Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MAGANG

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTT

BIDANG DISTRIBUSI

Disusun Oleh :

RISMAN YUSLAM
1610010039

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Magang.

Penyusunan laporan magang ini tidak akan terwujud tanpa ada dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas
bantuan dan dukungan, baik moral maupun material kepada:

1. Bapak Dr. Oktovianus Nawa Pau., MM,ABM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisinis Universitas Nusa Cendana.
2. Ibu Marselina Ratu, SE.,MSi selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
3. Bapak Nikson Tameno SE.,ME selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan
dan sekaligus Dosen Wali yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan, petunjuk, dan saran untuk penyelesaian laporan ini.
4. Ibu Cicilia Apriliana Tungga S,Si. M.Ec-Dev selaku Dosen Pembimbing Magang
yang telah membimbing, perhatian dan petunjuk Kepada Penulis.
5. Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si selaku Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
6. Ir. Adi Hendrik Manafe M.Si selaku Kepala Bagian Tata Usaha.
7. Ir. Desmon Sinurat selaku Kepala Bidang Statistik Sosial.
8. Sofan S.Si, M.Si selaku Kepala Bidang Statistik Produksi.
9. Demarce M. Sabuna, SST SE..M.Si selaku Kepala Bidang Statistik Distribusi.
10. Matamira B. Kale S.Si, M.Si selaku Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis
Statistik.
11. Ir. Tio Faryda Gultom M.M. selaku Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan
Diseminasi Statistik.
12. Semua Kepala Seksi dan Staf Bidang Distribsi serta seluruh staf kantor Badan Pusat
Statistik Provinsi NTT yang membantu penulis dalam penyelesaian Laporan Magang
ini.
13. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian Laporan Magang ini.S
14. Teman-teman GRACIAS `16 yang selalu memberikan saran dan kritik sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang ini.
Penulis menyadari laporan magang ini masih begitu banyak kekurangan, penulis
berharap adanya kritik dan saran yang membangun, semoga Laporan Magang ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Kupang, Maret 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Magang merupukan kegiatan dimana mahasiswa turun langsun ke dunia kerja dan
juga menerapkan ilmu yang telah di pelajari selama di bangku perkuliahan. Kegiatan
magang sendiri merupakan salah satu persyaratan kuliah yang memiliki bobot 2 sks.
Tujuan dari kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk pengaplikasian ilmu-ilmu
secara teoritis yang telah diperoleh selama perkuliahan yang pengimplementasinya
dilakukan dalam kegiatan ini. Selain itu, kegiatan magang juga sangat penting mengingat
yang dibutuhkan di dunia kerja bukan sededar ilmu-ilmu yang bersifat teoritis, tetapi juga
diperlukan kegiatan yang dapat menambah ilmu-ilmu yang sudah dipelajari sebelumnya.
Kegiatan magang sangat diperlukan untuk mewujudkan sumber daya menusia
yang mandiri, bereros kerja dan berdaya saing tinggi karena bangsa indonesia di
hadapkan pada tantangan yang semakin keras yaitu kurangnya tenaga kerja yang
mempunyai kualifikasi, sehingga perlu didukung dengan situasi yang kondusif melalui
kerja sama dari semua pihak dalam kegiatan magang ini.
Pada pelaksanaan kegiatan magang, penulis berkesempatan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut pada instansi pemerintah yaitu Badan Pusat statistik Provinsi Nusa
Tenggara Timur (BPS Provinsi NTT) karena sesuai dengan konsentrasi penulis yaitu
perencanaan pembangunan daerah. Dalam melaksanakan Magang di BPS Provinsi NTT
penulis tetap berorientasi pada iklim kerja dalam memahami disiplin kerja yang diperoleh
seperti struktur organisasi, bidang-bidang kerja, hubungan sosial, dan batasan-batasan
kerja.

