Anda di halaman 1dari 11

-->

MAKALAH
 HOME
 TUTORIAL
 GADGET
 GAME
 SOSIAL MEDIA
 DAFTAR ISI
×
HOME › MAKALAH

Makalah Kesehatan Masyarakat


Tuesday, October 25, 2016  Add Comment

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki


peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus
dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam
pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama
selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi
masyarakat, yaitu angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan, prevalensi gizi kurang dan umur
angka harapan hidup. Angka kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran
hidup (2002–2003) dan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334 (1997) menjadi 307 per
100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (1999)
menjadi 66,2 tahun (2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (Susenas 1999) menjadi
66,2 tahun (2003).Prevalensi gizi kurang (underweight) pada anak balita, telah menurun dari 34,4
persen (1999) menjadi 27,5 persen (2004).

Bila dilihat permasalahan gizi antar provinsi terlihat sangat bervariasi yaitu terdapat 10
provinsi dengan prevalensi gizi kurang diatas 30% dan bahkan ada yang diatas 40% yaitu di provinsi
Gorontalo, NTB, NTT dan Papua. Kasus gizi buruk umumnya menimpa penduduk miskin/tidak
mampu. Di sisi lain masalah baru gizi seperti kegemukan, terutama di wilayah perkotaan cenderung
meningkat karena perubahan gaya hidup masyarakat. Angka kesakitan yang tinggi terjadi pada
anak-anak dan usia di atas 55 tahun, dengan tingkat morbiditas lebih tinggi pada wanita dibanding
pria. Sepuluh penyakit dengan prevalensi tertinggi adalah penyakit gigi dan mulut, gangguan refraksi
dan penglihatan, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), gangguan pembentukan darah (anemia)
dan imunitas, hipertensi, penyakit saluran cerna, penyakit mata lainnya, penyakit kulit, sendi dan
infeksi nafas kronik. Selain itu Indonesia juga menghadapi ”emerging diseases” seperti demam
berdarah dengue (DBD), HIV/AIDS, Chikungunya , SARS, Avian Influenza serta penyakit-penyakit
”re-emerging diseases” seperti malaria dan TBC.

Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan
perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas
pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas
di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit, Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling
6.132 unit. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua kecamatan,
namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini
belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak
transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di hampir
semua kabupaten/kota, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan belum dapat
berjalan dengan optimal.

Di bidang obat dan perbekalan kesehatan telah ditetapkan standar Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB) dan jenis obat generik yang mencakup 220 obat. Penggunaan obat generik dan
obat tradisional cenderung mengalami kenaikan, dan 95 persen kebutuhan obat nasional telah
dipenuhi dalam negeri. Demikian juga dengan vaksin dan sebagian alat-alat kesehatan. Walaupun
demikian ketersediaan, mutu, keamanan obat dan perbekalan kesehatan masih belum optimal serta
belum dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Selain itu Obat Asli Indonesia (OAI) belum
sepenuhnya dikembangkan dengan baik meskipun potensi yang dimiliki sangat besar. Pengawasan
terhadap keamanan dan mutu obat dan makanan telah dilakukan lebih luas meliputi produk pangan,
suplemen makanan, obat tradisional, kosmetika, produk terapetik/obat, dan NAPZA disertai dengan
penyidikan kasus tindak pidana. Dalam hal tenaga kesehatan, Indonesia mengalami kekurangan
pada hampir semua jenis tenaga kesehatan yang diperlukan. Permasalahan besar tentang SDM
adalah inefisiensi dan inefektivitas SDM dalam menanggulangi masalah kesehatan. Walaupun rasio
SDM kesehatan telah meningkat, tetapi masih jauh dari target Indonesia Sehat 2010 dan variasinya
antar daerah masih tajam. Dengan produksi SDM kesehatan dari institusi pendidikan saat ini, target
tersebut sulit untuk dicapai. Pada tahun 2003, rasio tenaga dokter 17.47, dokter spesialis 5.2,
Perawat 108.53, dan Bidan 28.40 per 100,000 penduduk.

