Anda di halaman 1dari 4

1.

Gizi Buruk
Malnutrisi atau gizi buruk adalah salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang sangat umum.
Kondisi ini rentan dialami oleh mereka yang masih berusia anak-anak. Gizi yang buruk berakibat
pada sejumlah komplikasi kesehatan serius pada anak yang mengalaminya.

Salah satu akibat malnutrisi atau gizi buruk tersebut adalah stunting. Stunting adalah kondisi
malnutrisi kronis di mana penderitanya mengalami gangguan pertumbuhan, dalam hal ini, tinggi
badan. Ya, seorang anak dikatakan mengidap stunting ketika ia memiliki tinggi badan lebih
pendek dari tinggi badan ideal untuk ukuran anak seusianya (merujuk standar baku WHO-
MGRS).
Masalahnya, masih banyak masyarakat yang percaya bahwa stunting ini erat kaitannya dengan
faktor genetik. Kendati hal tersebut benar, namun para orangtua juga harus paham
bahwa stunting juga bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti:
 Pola makan yang salah
 Kurangnya asupan nutrisi yang seimbang
 Cara mengasuh anak tidak benar
 Higienitas lingkungan tempat tinggal
 Finansial
Selain stunting, malnutrisi pada anak bisa menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya seperti
busung lapar. Memastikan anak Anda untuk senantiasa terpenuhi kebutuhan nutrisi dan
vitaminnya sejak usia dini (bahkan saat masih berada di dalam kandungan) adalah solusi untuk
mencegah anak dari kondisi malnutrisi tersebut.
Pasalnya, kondisi malnutrisi tidak hanya berdampak pada terhambatnya pertumbuhan. Lebih
dari itu, masalah kesehatan di Indonesia ini menyebabkan penurunan kualitas sumber daya
manusia (SDM) sehingga dapat mengancam daya saing bangsa Indonesia dengan bangsa lain
di dunia.

2. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC) adalah masalah kesehatan selanjutnya yang marak terjadi di Indonesia.
Data dari WHO menyebutkan bahwa Indonesia menjadi Negara dengan penderita TBC terbesar
kedua di dunia.

Melansir situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)


yakni depkes.go.id, berdasarkan Rakekesnas 2018, jumlah penderita TBC di Indonesia
mencapai 759 per 100 ribu penduduk berusia 15 tahun ke atas. Pria menjadi kelompok yang
lebih banyak mengidap penyakit ini, sementara wilayah perkotaan menjadi titik TBC terbanyak.
Masih dilansir dari situs yang sama, Pemerintah melalui Kemenkes tengah mencanangkan solusi
penanganan TBC ini, yaitu dengan:

 Peningkatan deteksi melalui pendekatan keluarga


 Menyelesaikan under-reporting pengobatan TBC melalui penguatan PPM
 Meningkatkan kepatuhan pengobatan TBC
 Perbaikan sistem deteksi MDR TBC
 Akses terapi MDR TBC
 Edukasi
 Peningkatan sensitivitas Dx
3. Kematian Ibu
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kasus kematian ibu saat melahirkan adalah masalah
kesehatan yang cukup memprihatinkan di Bumi Pertiwi.
Indonesia masih dikatakan tertinggal dalam hal angka kematian ibu (AKI), di mana pada tahun
2015 mencapai 305 kasus per 100 ribu kelahiran. Jangankan bersaing dengan Negara-negara
maju seperti Jerman, Inggris, Jepang. Dengan Negara-negara tetangga seperti Singapura dan
Malaysia saja, Indonesia masih tertinggal.

Hal ini tentunya menjadi PR besar bagi Pemerintah, mengingat masalah kesehatan yang satu ini
secara tidak langsung berdampak pada stabilitas sosial dan ekonomi Negara.

Untuk diketahui, penyebab kematian ibu saat melahirkan biasanya meliputi:

 Perdarahan akut
 Kejang (eklampsia)
 Aborsi
 Infeksi kehamilan
4. Kematian Bayi
Kasus kematian bayi, balita, hingga anak-anak usia remaja juga menjadi masalah kesehatan di
Indonesia yang masih terus menyumbang persentase besar.

Kondisi ini tak lepas dari sejumlah faktor. Pada kasus kematian bayi, asupan nutrisi yang kurang
selama masih berada di dalam kandungan disinyalir menjadi penyebab utamanya. Sedangkan
pada anak balita hingga remaja, faktor-faktor yang menyebabkan kematian umumnya meliputi:

 Penyakit akibat infeksi (diare, TBC, dan sebagainya)


 Kecelakaan
 Gaya hidup tidak sehat (merokok, alkohol, kurang olahraga)
Oleh sebab itu, perlu adanya semacam edukasi secara masif kepada seluruh lapisan
masyarakat guna mencegah penyakit-penyakit ini merenggut nyawa.

