PELAKSANAAN
JUDUL LAPORAN Penapisan Pasien Tersangka TB
KEGIATAN
IDENTITAS An. W / 16 tahun
PASIEN / KET Jln. Uwempemata, Kelurahan Pengawu
TERKAIT PASIEN
LATAR TB Paru masih menjadi masalah kesehatan yang mendunia.
BELAKANG Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang
paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ atau bagian tubuh lainnya
(misalnya: tulang, kelenjar, kulit, dll). Sekitar 75 % pasien TB Paru adalah
kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Pasien
TB Paru 50% akan meninggal jika tanpa pengobatan (Kemeneks RI, 2014).
Sumber penularan adalah pasien TB Paru BTA positif melalui percikan dahak
yang dikeluarkannya. Namun, pasien TB Paru dengan BTA negatif juga masih
memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB Paru. Infeksi akan terjadi
apabila orang lain menghirup udara yang mengandung percikan dahak yang
infeksius tersebut. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman
ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei/percik renik). Sekali
batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak (Kemenkes RI, 2014).
Mengingat mudahnya TB Paru menular dan dapat menyebar ke organ tubuh
lainnya, maka mencegah itu lebih baik dari pada mengobati. Pemerintah sudah
menyediakan fasilitas pengobatan bagi penderita TB Paru dengan penerapan
strategi DOTS, melalui Puskesmas dan Rumah Sakit.
Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi maka setiap
orang yang datang ke fasilitas kesehatan dengan gejala tersebut diatas
dianggap sebagai terduga pasien TB dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak
secara mikroskopis langsung (Khoirul Hafidzah, 2018). Selain identifikasi
pada orang dengan gejala tersebut, perlu dipertimbangkan pula pemeriksaan
pada orang dengan faktor risiko TB, seperti: kontak erat dengan pasien TB,
tinggal di daerah padat penduduk, wilayah kumuh, daerah pengungsian, dan
orang yang bekerja dengan bahan kimia yang berisiko menimbulkan paparan
infeksi paru (Erni and Qibtiyah, 2020). Pertimbangkan untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium TB untuk pasien yang memiliki faktor risiko dan
memiliki gejala tambahan meskipun tanpa batuk berdahak >2 minggu
(Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Petunjuk Penyehatan
Lingkungan, 2017).
GAMBARAN Pasien merupakan anak dari pasien TB dalam pengobatan, kegiatan
PELAKSANAAN penapisan dilakukan di rumah pasien, dimana pasien diberikan pot dahak, lalu
diinstruksikan untuk membawa hasil dahak ke Puskesmas Nosarara, lalu
dilakukan edukasi terhadap pasien dan keluarga mengenai tuberkulosis, cara
penularannya, faktor risiko seperti, penularannya akan lebih mudah jika sering
bersama dan berada dalam satu kamar dengan pasien terkonfirmasi positif TB,
sering membuka jendela kamar agar sinar matahari langsung masuk ke dalam
kamar, agar bila ada bakteri Mycobacterium tuberculosis akan mati, dan bila
ada anggota keluarga yang menderita batuk lebih dari 3 minggu, yang tidak
sembuh dengan pengobatan biasa, segera periksakan ke dokter
Pada tanggal 05 Desember 2022 hasil laboratorium Gene X-Pert telah
keluar bahwa pasien negatif menderita penyakit TB.