Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

“Fenomena Global Terhadap Isu Kesehatan Di Dunia’’

Disusun Oleh Kelompok 9

Meriyanti Sitohang 0309182055


Afriliana Rizki 0309182060
Devi Agustina Mungkur 0309182052
Anggraini Hanifah Lubis 0309183118

TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2021/2021

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kesehatan menurut WHO adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Menurut
Undang-Undang kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelengarakan upaya
kesehatan.
Isu dalam bahasa inggris yaitu issue artinya persoalan atau kejadian. Jadi dapat
disimpulkan bahwa isu-isu kesehatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang
menyangkut masalah kesehatan yang diperkirakan terjadi pada masa yang akan
datang.
Isu kesehatan ini, khususnya di Indonesia yang pertama adalah persoalan kondisi
gizi buruk di beberapa daerah. Kasus gizi buruk yang banyak dialami oleh
masyarakat kalangan miskin atau ekonomi lemah dan kurang mampu. Ada juga
beberapa isu kesehatan tentang gizi yang berlebihan adalah kegemukan,
penyebabnya adalah karena adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang
banyak muncul di wilayah perkotaan. Beberapa isu penyakit lain yang sudah
sangat umum menjangkit masyarakat Indonesia adalah anemia dan imunitas,
penyakit pada gigi dan juga mulut, infeksi saluran pernafasan, hipertensi,
gangguan saluran pencernaan, gangguan penglihatan, dan penyakit mata lainnya
seperti katarak, penyakit kulit, sendi dan infeksi nafas kronik. Beberapa penyakit
kronis yang lain juga sudah banyak menyerang masyarakat Indonesia seperti DBD
Demam Berdarah Dengue, HIV/AIDS, Chikungunya, Malaria, SARS, dan TBC
dan lain lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian isu isu kesehatan?


2. Apa permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan
kesehatan?

3. Apa faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan?

4. Bagaimana upaya mengatasi masalah kesehatan di dunia?

C. Manfaat dan Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa pengertian isu isu kesehatan

2. Untuk mengetahui apa permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam


pembangunan kesehatan

3. Untuk mengetahui apa faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan

4. Untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi masalah kesehatan di dunia

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Isu-Isu Kesehatan
Kesehatan menurut WHO adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Menurut
Undang-Undang kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelengarakan upaya
kesehatan.
Isu dalam bahasa inggris yaitu issue artinya persoalan atau kejadian. Jadi dapat
disimpulkan bahwa isu-isu kesehatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang
menyangkut masalah kesehatan yang diperkirakan terjadi pada masa yang akan
datang.
Isu kesehatan ini, khususnya di Indonesia yang pertama adalah persoalan kondisi
gizi buruk  di beberapa daerah. Kasus gizi buruk yang banyak dialami oleh
masyarakat kalangan  miskin atau ekonomi lemah dan kurang mampu. Ada juga
beberapa isu kesehatan tentang gizi yang berlebihan adalah kegemukan,
penyebabnya adalah karena adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang
banyak muncul di wilayah perkotaan. Beberapa isu penyakit lain yang sudah
sangat umum menjangkit masyarakat Indonesia adalah anemia dan imunitas,
penyakit pada gigi dan juga  mulut, infeksi saluran pernafasan, hipertensi,
gangguan saluran pencernaan, gangguan penglihatan, dan penyakit mata lainnya
seperti katarak, penyakit kulit, sendi dan infeksi nafas kronik. Beberapa penyakit
kronis yang lain juga sudah banyak menyerang masyarakat Indonesia seperti DBD
Demam Berdarah Dengue,  HIV/AIDS,  Chikungunya, Malaria, SARS, dan TBC
dan lain lain.
Isu-isu kesehatan di Indonesia tersebut mulai muncul, disebabkan oleh perilaku,
lingkungan sekitar, dan pelayanan kesehatan yang kurang optimal. Masalah yang
menjadi penyebab isu pada pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu kurangnya ketersediaan dan kualitas terkait dengan fasilitas di tempat
pelayanan kesehatan, kurangnya mutu dan kualitas obat dan perbekalan kesehatan
lainnya, tenaga kesehatan, pembiayaan, dan manajemen kesehatan yang kurang.
Sebenarnya Puskesmas sudah banyak tersebar  dan didirikan di beberapa daerah
dan wilayah, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih
menjadi  kendala untuk beberapa daerah terpencil yang sulit dijangkau dengan
kendala utamanya adalah biaya dan transportasi. Untuk kalangan masyarakat
tertentu pun, biaya pengobatan di beberapa pelayanan kesehatan tidaklah murah.
Tidak adanya biaya bagi masyarakat untuk melakukan pengobatan juga menjadi
salah satu alasan mengapa isu kesehatan di Indonesia meningkat.
Dengan isu kesehatan di Indonesia tersebut, telah menunjukkan bahwa kurangnya
kepedulian dan usaha, bukan hanya dari pemerintah, namun juga dari masyarakat
Indonesia itu sendiri. Alangkah baiknya sebagai salah satu dari masyarakat
Indonesia, jika kita ikut serta dalam menjaga dan memperhatikan kesehatan tubuh,
dimulai dari diri sendiri. Jika kesulitan berobat terkait dengan keuangan, tak ada
salahnya mulai dengan pencegahan, yang bisa dimulai dengan meningkatkan
kepedulian terhadap kesehatan, dan selalu mengonsumsi makanan yang bergizi
secara seimbang.
Transisi kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan beban ganda (double
burden) masalah kesehatan.

1. Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup yang


meningkatkan proporsi kelompok usia lanjut sementara masalah bayi dan
BALITA tetap menggantung.

2. Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit menular yang


belum pupus ditambah dengan penyakit tidak menular yang meningkat dengan
drastis.

3. Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.

4. Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari perilaku tradisional


menjadi modern yang cenderung membawa resiko (Maskoeri, Jasin.1994).

Masalah Kesehatan di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk


yang masih perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak
antara lain: anemia pada ibu hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan
anak-anak, terutama di daerah endemic, kekurangan vitamin A pada anak, anemia
pada kelompok mahasiswa, anak-anak usia sekolah, serta bagaimana
mempertahankan dan meningkatkan cakupan imunisasi. Permasalahan tersebut
harus ditangani secara sungguh-sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi
kualitas bahan baku sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Perubahan masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam transisi
kesehatan berupa transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan
transisi perilaku. Transisi kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan beban
ganda (double burden) masalah kesehatan.

1. Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup yang


meningkatkan proporsi kelompok usia lanjut sementara masalah bayi dan
BALITA tetap menggantung.

2. Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit menular yang


belum pupus ditambah dengan penyakit tidak menular yang meningkat dengan
drastis.

3. Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.

4. Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari perilaku tradisional


menjadi modern yang cenderung membawa resiko. Masalah kesehatan tidak
hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi gangguan kesehatan yang
ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental dan spiritual. Gangguan
pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan karena dapat memberikan
gangguan kesehatan atau sakit. Di negara kita mereka yang mempunyai penyakit
diperkirakan 15% sedangkan yang merasa sehat atau tidak sakit adalah selebihnya
atau 85%. Selama ini nampak bahwa perhatian yang lebih besar ditujukan kepada
mereka yang sakit. Sedangkan mereka yang berada di antara sehat dan sakit tidak
banyak mendapat upaya promosi. Untuk itu, dalam penyusunan prioritas
anggaran, peletakan perhatian dan biaya sebesar 85 % seharusnya diberikan
kepada 85% masyarakat sehat yang perlu mendapatkan upaya promosi kesehatan.
Dengan adanya tantangan seperti tersebut di atas maka diperlukan suatu
perubahan paradigma dan konsep pembangunan kesehatan (Elmi, Bachrul. 2002)

Untuk memahami masalah kesehatan yang sering ditemukan di Indonesia perlu


dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain masalah perilaku kesehatan,
lingkungan, genetik dan pelayanan kesehatan yang akan menimbulkan berbagai
masalah lanjutan seperti masalah kesehatan ibu dan anak, masalah gizi dan
penyakit-penyakit baik menular maupun tidak menular. Masalah kesehatan
tersebut dapat terjadi pada masyarakat secara umum atau komunitas tertentu
seperti kelompok rawan (bayi, balita dan ibu), kelompok lanjut usia dan kelompok
pekerja.

1. Masalah Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik L. Blum di Amerika


Serikat  memiliki urutan kedua faktor yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat setelah faktor lingkungan. Di Indonesia diduga faktor perilaku justru
menjadi faktor utama masalah kesehatn sebagai akibat masih rendah pengetahuan
kesehatan dan faktor kemiskinan. Kondisi tersebut mungkin terkait tingkat
pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat.
Terbentuknya perilaku diawali respon terhadap stimulus pada domain kognitif
berupa pengetahuan terhadap obyek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon
batin (afektif) yaitu sikap terhadap obyek tersebut. Respon tindakan (perilaku)
dapat timbul setelah respon pengetahuan dan sikap yang searah (sinkron) atau
langsung tanpa didasari kedua respon di atas. Jenis perilaku ini cenderung tidak
bertahan lama karena terbentuk tanda pemahaman manfaat berperilaku tertentu.

Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali pengetahuan membutuhkan


sumber pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan kesehatan. Pendidikan
kesehatan merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada
sasaran sehingga pengetahuan sasaran terhadap sesuatu masalah meningkat
dengan harapan sasaran dapat berperilaku sehat.
Sikap setuju terhadap suatu perilaku sehat dapat terbentuk bila pengetahuan yang
mendasari perilaku diperkuat dengan bukti manfaat karena perilaku seseorang
dilandasi motif. Bila seseorang dapat menemukan manfaat dari berperilaku sehat
yang diharapkan oleh petugas kesehatan maka terbentuklah sikap yang
mendukung.

Perilaku sendiri menurut Lawrence Green dilatarbelakangi 3 faktor pokok yaitu


faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung (enabling factors)
dan faktor penguat (reinforcing factors). Oleh sebab tersebut maka perubahan
perilaku melalui pendidikan kesehatan perlu melakukan intervensi terhadap ketiga
faktor tersebut di atas sehingga masyarakat memiliki perilaku yang sesuai nilai-
nilai kesehatan (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

a. Masalah Kesehatan lingkungan

Kesehatan lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang optimum sehingga


berpengaruh positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan masyarakat yang
optimum pula. Masalah kesehatan lingkungan meliputi penyehatan lingkungan
pemukiman, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah dan sampah serta
pengelolaan tempat-tempat umum dan pengolahan makanan.

b. Penyehatan lingkungan pemukiman

Lingkungan pemukiman secara khusus adalah rumah merupakan salah satu


kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang tidak
diikuti pertambahan luas tanah cenderung menimbulkan masalah kepadatan
populasi dan lingkungan tempat tinggal yang menyebabkan berbagai penyakit
serta masalah kesehatan. Rumah sehat sebagai prasyarat berperilaku sehat
memiliki kriteria yang sulit dapat dipenuhi akibat kepadatan populasi yang tidak
diimbangi ketersediaan lahan perumahan. Kriteria tersebut antara lain luas
bangunan rumah minimal 2,5 m2 per penghuni, fasilitas air bersih yang cukup,
pembuangan tinja, pembuangan sampah dan limbah, fasilitas dapur dan  ruang
berkumpul keluarga serta gudang dan kandang ternak untuk rumah pedesaan.
Tidak terpenuhi syarat rumah sehat dapat menimbulkan masalah kesehatan atau
penyakit baik fisik, mental maupun sosial yang mempengaruhi produktivitas
keluarga dan pada akhirnya mengarah pada kemiskinan dan masalah sosial

c. Penyediaan air bersih

Kebutuhan air bersih terutama meliputi air minum, mandi, memasak dan mencuci.
Air minum yang dikonsumsi harus memenuhi syarat minimal sebagai air yang
dikonsumsi. Syarat air minum yang sehat antara lain syarat fisik, syarat
bakteriologis dan syarat kimia. Air minum sehat memiliki karakteristik tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa, suhu di bawah suhu udara sekitar (syarat
fisik), bebas dari bakteri patogen (syarat bakteriologis) dan mengandung zat-zat
tertentu dalam jumlah yang dipersyaratkan (syarat kimia). Di Indonesia sumber-
sumber air minum dapat dari air hujan, air sungai, air danau, mata air, air sumur
dangkal dan air sumur dalam. Sumber-sumber air tersebut memiliki karakteristik
masing-masing yang membutuhkan pengolahan sederhana sampai modern agar
layak diminum. Tidak terpenuhi kebutuhan air bersih dapat menimbulkan masalah
kesehatan atau penyakit seperti infeksi kulit, infeksi usus, penyakit gigi dan mulut
dan lain-lain.

d. Pengelolaan limbah dan sampah

Limbah merupakan hasil buangan baik manusia (kotoran), rumah tangga,


industri atau tempat-tempat umum lainnya. Sampah merupakan bahan atau benda
padat yang dibuang karena sudah tidak digunakan dalam kegiatan manusia.
Pengelolaan limbah dan sampah  yang tidak tepat akan menimbulkan polusi
terhadap kesehatan lingkungan.

Pengolahan kotoran manusia membutuhkan tempat yang memenuhi syarat agar


tidak menimbulkan kontaminasi terhadap air dan tanah serta menimbulkan polusi
bau dan mengganggu estetika. Tempat pembuangan dan pengolahan limbah
kotoran manusia berupa jamban dan septic tank harus memenuhi syarat kesehatan
karena beberapa penyakit disebarkan melalui perantaraan kotoran.
B. Beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam
pembangunan kesehatan antara lain :

1. Masih tingginya disparitas status kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas


kesehatan masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan
antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-pedesaan masih
cukup tinggi.

2. Status kesehatan penduduk miskin masih rendah.

3. Beban ganda penyakit. Dimana pola penyakit yang diderita oleh masyarakat
adalah penyakit infeksi menular dan pada waktu yang bersamaan terjadi
peningkatan penyakit tidak menular, sehingga Indonesia menghadapi beban ganda
pada waktu yang bersamaan (double burden)

4. Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih rendah.

5. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tidak merata.

6. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.

7. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.

8. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Masih rendahnya kondisi kesehatan


lingkungan juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan
lingkungan merupakan kegiatan lintas sektor belum dikelola dalam suatu sistem
kesehatan kewilayahan.

9. Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan, kemampuan sumber daya


manusia, standarisasi, penilaian hasil penelitian produk, pengawasan obat
tradisional, kosmetik, produk terapetik/obat, obat asli Indonesia, dan sistem
informasi (Utami, Sri Tjahyani Budi, 2003).
C. Faktor Penyebab terjadinya Masalah Kesehatan

Jika kita berbicara masalah kesehatan maka masalah kesehatan itu bukan saja
berbicara  soal teori dalam suatu lingkungan masyarakat itu sendiri, karena
terkadang masyarakat mengalami beberapa masalah  tentang penyakit, gizi
makanan, kesehatan lingkungan, Namun masalah itu juga berbicara bagaimana
aplikasi atau penerapan dari teori tersebut untuk menyelesaikan masalah
kesehatan masyarakat sehingga berguna untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.

D. Upaya Mengatasi Masalah Kesehatan di Dunia

1. Peningkatan Gizi 

Hal ini dapat dilakukan dengan memberi makanan tambahan yang bergizi
terutama bagi anak-anak dapat dioptimalkan melalui pemberdayaan posyandu dan
kegiatan PKK. 

2. Penambahan Fasilitas Kesehatan 

Fasilitas kesehatan harus mampu menampung dan menjangkau masyarakat


didaerah-daerah tertinggal. Penambahan fasilitas kesehatan ini meliputi rumah
sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, polindes (pondok bersalin desa),
posyandu. Penambahan fasilitas ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, seperti imunisasi, KB, pengobatan , dan lain-lain 
3. Pelaksanaan Imunisasi 

Berdasarkan prinsip pencegahan lebih baik dari pengobatan, program imunisasi


bertujuan melindungi tiap anak dari penyakit umum. Hal tersebut dapat
dilaksanakan melalui PIN (Pekan Imunisasi Nasional). 

4. Penyediaan Pelayanan Kesehatan Gratis 


Pemerintah menyediakan pelayanan gratis bagi penduduk miskin dalam bentuk
Askeskin ( Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin ) dan Kartu sehat yang dapat
digunakan untuk memperoleh layanan kesehatan secara murah, 

5. Pengadaan Obat Generik 

Pemerintah harusmengembangkan pengadaan obat murah yang dapat dijangkau


oleh masyarakat bawah. penyediaan obat murah ini dapat beruba obat generik. 

6. Penambahan jumlah tenaga medis 

Agar pelayanan kesehatan dapat mencakup seluruh lapisan masyarakat dan


mencakup seluruh wilayah indonesia diperlukan penambahan jumlah tenaga
medis, seperti dokter, bidan, perawat. 

7. Melakukan penyuluhan tentang arti pentingnya kebersihan dan pola hidup


sehat. 

Penyuluhan semacam ini juga bisa melibatkan lembaga-lembaga lain diluar


lembaga kesehatan, seperti sekolah, organiassi kemasyarakata, tokoh-tokoh
masyarakat (Utami, Sri Tjahyani Budi, 2003).

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kesehatan menurut WHO adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Menurut Undang-
Undang kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sarana
kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelengarakan upaya kesehatan.

2. Masih tingginya disparitas status kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas


kesehatan masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan
antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-pedesaan masih
cukup tinggi.

3. ika kita berbicara masalah kesehatan maka masalah kesehatan itu bukan saja
berbicara soal teori dalam suatu lingkungan masyarakat itu sendiri, karena
terkadang masyarakat mengalami beberapa masalah tentang penyakit, gizi
makanan, kesehatan lingkungan

4. Peningkatan Gizi , penambahan fasilitas Kesehatan

B. SARAN

Mungkin dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan harap


dimaklumi dan semoga pembaca mendapatkan ilmu yang berkah.

DAFTAR PUSTAKA

Maskoeri, Jasin.1994. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada.


TIM IAD MKU UMS, TIM MUP.2008. Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.

Elmi, Bachrul. 2002. Keuangan pemerintah Daerah otonom di Indonesia. Jakarta:


UI-Press.
Utami, Sri Tjahyani Budi, 2003. Modul Mata Pencemaran Udara dan Kesehatan.
Depok: FKM-UI.

Anda mungkin juga menyukai