Dalam aspek manajemen pembangunan kesehatan, dengan diterapkannya desentralisasi


kesehatan, permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya sinkronisasi kegiatan antara Pusat dan
Daerah, peningkatan kapasitas SDM daerah terutama dalam perencanaan, peningkatan sistem
informasi, terbatasnya pemahaman terhadap peraturan perundangan serta struktur organisasi
kesehatan yang tidak konsisten.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas
permasalahan :
1)      Bagaimana gambaran masalah kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia saat ini ?
2)      Bagaimana strategi paradigma kesehatan dan konsep baru tentang makna sehat ?
3)      Bagaimana mengetahui sasaran dan strategi utama pembangunan kesehatan ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih perlu
mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain: anemia pada ibu hamil,
kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak, terutama di daerah endemic, kekurangan
vitamin A pada anak, anemia pada kelompok mahasiswa, anak-anak usia sekolah, serta bagaimana
mempertahankan dan meningkatkan cakupan imunisasi. Permasalahan tersebut harus ditangani
secara sungguh-sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku sumber
daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Perubahan masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam transisi
kesehatan berupa transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan transisi perilaku. Transisi
kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan beban ganda (double burden) masalah kesehatan.
1.    Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup yang meningkatkan
proporsi kelompok usia lanjut sementara masalah bayi dan BALITA tetap menggantung.
2.    Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit menular yang belum pupus
ditambah dengan penyakit tidak menular yang meningkat dengan drastis.
3.    Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.
4.    Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari perilaku tradisional menjadi modern yang
cenderung membawa resiko.
Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi gangguan
kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental dan spiritual. Gangguan
pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan karena dapat memberikan gangguan
kesehatan atau sakit. Di negara kita mereka yang mempunyai penyakit diperkirakan 15%
sedangkan yang merasa sehat atau tidak sakit adalah selebihnya atau 85%. Selama ini nampak
bahwa perhatian yang lebih besar ditujukan kepada mereka yang sakit. Sedangkan mereka yang
berada di antara sehat dan sakit tidak banyak mendapat upaya promosi. Untuk itu, dalam
penyusunan prioritas anggaran, peletakan perhatian dan biaya sebesar 85 % seharusnya diberikan
kepada 85% masyarakat sehat yang perlu mendapatkan upaya promosi kesehatan.
Dengan adanya tantangan seperti tersebut di atas maka diperlukan suatu perubahan
paradigma dan konsep pembangunan kesehatan. Beberapa permasalahan dan tantangan yang
dihadapi dalam pembangunan kesehatan antara lain :
1.    Masih tingginya disparitas status kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas kesehatan
masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi,
antar kawasan, dan antar perkotaan-pedesaan masih cukup tinggi.
2.    Status kesehatan penduduk miskin masih rendah.
3.    Beban ganda penyakit. Dimana pola penyakit yang diderita oleh masyarakat adalah penyakit infeksi
menular dan pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular, sehingga
Indonesia menghadapi beban ganda pada waktu yang bersamaan (double burden)
4.    Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih rendah.
5.    Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tidak merata.
6.    Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.
7.    Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.
8.    Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Masih rendahnya kondisi kesehatan lingkungan juga
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan lingkungan merupakan kegiatan
lintas sektor belum dikelola dalam suatu sistem kesehatan kewilayahan.
9.    Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan, kemampuan sumber daya manusia,
standarisasi, penilaian hasil penelitian produk, pengawasan obat tradisional, kosmetik, produk
terapetik/obat, obat asli Indonesia, dan sistem informasi.
B.     Strategi Paradigma Kesehatan
Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia terhadap informasi-
informasi yang diperoleh baik dari pengalaman ataupun dari penelitian.
Dalam perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan maka memasuki era reformasi
untuk Indonesia baru telah terjadi perubahan pola pikir dan konsep dasar strategis pembangunan
kesehatan dalam bentuk paradigma sehat. Sebelumnya pembangunan kesehatan cenderung
menggunakan paradigma sakit dengan menekankan upaya-upaya pengobatan (kuratif) terhadap
masyarakat Indonesia.
Perubahan paradigma kesehatan dan pengalaman kita dalam menangani masalah kesehatan
di waktu yang lalu, memaksa kita untuk melihat kembali prioritas dan penekanan program dalam
upaya meningkatkan kesehatan penduduk yang akan menjadi pelaku utama dan mempertahankan
kesinambungan pembangunan.
Indonesia menjadi sumber daya manusia sehat-produktif-kreatif, kita harus berfikir dan agak
berbeda dengan apa yang kita lakukan sekarang. Kita perlu re-orientasi dalam strategi dan
pendekatan. Pembangunan penduduk yang sehat tidak bisa dilakukan melalui pengobatan yang
sedikit saja.
Perubahan paradigma dan re-orientasi mendasar yang perlu dilakukan adalah paradigma atau
konsep yang semula menekankan pada penyembuhan penyakit berupa pengobatan dan
meringankan beban penyakit diubah ke arah upaya peningkatan kesehatan dari sebagian besar
masyarakat yang belum jatuh sakit agar bias lebih berkontribusi dalam pembangunan.
Baca Juga

