Anda di halaman 1dari 19

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN

NOMOR : 61 / HUK / 2008


TANGGAL : 16 OKTOBER 2008
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Dalam rangka upaya peningkatan dan pembinaan karier, kepangkatan, jabatan dan
profesionalisme para Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial perlu diadakan pembinaan
secara terus menerus yang terencana dan terarah.

2. Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri


Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/06/M.PAN/4/2008 tanggal 9
April 2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dan Angka Kreditnya.

3. Disamping itu telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Bersama Menteri Sosial dengan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan Nomor 13 Tahun
2008 tanggal 17 Juni 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Sosial
dan Angka Kreditnya.

4. Untuk maksud tersebut, perlu adanya Keputusan Menteri Sosial tentang Petunjuk
Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dan Angka Kreditnya.

B. Tugas Pokok Penyuluh Sosial

Tugas pokok Penyuluh Sosial adalah melaksanakan kegiatan Penyuluhan Sosial


sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor PER/06/M.PAN/4/2008 serta Peraturan Bersama Menteri Sosial dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan Nomor 13 tahun
2008.

C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud
Maksud penyusunan Keputusan Menteri Sosial ini adalah sebagai petunjuk teknis
Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dan Angka Kreditnya dilingkungan Departemen
Sosial, Dinas/ Instansi Sosial Provinsi/ Kabupaten/ Kota.

2. Tujuan
Tujuan penyusunan petunjuk teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dan Angka
Kreditnya adalah :

5
SALINAN
a. memberikan kejelasan bagi Penyuluh Sosial dalam mencapai angka kredit guna
kenaikan jabatan dan pangkat;

b. mengoptimalkan kontribusi Penyuluh Sosial dalam mendukung pelaksanaan


program kesejahteraan sosial di unit kerja masing-masing, baik dilingkungan
Departemen Sosial mupun Dinas/ Instansi Sosial Provinsi/ Kabupaten/ Kota;

c. mengoptimalkan peran Unit Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dalam


melaksanakan pembinaan Penyuluh Sosial; dan

d. meningkatkan kinerja unit kerja masing-masing baik di lingkungan Departemen


Sosial maupun Dinas/ Instansi Sosial Provinsi/ Kabupaten/ Kota dalam
melaksanakan program kesejahteraan sosial, yang didukung oleh Penyuluh
Sosial yang memiliki kompetensi dan profesional.

D. Pengertian

Dalam petunjuk teknis ini yang dimaksud dengan :

1. Penyuluh Sosial adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung
jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan bidang
pembangunan kesejahteraan sosial yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan
hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

2. Penyuluhan Sosial adalah suatu proses pengubahan perilaku yang dilakukan


melalui penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi dan edukasi oleh penyuluh
sosial baik secara lisan, tulisan maupun peragaan kepada kelompok sasaran
sehingga muncul pemahaman yang sama, pengetahuan dan kemauan guna
berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan kesejahteraan sosial.

3. Kesejahteraan Sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil
maupun spirituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman
lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-
baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak
asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.

4. Angka Kredit, satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi butir-butir
kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Penyuluh Sosial dalam rangka pembinaan
karier kepangkatan dan jabatannya.

5. Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) adalah formulir yang berisi
keterangan perorangan Penyuluh Sosial dan butir kegiatan yang dinilai dan harus
diisi oleh Penyuluh Sosial dalam rangka penetapan angka kredit.

6. Penetapan Angka Kredit adalah formulir yang berisi keterangan perorangan


Penyuluh Sosial dan satuan nilai dari hasil penilaian butir kegiatan dan akumulasi
nilai butir-butir kegiatan yang telah dicapai oleh Penyuluh Sosial yang telah
ditetapkan oleh Pejabat Penetap Angka Kredit.

6
SALINAN
7. Tim Penilai Angka Kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang dan bertugas untuk membantu menilai prestasi kerja
Penyuluh Sosial.

8. Pejabat Pengusul Angka Kredit adalah pejabat yang berwenang mengusulkan


angka kredit Penyuluh Sosial.

9. Pejabat Penetap Angka Kredit adalah pejabat yang berwenang mnetapkan angka
kredit Penyuluh Sosial.

10. Tim Penilai Pusat adalah tim penilai yang di bentuk oleh Menteri Sosial untuk Tim
Penilai Departemen dan Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis.

11. Tim Penilai Propinsi adalah tim penilai yang di bentuk oleh Gubernur untuk Tim
Penilai Propinsi dan Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Propinsi.

12. Tim Penilai Kabupaten/ Kota adalah tim penilai yang dibentuk oleh Bupati/
Walikota untuk Tim Penilai Kabupaten/ Kota dan Unit Pelaksana Teknis
Kabupaten/ Kota.

13. Sekretariat Tim Penilai adalah Sekretariat yang dibentuk untuk membantu Tim
Penilai dalam melakukan penilaian angka kredit Penyuluh Sosial.

14. Pendidikan dan Pelatihan Kedinasan di Bidang Penyuluhan Sosial adalah


pendidikan/pelatihan teknis dan fungsional di bidang Penyuluhan Sosial.

15. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Penyuluhan Sosial adalah
Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan yang diperoleh Penyuluh Sosial
karena mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional.

16. Rencana Kerja Penyuluh Sosial adalah jadwal kegiatan yang disusun oleh para
Penyuluh Sosial berdasarkan program Penyuluhan Sosial setempat.

17. Materi Penyuluhan Sosial adalah bahan yang disiapkan oleh Penyuluh Sosial dalam
rangka pelaksanaan Penyuluhan.

18. Pameran adalah metode penyuluhan sosial berupa kegiatan untuk memperlihatkan
atau mempertunjukkan model, contoh, barang, peta, grafik, gambar, poster,
benda hidup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu, dalam
rangka pembangunan kesejahteraan sosial.

19. Pengkajian adalah metode penyuluhan sosial dengan melakukan kegiatan


pengembangan penelitian untuk mengidentifikasi permasalahan sosial yang paling
menonjol pada sekelompok, menyusun rencana kegiatan, melaksanakan tindak
lanjut pemecahan masalahnya.

20. Pengembangan Profesi adalah kegiatan penyuluh sosial dalam rangka


pengembangan diri meliputi ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk
meningkatkan mutu penyuluhan sosial dan profesionalisme penyuluhan sosial serta
menghasilkan suatu inovasi/ terobosan yang bermanfaat bagi pembangunan
kesejahteraan sosial.

7
SALINAN
21. Karya Ilmiah adalah karya yang disusun oleh perorangan atau kelompok yang
membahas suatu pokok bahasan dengan menuangkan gagasan tersebut secara
sistimatis melalui identifikasi, deskripsi dan analisa permasalahan, kesimpulan dan
saran-saran pemecahannya.

22. Organisasi Profesi adalah organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada disiplin ilmu pengetahuan di bidang penyuluhan sosial dan etika profesi di
bidang penyuluhan sosial.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial Dan Angka
Kreditnya antara lain mengatur :
I. Pendahuluan
Secara rinci mengemukakan latar belakang, dasar hukum, tugas pokok penyuluh
sosial, maksud dan tujuan, pengertian.

II. Penetapan Formasi Penyuluh Sosial


Menjelaskan tentang perhitungan formasi, dan penetapan formasi Penyuluh
Sosial.

III. Usul Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Penyuluh Sosial


Menjelaskan tentang usul penilaian angka kredit, penetapan angka kredit,
tahapan penilai angka kredit penyuluhan sosial.

IV. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dan tim penilai
Menjelaskan tentang pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dan
tim penilai.
V. Kenaikan Jabatan dan Pangkat
Menjelaskan tentang kenaikan jabatan dan kenaikan pangkat.

VI. Administrasi Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial


Menjelaskan tentang pengangkatan pertama, perpindahan jabatan,
penyesuaian/ inpassing, pembebasan sementara, pemberhentian dalam dan
dari jabatan dan pengangkatan kembali dalam jabatan.

VII. Pengembangan Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial


Menjelaskan tentang jenis pengembangan, prinsip dasar pengembangan
penyuluh sosial, pengembangan karier penyuluh sosial serta tugas dan fungsi
Pusat Penyuluhan Sosial.

VIII. Ketentuan lain

IX. Penutup

8
II. PENETAPAN FORMASI PENYULUH SOSIAL SALINAN
A. Perhitungan Formasi.
1. Dalam rangka mengoptimalkan pembinaan karier Penyuluh Sosial untuk
mencapai angka kredit yang dipersyaratkan dalam kenaikan jabatan dan
pangkat maka dalam pengangkatannya harus memperhitungkan keseimbangan
antara beban kerja di masing-masing unit kerja dengan jumlah Penyuluh Sosial
per jenjang jabatan.
2. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Penyuluh Sosial pada
dasarnya disebabkan adanya lowongan formasi sesuai jabatan.
3. Lowongan formasi terjadi apabila ada formasi jabatan yang belum terisi, ada
pejabat Penyuluh Sosial yang berhenti, meninggal dunia, pensiun atau adanya
peningkatan volume beban kerja dan pembentukan unit kerja baru.
4. Setelah mendapat formasi Penyuluh Sosial Pertama, dapat dihitung formasi
Penyuluh Sosial per jenjang jabatan.

B. Penetapan Formasi.
1. Instansi yang dapat mengajukan usulan formasi Penyuluh Sosial antara lain :
Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Departemen Sosial, Unit
Kerja dan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas/Instansi Sosial Propinsi/
Kabupaten/ Kota.
2. Berdasarkan perhitungan formasi kemudian Kepala Unit Pembina Jabatan
Fungsional Penyuluh Sosial mengusulkan formasi Penyuluh Sosial di lingkungan
unit kerjanya kepada Kepala Pusat Penyuluhan Sosial yang selanjutnya
ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian/ Kepala Biro Organisasi dan
Kepegawaian Departemen Sosial.
3. Unit Kerja dan Dinas/ Instansi Sosial Propinsi/ Kabupaten/ Kota mengusulkan
Formasi Penyuluh Sosial kepada Kepala Biro/ Badan Kepegawaian Daerah untuk
ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.

III. USUL PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

A. USUL PENILAIAN ANGKA KREDIT

1. Bahan penilaian angka kredit Penyuluh Sosial disampaikan oleh pejabat fungsional
penyuluh sosial kepada Kepala Unit Kerja paling rendah pejabat struktural eselon
III atau pejabat struktural eselon IV yang bertanggung jawab di bidang
kepegawaian.
2. Selanjutnya diteruskan kepada tim penilai angka kredit melalui sekretariat tim
penilai angka kredit pada Pusat Penyuluhan Sosial Departemen Sosial
setelah diketahui atasan langsung pejabat fungsional yang bersangkutan kepada
pejabat yang berwenang mengusulkan penetapan angka kredit.

