Anda di halaman 1dari 9

B.

Terminasi

Terminasi merupakan indikasi kapan akibat suatu kegiatan bergerak kepada hal-hal
yang diinginkan sehingga secara langsung memperkuat atau menegaskan validitas keaslian
assesment, pendefenisian masalah, tujuan, penyeleksian model intervensi, dan kontrak.
Terminasi dilaksanakan ketika tujuan telah dicapai dan pelayanan telah lengkap, ketika
kegiatan lebih lanjut tidak ada lagi,ketika permintaan- permintaan klien berhenti, ketika
referal dibuat untuk sumber- sumber pertolongan yang lain dan pekerja sosial sudah tidak
akan terlibat lebih lama lagi.
Terminasi juga merupakan pintu masuk bagi kontak selanjutnya yang akan datang.
Kita akui itu merupakan proses pemecahan masalah secara terus menerus. Terminasi sering
merupakan proses yang mengharukan. Hal ini disebabkan karena relasi yang baik dan cukup
mendalam diantara pekerja sosial dengan klien nya. Perpisahan dengan orang yang
akrab,dekat dalam pemecahan masalah dirasakan sangat berat dan memilikan hati., klien juga
akan merasa ragu dan kurang yakin akan krmampuannya dalam melaksanakan fungsi dan
tugas kehidupan selanjutnya tanpa dukungan pekerja sosial. Oleh sebab itu pekerja sosial
perli melakukan tekanan psikologi dengan cermat dan mengamati menifestasi emosional
klien dengan hati hati.

1. Definisi Terminasi

 Terminasi dalam pekerjaan sosial merupakan tahap pengakhiran dari proses


pertolongan pekerjaan sosial dimana terjadi pemutusan hubungan kerja antara
pekerja sosial atau lembaga usaha kesejateraan sosial dengan klien.
 Terminasi dalam proses pertolongan pekerjaan sosial ini dapat dilakukan
kapan saja jika situasi menghendaki. Selain itu, terminasi ini juga harus
berdasarkan kemauan klien. Terminasi ini juga dapat dikatakan sebagai pintu
masuk bagi pihak selanjutnya jika memang diperlukan rujukan kaitannya
dengan masalah yang sedang dihadapi klien.
Pekerja sosial hendaknya mengembangkan berbagai strategi agar klien mampu
memelihara perubahan-perubahan yang telah dicapai, walaupun pertolongan akan
diberhentikan dan pekerja sosial tidak berada disampingnya. Hal ini perlu diperhatikan,
walaupun sering ditemukan klien yang mengalami kemunduran menampilkan kembali
perilaku yang disfungsional setelah pertolongan dihentikan.
Dalam pertimbangan terminasi, terdapat dua hal yang akan dibahas, yaitu :

a. Alasan bagi klien dan pekerja untuk mengakhiri proses pertolongan.


b. Isi dari terminasi itu sendiri yang berkaitan dengan perasaan, stabilisasi perubahan,
dan evaluasi klien.