 Ruang Lingkup Pendidikan Islam


 Penjelasan Pendidikan Berkarakter
 Makalah Budaya Jawa dan Ekstensinya

C.     Konsep Baru Tentang Makna Sehat


Konsep sakit-sehat senantiasa berubah sejalan dengan pengalaman kita tentang nilai, peran
penghargaan dan pemahaman kita terhadap kesehatan. Dimulai pada zaman keemasan Yunani
bahwa sehat itu sebagai virtue, sesuatu yang dibanggakan sedang sakit sebagai sesuatu yang tidak
bermanfaat.
Filosofi yang berkembang pada saat ini adalah filosofi Cartesian yang berorientasi pada
kesehatan fisik semata-mata yang menyatakan bahwa seseorang disebut sehat bila tidak ditemukan
disfungsi alat tubuh. Mental dan roh bukan urusan dokter-dokter melainkan urusan agama. Setelah
ditemukan kuman penyebab penyakit batasan sehat juga berubah. Seseorang disebut sehat apabila
setelah diadakan pemeriksaan secara seksama tidak ditemukan penyebab penyakit. Tahun lima
puluhan kemudian definisi sehat WHO mengalami perubahan seperti yang tertera dalam UU
kesehatan RI No. 23 tahun 1992 telah dimasukkan unsur hidup produktif sosial dan ekonomi.
Definisi terkini yang dianut di beberapa negara maju seperti Kanada yang mengutamakan
konsep sehat produktif. Sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif.
1.      Paradigma Baru Kesehatan
Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna dalam konsep sehat serta memiliki makna
tersendiri bagi para ahli kesehatan masyarakat di dunia tahun 1994 dianggap sebagai pertanda
dimulainya era kebangkitan kesehatan masyarakat baru, karena sejak tahun 1974 terjadi diskusi
intensif yang berskala nasional dan internasional tentang karakteristik, konsep dan metode untuk
meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Setelah deklarasi Alma HFA-Year 2000 (1976), pertemuan Mexico (1990) dan Saitama (1991)
para ahli kesehatan dan pembuat kebijakan secara bertahap beralih dari orientasi sakit ke orientasi
sehat. Perubahan tersebut antara lain disebabkan oleh :
a.    Transisi epidemiologi pergeseran angka kesakitan dan kematian yang semula disebabkan oleh
penyakit infeksi ke penyakit kronis, degeneratif dan kecelakaan.
b.    Batasan tentang sehat dari keadaan atau kondisi ke alat/sarana.
c. Makin jelasnya pemahaman kita tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.
Balonde (1974) dan diperkuat oleh Hendrik L. Blum (1974) dalam tulisannya secara jelas
mengatakan bahwa “status kesehatan penduduk bukanlah hasil pelayanan medis semata-mata”.
Akan tetapi faktor-faktor lain seperti lingkungan, perilaku dan genetika justru lebih menentukan
terhadap status kesehatan penduduk, dimana perubahan pemahaman dan pengetahuan tentang
determinan kesehatan tersebut, tidak diikuti dengan perubahan kebijakan dalam upaya pelayanan
kesehatan di Indonesia, seperti membuat peraturan perundang-undangan yang penting dalam
Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 terutama yang berkaitan dengan upaya promotif dan
preventif sebagaimana tujuan program kesehatan dalam GBHN.
2.      Upaya Kesehatan
Program kesehatan yang mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dalam jangka
panjang dapat menjadi bumerang terhadap program kesehatan itu sendiri, maka untuk
menyongsong PJP-II program kesehatan yang diperlukan adalah program kesehatan yang lebih
“efektif” yaitu program kesehatan yang mempunyai model-model pembinaan kesehatan (Health
Development Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan mampu
menjawab tantangan sekaligus memenuhi PJP-II. Model ini menekankan pada upaya kesehatan
dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.    Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun mendatang.
b.    Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada.
c.    Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif dengan
pendekatan pro-aktif.
d.    Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
e.    Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya secara penuh
(peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.
f.    Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga melindungi
masyarakat dari pencemaran.
g.    Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungan
masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)
h.    Penggerakan peran serta masyarakat.
i.     Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara sehat.
j.     Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
k.    Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan
masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
l.     Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
Upaya kesehatan seperti tersebut diatas tidak lain merupakan bentuk-bentuk pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada upaya pencegahan.
3.      Kebijakan Kesehatan Baru
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotif-preventif
dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif diharapkan merupakan titik balik kebijakan
Depkes dalam menangani kesehatan penduduk yang berarti program kesehatan yang
menitikberatkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit.
Thomas Kuha menyatakan bahwa hampir setiap terobosan baru perlu didahului dengan perubahan
paradigma untuk merubah kebiasaan dan cara berpikir yang lama. Upaya kesehatan di masa dating
harus mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia yang sehat produktif sehingga obsesi
upaya kesehatan harus dapat mengantarkan setiap penduduk memiliki status kesehatan yang
cukup.
4.      Konsekuensi Implikasi dari Perubahan Paradigma
Perubahan paradigma kesehatan apabila dilaksanakan dapat membawa dampak yang cukup
luas. Hal itu disebabkan karena pengorganisasian upaya kesehatan yang ada, fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada, adalah merupakan wahana dan sarana pendukung dari penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang berorientasi pada upaya penyembuhan penyakit, maka untuk
mendukung terselenggaranya paradigma sehat yang berorientasi pada upaya promotif-preventif
proaktif, community centered, partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat, maka semua wahana
tenaga dan sarana yang ada sekarang perlu dilakukan penyesuaian atau bahkan reformasi
termasuk reformasi kegiatan dan program di pusat penyuluhan kesehatan.
5.      Indikator Kesehatan
Untuk mengukur status kesehatan penduduk yang tepat digunakan adalah indikator positif,
bukan hanya indikator negatif (sakit, mati) yang dewasa ini masih dipakai. WHO menyarankan agar
sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu pada empat hal sebagai berikut :
a.    Melihat ada tidaknya kelainan patosiologis pada seseorang
b.    Mengukur kemampuan fisik
c.    Penilaian atas kesehatan sendiri
d.    Indeks massa tubuh
6.      Tenaga Kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang menekankan
penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan
bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan
terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual.
Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan masyarakat,
mampu melibatkan kerjasama lintas sektoral, mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang
efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.
7.      Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang sangat penting adalah bagaimana
mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat tertarik dan bertanggungjawab atas
kesehatan mereka sendiri dengan memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka.
8.      Kesehatan dan Komitmen Politik
Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu untuk memecahkan
masalah kesehatan diperlukan komitmen politik. Dewasa ini masih terasa adanya anggapan bahwa
unsur kesehatan penduduk tidak banyak berperan terhadap pembangunan sosial ekonomi.
Para penentu kebijakan banyak beranggapan sektor kesehatan lebih merupakan sektor
konsumtif ketimbang sektor produktif sebagai penyedia sumber daya manusia yang berkualitas,
sehingga apabila ada kegoncangan dalam keadaan ekonomi negara alokasi terhadap sektor ini
tidak akan meningkat.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Paradigma sehat merupakan suatu strategi baru pembangunan kesehatan yang memandang
masalah kesehatan sebagai suatu variable kontinyu, direncanakan dalam suatu system
desentralisasi, dengan kegiatan pelayanan yang senantiasa bersifat promotif untuk mengentaskan
kesehatan masyarakat, oleh tenaga kesehatan profesional bersama masyarakat yang partisipatif.
Selain itu, dalam paradigma sehat ini pengukuran derajat kesehatan masyarakat tidak
semata-mata dilihat dari penurunan kesakitan/kematian (dengan memakai indikator negatif), tetapi
lebih ditekankan pada pencapaian hasil peningkatan pada angka kesehatan (indikator Positif). Nilai
indikator positif ini diperoleh sebagai dampak dari upaya kesehatan promotif yang telah
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan professional dan didukung besarnya penempatan biaya upaya
promotif yang sesuai.
Paradigma sehat mempunyai orientasi dimana upaya peningkatan kesehatan masyarakat
dititik beratkan pada :
1.    Promosi kesehatan, peningkatan vitalitas penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan
terhadap penyakit melalui olah raga, fitness dan vitamin.
2.    Pencegahan penyakit melalui imunisasi pada ibu hamil, bayi dan anak.
3.    Pencegahan pengendalian penanggulangan, pencemaran lingkungan serta perlindungan
masyarakat terhadap pengaruh buruk (melalui perubahan perilaku).
4.    Memberi pengobatan bagi penduduk yang sakit, (15%) melalui pelayanan medis.
Paradigma sehat merupakan strategi pembangunan kesehatan untuk semua sehat di tahun
2010, dimana mengarah kepada mempertahankan kondisi sehat dan tidak sakit dan produktif yang
dikenal dengan upaya promotif dan preventif ketimbang upaya kuratif yang hanya menekankan
pada upaya penanganan orang-orang sakit.
B.     Saran
1.    Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
2.    Komitmen dan kerjasama antara negara berkembang dengan negara maju.
3.    Meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan karena merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk dalam upaya pembangunan kesehatan khususnya
di Indonesia.
4.    Peningkatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama dengan semua pelaku pembangunan
kesehatan, khususnya dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-
PKK) di semua jenjang administrasi pemerintahan dalam pembangunan kesehatan.
5.    Kebijaksanaan pembangunan kesehatan pada tahap sekarang ini harus diarahkan pada upaya
bagaimana membina bangsa yang sehat dan bukan bagaimana menyembuhkan mereka yang sakit.
SHARE THIS POST

