan Masyarakat :

a. Penyuluhan Sosial
b. Bimbingan Sosial

c. Pembinaan, Pengembangan Swadaya Masyarakat

d. Pembinaan Remaja

e. Pembinaan Peranan dan Fungsi Wanita

f. Pembinaan Organisasi Sosial Koordinasi Kegiatan

Kesejahteraan Sosial

2. Pembinaan dan Rehabilitas

a. Penyuluhan Sosial

b. Bimbingan Sosial

c. Pembinaan, Pengembangan Swadaya Masyarakat

d. Pembinaan Remaja

e. Pembinaan Peranan dan Fungsi Wanita

f. Pembinaan Organisasi Sosial Koordinasi Kegiatan

Kesejahteraan Sosial

3. Pembinaan, Bantuan dan Penghargaan :

a. Pembuatan bagi Korban Bencana Alam

b. Pembinaan Sumbangan Sosial

c. Pembinaan Organisasi Pejuang dan Kepahlawanan

d. Bantuan Pemulanga, orang-orang terlantar / pengemis

4. Pokok-pokok Program Penunjang :

a. Pembinaan Organisasi dan tata pelaksanaan

b. Peningkatan Sarana dan Prasarana

c. Pembinaan Tenaga Pelaksanaan


d. Pendataan

3.6 Ruang Lingkup Pelayanan

Selaras dengan Perda No.7 Tahun 1987 dalam Kepala Bidang

permasalahan sosial, Sebagai berikut :

1. Penyuluhan Sosial

2. Bimbingan Sosial

3. Pembinaan, Pengembangan Swadaya Masyarakat

4. Pembinaan Remaja

5. Pembinaan Kesejahteraan Anak dan Keluarga

6. Pembinaan Organisasi Sosial dan BK-3 Sumatera Utara

7. Pembinaan Lanjut Usia (jompo)

8. Pembinaan / Rehabilitasi Penyandang Cacat

9. Pembinaan / Rehabilitasi Gelandangan dan Pengemis

10. Pembinaan / Rehabilitasi wanita Tuna Susila

11. Pembinaan Panti-panti Sosial

12. Pembinaan Eks Korban Narkotika

13. Pembinaan Tenaga Kerja Kesejahteraan dan Sosial

14. Bantuan Korban Bencana Alam

15. Pembinaan Sumbangan Sosial

16. Pembinaan Bekas Narapidana


17. Bantuan Pemulung, Orang-orang terlantar / Pengungsi

18. Pembinaan Peran Wanita

3.7 Pembagian Tugas / Job Description

Dinas Kesejahteraan dan Sosial di dalam melaksanakan tugas-

tugasnya khususnya di Kepala Bidang pembinaan terhadap Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial atau disebut Warga Binaan Sosial (WBS)

dapat dilihat Kegiatan-Kegiatan yang ada pada Panti Asuhan dan non-

Panti.

Dikatakan pembinaan melalui Panti adalah dimana para

penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial itu dibina dan di didik di

dalam panti. Sementara dikatakan non-Panti yakni yang pelaksakan

Pembinaan terhadap penyandang Kesejahteraan Sosial dibina, dan

dididik di luar Panti artinya dilakukan di tengah-tengah Masyarakat.

Perbedaan mendasar yang terlibat antara pembinaan Panti dan

non-Panti yakni pada pembinaan non-Panti. Dinas Kesejahteraan dan

Sosial hanya menanggung bentuk-bentuk Pembinaan, latihan dan

keterampilan, serta Bantuan Paket kepada para Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial, tidak termasuk kebutuhan hidup sehari-hari dari

Penyandang Masalah Sosial atau WBS tersebut.