2. Alasan Dilakukannya Terminasi

Dalam proses pertolongan pekerjaan sosial, ada beberapa macam terminasi dan alasan
yang menyebabkan dilakukannya terminasi. Macam terminasi tersebut adalah terminasi
terencana dan terminasi tidak terencana.
Terminasi dapat terjadi kapan saja selama proses pertolongan berlangsung apabila
situasi menghendaki dengan alasan bila tujuan telah dicapai dan pelayanan telah lengkap, bila
klien telah merasa mampu melaksanakan tujuan tanpa pertolongan pekerja sosial, bila klien
merasa bahwa pertolongan telah cukup diberikan, bila kegiatan lebih lanjut tidak ada lagi,
bila tidak ada kemajuan atau tidak ada potensi perubahan, ketika referal dibuat untuk sumber
pertolongan yang lain.
Secara umum, ada beberapa alasan dilakukannya tahap terminasi dalam praktek
pertolongan pekerjaan sosial, yaitu :
1.      Tujuan telah tercapai,apabila tujuan dalam proses pertolongan pekerjaan sosial telah tercapai
maka dapat dikatakan bahwa dalam proses pertolongan tersebut berhasil sehingga sudah
dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja.
2.      Proses pelayanan yang dilakukan pekerja sosial kepada klien telah lengkap terlaksanakan.
3.      Tidak ada rencana lain yang perlu dilakukan.
4.      Persetujuan dari pihak klien untuk mengakhiri proses pertolongan.
5.      Munculnya masalah baru yang mengakibatkan masalah tersebut tidak perlu ditangani.
6.      Periode pelayanan yang diberikan pekerja sosial kepada klien sudah selesai.
7.      Seorang klien dalam proses asesmen sudah tidak memenuhi persyaratan untuk diketegorikan
sebagai klien, baik berdasarkan hasil penilaian lembaga dan atau atas kemauan calon klien.
8.      Seorang calon klien yang sedang berada dalam proses rehabilitasi mengalami masalah baik
fisik maupun mental (misalnya sakit) sehingga tidak dapat melanjutkan proses rehabilitasi.
Kepada yang bersangkutan dapat dilakukan terminasi yang biasanya diikuti dengan rujukan
(yang ditujukan kepada dokter, rumah sakit, psikologis dan pelayanan profesional lain yang
berkompeten). Selain itu juga apabila klien ataupun pekerja social mengalami kematian.
9.      Seorang klien yang sedang mendapatkan pelayanan dari seorang pekerja sosial, baik
kemauan pekerja sosial atau klien sendiri dengan alasan tertentu (misalnya tidak suka kepada
pekerja sosial, keterlibatan emosional yang mendalam dan alasan lain yang tidak mendukung
jalannya proses pelayanan yang sehat) tidak dapat melanjutkan proses pelayanan. Dalam hal
ini dapat dilakukan terminasi dan dirujuk untuk memperoleh pelayanan dari pekerja sosial
lain. Hal ini dilakukan demi kepentingan keberlangsungan pelayanan kepada klien.
10.  Seorang klien yang sedang berada dalam proses rehabilitasi atas kemauan sendiri
memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan rehabilitasi.

Terminasi juga dapat terjadi ketika pekerja sosial meninggalkan lembaga sehingga
kelayan ditransfer kepada pekerja lain, hal ini terjadi ketika klien atas kemauannya sendiri
memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan pertolongan karena merasa terlalu terikat,
tidak menyukai situasi pertolongan, tidak puas dengan pelayanan yang diberikan, terminasi
terjadi ketika ada kesepakatan untuk bekerja pada tujuan lain atau tujuan baru dengan rencana
aksi baru. Alasan lain dilakukannya transfer yaitu karena alasan (Badan Sosial atau
masyarakat) dimana pekerja sosial tidak memungkinkan mengatasi masalah, menyerahkan
atau merujuk kepada pekerja sosial lain yang berkompeten dalam masalah ini.
Beberapa indikasi dilakukan transfer dan terminasi, yaitu :
1.      Tujuan dan waktu yang disepakati telah tercapai.
2.      Atas keinginannya sendiri untuk mengakhiri.
3.      Klien dan pekerja sosial sama-sama tidak mampu melanjutkan.
4.      Proses pertolongan yang dilakukan sama sekali tidak berpengaruh kepada klien.
5.      Penyembuhan yang dilakukan pekerja sosial, sebagai contoh badan sosial menjadikan klien
tidak mau keluar dari badan sosial tersebut sekali pun sudah tidak habis waktunya atau masa
pertolongannya.
3. Prinsip Prosedural Terminasi Agar Positif