5. Penyakit Menular
Penyakit menular juga menjadi penyumbang terbesar masalah kesehatan di Indonesia. DBD,
malaria, leptospirosis, flu babi, hingga HIV/AIDS adalah contoh penyakit menular yang sudah
‘akrab’ dengan kehidupan masyarakat Indonesia.

Sejumlah langkah pun telah dilakukan sebagai solusi untuk mengatasi pelbagai masalah
kesehatan tersebut. Khusus HIV/AIDS, Pemerintah terus memperbaiki segala elemen yang
berkaitan dengan pengobatan penyakit ini, mulai dari tenaga medis, fasilitas kesehatan, tata
laksana penanganan, hingga laboratorium.

Selain itu, sebuah sistem bernama Early Warning and Responds System (EWARS) adalah cara
lainnya yang dilakukan Negara guna mencegah penyebaran penyakit menular.
6. Penyakit Tidak Menular
Tidak hanya penyakit menular sebagaimana dijelaskan di atas, Indonesia juga menghadapi
‘serangan’ penyakit tidak menular. Sebut saja komplikasi paru-paru dan sistem pernapasan
secara keseluruhan, yang mana hal ini berkaitan dengan kualitas udara yang buruk, terutama di
daerah perkotaan.

Diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan tak ketinggalan, kanker, adalah penyakit tidak
menular lainnya yang sampai saat ini masih terus menghantui rakyat Indonesia.
Edukasi tentang kesehatan secara rutin dan terstruktur adalah solusi untuk menekan
peningkatan jumlah penderita penyakit-penyakit tersebut. Masyarakat pun dihimbau untuk selalu
waspada dengan cara sebisa mungkin menerapkan pola hidup sehat.

7. Gangguan Jiwa
Dihimpun dari berbagai sumber, Indonesia memiliki kuantitas pengidap gangguan jiwa yang
cukup banyak, yakni sekitar 14 juta jiwa. Bahkan, 400 ribu di antaranya disebut mengidap
gangguan jiwa parah. Hal ini menjadikan gangguan jiwa menjadi masalah kesehatan di
Indonesia yang memerlukan perhatian khusus guna menekan peningkatan jumlahnya.

Pasalnya, hal ini turut memengaruhi kualitas dan produktivitas masyarakat Indonesia, yang
lantas juga berdampak terhadap daya saing bangsa Indonesia di dunia. Kendati demikian,
Pemerintah sudah berusaha untuk mengambil langkah sebagai solusi atas masalah ini, seperti
diimplementasikannya program Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang
melibatkan Puskesmas dan masyarakat.

Nah, itu dia informasi mengenai masalah kesehatan di Indonesia dan solusinya. Negara yang
berhasil adalah Negara yang masyarakatnya hidup dalam kesejahteraan, termasuk sejahtera
mental dan fisiknya. Semoga bermanfaat!

Contoh 4 Faktor yamg mempengaruhi Derajat Kesehatan :

Environment.

·         Adanya sanitasi lingkungan yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 

·         Semakin tinggi tingkat pendidikan individu/masyarakat maka pengetahuan akan cara hidup
sehat akan semakin baik.

·         Ada norma agama pada umat Islam tentang  konsep haram terhadap alcohol akan menurunkan
tingkat konsumsi alcohol.
Life Styles

·         Perilaku merokok sejak usia dini akan meningkatkan resiko kanker paru

·         Kebiasaan melakukan konsep 3 M (menguras, mengubur, menutup) pada pencegahan DBD


akan menurunkan prevalensi DBD.

·         Perilaku mengkonsumsi makanan cepat saji (junk food) akan meningkatkan resiko obesitas


yang beresiko pada penyakit jantung.

Heredity

·         Perkawinan antar golongan darah tertentu akan mengakibatkan leukemia.

·         Adanya kretinisme yang diakibatkan mutasi genetic

Health Care Services

·         Adanya upaya promotif terhadap penularan HIV/AIDS akan menurunkan prevalensi HIV/AIDS.

·         Tersedianya sarana & prasaran kesehatan yang baik akan memudahkan masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas.

·         Adanya asuransi kesehatan akan memudahkan individu/masyarakat untuk mengakses


pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai