MAKALAH
HOME
TUTORIAL
GADGET
GAME
SOSIAL MEDIA
DAFTAR ISI
×
HOME › MAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi
masyarakat, yaitu angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan, prevalensi gizi kurang dan umur
angka harapan hidup. Angka kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran
hidup (2002–2003) dan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334 (1997) menjadi 307 per
100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (1999)
menjadi 66,2 tahun (2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (Susenas 1999) menjadi
66,2 tahun (2003).Prevalensi gizi kurang (underweight) pada anak balita, telah menurun dari 34,4
persen (1999) menjadi 27,5 persen (2004).
Bila dilihat permasalahan gizi antar provinsi terlihat sangat bervariasi yaitu terdapat 10
provinsi dengan prevalensi gizi kurang diatas 30% dan bahkan ada yang diatas 40% yaitu di provinsi
Gorontalo, NTB, NTT dan Papua. Kasus gizi buruk umumnya menimpa penduduk miskin/tidak
mampu. Di sisi lain masalah baru gizi seperti kegemukan, terutama di wilayah perkotaan cenderung
meningkat karena perubahan gaya hidup masyarakat. Angka kesakitan yang tinggi terjadi pada
anak-anak dan usia di atas 55 tahun, dengan tingkat morbiditas lebih tinggi pada wanita dibanding
pria. Sepuluh penyakit dengan prevalensi tertinggi adalah penyakit gigi dan mulut, gangguan refraksi
dan penglihatan, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), gangguan pembentukan darah (anemia)
dan imunitas, hipertensi, penyakit saluran cerna, penyakit mata lainnya, penyakit kulit, sendi dan
infeksi nafas kronik. Selain itu Indonesia juga menghadapi ”emerging diseases” seperti demam
berdarah dengue (DBD), HIV/AIDS, Chikungunya , SARS, Avian Influenza serta penyakit-penyakit
”re-emerging diseases” seperti malaria dan TBC.
Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan
perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas
pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas
di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit, Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling
6.132 unit. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua kecamatan,
namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini
belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak
transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di hampir
semua kabupaten/kota, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan belum dapat
berjalan dengan optimal.
Di bidang obat dan perbekalan kesehatan telah ditetapkan standar Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB) dan jenis obat generik yang mencakup 220 obat. Penggunaan obat generik dan
obat tradisional cenderung mengalami kenaikan, dan 95 persen kebutuhan obat nasional telah
dipenuhi dalam negeri. Demikian juga dengan vaksin dan sebagian alat-alat kesehatan. Walaupun
demikian ketersediaan, mutu, keamanan obat dan perbekalan kesehatan masih belum optimal serta
belum dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Selain itu Obat Asli Indonesia (OAI) belum
sepenuhnya dikembangkan dengan baik meskipun potensi yang dimiliki sangat besar. Pengawasan
terhadap keamanan dan mutu obat dan makanan telah dilakukan lebih luas meliputi produk pangan,
suplemen makanan, obat tradisional, kosmetika, produk terapetik/obat, dan NAPZA disertai dengan
penyidikan kasus tindak pidana. Dalam hal tenaga kesehatan, Indonesia mengalami kekurangan
pada hampir semua jenis tenaga kesehatan yang diperlukan. Permasalahan besar tentang SDM
adalah inefisiensi dan inefektivitas SDM dalam menanggulangi masalah kesehatan. Walaupun rasio
SDM kesehatan telah meningkat, tetapi masih jauh dari target Indonesia Sehat 2010 dan variasinya
antar daerah masih tajam. Dengan produksi SDM kesehatan dari institusi pendidikan saat ini, target
tersebut sulit untuk dicapai. Pada tahun 2003, rasio tenaga dokter 17.47, dokter spesialis 5.2,
Perawat 108.53, dan Bidan 28.40 per 100,000 penduduk.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih perlu
mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain: anemia pada ibu hamil,
kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak, terutama di daerah endemic, kekurangan
vitamin A pada anak, anemia pada kelompok mahasiswa, anak-anak usia sekolah, serta bagaimana
mempertahankan dan meningkatkan cakupan imunisasi. Permasalahan tersebut harus ditangani
secara sungguh-sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku sumber
daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Perubahan masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam transisi
kesehatan berupa transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan transisi perilaku. Transisi
kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan beban ganda (double burden) masalah kesehatan.
1. Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup yang meningkatkan
proporsi kelompok usia lanjut sementara masalah bayi dan BALITA tetap menggantung.
2. Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit menular yang belum pupus
ditambah dengan penyakit tidak menular yang meningkat dengan drastis.
3. Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.
4. Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari perilaku tradisional menjadi modern yang
cenderung membawa resiko.
Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi gangguan
kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental dan spiritual. Gangguan
pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan karena dapat memberikan gangguan
kesehatan atau sakit. Di negara kita mereka yang mempunyai penyakit diperkirakan 15%
sedangkan yang merasa sehat atau tidak sakit adalah selebihnya atau 85%. Selama ini nampak
bahwa perhatian yang lebih besar ditujukan kepada mereka yang sakit. Sedangkan mereka yang
berada di antara sehat dan sakit tidak banyak mendapat upaya promosi. Untuk itu, dalam
penyusunan prioritas anggaran, peletakan perhatian dan biaya sebesar 85 % seharusnya diberikan
kepada 85% masyarakat sehat yang perlu mendapatkan upaya promosi kesehatan.
Dengan adanya tantangan seperti tersebut di atas maka diperlukan suatu perubahan
paradigma dan konsep pembangunan kesehatan. Beberapa permasalahan dan tantangan yang
dihadapi dalam pembangunan kesehatan antara lain :
1. Masih tingginya disparitas status kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas kesehatan
masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi,
antar kawasan, dan antar perkotaan-pedesaan masih cukup tinggi.
2. Status kesehatan penduduk miskin masih rendah.
3. Beban ganda penyakit. Dimana pola penyakit yang diderita oleh masyarakat adalah penyakit infeksi
menular dan pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular, sehingga
Indonesia menghadapi beban ganda pada waktu yang bersamaan (double burden)
4. Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih rendah.
5. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tidak merata.
6. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.
7. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.
8. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Masih rendahnya kondisi kesehatan lingkungan juga
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan lingkungan merupakan kegiatan
lintas sektor belum dikelola dalam suatu sistem kesehatan kewilayahan.
9. Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan, kemampuan sumber daya manusia,
standarisasi, penilaian hasil penelitian produk, pengawasan obat tradisional, kosmetik, produk
terapetik/obat, obat asli Indonesia, dan sistem informasi.
B. Strategi Paradigma Kesehatan
Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia terhadap informasi-
informasi yang diperoleh baik dari pengalaman ataupun dari penelitian.
Dalam perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan maka memasuki era reformasi
untuk Indonesia baru telah terjadi perubahan pola pikir dan konsep dasar strategis pembangunan
kesehatan dalam bentuk paradigma sehat. Sebelumnya pembangunan kesehatan cenderung
menggunakan paradigma sakit dengan menekankan upaya-upaya pengobatan (kuratif) terhadap
masyarakat Indonesia.
Perubahan paradigma kesehatan dan pengalaman kita dalam menangani masalah kesehatan
di waktu yang lalu, memaksa kita untuk melihat kembali prioritas dan penekanan program dalam
upaya meningkatkan kesehatan penduduk yang akan menjadi pelaku utama dan mempertahankan
kesinambungan pembangunan.
Indonesia menjadi sumber daya manusia sehat-produktif-kreatif, kita harus berfikir dan agak
berbeda dengan apa yang kita lakukan sekarang. Kita perlu re-orientasi dalam strategi dan
pendekatan. Pembangunan penduduk yang sehat tidak bisa dilakukan melalui pengobatan yang
sedikit saja.