3.8 Tugas dan Wewenang

1. Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial

Mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan

penegakan disiplin, pegawai dilingkungan Dinas;

b. Menyelenggarakan pembinaan, sinkronisasi dan pengendalian

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas;

c. Menyelenggarakan penetapan perencanaan dan program kegiatan

Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku;

d. Menyelenggarakan pengkajian dan menetapkan pemberian

dukungan tugas atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di

Kepala Bidang Kesejahteraan dan Sosial;

e. Menyelenggarakan fasilitasi penyelenggaraan program Potensi

sumber kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial,

pemberdayaan sosial, pelayanan dan rehabilitasi sosial, bantuan

dan jaminan sosial;

f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan

instansi/lembaga terkait;

g. Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan tugas-tugas

teknis serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan,

Potensi sumber kesejahteraan sosial, Pelayanan dan rehabilitasi

sosial, Bantuan dan jaminan sosial;


h. Menyelenggarakan penetapan penyusunan standar, norma-norma

dan kriteria-kriteria, sesuai ketentuan yang berlaku;

i. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka

penyelenggaraan pelayanan di Kepala Bidang kesejahteraan dan

sosial;

j. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan dengan dinas/lembaga

kesejahteraan dan sosial lintas Kabupaten/Kota;

k. Menyelenggarakan tugas lain, yang diberikan Gubernur sesuai

tugas dan fungsinya;

l. Menyelenggarakan penetapan penyusunan laporan dan

pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada

Gubernur melalui Sekretaris Daerah, sesuai standar;

2. Sekretaris

Mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada

pegawai pada lingkup Sekretariat;

b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas lingkup Sekretariat;

c. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian

administrasi umum Dinas;

d. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian aset

Dinas;

e. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian

administrasi Kepegawaian Dinas;


f. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian

administrasi Keuangan Dinas;

g. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan program dan kegiatan Dinas;

h. Penyelenggaraan dan pengkoordinasian kegiatan administrasi

UPT Dinas;

Untuk melaksanakan tugasnya, Sekretaris dibantu oleh :

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Program.

3. Kepala Bidang Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial

Mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan

disiplin pegawai pada lingkup Kepala Bidang Potensi Sumber

Kesejahteraan Sosial;

b. Penyelenggaraan penyusunan standar teknis dalam

penyelenggaraan norma, pedoman, kriteria dan prosedur dalal

penggalian, pengembangan dan pemberdayaan diKepala Bidang

kepahlawanan, keperintisan, penyuluhan sosial dan

pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat;

c. Penyelenggaraan bimbingan teknis dalam penyelenggaraan

penggalian nilai-nilai kepahlawanan dan keperintisan,


pengembangan dan pendayagunaan penyuluhan sosial serta

pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat;

d. Penyelenggaraan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan kebijakan

teknis dalam penyelenggaraan Kepahlawanan dan keperintisan

penyuluhan sosial dan kelembagaan sosial masyarakat;

e. Penyelenggaraan Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh

Kepala Dinas, sesuai Kepala Bidang tugas dan fungsinya;

f. Penyelenggaraan pemberian masukan yang perlu dalam

penyelenggaraan tugasnya kepada Kepala Dinas, sesuai Kepala

Bidang tugas dan fungsinya;

g. Penyelenggaraan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Dinas, sesuai standar yang ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Kepala Bidang Potensi

Sumber Kesejahteraan Sosial, dibantu oleh :

a. Kepala Seksi Kepahlawanan dan Keperintisan;

b. Kepala Seksi Penyuluhan Sosial;

c. Kepala Seksi Kelembagaan Sosial Masyarakat.

4. Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial

Mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, arahan dan

penegakkan disiplin pegawai pada lingkup Kepala Bidang

Pemberdayaan Sosial;
b. Penyelenggaraan pembinaan dan bimbingan teknis di Kepala

Bidang Kesejahteraan Sosial, pemberdayaan kesetiakawanan,

permberdayaan fakir miskin dan rehabilitasi sosial daerah

kumuh serta pemberdayaan keluarga;

c. Penyelenggaraan penyusunan standar teknis, norma, pedoman,

kriteria dan prosedur pemberdayaan kesetiakawanan,

permberdayaan fakir miskin dan rehabilitasi sosial daerah

kumuh serta pemberdayaan keluarga pada Kab./Kota di wilayah

Provinsi Sumatera Utara;