1.2. TUJUAN MAGANG


1) Tujuan Magang
Setiap kegiata yang dilakukan tentunya memiliki tujuan, adapun tujuan dari
dilaksanakannya magang antara lain :
1. Memenuhi syarat dalam menyelesaikan program pendidikan S1.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih mengenal dan
mengetahui dunia kerja.
3. Memperluas pengetahuan Mahasiwa dalam memahami situasi dan kondisi dalam
lingkungan kerja.
4. Diharapkan Mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang
sesungguhnya dan memberikan pengalaman dunia kerja kepada mahasiswa.
2) Manfaat Magang
Adapun manfaat dari magang adalah :
1. Dapat memenuhi syarat dalam menyelesaikan program pendidikan S1.
2. Dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih mengenal dan
mengetahui dunia kerja.
3. Dapat memperluas pengetahuan mahasiswa dalam memahami situasi dan kondisi
dalam lingkungan kerja.
4. Mahasiwa dapat meyesuaikan diri dengan dunia kerja yang sesungguhnya dan
memberikan pengalamanan dunia kerja.

1.3. Tempat dan Waktu Magang


1. Tempat Pelaksanaan Magang
Nama Instansi : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur
Alamat : Jl R. Suprapto No. 5
No. Telp : (0380) 8554535
Website : https://ntt.bps.go.id/
2. Waktu Magang
Magang dilaksanakan selama 1 (satu) bulan atau 24 hari kerja yang terhitung dari
tangga 1 Februari 2019 – 1 Maret 2019. Magang dilaksanakan dengan mengikuti
kebijakan yang diberikan oleh kantor yaitu masuk pada pukul 07.30 WITA dan
selesai pada pukul 14.00 WITA.

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. SEKILAS PERUSAHAAN

Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang


bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat
Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU
Nomer 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan
UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti
dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik
diganti menjadi Badan Pusat Statistik.

Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain:

1. Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar


yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang
dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan
BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi,
perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama
dengan BPS.
2. Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita
Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan
mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan.
3. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien.
4. Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung
aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran dan
pertimbangan kepada BPS.

Berdasarkan undang-undang yang telah disebutkan di atas, peranan yang harus


dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini


didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari
departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder.
2. Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau
institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional.
3. Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi
statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan
pelatihan statistik.
4. Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain
untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia.

2.2. SEJARAH PERUSAHAAN

Badan Pusat Statistik sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang. Badan Pusat
Statistik memiliki 4 masa peralihan dari awal berdirinya hingga sekarang.

1. Masa Pemerintahan Hindia-Belanda

Didirikan pada bulan Februari 1920 oleh Direktur Pertanian,


Kerajinan, dan Perdagangan (Directeur van Landbouw Nijveirhed en
Handel) di Bogor yang bertugas mengolah dan mempublikasikan data
statistik. Pada tanggal 24 September 1924, pusat kegiatan statistik
dipindahkan dari Bogor ke Jakarta dengan nama Central Kantoor Voor de
Statistiek (CKS) atau Kantor Pusat Statistik. Kegiatannya pada waktu itu
diutamakan untuk mendukung kebijakan Pemerintah Hindia Belanda.
Produk perundang-undangan Kantor Pusat Statistik adalah Volkstelling
Ordonnantie 1930 (Staatsblad 1930 Nomor 128) yang mengatur sensus
penduduk dan Statistiek Ordonnantie 1934 (Staatsblad Nomor 508)
tentang kegiatan perstatistikan. Pada tahun 1930, lembaga CKS
melaksanakan suatu kegiatan monumental, yaitu Sensus Penduduk yang
pertama dilakukan di Indonesia.

2. Masa Pemerintahan Jepang


Tahun 1942-1945, CKS beralih ke pemerintahan militer Jepang,
dan kegiatannya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang (data
militer).Nama CKS diubah menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu
dan bernaung di bawah Gubernur Militer (Gunseikanbu).

3. Masa Pemerintahan RI 1945-1965


Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Shomubu
Chosasitsu Gunseikanbu diubah menjadi Kantor Penyelidikan Perangkaan
Umum (KAPPURI), dipimpinoleh Mr.Abdul Karim Pringgodigdo.Pada
awal 1946, KAPPURI pindah mengikuti pindahnya pusat pemerintahan RI
ke Yogyakarta.Saat itu KAPPURI dipimpin oleh Semaun.Dilain pihak di
Jakarta CSK diaktifkan kembali oleh Pemerintah Federal (Belanda).
Berdasar surat edaran Kementrian Kemakmuran Nomor 219/SC, tanggal
12 Juni 1950, Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu dan KAPPURI dilebur
menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah naungan
Kementrian Kemakmuran.
Pada tanggal 1 Maret 1952, Menteri Perekonomian mengeluarkan
Keputusan Nomor P/44 yang menyatakan KPS berada di bawah dan
bertanggung jawab pada Menteri Perekonomian. Berdasarkan Keputusan
Menteri Perekonomian Nomor 18.099/M Tanggal 24 Desember 1953,
kegiatan KPS dibagi menjadi 2 bagian yaitu Afdeling A merupakan
Bagian Riset dan Afdeling B merupakan Bagian Penyelenggaran dan Tata
Usaha.
Pada tanggal 1 Juni 1957, dengan Surat Keputusan Presiden RI
No.172/1957, KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik (BPS) dan
bertanggung jawab langsung dibawah Perdana Menteri.Pada tanggal 24
September 1960, UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus diundangkan
menggantikan Volkstelling Ordonnantie 1930 (Staatsblad 1930 Nomor
128). Pada tanggal 26 September 1960, UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang
Statistik diundangkan menggantikan Statistiek Ordonnantie 1934
( Staatsblad Nomor 508). Berdasarkan Keputusan Perdana Menteri Nomor
26/P.M/1958 tanggal 16 Januari 1958, BPS diberi tugas melakukan
pekerjaan persiapan Sensus Penduduk. Sesuai dengan Pasal 2 UU Nomor
6 Tahun 1960, pada tahun 1961 BPS menyelenggarakan Sensus Penduduk
pertama sejak masa kemerdekaan. Di tiap kantor Gubernur (Propinsi),
Kab/Kota dan Kecamatan dibentuk bagian yang mengurus pelaksanaan
Sensus Penduduk.

4. Masa pemerintahan RI 1966 – SEKARANG


Berdasarkan Keputusan Presidium Kabinet No.Aa/C/9 Tahun 1965
tanggal 19 Februari 1965 dinyatakan bahwa Bagian Sensus di Kantor
Gubernur dan Kabupaten/Kota ditetapkan menjadi Kantor Cabang BPS
dengan nama Kantor Statistik dan Sensus Daerah. Pada masa
pemerintahan Orde Baru, Pemerintah menetapkan tiga buah Peraturan
Pemerintah tentang Sensu yaitu PP nomor 21 Tahun 1979 tentang
Pelaksanaan Sensus Penduduk pada tanggal 2 Juli 1979. PP Nomor
2Tahun 1983 tentang Sensus Pertanian pada tanggal 21 Januari 1983 dan
PP Nomor 29 Tahun 1985 tentang Sensus Ekonomi pada tanggal 10 Juni
1985. Pada tanggal 29 Mei 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No.16
Tahun 1968 yang mengatur Organisasi dan Tata Kerja BPS (di pusat dan
di daerah). Pada tanggal 20 Februari 1980, ditetapkan PP No. 6 Tahun
1980 tentang Organisasi BPS sebagai pengganti PPNo.16/1968.
Berdasarkan PP Nomor 6/1980 di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS
dengan nama Kantor Statistik Propinsi, dan di tiap Kab/Kota terdapat
perwakilan yang bernama Kantor Statistik Kab/Kota.
Pada tanggal 9 Januari 1992, ditetapkan PP No.2 Tahun 1992
tentang Organisasi BPS sebagai pengganti PP No. 6 Tahun 1980.
Kedudukan, fungsi, tugas, susunan organisas, dan Tata Kerja BPS yang
selanjutnya diatur dengan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 1992. Pada
tanggal 26 September 1997 dengan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang
Statistik, Biro Pusat Statistik diubah namanya menjadi “Badan Pusat
Statistik”, dan sekaligus menetapkan tanggal tersebut sebagai ” Hari
Statistik”.
Tahun 1998, ditetapkan Keppres No.86 Tahun 1998 tentang Badan
Pusat Statistik. Berdasarkan KepPres tersebut, perwakilan BPS di daerah
adalah instansi vertikal dengan nama BPS Provinsi, BPS Kabupaten dan
BPS Kotamadya. PAda tanggal 26 Mei 1999, ditetapkan PP Nomor 51
tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
Memasuki era Otonomi daerah, ditetapkan Keppres No.166 Tahun
2000 tentang Kedudukan, Fungsi, Tugas,Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen
(LPND) dan BPS masuk sebagai LPND.

2.3. Visi dan Misi BPS Provinsi NTT


VISI
Pelopor data statistik terpercaya untuk semua

MISI

1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang


terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional.
2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui
pembinaan dan koordinasi di Bidang Statistik.
3. Membangun insan Statistik yang Profesional, Berintegrasi dan Amanah untuk
kemajuan Perstatistikan.

2.4. Ruang Lingkup Pekerjaan dalam Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara
Timur

Tugas, fungsi dan kewenangan BPS telah ditetapkan berdasarkan Peraturan


Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan Peraturan Kepala
Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pusat Statistik

1. Tugas
Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang statistik sesuai peraturan
perundang-undangan.
2. Fungsi
a. Pengkajian, penyusunan dan perumusan kebijakan dibidang statistik;

b. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional;


c. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar;
d. Penetapan sistem statistik nasional;
e. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah dibidang
kegiatan statistik; dan
f. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan dan rumah tangga.
3. Kewenangan
a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara
makro;
c. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
d. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;
e. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yaitu;
f. i. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik;
ii. Penyusun pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.
4. Pengolahan Data

Tahap pengolahan data sangat menentukan seberapa jauh tingkat


keakuratan dan ketepatan data statistik yang dihasilkan. BPS merupakan
instansi perintis dalam penggunaan komputer karena telah memulai
menggunakannya sejak sekitar 1960. Sebelum menggunakan komputer, BPS
menggunakan kalkulator dan alat hitung sipoa dalam mengolah data.

Teknologi komputer yang diterapkan di BPS selalu disesuaikan dengan


perkembangan teknologi informasi dan juga mengacu kepada kebutuhan.
Personal komputer yang secara umum lebih murah dan efisien telah dicoba
digunakan untuk menggantikan mainframe. Sejak 1980-an, personal komputer
telah digunakan di seluruh kantor BPS provinsi, diikuti dengan penggunaan
komputer di seluruh BPS kabupaten dan kota sejak 1992.

Dengan menggunakan personal komputer, kantor statistik di daerah


dapat segera memproses pengolahan data, yang merupakan rangkaian kegiatan
yang dimulai dari pengumpulan data, kemudian memasukkan data mentah ke
dalam komputer dan selanjutnya data tersebut dikirim ke BPS pusat untuk
diolah menjadi data nasional.

Pengolahan data menggunakan personal komputer telah lama menjadi


contoh pengolahan yang diterapkan oleh direktorat teknis di BPS pusat,
terutama jika direktorat tersebut harus mempublikasikan hasil yang diperoleh
dari survei yang diselenggarakan.

Pengolahan data Sensus Penduduk tahun 2000 telah menggunakan


mesin scanner, tujuannya untuk mempercepat kegiatan pengolahan data. Efek
positif dari penggunaan komputer oleh direktorat teknis yaitu selain lebih
cepat, juga dapat memotivasi pegawai yang terlibat turut bertanggung jawab
untuk menghasilkan sebanyak mungkin data statistik dan indikator secara tepat
waktu dan akurat dibanding sebelumnya. Selain itu, penggunaan computer
sangat mendukung BPS dalam menghasilkan berbagai data statistik dan
indikator-indikator yang rumit seperti kemiskinan, Input-Output (I-O) table,
Social Accounting Matrix (SAM), dan berbagai macam indeks komposit dalam
waktu yang relatif singkat.

Pada 1993, BPS mulai mengembangkan sebuah sistem informasi


statistik secara geografis khususnya untuk pengolahan data wilayah sampai
unit administrasi yang terkecil yang telah mulai dibuat secara manual sejak
1970. Data wilayah ini dibuat khususnya untuk menyajikan karakteristik
daerah yang menonjol yang diperlukan oleh para perumus kebijakan dalam
perencanaan pembangunan.

Dalam mengolah data, BPS juga telah mengembangkan berbagai


program aplikasi untuk data entry, editing, validasi, tabulasi dan analisis
dengan menggunakan berbagai macam bahasa dan paket komputer. BPS
bertanggung jawab untuk mengembangkan berbagai perangkat lunak komputer
serta mentransfer pengetahuan dan keahliannya kepada staf BPS daerah.

