Anda di halaman 1dari 5

TANGGAL 19 November 2022

PELAKSANAAN
TEMA Pelayanan Gizi / Kesling / P2P / TB / Jiwa / KIA / KB
PENYULUHAN
JUDUL LAPORAN Penyuluhan Hipertensi
KEGIATAN
LATAR Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang
BELAKANG menyebabkan kematian nomor satu secara global setiap tahunnya di dunia.
World Health Organization (WHO) tahun 2015 menyatakan bahwa sekitar
1,13 Miliar orang di dunia mengalami hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di
dunia terdiagnosis hipertensi. Masyarakat yang mengalami hipertensi terus
meningkat setiap tahun, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar
orang yang mengalami hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta
orang meninggal akibat dari hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes RI,
2019). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak
mengetahui bahwa dirinya mengalami hipertensi sehingga tidak mendapatkan
pengobatan secara efektif.
Masalah dalam system kardiovaskuler ini patut diwaspadai sebab
kebanyakan penderitanya justru tidak merasakan suatu gejala Hipertensi di
Indonesia pada tahun 2013 pada kelompok usia muda, yaitu usia 18-24 tahun
8,7%, usia 25-34 tahun sebesar 14,7% dan usia 35-44 tahun sebesar 24,8%.
Untuk mengatasi permasalahan diatas salah satunya dengan
memberikan informasi kepada penderita hipertensi melalui Penyuluhan.
Penyuluhan direncanakan untuk memberi ilmu pengetahuan pada orang lain
baik individu, kelompok, dan masyarakat yang diharapkan dapat memiliki
pengetahuan mengenai kesehatan dan mempengaruhi kepada perilaku,
Selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan indikator kesehatan
masyarakat.
GAMBARAN Kegiatan penyuluhan dilakukan di Yayasan Alkautsar yang berlokasi di
PELAKSANAAN Kelurahan Tavanjuka dengan peserta penyuluhan berkisar 30 orang.
Penyuluhan terkait Pengertian dan apa saja penyebab hipertensi, Dampak dan
komplikasi yang ditimbulkan jika mengalami hipertensi serta Pentingnya
melakukan pengaturan diet pencegahan hipertensi dan melakukan
pemeriksaan kesehatan berkala
TANGGAL 22 November 2022
PELAKSANAAN
TEMA Pelayanan Gizi / Kesling / P2P / TB / Jiwa / KIA / KB
PENYULUHAN
JUDUL LAPORAN Penyuluhan Penyakit Tuberkulosis
KEGIATAN
LATAR Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi menular yang di
BELAKANG sebabkan oleh infeksi menular oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis.
Sumber penularan yaitu pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak
yang dikeluarkannya. Penyakit ini apabila tidak segera diobati atau
pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga
kematian (Kemenkes RI, 2015).
Menurut WHO tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi
perhatian global. Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan,
insiden dan kematian akibat tuberkulosis telah menurun, namun tuberculosis
diperkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta
kematian pada tahun 2014. India, Indonesia dan China merupakan Negara
dengan penderita tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut 23%, 10%, dan
10% dari seluruh penderita di dunia (WHO, 2015).
Peningkatan tuberkulosis paru ditanggulangi dengan beberapa strategi
seperti penyuluha untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai TB
paru melalui penyuluhan sesuai dengan budaya setempat, mengenai TB paru
pada masyarakat miskin, memberdayakan masyarakat dan pasien TB paru,
serta menyediakan akses dan standar pelayanan yang diperlukan bagi seluruh
pasien TB paru.
komunikasi yang dibutuhkan untuk memotivasi pasien guna
meningkatkan kepatuhan dalam upaya penyembuhan tuberculosis.
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang.
GAMBARAN Kegiatan penyuluhan dilakukan di Kelurahan Pengawu. Penyuluhan
PELAKSANAAN diawali dengan pembagian leaflet dan edukasi mengenai pengetahun seperti
pengertian TB Paru, tanda dan gejala TB Paru, cara penularan TB Paru, cara
pencegahan TB Paru, pentingnya kepatuhan minum obat serta komplikasi
yang dapat disebabkan TB Paru
TANGGAL 26 November 2022
PELAKSANAAN
TEMA Pelayanan Gizi / Kesling / P2P / TB / Jiwa / KIA / KB
PENYULUHAN
JUDUL LAPORAN Penyuluhan Tanda Bahaya dalam Kehamilan
KEGIATAN
LATAR Angka kematian ibu (AKI ) sering terjadi dari masa kehamilan hingga
BELAKANG masa nifas (42 hari pasca kelahiran) yang berkaitan langsung maupun tidak
langsung dengan kehamilan, persalinan maupun masa nifas atau
pengelolaannya. Di Indonesia angka kematian ibu cukup tinggi hingga
mencapai 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,
2016). Penyebab kematian ibu yang berkaitan langsung dengan kehamilan
dikenal dengan sebutan Trias Kalsik meliputi Perdarahan dengan persentase
sebanyak (28%), eklampsia sebanyak (24%) dan infeksi sebanyak (11%).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator yang mencerminkan risiko
yang dialami ibu selama masa kehamilan sampai dengan paska persalinan
dilatarbelakangi oleh keterlambatan mengenal tanda bahaya dan pengambilan
keputusan.
Pada setiap masa kehamilan, tanda bahaya kehamilan bisa saja terjadi
seperti pada trimester 1 tanda bahaya yang sering muncul adalah muntah yang
berlebihan, demam tinggi dan perdarahan, sedangkan pada trimester ke 2
tanda bahaya yang muncul adalah tidak naiknya berat badan, gerak janin
kurang, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, dan pada trimester ke 3 tanda
bahaya yang muncul seperti terjadinya kelainan letak pada janin, perdarahan
pervaginam, sertapecah ketuban sebelum waktunya (Geoffrey, 2013) .
Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga dalam mengenali tanda-tanda
bahaya kehamilan akan menyebabkan keterlambatan dalam mencapai akses
pelayanan kesehatan, sehingga menyebabkan kematian pada ibu (Maseresha,
Woldemichael, & Dube, 2016). Salah satu upaya untuk meningkatkan
pengetahuan Ibu adalah melalui pendidikan kesehatan / Health Education
kepada ibu hamil yang tujuan dari penyuluhan tersebut agar ibu mengenali
tanda bahaya tersebut sejak awal dan bisa segera mencari pertolongan ke
bidan, dokter, atau langsung ke rumah sakit untuk menyelamatkan jiwa ibu
dan bayi jika terjadi komplikasi kehamilan (Mwilike et al., 2018).
GAMBARAN Kegiatan penyuluhan dilakukan di Puskesmas Pembantu Tavanjuka.
PELAKSANAAN Penyuluhan diawali dengan pembagian leaflet dan edukasi mengenai 10 tanda
bahaya kehamilan dan apa yang harus dilakukan jika mendapatkan masalah
demikian, di akhir sesi dilakukan tanya jawab

TANGGAL 6 Desember 2022


PELAKSANAAN
TEMA Pelayanan Gizi / Kesling / P2P / TB / Jiwa / KIA / KB
PENYULUHAN
JUDUL LAPORAN Penyuluhan Stunting
KEGIATAN
LATAR Stunting adalah suatu kondisi pada seorang yang memiliki panjang atau
BELAKANG tinggi badan kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Stunting adalah
kondisi tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain
pada umunya atau yang seusia . Kasus stunting merupakan permasalahan
global dan tidak hanya terjadi di Indonesia. Menurut. Stunting merupakan
bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akibat akumulasi ketidak
cukupannutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24
bulan.Tinggi badan merupakan salah satu jenis pemeriksaan antropometri dan
menunjukkan status gizi seseorang. Adanya stunting menunjukkan status gizi
yang kurang (malnutrisi) dalam jangka waktu yang lama (kronis).
Bila dilihat prevalensi stunting secara keseluruhan baik yang mild
maupun severe (pendek dan sangat pendek), maka prevalensinya sebesar
30,8% (MKes(Epid), 2020). Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
2018 menunjukkan angka 30,8%. Beberapa studi menunjukkan dampak akibat
stunting adalah penurunan prestasi akademik, meningkatkan risiko obesitas
lebih rentan terhadap penyakit tidak menular dan peningkatan risiko penyakit
degenerative. Stunting patut mendapat perhatian lebih karena dapat
berdampak bagi kehidupan seorang, terutama risiko gangguan perkembangan
fisik dan kognitif apabila tidak segera ditangani dengan baik.
Upaya pencegahan stunting secara dini harus dilakukan supaya wanita
usia subur yang akan mempersiapkan kehamilan sehingga 1000 hari pertama
kehidupan (HPK) anak berhasil dipersiapkan dengan. Upaya pencegahan
stunting yang dapat dilakukan untuk kelompok dewasa muda yaitu sebagai
berikut, melakukan deteksi dini terhadap penyakit, meningkatkan penyuluhan
tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).Serta upaya yang dapat
dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting di antaranya sebagai berikut
yaitu, dengan meningkatkan pengetahuan, mengkonsumsi tablet tambah darah
jika mengalami gejala anemia, memperbaiki pola makan. Melakukan edukasi
kesehatan, melakukan pengukuran indeks massa tubuh (IMT) dan
mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) 1 kali tiap minggu selama 52
minggu. Pemberian suplemen multimikronutrien sejak masa pra konsepsi
dapat menurunkan kejadian neonatal. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
edukasi atau intervensi yang tepat untuk mencegah stunting adalah ketika
seseorang akan mempersiapkan kehamilannya, oleh karena itu dewasa muda
yang akan menjadi calon ibu adalah sasaran yang tepat
GAMBARAN Kegiatan penyuluhan dilakukan di Puskesmas Pembantu Palupi.
PELAKSANAAN Penyuluhan diawali dengan pembagian leaflet dan edukasi mengenai definisi
stunting, penyebab serta pencegahan stunting dan akibat yang ditimbulkan
dari stunting pada balita, di akhir sesi dilakukan tanya jawab
TANGGAL 7 Desember 2022
PELAKSANAAN
TEMA Pelayanan Gizi / Kesling / P2P / TB / Jiwa / KIA / KB
PENYULUHAN
JUDUL LAPORAN Penyuluhan Keluarga Berencana
KEGIATAN
LATAR Program Keluarga Berencana Nasional merupakan salah satu program
BELAKANG social dasar yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Program ini
memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan sumber daya manusia
pada masa kini dan masa yang akan datang. Keluarga berencana adalah
program yang dibuat oleh pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk yang meningkat setiap tahunnya. Program Keluarga Berencana
(KB) Nasional dimulai pada tahun 1970 seiring dengan diresmikannya Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional sebagai pelaksana dan pengelola
program KB nasional (BKKBN).
Program keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk membangun
komitmen nasional, untuk mencegah dan menangani kematian ibu hamil dan
melahirkan. Tujuan dari program KB adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin pertambahan
penduduk. Dan tujuan khusus dari program ini adalah meningkatkan jumlah
penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi, menurunnya jumlah angka
kelahiran bayi, meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara
pengurangan kelahiran.
Penanggulangan angka kelahiran dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai jenis alat kontrasepsi yang disediakan oleh pemerintah, seperti
kondom, spiral, IUD (intra uterine device), dan sebagainya. Kepala BKKBN
mengatakan program KB yang sudah berjalan selama 45 tahun program ini
belum berjalan maksimal, untuk itu BKKBN mempunyai target untuk dapat
menurunkan angka kelahiran sampai pada 1,2 persen. Pencapaian program ini
yang belum mencapai target yang diharapkan, banyak kendala yang
ditemukan dilapangan saat ini seperti kurangnya minat masyarakat untuk
mengetahui apa itu KB, serta dukungan dari sisi kelembagaan tidak maksimal.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hafidiah (2010) penyuluhan
yang telah dilakukan oleh pemerintah belum optimal. Sebagai ujung tombak
sekaligus jembatan antara pemerintah dan masyarakat di dalam program KB
adalah penyuluh KB. Dikatakan sebagai ujung tombak karena penyuluh KB
adalah petugas yang langsung berhadapan dengan masyarakat dalam rangka
memberikan sosialisasi, motivasi dan selaku pengendali operasional program
KB di tingkat desa. Oleh karena itu peranan Penyuluh KB menempati posisi
yang setrategis dalam rangka keberhasilan Program KB di Indonesia.
GAMBARAN Kegiatan penyuluhan dilakukan di Posyandu Mawar II kelurahan
PELAKSANAAN Pengawu Kecamatan Tatanga. Penyuluhan diawali dengan pembagian leaflet
dan edukasi mengenai jenis-jenis KB, manfaat KB serta konsultasi KB yang
cocok digunakan dalam berbagai kondisi, di akhir sesi dilakukan tanya jawab

Anda mungkin juga menyukai