9
SALINAN
3. Sedangkan pejabat penyuluh sosial fungsional yang bertugas pada Dinas / Instansi
Sosial Propinsi/ Kabupaten/ Kota meneruskan kepada tim penilai angka kredit
daerah melalui Sekretariat tim penilai angka kredit daerah yang ada pada Dinas/
Instansi Sosial Propinsi/ Kabupaten/ Kota.
4. Usul menetapkan angka kredit untuk Penyuluh Sosial dibuat menurut contoh
sebagaimana tersebut dalam Lampiran I A sampai dengan I C Peraturan Bersama
Menteri Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan
Nomor 13 Tahun 2008.
5. Setiap usul penilaian angka kredit Penyuluh Sosial harus dilampiri dengan :
a. Surat pernyataan melakukan kegiatan penyuluhan sosial dan bukti fisiknya,
dibuat menurut contoh formulir sebagaimana tersebut pada lampiran II
Peraturan Bersama Menteri Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan Nomor 13 Tahun 2008;
b. Surat pernyataan melakukan kegiatan pengembangan penyuluhan sosial dan
bukti fisiknya, dibuat menurut contoh formulir sebagaimana tersebut pada
Lampiran III Peraturan Bersama Menteri Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan Nomor 13 Tahun 2008 ;
c. Surat penyataan melakukan kegiatan pengembangan profesi dan bukti
fisiknya dibuat menurut contoh formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran
IV Peraturan Bersama Menteri Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan Nomor 13 Tahun 2008;
d. Surat pernyataan melakukan kegiatan penunjang tugas penyuluhan sosial
atau kampanye sosial bukti fisknya, dibuat menurut contoh formulir
sebagaimana tersebut pada Lampiran V Peraturan Bersama Menteri Sosial dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan Nomor 13
Tahun 2008;
e. Surat Pernyataan telah mengikuti pendidikan dan pelatihan dan fotocopi bukti-
bukti mengenai ijazah/Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan dan/atau
keterangan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang, dibuat menurut
contoh sebagaimana tersebut dalam Lampiran VI Peraturan Bersama Menteri
Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan
Nomor 13 Tahun 2008.

B. PENETAPAN ANGKA KREDIT

1. Penilaian dan penetapan angka kredit bagi Penyuluh Sosial harus dilaksanakan
secara seksama oleh Tim Penilai berdasarkan rincian kegiatan dan nilai angka
kredit sebagaimana tersebut dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/06/M.PAN/4/2008.
2. Hasil penilaian Tim Penilai disampaikan kepada pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit untuk ditetapkan angka kreditnya.
3. Penetapan angka kredit Penyuluh Sosial ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam
Lampiran VII Peraturan Bersama Menteri Sosial Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2008.

10
SALINAN
4. Asli penetapan angka kredit disampaikan kepada Kepala Badan Kepegawaian
Negara/Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara, dan tembusannya
disampaikan kepada :
a. Penyuluh Sosial yang bersangkutan;
b. Sekretaris Tim Penilai Penyuluh Sosial yang bersangkutan;
c. Kepala Biro/Badan Kepegawaian Daerah/Bagian Kepegawaian instansi yang
bersangkutan; dan
d. Pejabat lain yang dipandang perlu.
5. Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap setiap Penyuluh Sosial dilakukan
paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun.
6. Dalam hal Penyuluh Sosial akan dipertimbangkan untuk naik pangkat, penetapan
angka kredit ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan
pangkat dengan ketentuan sebagai berikut :
a. untuk kenaikan pangkat periode April angka kredit ditetapkan paling lambat
pada bulan Januari tahun yang bersangkutan;
b. untuk kenaikan pangkat periode Oktober angka kredit ditetapkan paling lambat
pada bulan Juli tahun yang bersangkutan.
7. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/06/ M.PAN/ 4/2008.
8. Pejabat sebagaimana dimaksud, dalam rangka tertib administrasi dan
pengendalian harus membuat spesimen tandatangan dan disampaikan kepada
Kepala Badan Kepegawaian Negara/ Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara.
9. Apabila terdapat pergantian pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit,
spesimen tandatangan pejabat yang menggantikan tetap harus dibuat dan
disampaikan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan
Kepegawaian Negara.
10. Apabila pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit berhalangan sehingga
penetapan angka kredit sampai batas waktu yang ditentukan, angka kredit dapat
ditetapkan oleh pejabat lain satu tingkat dibawahnya yang secara fungsional
bertanggung jawab di bidang penyuluhan sosial setelah mendapatkan delegasi atau
kuasa dari pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit atau atasan pejabat
yang berwenang menetapkan angka kredit.

C. TAHAPAN PENILAIAN ANGKA KREDIT PENYULUHAN SOSIAL

1. Menggandakan dan mendistribusikan blangko.


2. Menetapkan surat tugas.
3. Menyusun Rencana Kegiatan Tahunan Penyuluh Sosial.
4. Menyusun satuan hasil.
5. Menyusun Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan.
6. Menyusun Daftar Usul Penetapan Angka Kredit.

11
7. Menyusun Rekapitulasi Pencapaian Angka Kredit. SALINAN
8. Menyampaikan Daftar Usul Penetapn Angka Kredit dan bekas kelengkapan.
9. Menilai dan menetapkan angka kredit.
10. Pemberkasan.