Agar terminasi dalam tahapan proses pertolongan pekerjaan sosial berjalan lancar dan
positif maka terdapat prinsip procedural yang harus dilaksanakan. Prinsip prosedural
terminasi tersebut sebagai berikut :
1.      Terminasi hendaknya berdasarkan asesmen dan keputusan bersama.
2.      Pengalaman terminasi hendaknya mengandung tujuan spesifik dan konkrit dengan segala
konsekuensinya.
3.      Klien hendaknya dipersiapkan menghadapi terminasi sehingga tidak bergantung terus kepada
pekerja sosial dan dapat hidup mandiri.
4.      Klien hendaknya dibantu mengembangkan kemampuan problem solving atau pemecahan
masalah agar dapat berperan aktif dalam proses pertolongan dan nantinya akan dapat
memecahkan masalahnya sendiri bila berhadapan lagi dengan masalah.
5.      Sistim intervensi hendaknya diberikan dengan mengkaitkan klien kepada sistem sumber dan
penguasaan akses agar tercipta pemecahan masalahan sehingga dapat meningkatkan
keberfungsian klien.
Ada beberapa prosedur dasar yang dibutuhkan dalam tugas umum, antara lain :
1.      Pemindahan harus didasarkan pada kebutuhan bersama adanya saling memahamidalam
program pertolongan dan situasi pada waktu keputusan dibuat dalamterminasi.
2.      Pengalaman terminasi hendaknya mempunyai sasaran pertolongan secara spesifik dan akibat-
akibatnya untuk kelayan.
3.      Klien hendaknya bersiap-siap menghadapi atau disiapkan dan ditolong dengantata cara
terminasi.
4.      Klien harus dianjurkan secara terus-menerus untuk memecahkan masalah, belajar dan
pertumbuhan proses dirinya sendiri dengan pertolongan sumber petolongan baru.
5.      Sistem intervensi harus diterminasikan dalam cara-cara bahwa hubungan kliendengan
masyarakat haruslah merupakan sistem pertolongan yang alamiah dankemungkinan klien untuk
terus menerus memudahkan untuk memperolehsumber.
6.      Pekerja sosial atau lembaga sosial hendaknya diperkenalkan untuk menghadapikesulitan di
masa depan, kelajutannya adalah kontak yang telah ditetapkan.
7.      Pekerja sosial harus mengakui dan memperlakukan dengan perasaannya dalammelakukan
terminasi dimana perasaan-perasaan itu menyakitkan dia dapatmenggunakan kepercayaannya
untuk menolong memecahkan masalahnya sendirisebagaimana halnya dengan perasaan klien.
4. Perasaan-perasaan yang timbul ketika terjadi terminasi

Terminasi merupakan tahap yang tidak mudah untuk dilakukan karena hakekat hubungan
antara pekerja sosial dan klien itu adalah suatu hubungan yang dekat. 
1.      Positif
a.       Lega, karena memandang kerjasama sebagai suatu selingan hidup.
b.      Senang, karena telah mendapatkan pemahaman dan keterampilan sehingga mereka hidup
tanpa pertolongan lebih jauh lagi.
c.       Bangga akan apa yang telah dilakukan.
2.      Negatif
a.       Marah bila transfer ke pekerja baru.
b.      Sedih karena merasa ditinggalkan.
c.       Muncul perasaan-perasaan lama tentang perpisahan.
d.      Tidak puas / tidak senang.

5. Kegiatan terminasi

Terminasi itu sendiri terdiri dari dua kegiatan, yaitu kegiatan persiapan dan pelaksana.
1.      Kegiatan persiapan, meliputi :
a.       Mempersiapkan penerimaan lingkungan keluarga, dimana eks klien tinggal bersamanya.
b.      Mempersiapkan penerimaan lingkungan masyarakat, baik masyarakat lingkungan tempat
kerja maupun lingkungan masyarakat pada umumnya.
c.       Lebih memantapkan kemandirian eks klien, baik kemandirian secara materi/usaha
ekonomi produktif, maupun dalam penyesuaian diri hidup di masyarakat.
d.      Kegiatan tersebut pada nomor a, b, c, dilakukan melalui koordinasi dengan keluarga,
tokoh masyarakat, RT dan teman lingkungan kerja.
e.       Identifikasi kebutuhan eks klien dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan.
2.      Kegiatan pelaksanaan, meliputi :
a.       Dilakukan kesepakatan pemutusan hubungan kontrak pelayanan antara pekerja
sosial/lembaga dalam bentuk surat pernyataan diri.
b.      Penyerahan paket bantuan pengembangan usaha ekonomi produktif.
c.       Penutupan pencatatan kasus klien.
6. Komponen Terminasi