d. Penyelenggaraan pembinaan organisasi sosial/ lembaga-lembaga

sosial Kab/kota dalam kegiatan pemberdayaan kesetiakawanan,

fakir miskin dan rehabilitasi sosial daerah kumuh serta

pemberdayaan keluarga;

e. Penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan kesetiakawanan, fakir

miskin dan rehabilitasi sosial daerah kumuh serta pemberdayaan

keluarga;

f. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas, sesuai

standar yang ditetapkan;

g. Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban

atas pelaksanaan tugas dan fungsinya, sesuai standar yang

ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Kepala Bidang

Pemberdayaan Sosial dibantu oleh :


a. Kepala Seksi Kesetiakawanan;

b. Kepala Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin;

c. Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh dan

Pemberdayaan Keluarga.

8. Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan arahan dan

persiapan penegakan disiplin pegawai pada lingkup Kepala

Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial;

b. Penyelenggaraan standar teknis, norma, pedoman, kriteriadan

prosedur pelayanan rehabilitasi sosial anak dan lanjut usia,

Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat dan Pelayanan

Rehabilitasi Tuna Sosial dan eks. Korban penyalahgunaan

NAPZA, kepada Kabupaten/Kota di wilaya Provinsi Sumatera

Utara;

c. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial anak dan

lanjut usia, Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat dan

Pelayanan Rehabilitasi Tuna Sosial dan eks. Korban

penyalahgunaan NAPZA;

d. Penyelenggaraan bimbingan teknis dan evaluasi pelayanan

rehabilitasi sosial anak dan lanjut usia, Pelayanan Rehabilitasi


Sosial Penyandang Cacat dan Pelayanan Rehabilitasi Tuna

Sosial dan eks. Korban penyalahgunaan NAPZA;

e. Penyelenggaraan pembinaan panti sosial swasta yang ada di

Kab/Kota dengan kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial anak

dan lanjut usia, Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat

dan Pelayanan Rehabilitasi Tuna Sosial dan eks. Korban

penyalahgunaan NAPZA;

f. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas,

sesuai tugas dan fungsinya;

g. Penyelenggaraan pelaporan dan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan kegiatan tugas dan fungsinya sesuai standar yang

ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial dibantu oleh :

a. Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut

Usia;

b. Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat;

c. Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Tuna Sosial.

9. Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial

Mempunyai uraian tugas sebagai berikut :


a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan arahan dan

persiapan penegakan disiplin pegawai pada lingkup Kepala

Bidang bantuan dan jaminan Sosial;

b. Penyelenggaraan standar kebijakan serta rencana pembangunan

tahunan dan jangka menengah di Kepala Bidang pembinaan

sumbangan sosial, fasilitasi korban bencana serta korban tindak

kekerasan pekerja migran;

c. Penyelenggaraan pengkoordinasian dan pengendalian

peningkatan pelaksanaan pembinaan sumbangan sosial, fasilitasi

korban bencana serta korban tindak kekerasan pekerja migran;

d. Penyelenggaraan penyiapan pengkajian untuk pengambilan

kebijakan di Kepala Bidang sumbangan sosial, fasilitasi korban

bencana serta korban tindak kekerasan pekerja migran;

e. Penyelenggaraan bimbingan teknis peningkatan kesejahteraan

dan jaminan sosial pembinaan sumbangan sosial, fasilitasi

korban bencana serta korban tindak kekerasan pekerja migran

serta akses jaminan sosial dan Program Keluarga Harapan

(PKH);

f. Penyelenggaraan kordinasi dan pengawasan dalam pelaksanaan

tugas pembinaan di Kepala Bidang sumbangan sosial, fasilitasi

korban bencana serta korban tindak kekerasan pekerja migran

serta akses jaminan sosial;


g. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas,

sesuai tugas dan fungsinya;

h. Penyelenggaraan pelaporan dan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan kegiatan tugas dan fungsinya sesuai standar yang

ditetapkan.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Kepala Bidang Bantuan dan

Jaminan Sosial dibantu oleh :

a. Kepala Seksi Pembinaan Sumbangan Sosial;

b. Kepala Seksi Fasilitasi Korban Bencana;

c. Kepala Seksi Tindak Kekerasan Pekerja Migran.

10. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial

1. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas yang sifatnya menyelenggarakan

pelayanan Sosial mempunyai tugas membantu Kepala Dinas

dalam menyelenggarakan dukungan, teknis operasional dan

administrasi dalam menyelenggarakan urusan dibidang

ketatausahaan dan pelayanan sosial bagi penyandang masalah

Kesejahteraan Sosial.

2. Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial, menyelenggarakan

fungsi :

a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, arahan dan

persiapan penegakkan disiplin pegawai pada lingkup UPT.


b. Penyelenggaraan penetapan penyusunan bahan/data dalam

menyelenggarakan Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial.

c. Penyelenggaraan penetapan perencanaan dan program

kegiatan pada UPT Pelayanan Sosial, sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

d. Penyelenggaraan Unit Pelaksanaan Standart, Norma dan

Kriteria dalam menyelenggarakan UPT dibidang pelayanan

Sosial.

e. Penyelenggaraan pemberian masukan kepada Kepala Dinas,

sesuai tugas dan fungsinya.

f. Penyelenggaraan pemberian masukan kepada Kepala Dinas,

sesuai tugas dan fungsinya.

g. Penyelenggaraan penetapan laporan dan pertanggungjawaban

atas pelaksanaan tugasnya, sesuai Standart yang di tetapka..

3. Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial, mempunyai

uraian tugas :

a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan

penegakan disiplin pegawai lingkup UPT, sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

b. Menyelenggarakan penetapan data/bahan dalam

menyelenggarakan Unit Pelaksanaan Teknis Pelayanan

Sosial.
c. Menyelenggarakan penyusunan perencanaan dan program

kegiatan Unit Pelaksanaan Teknis.

d. Menyelenggarakan penetapan Standart, norma dan Kriteria

dalam melaksanakan Unit Pelaksanaan Teknis.

e. Menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitas sosial, sesuai

Standart yang ditetapkan.

f. Menyelenggarakan registrasi, observasi, identifikasi dan

diagnosa sosial.

g. Menyelenggarakan pemberian pelayanan pengetahuan dasar,

bimbingan mental, fisik, sosial dan keterampilan, sesuai

ketentuan yang berlaku.

h. Menyelenggarakan pemberian pelayanan resosialisasi,

penyaluran dan bimbingan lanjut, sesuai Standart yang

ditetapkan.

i. Menyelenggarakan pemberian perlindungan sosial, advokasi

sosial dan rujukan, sesuai ketentuan yang berlaku.

j. Menyelenggarakan pusat model pelayanan rehabilitasi.

k. Menyelenggarakan pemantauan pengawasan/ pengendalian

penyelenggaraan pelayanan sosial, sesuai ketentuan yang

berlaku.

l. Menyelenggarakan fasilitasi pelayanan sosial, sesuai Standart

yang ditetapkan.
m. Menyelenggarakan hubungan antara Lembaga dan

Kemitraan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

n. Menyelenggarakan kerjasama dan koordinasi dengan

Kabupaten/Kota.

o. Menyelenggarakan pembinaan, monitoring, evaliasi dalam

penyelenggaraan Pelayanan Sosial.

p. Menyelenggarakan telaahan staf untuk pengembalian

kebijakan.

q. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala

Dinas, sesuai tugas dan fungsinya.

r. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepada Dinas,

sesuai tugas dan fungsinya.

s. Menyelenggarakan penyusutan laporan dan

pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai

Standart yang ditetapkan.

4. Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), (2) dan ayat (3), kepala Unit

Pelaksanaan Teknis Pelayanan Sosial dibantu oleh :

a. Sub Bagian Tata Usaha

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

B. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

B.1 Jenis Kegiatan PKL


Praktek Kerja Lapangan adalah kegiatan penyelenggaraan proses belajar

dalam menerapkan wawasan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap melalui

berbagai kegiatan pelayanan profesi. Selama melakukan kegiatan Praktek Kerja

Lapangan di Kantor Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, penulis bertugas untuk

membantu melaksanakan tugas pegawai misalnya Pencatatan Surat Permintaan

Pencairan Dana Anggaran Untuk Triwulan II dan IV tahun Anggaran 2017,

Melakukan Pemeriksaan Penerima Bantuan KUBE Kota Tanjung Balai

Tahun2017,Rekapitulasi Calon Penerima Bantuan KUBE Kota Tanjung Balai

Tahun 2017, Pengarsipan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari kuasa BUD,

pengarsipan rencana dan kegiatan sub bagian keuangan, Pengarsipan surat

Permohonan Pencairan Dana, penyusunan Laporan Pertanggungjawaban (LKPJ)

ke Simda, Mengevaluasi pelaporan pelaksanaan tugas sub bagian keuangan,

Penyusunan berkas daftar gaji, faktur pajak dan laporan kinerja pegawai,

Menggandakan faktur pajak laporan pertanggungjawaban UPT, Memeriksa

Kelengkapan Laporan Kinerja Sub Bagian Keuangan, Merekapitulasi dokumen

pelaksanaan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan Mengarsip

Laporan Kinerja Pegawai.

B.2 Bentuk Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Bentuk Kegiatan yang di terima selama PKL adalah :

1. Pada hari pertama memasuki Kantor Dinas Sosial Provinsi

Sumatera Utara, penulis diperkenalkan dengan kepala Sub Bagian

Umum, Selanjutnya ditempatkan di Sub Bagian Keungan dan

Diperkenalkan pada Kepala Sub Bagian Keuangan dan para staff


yang ada di Sub Bagian Keuangan Kantor Dinas Sosial Provinsi

Sumut. Kemudian penulis dibimbing oleh beberapa pegawai untuk

memperkenalkan pekerjaan-pekerjaan yang akan penulis lakukan

selama PKL.

2. Selama pelaksanaan PKL penulis membantu pekerjaan para Staff

yang memerlukan bantuan penulis. Selain itu penulis juga

dibimbing oleh staff di Sub Bagian Keuangan.

B.3 Prosedur Kerja

Prosedur Praktek Kerja Lapangan merupakan uraian kerja yang dilakukan

oleh penulis selama melakukan Praktek Kerja Lapangan di Kantor Dinas Sosial

Provinsi Sumatera Utara di Jl.Sampul No. 138 Medan, Telp. (061) 4519251,

4538662 Fax. (061) 4563708. Mahasiswa/i melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan selama 20 hari kerja, terhitung dari tanggal 03 Juli 2017 sampai dengan

tanggal 03 Agustus 2017, di mana penulis ditempatkan di sub bagian keuangan

serta harus mengikuti dan menaati semua peraturan yang telah ditetapkan di

Kantor Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara. Adapun peraturannya sebagai

berikut:

1. Dalam hal melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL),

mahasiswa/i diwajibkan untuk mematuhi jadwal yang telah ditetapkan, baik

jadwal masuk maupun jadwal keluar di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara.

Adapun jadwal yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :

 Jadwal Masuk : Pukul 08.00

 Jadwal Keluar : Pukul 16.00


2. Apabila mahasiswa/i tidak dapat hadir karena sakit atau izin harus

disertai surat keterangan dan melapor ke Bagian Umum Dinas Sosial Provinsi

Sumatera Utara dan kemudian Kepala Sub Bagian yang bersangkutan.

3. Mahasiswa/i diwajibkan berpakaian rapi dan berpenampilan sopan

dalam melakukan tugas yang diberikan merupakan ciri khas dari pegawai Dinas

Sosial Provinsi Sumatera Utara.