IV. PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT DAN TIM PENILAI

A. PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT


1. Syarat untuk dapat diangkat menjadi Anggota Tim Penilai adalah sebagai berikut:
a. menduduki jabatan/ pangkat paling rendah sama dengan jabatan/ pangkat
Penyuluh Sosial yang dinilai;
b. memiliki keahlian serta mampu untuk menilai prestasi kerja Penyuluh Sosial;
dan
c. dapat aktif melakukan penilaian.
2. Masa jabatan Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada butir 1 adalah 3
(tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya.
3. Anggota Tim Penilai yang telah menjabat dalam 2 (dua) kali masa jabatan secara
berturut-turut sebagaimana dimaksud pada butir 2, dapat diangkat kembali setelah
melampaui masa tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.
4. Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang pensiun atau berhalangan 6 (enam)
bulan atau lebih, maka Ketua Tim Penilai mengusulkan penggantian anggota tim
secara definitif sesuai masa kerja yang tersisa kepada pejabat yang berwenang
menetapkan Tim Penilai.
5. Dalam hal terdapat Tim Penilai yang turut dinilai, Ketua Tim Penilai dapat
mengangkat Anggota Tim Penilai Pengganti.
6. Tim Penilai terdiri dari unsur teknis yang secara langsung bertanggung jawab
dibidang penyuluhan sosial, unsur kepegawaian, dan pejabat fungsional Penyuluh
Sosial dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis;
b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota dari unsur kepegawaian;
c. Seorang Sekretaris merangkap anggota; dan
d. Paling sedikit 4 (empat) orang anggota.
7. Dalam hal komposisi jumlah anggota tim penilai tidak dapat dipenuhi, maka
Anggota Tim Penilai dapat diangkat dari pejabat lain yang mempunyai kompetensi
dalam penilaian prestasi kerja Penyuluh Sosial.
8. Kualifikasi pendidikan dan tata cara penilaian Tim Penilai dalam melakukan tugas
ditetapkan oleh Menteri Sosial selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan
Fungsional Penyuluh Sosial.

12
B. TIM PENILAI SALINAN
1. Tugas Tim Penilai Departemen adalah :
a. membantu Sekretaris Jenderal Departemen Sosial dalam menetapkan angka
kredit Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b
sampai dengan Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan
ruang IV/ c di lingkungan Departemen Sosial dan yang berada di lingkungan
Provinsi/Kabupaten/Kota; dan
b. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Jenderal atau
pejabat eselon I yang ditunjuk, yang berhubungan dengan penetapan angka
kredit sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
2. Tugas Tim Penilai Unit Kerja adalah :
a. membantu Kepala Pusat Penyuluhan Sosial dalam menetapkan angka kredit
Penyuluh Sosial Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai
dengan Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di
lingkungan Departemen Sosial; dan
b. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Pusat Penyuluhan
Sosial yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana
dimaksud dalam huruf a.
3. Tugas Tim Penilai Provinsi adalah :
a. membantu Sekretaris Daerah Provinsi bagi Penyuluh Sosial Pertama pangkat
Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan Penyuluh Sosial Madya
pangkat Pembina golongan ruang IV/a dalam menetapkan angka kredit di
lingkungan Provinsi; dan
b. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi
yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud
dalam huruf a.
4. Tugas Tim Penilai Kabupaten/ Kota adalah :
a. membantu Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota bagi Penyuluh Sosial Pertama
pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan Penyuluh Sosial
Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a dalam menetapkan angka kredit
di lingkungan Kabupaten/Kota; dan
b. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah
Kabupaten yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana
dimaksud dalam huruf a.
5. Dalam hal Tim Penilai Provinsi belum terbentuk, penilaian dan penetapan angka
kredit Penyuluh Sosial dapat dimintakan kepada Tim Penilai Provinsi lain terdekat
atau Tim Penilai Departemen.
6. Dalam hal Tim Penilai Kabupaten/Kota belum terbentuk, penilaian dan penetapan
angka kredit Penyuluh Sosial dapat dimintakan kepada Tim Penilai Kabupaten/Kota
lain terdekat, Tim Penilai Provinsi yang bersangkutan atau Tim Penilai
Departemen.
7. Untuk membantu Tim Penilai dalam melaksanakan tugasnya, dibentuk Sekretariat
Tim Penilai yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara fungsional
bertanggung jawab di bidang kepegawaian.

13
SALINAN
8. Sekretariat Tim Penilai dibentuk dengan keputusan pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit.
9. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dapat membentuk Tim Penilai
Teknis yang anggotanya terdiri dari para ahli, baik yang berkedudukan sebagai
Pegawai Negeri Sipil atau bukan Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai kemampuan
teknis yang diperlukan.
10. Tugas pokok Tim Penilai Teknis adalah memberikan saran dan pendapat
kepada Ketua Tim Penilai dalam hal memberikan penilaian atas kegiatan yang
bersifat khusus atau kegiatan yang memerlukan keahlian tertentu.
11. Tim Penilai Teknis menerima tugas dari dan bertanggung jawab kepada Ketua Tim
Penilai.

V. KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT

A. KENAIKAN JABATAN

1. Penetapan angka kredit, digunakan sebagai dasar untuk mempertimbangkan


kenaikan jabatan dan/ atau kenaikan pangkat Penyuluh Sosial sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kenaikan jabatan, dapat dipertimbangkan apabila:
a. paling singkat 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir;
b. memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan untuk kenaikan jabatan
setingkat lebih tinggi; dan
c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) paling kurang bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir.

B. KENAIKAN PANGKAT

1. Kenaikan pangkat, dapat dipertimbangkan apabila:


a. paling singkat 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir;
b. memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi; dan
c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau penilaian pelaksanaan pekerjaan
dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) paling kurang bernilai
baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
2. Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan Penyuluh Sosial
Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b untuk menjadi Pembina
Utama Muda golongan ruang IV/c, ditetapkan dengan Keputusan Presiden
setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala Badan Kepegawaian Negara.
3. Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Pusat yang menduduki jabatan Penyuluh
Sosial Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a untuk menjadi Penata
Muda Tingkat I golongan ruang III/b sampai dengan untuk menjadi Penyuluh
Sosial Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ditetapkan dengan

14
Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat yang bersangkutan SALINAN
setelah
mendapat persetujuan teknis Kepala Badan Kepegawaian Negara.
4. Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi yang menduduki jabatan
Penyuluh Sosial Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a untuk
menjadi Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b sampai dengan untuk
menjadi Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b,
ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi
yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan teknis Kepala Kantor
Regional Badan Kepegawaian Negara yang besangkutan.
5. Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang menduduki
jabatan Penyuluh Sosial Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a
untuk menjadi Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b sampai dengan untuk
menjadi Penyuluh Sosial Muda pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d,
ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
Kabupaten/Kota yang bersangkutan setelah mendapat Persetujuan teknis
Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara yang bersangkutan.
6. Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang menduduki
jabatan Penyuluh Sosial Muda pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d
untuk menjadi Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a
sampai dengan Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ditetapkan oleh
Gubernur yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan teknis Kepala
Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara yang bersangkutan.
7. Kenaikan pangkat bagi Penyuluh Sosial dalam jenjang jabatan yang lebih tinggi
dapat dipertimbangkan jika kenaikan jabatannya telah ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
8. Penyuluh Sosial yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang
ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan
angka kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat
berikutnya.

VI. ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL

A. PENGANGKATAN PERTAMA

1. Pengangkatan pertama,perpindahan jabatan, penyesuaian/ inpassing, pembebasan


sementara, pemberhentian dalam dan dari jabatan Penyuluh Sosial dan
pengangkatan kembali dalam jabatan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan Penyuluh
Sosial harus memenuhi syarat :
a. berijazah paling rendah Sarjana (S1)/ Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang
ditentukan;
b. pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang III/a; dan

15
SALINAN
c. setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling kurang bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir.
3. Pengangkatan pertama kali adalah pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi
jabatan Penyuluh Sosial, yang telah dipersiapkan pada waktu pengadaan Calon
Pegawai Negeri Sipil.
4. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan Penyuluh Sosial, paling lama 2
(dua) tahun setelah diangkat harus mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan
fungsional Penyuluh Sosial.
5. Surat Keputusan pengangkatan pertama kali dalam jabatan Penyuluh Sosial dibuat
menurut contoh sebagaimana tersebut pada Lampiran VIII Peraturan Bersama
Menteri Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 41/HUK-PPS/2008
dan Nomor 13 Tahun 2008.

B. PERPINDAHAN JABATAN

Usulan perpindahan dari jabatan lain ke dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial
disampaikan kepada Pusat Penyuluhan Sosial yang selanjutnya diproses dan
disampaikan kepada Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian untuk diangkat dan
ditetapkan sebagai Pejabat Penyuluh Sosial Fungsional.
1. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam jabatan Penyuluh
Sosial atau perpindahan antar jabatan dapat dipertimbangkan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Peraturan MENPAN
Nomor PER/06/M.PAN/4/2008;
b. memiliki pengalaman di bidang Penyuluhan Sosial paling kurang 2 (dua)
tahun;
c. usia paling tinggi 50 (limapuluh) tahun; dan
d. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksaaan pekerjaan dalam Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) paling kurang bernilai baik dalam 1
(satu) terakhir.

2. Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil adalah sama dengan pangkat
yang dimilikinya, sedangkan jenjang jabatan Penyuluh Sosial ditetapkan sesuai
dengan jumlah angka kredit yang diperoleh berasal dari ijazah pendidikan formal
dan kegiatan unsur utama lainnya serta unsur penunjang yang ditetapkan oleh
Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.

3. Usulan perpindahan dari jabatan lain ke dalam Jabatan Fungsional Penyuluh


Sosial disampaikan kepada Pusat Penyuluhan Sosial yang selanjutnya diproses dan
disampaikan kepada Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian untuk diangkat dan
ditetapkan sebagai Pejabat Penyuluh Sosial Fungsional.

16
C. PENYESUAIAN/ INPASSING SALINAN
1. Pegawai Negeri Sipil yang pada saat ditetapkan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/06/M.PAN/4/2008 telah dan masih
melakukan tugas di bidang penyuluhan sosial berdasarkan keputusan Pejabat
yang berwenang dapat diangkat ke dalam jabatan Penyuluh Sosial melalui
penyesuaian/inpassing dengan ketentuan harus memenuhi syarat :
a. paling rendah berijazah Sarjana (S.1)/ Diploma IV sesuai dengan kualifikasi
yang ditentukan;
b. paling rendah memiliki pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) paling kurang bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir.
2. Jenjang jabatan dan jumlah angka kredit penyesuaian/ inpassing sebagaimana
dimaksud pada point (1) didasarkan pada pendidikan, pangkat, dan masa kerja
dalam pangkat terakhir sebagaimana tersebut dalam Lampiran III Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/06/M.PAN/4/2008.
3. Masa kerja dalam pangkat terakhir untuk penyesuaian/ inpassing sebagaimana
dimaksud Lampiran III Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
PER/06/M.PAN/4/2008 dihitung dalam pembulatan ke bawah, yaitu :
a. masa kerja dalam pangkat terakhir kurang dari 1 (satu) tahun masuk dalam
kolom kurang 1 (satu) tahun sebagai dasar perhitungan angka kredit kumulatif
penyesuaian/inpassing;
b. masa kerja dalam pangkat terakhir 1 (satu) tahun sampai dengan kurang dari
2 (dua) tahun masuk dalam kolom 1 (satu) tahun, sebagai dasar perhitungan
angka kredit kumulatif penyesuaian/inpassing;
c. masa kerja dalam pangkat terakhir 2 (dua) tahun sampai dengan kurang dari
3 (tiga) tahun masuk dalam kolom 2 (dua) tahun sebagai dasar perhitungan
angka kredit kumulatif penyesuaian/inpassing;
d. masa kerja dalam pangkat terakhir 3 (tiga) tahun sampai dengan kurang dari
4 (empat) tahun masuk dalam kolom 3 (tiga) tahun sebagai dasar perhitungan
angka kredit kumulatif penyesuaian/inpassing;
e. masa kerja dalam pangkat terakhir 4 (empat) tahun atau lebih masuk dalam
kolom 4 (empat) tahun sebagai dasar perhitungan angka kredit kumulatif
penyesuaian/inpassing; dan
f. Surat Keputusan penyesuaian/inpassing dalam jabatan dan angka kredit
Penyuluh Sosial, ditetapkan oleh pejabat yang berwenang mengangkat dan
memberhentikan Penyuluh Sosial yang dibuat sesuai contoh formulir
sebagaimana tersebut dalam Lampiran XIII Peraturan Bersama Menteri Sosial
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan Nomor
13 Tahun 2008.
4. Penyesuaian/inpassing dalam jabatan dan angka kredit Penyuluh Sosial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memperhitungkan formasi
Penyuluh Sosial yang tersedia.

17
SALINAN
5. Penyesuaian/inpassing dalam jabatan dan angka kredit Penyuluh Sosial di
lingkungan instansi pusat dan daerah ditetapkan mulai tanggal 1 Juli 2008 dan
harus selesai ditetapkan paling akhir tanggal 30 Juni 2009 dengan ketentuan
berlakunya surat keputusan penyesuaian/inpassing terhitung mulai tanggal 1
(satu) bulan berikutnya dari tanggal penetapan.
6. Pegawai Negeri Sipil yang dalam masa penyesuaian/inpassing telah dapat
dipertimbangkan kenaikan pangkatnya, maka sebelum disesuaikan dalam jabatan
dan angka kredit Penyuluh Sosial terlebih dahulu dipertimbangkan kenaikan
pangkatnya agar dalam penyesuaian/inpassing jabatan dan angka kredit telah
digunakan pangkat terakhir.
7. Terhitung mulai periode kenaikan pangkat 1 Oktober 2009 kenaikan pangkat
Penyuluh Sosial sudah ditetapkan dengan angka kredit disamping memenuhi
syarat lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

D. PEMBEBASAN SEMENTARA

1. Penyuluh Sosial Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan
Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b, dibebaskan
sementara dari jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
diangkat dalam pangkat dan/atau jabatan terakhir tidak dapat mengumpulkan
angka kredit minimal yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi.
2. Penyuluh Sosial Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c
dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam
jabatan/pangkatnya tidak dapat mengumpulkan angka kredit paling rendah 20 (dua
puluh) dari kegiatan tugas pokok.
3. Pembebasan sementara bagi Penyuluh Sosial didahului dengan peringatan paling
lambat 6 (enam) bulan sebelum batas waktu pembebasan sementara dibuat
menurut contoh sebagaimana tersebut pada Lampiran X Peraturan Bersama Menteri
Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan Nomor
13 Tahun 2008.
4. Disamping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud Penyuluh Sosial juga
dibebaskan sementara dari jabatannya apabila :
a. dijatuhi hukuman disiplin berupa hukuman disiplin tingkat sedang atau
tingkat berat berupa penurunan pangkat berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 30 Tahun 1980;
b. diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966;
c. ditugaskan secara penuh di luar jabatan Penyuluh Sosial;
d. menjalani cuti di luar tanggungan negara kecuali untuk persalinan keempat dan
seterusnya; atau
e. tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.
5. Penyuluh Sosial yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud pada point (4)
huruf a selama menjalani hukuman disiplin tetap melaksanakan tugas pokok
tetapi tidak dapat dinilai dan ditetapkan angka kreditnya.

18
SALINAN
6. Surat Keputusan pembebasan sementara dari jabatan Penyuluh Sosial dibuat
menurut contoh sebagaimana tersebut pada Lampiran XI Peraturan Bersama
Menteri Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan
Nomor 13 Tahun 2008.

E. PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI JABATAN

1. Penyuluh Sosial diberhentikan dari jabatannya, karena :


a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat kecuali jenis hukuman disiplin tingkat
berat berupa penurunan pangkat;
b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan.
2. Surat Keputusan pemberhentian dari jabatan Penyuluh Sosial dibuat menurut
contoh sebagaimana tersebut pada Lampiran XII Peraturan Bersama Menteri Sosial
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan Nomor 13
Tahun 2008.

F. PENGANGKATAN KEMBALI DALAM JABATAN

1. Penyuluh Sosial yang dibebaskan sementara karena tidak dapat mengumpulkan


angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/ pangkat setingkat lebih
tinggi, diangkat kembali dalam jabatan Penyuluh Sosial apabila telah memenuhi
angka kredit kekurangannya.
2. Penyuluh Sosial yang dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman disiplin,
dapat diangkat kembali dalam jabatan Penyuluh Sosial apabila masa berlakunya
hukuman disiplin tersebut telah berakhir.
3. Penyuluh Sosial yang dibebaskan sementara karena diberhentikan sementara
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1966, dapat diangkat kembali
dalam jabatan Penyuluh Sosial, jika berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi
hukuman percobaan.
4. Penyuluh Sosial yang dibebaskan sementara karena ditugaskan di luar jabatan
Penyuluh Sosial, dapat diangkat kembali dalam jabatan Penyuluh Sosial apabila
telah selesai melaksanakan tugas di luar jabatan Penyuluh Sosial.
5. Penyuluh Sosial yang dibebaskan sementara karena cuti di luar tanggungan negara
dan telah diangkat kembali pada instansi semula, dapat diangkat kembali dalam
jabatan Penyuluh Sosial.
6. Penyuluh Sosial yang dibebaskan sementara karena tugas belajar lebih dari 6
(enam) bulan, diangkat kembali dalam jabatan Penyuluh Sosial apabila telah
selesai menjalani tugas belajar.
7. Pengangkatan kembali dalam jabatan Penyuluh Sosial dapat dilakukan apabila usia
yang bersangkutan paling kurang 2 (dua) tahun sebelum mencapai batas usia
pensiun.

19
SALINAN
8. Surat Keputusan pengangkatan kembali dalam jabatan Penyuluh Sosial dibuat
sesuai contoh sebagaimana tersebut pada Lampiran VIII Peraturan Bersama Menteri
Sosial Nomor 41/HUK-PPS/2008 dan Kepala Badan Kepegawaian Negara dan Nomor
13 Tahun 2008.
9. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat kembali dalam jabatan Penyuluh Sosial,
jabatannya ditetapkan berdasarkan angka kredit terakhir yang dimiliki dan angka
kredit yang diperoleh selama tidak menduduki jabatan fungsional Penyuluh Sosial.

VII. PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL


A. Jenis Pengembangan

1. Pengembangan Jabatan Penyuluh Sosial mengarah pada suatu kebijaksanaan


pengembangan yang meliputi kuantitas/jumlah dan kualitas/mutu dalam rangka
tersedianya tenaga Penyuluh Sosial untuk menunjang pengembangan organisasi dan
tata laksana Penyuluh Sosial serta mampu menunjang program pembangunan pada
umumnya maupun pembangunan kesejahteraan sosial pada khususnya.

2. Pengembangan Jabatan Penyuluh Sosial dapat dilakukan melalui:

a. magang;
b. pelatihan;
c. pendidikan formal;
d. pengembangan Penyuluh Sosial; dan
e. pengalaman kerja.

B. Prinsip Dasar Pengembangan Penyuluh Sosial

Penyuluh Sosial sebagai tenaga profesional perlu menguasai ilmu pengetahuan, seni
dan teknologi serta berbagai metodologi yang diperlukan untuk mencapai tujuan
perilaku hidup bersih dan sehat secara lebih efektif dan efisien.

1. Syarat minimal bagi seorang Penyuluh Sosial untuk melakukan tugasnya secara
profesional adalah:

a. berpendidikan dan lulus dari suatu pendidikan, pelatihan tertentu yang diakui
secara resmi;

b. memiliki kompetensi, keahlian dan keterampilan dalam bidang ilmu


pengetahuan, seni dan teknologi, serta metode pendidikan, pelatihan dan
penelitian;

c. menguasai secara mendalam materi subtansi yang berkaitan dengan ilmu sosial
dan yang berkaitan;

d. memiliki keahlian dan kemampuan dalam mempergunakan berbagai metode


ilmu sosial, ilmu perilaku, kampanye sosial, Komunikasi, Informasi, Edukasi dan
Motivasi, pemasaran sosial, mobilisasi sosial, yang terkait dengan penyuluhan
sosial;

20
SALINAN
e. pernah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Keahlian Dasar dan Pengembangan
Profesi Penyuluhan Sosial; dan

f. selalu berusaha mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni


dan komunikasi pada tingkat lokal, nasional, regional, global/ universal dengan
cara membaca, menulis, meneliti, mengembangkan dan berinteraksi serta
berdialog atas dasar ilmiah.

2. Selalu berpedoman pada prinsip etika/ kode etik tersebut di atas bahwa
sebagai seorang Penyuluh Sosial:

a. tidak membeda-bedakan individu berdasarkan ras, warna kulit, bangsa, agama,


usia, jenis kelamin, atau status sosial ekonomi dalam menyumbangkan usaha
kesejahteraan sosial;

b. menghargai kebebasan individu, martabat, dan harga diri setiap individu, dan
akan menggunakan keterampilan yang di dasari dengan nilai-nilai tersebut di
atas secara konsisten;

c. mematuhi prinsip penghargaan kepada individu, kelompok dan masyarakat yang


disuluh;

d. apabila terlibat melakukan praktek yang tak beretika (mal-praktek), maka akan
bertanggung jawab untuk menerima tindakan/hukum selayaknya sesuai dengan
pertimbangan mal-praktek yang dilakukan;

e. penyuluh Sosial harus dapat menggugah hati orang untuk dapat menerima
perubahan dalam interaksi edukatif yang dinamik;

f. penyuluh Sosial perlu saling asah, saling asih, dan saling asuh dalam proses
pertumbuhan dan perubahan; dan

g. penyuluh Sosial harus memiliki sifat jujur, kuat, disiplin, integritas diri yang
kuat, sopan, ramah tamah, suka menolong orang lain, terbuka terhadap kritik-
kritik, sabar, dapat mengendalian emosi serta responsif terhadap perubahan-
perubahan situasi dan kondisi;