Perubahan paradigma dan re-orientasi mendasar yang perlu dilakukan adalah paradigma atau
konsep yang semula menekankan pada penyembuhan penyakit berupa pengobatan dan
meringankan beban penyakit diubah ke arah upaya peningkatan kesehatan dari sebagian besar
masyarakat yang belum jatuh sakit agar bias lebih berkontribusi dalam pembangunan.
Baca Juga
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma sehat merupakan suatu strategi baru pembangunan kesehatan yang memandang
masalah kesehatan sebagai suatu variable kontinyu, direncanakan dalam suatu system
desentralisasi, dengan kegiatan pelayanan yang senantiasa bersifat promotif untuk mengentaskan
kesehatan masyarakat, oleh tenaga kesehatan profesional bersama masyarakat yang partisipatif.
Selain itu, dalam paradigma sehat ini pengukuran derajat kesehatan masyarakat tidak
semata-mata dilihat dari penurunan kesakitan/kematian (dengan memakai indikator negatif), tetapi
lebih ditekankan pada pencapaian hasil peningkatan pada angka kesehatan (indikator Positif). Nilai
indikator positif ini diperoleh sebagai dampak dari upaya kesehatan promotif yang telah
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan professional dan didukung besarnya penempatan biaya upaya
promotif yang sesuai.
Paradigma sehat mempunyai orientasi dimana upaya peningkatan kesehatan masyarakat
dititik beratkan pada :
1. Promosi kesehatan, peningkatan vitalitas penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan
terhadap penyakit melalui olah raga, fitness dan vitamin.
2. Pencegahan penyakit melalui imunisasi pada ibu hamil, bayi dan anak.
3. Pencegahan pengendalian penanggulangan, pencemaran lingkungan serta perlindungan
masyarakat terhadap pengaruh buruk (melalui perubahan perilaku).
4. Memberi pengobatan bagi penduduk yang sakit, (15%) melalui pelayanan medis.
Paradigma sehat merupakan strategi pembangunan kesehatan untuk semua sehat di tahun
2010, dimana mengarah kepada mempertahankan kondisi sehat dan tidak sakit dan produktif yang
dikenal dengan upaya promotif dan preventif ketimbang upaya kuratif yang hanya menekankan
pada upaya penanganan orang-orang sakit.
B. Saran
1. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
2. Komitmen dan kerjasama antara negara berkembang dengan negara maju.
3. Meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan karena merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk dalam upaya pembangunan kesehatan khususnya
di Indonesia.
4. Peningkatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama dengan semua pelaku pembangunan
kesehatan, khususnya dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-
PKK) di semua jenjang administrasi pemerintahan dalam pembangunan kesehatan.
5. Kebijaksanaan pembangunan kesehatan pada tahap sekarang ini harus diarahkan pada upaya
bagaimana membina bangsa yang sehat dan bukan bagaimana menyembuhkan mereka yang sakit.
SHARE THIS POST
RELATED POSTS
Makalah Aliran Pemikiran Ekonomi Islam
makalah Bunga dan Riba
MAKALAH TAMADUN MELAYU ISLAM
Makalah Asuransi Syariah vs Konvensional
Berlangganan
POSTINGAN POPULER
ARTIKEL TERBARU
Cara Update iOS 13 Terbaru Versi Beta dengan Mudah dan Gratis
Cara Mudah Push Rank Mobile Legend!
Kekurangan Smartphone Xiaomi
Peran Penting Mahasiswa di Era Milenial
Inilah iPhone yang Mendapatkan Update Terbaru iOS 13 dan iPadOS yang Wajib Kalian
Ketahui
Label Pilihan
MAKALAH
About
Contact
Privacy Policy
Disclaimer
Term Of Service
Copyright 2018 Makalah
Share
Share to Facebook
, Number of shares
Share to LINEShare to TwitterShare to WhatsApp