Terdapat beberapa komponen terminasi menurut Allen Pincus dan Anne Minahan, yaitu :
1.      Pembebasan
Terminasi dalam proses pertolongan menyebabkan penghentian hubungan antara
pekerja sosial dan klien. Penghentian hubungan ini memungkinkan munculnya berbagai
perasaan negatif, baik pada klien maupun pekerja sosial. Dalam hal ini terminasi juga berarti
membebaskan pekerja sosial dan klien dari berbagai ikatan emosional yang kemungkinan
dapat menghambat keberfungsian sosial setelah proses pertolongan atau proses lebih lanjut.
2.      Stabilisasi Perubahan
Hal ini dapat diartikan bahwa setelah dilakukannya proses terminasi, klien diharapkan
dapat menjaga kestabilan perubahannya. Dengan demikian, keberfungsian sosial pada diri
klien akan tetap berlanjut.
3.      Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dalam tahap terminasi. Hal ini
dikarenakan evaluasi sangat berguna dalam membantu pekerja sosial dan klien untuk
memahami lebih baik bagaimana cara menangani masalah dan memenuhi tuntutan kebutuhan
yang akan datang. Evaluasi juga dapat digunakan sebagai kesempatan untuk mengkaji apakah
hubungan yang telah terjadi antara pekerja sosial dank lien tersebut bermanfaat atau tidak.

7. Transfer Dan Rujukan


1.      Transfer
a.       Transfer terjadi ketika Pekerja sosial mengakhiri pekerjaan dan mendapat posisi baru,
sehingga mentransfer kelayan kepada pekerja lain.
b.      Transfer juga dapat terjadi ketika pekerja mempunyai rencana-rencana untuk suatu tugas
baru atau dalam tuntutan situasi baru.
Transfer menjadi penting untuk mengenal perasaan-perasaan yang merintangi kelanjutan
pelayanan kepada kelayan dan menyelesaikannya bila memungkinkan.
2.      Proses Rujukan / Referal
a.       Adalah proses dimana seoarang Pekerja Sosial memungkinkan seorang kelayan menjadi
sadar akan sumber pelayanan lain dan mengadakan kontak dengan sumber tersebut.
b.      Referal digunakan bila kebutuhan kelayan tidak dapat dipenuhi dengan pelayanan yang
disediakan oleh lembaga lain.
c.       Referal dibuat hanya dengan seijin kelayan.
d.      Referal adalah Follow Up
e.       Prosesnya yaitu :
Pekerja dan klien bersama-sama membahas pelayanan potensial dan Pekerja membantu
kelayan membuat kontak awal dengan lembaga baru, dapat dikerjakan dengan :
3.      Memberi nomor telepon.
4.      Mengarahkan untuk mencapai lembaga baru berupa saran-saran.
5.      Memanggil lembaga baru tersebut atau pergi ke lembaga baru tersebut dengan kelayan.
6.      Pekerja dan Kelayan bersama-sama membahas macam-macam informasi yang akan berguna
untuk lembaga baru.
7.      Pekerja menyediakan informasi tersebut kepada lembaga baru.

8. Teknik Dan Skill yang Digunakan dalam Proses Terminasi

Pekerjaan terminasi dapat meningkatkan keberfungsian sosial kelayan. Hal itu juga
akan menambah pemahaman kelayan dan pekerja ketika mereka bekerja bersama. Setiap
pengakhiran menumbuhkan perasaan-perasaan yang mungkin kuat. 
Perasaan-perasaan ini dapat digunakan sebagai suatu cara untuk pertumbuhan atau
perasaan ditolak yang mana dapat mempengaruhi keberfungsian sosial kemudian.
Menangani suatu terminasi adalah suatu skill penting bagi Pekerja Sosial untuk
dikembangkan.

9. Skill
1.      Kemampuan mengenal perasaan-perasaan dan mampu mengatasi dan
menyelesaikannya
2.      Kemampuan merencanakan terminasi
3.      Kemampuan mengevaluasi
4.      Kemampuan dalam pembebasan dari hubungan dengan para klien
5.      Kemampuan mengetahui sumber-sumber pertolongan lain
6.      Kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi
10. Teknik

1.      Melakukan rencana terminasi bersama kelayan.


2.      Menolong kelayan menerima pekerja baru dan bersama kelayan membahas pekerjaan yang
telah dilakukan serta kemungkinan pekerjaan akan datang.
3.      Menyadari perasaan-perasaannya sendiri dan berfokus pada tujuan dan kebutuhan kelayan.
4.      Mengembangkan kebiasaan terminasi secara sadar tiap sesi bersama.
5. Meninjau kembali apa yang telah di laksanakan.
6.     Dalam menolong kelayan melepaskan diri, pekerja dapat menolong dengan menyelesaikan
kehilangan-kehilangan masa lalu dan perasaan-perasaan tidak terpecahkan tentang kehilangan
tersebut dan menyediakan kelayan menangani kehilangan tersebut dimasa datang.
7.      Untuk menjaga stabilitas perubahan, pekerja dan kelayan bersama-sama membahas langkah-
langkah kemudian, merencanakan cara-cara untuk mendapat dukungan dan sumber yang
diperlukan untuk langkah tersebut dalam mencapai pertumbuhan lebih jauh lagi dan memberi
harapan nyata bahwa kelayan dapat berfungsi tanpa pertolongan pekerja.
8.      Ketulusan pekerja menerima evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan yang mungkin
sebagai kesalahan dan keterbatasannya.
9.      Kompetensi dalam membimbing proses terminasi adalah cara mempengaruhi kepuasan
kelayan.

11. Kaitan Terminasi dengan Rujukan

Rujukan merupakan proses dimana seorang pekerja sosial merujuk kliennya kepada
sumber pelayanan lain yang dapat membantu meningkatkan keberfungsian sosial klien
tersebut. Rujukan dilakukan ketika pekerja sosial memungkinkan kliennya sadar akan sumber
pelayanan lain yang dapat membantunya meningkatkan keberfungsian sosial dan
menginginkan untuk mengadakan kontak dengan sumber tersebut.
Rujukan dilakukan jika pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial tidak mampu
membantu klien meningkatkan keberfungsian sosialnya. Rujukan ini juga dilakukan hanya
jika klien mengijinkan atau bersedia dirujuk.
Pekerja sosial dan klien bersama-sama membahas pelayanan potensial yang
diperlukan klien dan merujuknya kepada sumber pelayanan lainnya. Adapun proses rujukan
tersebut dapat dilakukan sebagaimana berikut :
1.      Membuat kontak awal dengan lembaga baru.
2.      Memanggil lembaga baru tersebut atau pergi ke lembaga baru tersebut dengan klien
3.      Pekerja dan Klien bersama-sama membahas macam-macam informasi yang akan berguna
untuk lembaga baru
4.      Pekerja menyediakan informasi tersebut kepada lembaga baru.

Kriteria rujukan, yaitu :


1.      Kelayan memerlukan pertolongan lebih lanjut.
2.      Kelayan memerlukan sumber yang berada di luar lembaga.
3.      Adanya dampak negatif atas pertolongan tersebut sehingga memerlukan pertolongan lebih
lanjut.
4.      Rujukan harus jelas, yaitu jelas pihak yang dirujuk, isi rujukan jelas, dan siapa melakukan
apa harus jelas.

Anda mungkin juga menyukai