3. Pengembangan profesi tenaga penyuluh sosial akan terus dipacu sampai semua
penyuluh sosial benar-benar menjadi tenaga inti di bidang, penyuluhan sosial dan
mampu menghadapi perubahan sosial diwaktu-waktu yang mendatang di bidang
Penyuluhan Sosial.

C. Pengembangan karier Penyuluh Sosial

1. Jalur pengembangan karier Penyuluhan Sosial:

a. jabatan fungsional Penyuluh Sosial ke jabatan struktural;

b. untuk menduduki jabatan struktural, seorang Penyuluh Sosial harus mengikuti


Pendidikan dan Pelatihan jabatan struktural yang dipersyaratkan;

21
SALINAN
c. jabatan fungsional Penyuluh Sosial ke jabatan fungsional lainnya; Untuk
menduduki jabatan fungsional lainnya, seorang Penyuluh Sosial harus mengikuti
diklat jabatan fungsional yang dipersyaratkan; dan

d. jabatan fungsional ke jenjang karier yang lebih tinggi: Untuk menduduki


jenjang jabatan fungsional Penyuluh Sosial yang lebih tinggi, seorang Penyuluh
Sosial harus memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan serta Pendidikan dan
Pelatihan yang harus diikuti;

2. Pengembangan karier Penyuluh Sosial didasarkan atas program pendidikan dan


pelatihan.

D. Tugas dan Fungsi Pusat Penyuluhan Sosial

1. Pusat Penyuluhan Sosial mempunyai tugas melaksanakan Penyuluhan Sosial dan


meningkatkan mutu Penyuluhan Sosial.

2. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Penyuluhan Sosial menyelenggarakan


fungsi :

a. penyusunan dan penetapan formasi jabatan Penyuluh Sosial;


b. penyusunan dan penetapan standardisasi kompetensi Penyuluh Sosial;
c. pengusulan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pejabat fungsional
penyuluh sosial kepada Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian;
d. pengusulan tunjangan jabatan fungsional Penyuluh Sosial;
e. sosialisasi Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/06/M.PAN/4/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial serta
petunjuk pelaksanaannya;
f. penyusunan kurikulum pendidikan dan pelatihan bagi Penyuluh Sosial
bekerjasama dengan Badan Pendidikan dan Penelitian Departemen Sosial;
g. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi Penyuluh Sosial bekerjasama
dengan Badan Pendidikan dan Penelitian Departemen Sosial;
h. penyelenggaraan bimbingan, pemantapan dan pengembangan kemampuan
profesional pejabat fungsional Penyuluh Sosial;
i. pengembangan sistem informasi jabatan Penyuluh Sosial;
j. fasilitasi pelaksanaan jabatan fungsionalPenyuluh Sosial;
k. fasilitasi pembentukan organisasi profesi Penyuluh Sosial;
l. fasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi Penyuluh Sosial; dan
m. melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial.

22
VIII. KETENTUAN LAIN-LAIN SALINAN
1. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan Penyuluh Sosial tidak dapat
menduduki jabatan rangkap, baik jabatan fungsional lain maupun jabatan struktural.
2. Pegawai Negeri Sipil yang pada saat penyesuaian/inpassing telah memiliki pangkat
tertinggi berdasarkan pendidikan terakhir yang dimiliki atau jabatan terakhir yang
diduduki serta telah memiliki masa kerja 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir,
kenaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi dapat dipertimbangkan mulai periode
kenaikan pangkat berikutnya. Kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan apabila telah
mengumpulkan angka kredit paling kurang 10 % (sepuluh persen) dari jumlah angka
kredit untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan tugas
pokok.
3. Untuk menjamin adanya persamaan persepsi, pola pikir dan tindakan dalam
melaksanakan pembinaan Penyuluh Sosial, Departemen Sosial selaku Instansi
Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial melaksanakan sosialisasi dan fasilitasi
kepada pejabat yang berkepentingan dan Penyuluh Sosial.
4. Pada saat ini Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial hanya mengatur
pengangkatan Pegawai Negeri Sipil menjadi pejabat fungsional Penyuluh Sosial di
lingkungan Departemen Sosial dan Dinas/ Instansi Sosial Propinsi/Kabupaten/Kota di
daerah.
5. Mengenai hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan Menteri Sosial ini perlu diatur
dalam Pedoman dan/ atau Panduan Operasional.

IX. PENUTUP

Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dan Angka Kreditnya ini
merupakan acuan bagi tenaga Penyuluh Sosial dan pejabat yang terkait dan diharapkan
Sosial di lingkungan Departemen Sosial dan Dinas/ Instansi Sosial di daerah.

Demikian Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dan Angka Kreditnya
sebagai pedoman dalam pengembangan Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial.

Jakarta, 16 Oktober 2008


MENTERI SOSIAL RI,

ttd.

DR (HC) H. BACHTIAR CHAMSYAH, SE.

23

Anda mungkin juga menyukai