Apabila para peserta Praktik Kerja Lapangan tidak mematuhi peraturan

peraturan yang telah ditentukan maka akan diberi peringatan terlebih dahulu. Jika

tidak ada tanggapan, maka pihak Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara akan

melaporkan hal tersebut kepada dosen pembimbing peserta Praktek Kerja

Lapangan tersebut dan akan dikenakan sanksi sesuai dengan yang telah

ditentukan.

B. Analisis atau Pembahasan

Bidang Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek

Dalam Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek, Penulis ditempatkan di sub

bagian Keuangan yang berada di bawah tanggung Jawab Kepala Sub Bagian

Keuangan yang ada di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara. Bidang yang

menjadi fokus penulis adalah Pelaksanaan Sistem Informasi Penggajian

Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara.

Prosedur Penggajian

Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara

berulang-ulang dengan cara yang sama. Oleh karena itu,prosedur penting dimiliki
bagi suatu instansi pemerintah atau perusahaan agar segala sesuatu dapat

dilakukan secara seragam.

Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi, (2001,169) mengemukakan bahwa :

“Prosedur adalah urutan kegiatan krelika,biasanya melibatkan beberapa

orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin

penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-

ulang”.

Sedangkan Menurut Azrhar Susanto, (2008:264) mengemukakan bahwa :

“Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan

secara berulang-ulang dengan cara yang sama.” Jadi, dapat disimpulkan

bahwa prosedur adalah rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk

menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat dengan mudah

menyelesaikan suatu masalah serta terperinci menurut jangka waktu yang telah

ditentukan.

Pengertian Gaji Menurut Mulyadi, (2001:373) mengemukakan bahwa :

“Gaji adalah pembayaran jasa yang dilakukan oleh karyawan yang

mempunyai jenjang jabatan manajer” Sedangkan Menurut Soemarsono,

(1999:391) mengemukakan bahwa : “Penggajian adalah suatu sistem imbalan

kepada pegawai yang diberikan tugas administratife dan pimpinan, yang

jumlahnya biasanya tetap secara bulanan.”


Jadi dapat disimpulkan bahwa penggajian atau gaji adalah pembayaran atas

jasa yang diserahkan oleh karyawan yang bekerja sebagai manajer atau

pekerja yang diterima dalam bentu uang berdasarkan waktu tertentu.

Prosedur Penggajian Pegawai pada Dinas Sosial Provinsi Sumut

Prosedur adalah urutan-urutan kegiatan yang melibatkan pekerja dalam suatu

bagian atau lebih terhadap transaksi yang berulang-ulang, seperti diuraikan

dibawah ini :

Prosedur yang membentuk penggajian adalah sebagai berikut:

a. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir

Prosedur ini merupakan catatan kehadiran pegawai sebagai dasar prestasi kerja.

Dokumen ini dilakukan tiap bagian kerja san sub unit kerja.

b. Surat-surat Kepegawaian.

Yaitu surat-surat yang berhubungan dengan pegawai yang bersangkutan, antara

lain surat keputusan kepangkatan, kanaikan pengkat dan surat keterangan

keluarga. Misalnya surat nikah,surat kelahiran anak dan lain-lain.

c. Daftar gaji

Dokumen ini berisikan jumlah gaji bruto serta tunjangan-tunjangan dan

potongan-potongan untuk pegawai.


d. Surat Perintah Membayar (SPM)

Dokumen yang meliputi mata anggaran yang didalamnya terdapat

lampiran- lampiran, kartu perhitungan pajak penghasilan,surat keputusan untuk

mengetahui kepangkatan dan kenaikan jabatan.

e. Surat Perintah Membayar (SPM)

Yaitu dokumen yang berlaku sebagai bukti kas keluar dalam pengeluaran uang

yang dilakukan oleh bagian keuangan.

f. Amplop Gaji

Uang Pegawai diserahkan kepada setiap pegawai dalam amplop gaji yang berisi

informasi mengenai nama pegawai, nomor identifikasi pegawai dan jumlah gaji

bersih yang diterima pegawai.

g. Formulir Master Gaji (FGM)

Merupakan dokumen yang berisi tentang data mutasi pegawai.

Prosedur Sistem informasi Akuntansi penggajian pada Dinas Sosial Provinsi

Sumatera Utara

Sistem informasi akuntansi penggajian adalah suatu sistem akuntansi yang

digunakan instansi untuk menangani pembayaran atas penyerahan jasa . Sistem

akuntansi yang digunakan dalam menganalisis informasi keuangan dalam


pembayaran gaji adalah sistem akuntansi penggajian.

1. Bagian kepegawaian mengeluarkan Surat Keputusan (SK) kepegawaian,

surat keputusannya terdiri dari kenaikan gaji , kenaikan pangkat,sudah

pensiun dan lain-lain dalam rangkap 5 (lima) yang dilegalisir oleh Kepala

Dinas.

2. Mendistribusikan Surat Keputusan

a. Asli sebagai arsip

b. Tembusan pertama ke pada pembuat gaji atau pengelolaan Data.

c. Tembusan kedua dikirim ke bagian Belanja Pegawai (Biro

Keuangan).

d. Tembusan ketiga ke Bagian Verifikasi.

e. Tembusan kekempat dikirim ke kantor Perbendaharaan dan Kas

Negara.

3. Membuat Daftar Gaji setelah menerima Surat Keputusan Bagian

Kepegawaian yang kemudian diolah melalui komputer. Pembuatan daftar

gaji, dibuat sebanyak 3 rangkap.

4. Daftar Gaji diperiksa dan di cek kemudian ditangani oleh pembuat Daftar

gaji, Bendaharawan Gaji dan Kepala Dinas.

5. Bagian pembuat daftar Gaji mempersiapkan Surat Permintaan Pembayaran

(SPP) Gaji dan Tunjangan dalam rangkap 3 (tiga). SPP ditangani oleh

Bendaharawan gaji dan Kepala Dinas.

6. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan lampirannya didistribusikan.

a. Surat permintaan pembayaran tembusan pertama beserta Daftar gaji


dan Rekapitulasi gaji lembar asli dan tembusan dikirim ke Bagian

Verifikasi (Biro Keuangan), lalu diperiksa dan dicek.

b. Surat permintaan pembayaran tembusan kedua sebagai arsip.

7. Setelah Bagian Verifikasi menerima Surat permintaan pembayaran dan

lampirannya, kemudian mencatat ke dalam Buku penerimaan,surat

permintaan pembayaran, Daftar Gaji dan Rekapitulasi gaji ( Lembar asli)

sebagai arsip.

8. Bagian Verifikasi mempersiapkan Surat Perintah Membayar Uang (SPMU)

lalu ditandatangani dan mencatat seperlunya SPP ke dalam Buku

Penerimaan atau penyelesaian Surat Permintaan pembayaran.

9. Meneruskan Surat Perintah Pembayaran Uang, Surat Permintaan

Pembayaran dan lampirannya lalu ditandatangani.

10. Dokumen yang diterima Bandaharawan gaji deregister dan dicatat dalam

Buku Besar Pegawai.

11. Bendaharawan Gaji mempersiapkan cek kemudian mencairkannya di Bank.

12. Menyerahkan sejumlah uang pegawai yang sudah menandatangani Bukti

Pembayaran Gaji.

13. Kemudian pembuat daftar gaji membuat surat Pertanggung jawaban (SPJ)

dalam rangkap 3 (tiga) yang ditandatangani oleh Bendaharawan gaji dan

Kepala Dinas.

14. Pembuat Daftar Gaji untuk pegawai Golongan III dan Golongan IV dimana

uang telah ditransfer melalui rekening masing-masing Pegawai.

Anda mungkin juga menyukai