RELATED POSTS

Makalah Aliran Pemikiran Ekonomi Islam


makalah Bunga dan Riba


MAKALAH TAMADUN MELAYU ISLAM

Makalah Asuransi Syariah vs Konvensional

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Berlangganan

0 RESPONSE TO "MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT"

Newer PostOlder Post

POSTINGAN POPULER

 MAKALAH LENGKAP KEBUGARAN JASMANI


 Makalah Kewirausahaan Lengkap
 MAKALAH DAKWAH RASULULLAH PERIODE MADINAH LENGKAP

Makalah Tentang Jaringan Komputer

 MAKALAH MULTIKULTURAL LENGKAP

ARTIKEL TERBARU
 Cara Update iOS 13 Terbaru Versi Beta dengan Mudah dan Gratis
 Cara Mudah Push Rank Mobile Legend!
 Kekurangan Smartphone Xiaomi
 Peran Penting Mahasiswa di Era Milenial
 Inilah iPhone yang Mendapatkan Update Terbaru iOS 13 dan iPadOS yang Wajib Kalian
Ketahui

Label Pilihan
MAKALAH

 About
 
 Contact
 
 Privacy Policy
 
 Disclaimer
 
 Term Of Service
Copyright 2018 Makalah
Share
Share to Facebook
, Number of shares
Share to LINEShare to TwitterShare to WhatsApp

Anda mungkin juga menyukai