Pembangunan infrastruktur teknologi informasi di BPS didasarkan pada


tujuan yang ingin dicapai yaitu mengikuti perkembangan permintaan dan
kebutuhan dalam pengolahan data statistik melakukan pembaharuan/inovasi
dalam hal metode kerja yang lebih baik serta memberikan kemudahan kepada
publik dalam mendapatkan informasi statistik.

5. Struktur Organisasi

Dalam struktur organisasi BPS terdiri atas Bagian Tata Usaha, Bidang
dan Jabatan Fungsional. Bagian Tata Usaha terdiri atas Sub Bagian dan
Bidang terdiri atas Seksi-Seksi, dengan susunan organisai Kepala, Bagian Tata
Usaha, Bidang dan Kelompok Jabatan Fungsional. Bagian Tata Usaha dan
Bidang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan Kepala Seksi
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor  121


Tahun  2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPS di Daerah

Badan Susunan Organisasi Badan Pusat Stastistik sebagai berikut:

1. Bagian Tata Usaha terdiri atas 5 (lima) Sub Bagian :


a. Sub Bagian Bina Program;
b. Sub Bagian Umum;
c. Sub Bagian Kepegawaian & Hukum;
d. Sub Bagian Keuangan;
e. Sub Bagian Pengadaan Barang dan Jasa.
2. Bidang dan masing-masing Seksi :

1) Bidang Statistik Sosial

a. Seksi Statitik Kependudukan;


b. Seksi Statistik Kesejaheraan Rakyat;
c. Seksi Statistik Ketahanan Sosial;

2) Bidang Statistik Produksi


a. Seksi Statistik Pertanian;
b. Seksi Statistik Industri;
c. Seksi Statistik Pertambangan, Energi dan, Konstruksi;

3) Bidang Statistik Distribusi

a. Seksi Statistik Harga konsumen Dan Harga Perdagangan


Besar;
b. Seksi Statistik Keuangan dan Harga Produsen;
c. Seksi Statistik Niaga dan Jasa;

4) Bidang Nerasca Wilayah dan Analisis Statistik

a. Seksi Neraca Produksi;


b. Seksi Neraca Konsumsi;
c. Seksi Analisi Statistik Lintas Sektor;

5) Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

a. Seksi Integrasi Pengolahan Data;


b. Seksi Jaringan dan Rujukan Statistik;
c. Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik.

6) Kelompok Jabatan Fungsional yang bertanggungjawab langsung


pada Kepala BPS.

STRUKTUR ORGANISASI BPS PROVINSI NTT


Gambar 1
Struktur Organisasi BPS Provinsi NTT
Sumber : https://ntt.bps.go.id

Struktur diatas ditunjang dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia


Nomor 86 Tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik.
1. Kepala BPS Propinsi mempunyai tugas memimpin BPS Propinsi sesuai
dengan tugas dan fungsi BPS Propinsi serta membina aparatur BPS
Propinsi agar berdaya guna dan berhasil guna.
2. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
dan program, urusan kepegawaian dan hukum, keuangan, perlengkapan,
serta urusan dalam.
3. Bidang Statistik Sosial mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,
pengolahan, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik
kependudukan, statistik kesejahteraan rakyat, dan statistik ketahanan
sosial.
4. Bidang Statistik Distribusi  mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,
pengolahan, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik
harga konsumen dan harga perdagangan besar, statistik keuangan dan
harga produsen, serta statistik niaga dan jasa.
5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan neraca produksi, neraca konsumsi, dan analisis
statistik lintas sektor.
6. Bidang Integrasi  Pengolahan  dan Diseminasi  Statistik  mempunyai  tugas
melaksanakan integrasi pengolahan data, pengelolaan jaringan dan rujukan
statistik, serta diseminasi dan layanan statistik.
7. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan
peraturan perundang- undangan yang berlaku.

BPS Kabupaten/Kota mempunyai tugas melaksanakan Penyelenggaraan Statistik


dasar di Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB III

AKTIFITAS DAN PEMBAHASAN HASIL MAGANG

3.1. MINGGU PERTAMA


1 Februari-8 Februari 2019
Pada hari pertama magang kami datang ke instansi tempat magang, selanjutnya
dilanjutkan dengan pengarahan dari staf BPS Provinsi NTT dan dilanjutkan dengan
breaving. Setelah itu kami mendapatkan pengarahan lagi dari Ibu Kepala BPS Provinsi
NTT sekaligus penerimaan Mahasiswa magang di instansi tersebut. Kemudian dilakukan
pembagian mahasiswa magang ke masing-masing bidang instansi terkait. Setelah masuk
ke bidang masing-masing kemudian kami memulai perkenalan diri kepada Kabid, Kepala
Seksi dan seluruh staf.
Hari kedua magang, saya ditugaskan menghitung laba kotor dari Perusahaan air
bersih Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2018. Selanjutnya kami diarahkan untuk
mengikuti Capacity Building tentang Pentingnya pemeliharaan barang-barang IT.
Pada Hari keempat magang, saya mendapatkan tugas turun lapangan untuk
melakukan survei Harga Konsumen (HK 1.2) di pasar inpres. Setelah pulang dari pasar
inpres saya diberi tugas untuk merekap nilai tukar petani Tahun 2018.
Pada hari kelima magang, Saya melanjutkan untuk merekap Nilai Tukar Petani
(NTP) Tahun 2018. Selanjutnya saya ditugaskan untuk menscan kelengkapan SPS Pokja
Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun 2018.
Pada hari keenam magang, Saya ditugaskan untuk menghitung Andil Komoditi
Penyumbang Inflasi terbesar dan terkecil di pedesaan.
3.2. MINGGU KEDUA
11 Februari-15 Februari 2019
Saya ditugaskan untuk turun lapangan dan melakukan pengumpulan data Harga
Konsumen (HK 1.1) di pasar inpres. Survey ini dilakukan setiap minggu.
Saya ditugaskan untuk turun lapangan dan melakukan pengumpulan data Harga
Konsumen (HK 1.1) di pasar oeba. Survei ini dilakukan setiap minggu.
Saya ditugaskan lagi untuk turun lapangan untuk melakukan pengumpulan data
Harga Konsumen (HK 2.1) di Hypermart. Survei ini dilakukan setiap bulan.
Saya diberi tugas oleh ibu Ana untuk mengentri data-data NPB dan HK Tahun
2019.
Saya ditugaskan untuk mengalokasi survei Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan
tahun 2019.
3.3. MINGGU KETIGA
18 Februari- 22 Februari 2019
Saya diberi tugas turun lapangan untuk melakukan pengumpuan data Harga
Konsumen (HK 1.1) di Pasar inpres.
Saya di tugaskan untuk melakukan publikasi Survei Peternakan dan Holtkultura
untuk Kabupaten.
Saya diberi tugas untuk mengatur Alokasi Survei Lembaga Keuangan (SLK)
Tahun 2019.
Saya diberi tugas untuk mengalokasi Kuisioner Keuangan (KK) ke setiap
Kabupaten/Kota Se-NTT.
Hari ini tidak ada pekerjaan kantor, kami melakukan kerja bakti Bersama di
bidang Distribusi dan seluruh Pegawai di BPS Provinsi NTT agar menumbuhkan rasa
kekeluargaan didalam kantor.
3.4. MINGGU KEEMPAT
25 Februari-1 Maret 2019
Saya diberi tugas survey lapangan untuk melakukan pengumpulan data Harga
Konsumen (HK 1.2) di pasar inpres.
Saya diberi tugas survey lapangan untuk melakukan pengumpulan data Harga
Konsumen (HK 1.1) di pasar inpres.
Saya ditugaskan untuk mengalokasi berkas kuisioner SPS Pokja SBH (Survei
Biaya Hidup) Tahun 2019.
Saya diberi tugas lagi untuk mengalokasi berkas kuisioner SPS Pokja SBH
(Survei Biaya Hidup) Tahun 2019 yang masih tersisa.
Saya diberi tugas untuk mengalokasi berkas Kuisioner dan Register HKD, HD 1,
HD 2, HD 3, HD 4, HD 5, HKD 1, HKD 2, HKD 3, HKD 4, HKD 5, HKD 5.1, HKD 5.2
Tahun Anggaran 2019 karena akan diadakan pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) pada Tanggal 03 mei 2019

Anda mungkin juga menyukai