Anda di halaman 1dari 5

Salam

Ucapan terimkasih

Perkenalan diri

Kesehatan refroduksi pada remaja

Kesehatan reproduksi remaja adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Sebab, ada
berbagai masalah yang dapat terjadi, seperti seks bebas, infeksi menular seksual, HIV/AIDS,
kehamilan yang tidak diinginkan, perkawinan dini, hingga aborsi.
Memasuki masa remaja atau masa peralihan menuju dewasa, penting untuk mengajarkan
anak seputar kesehatan reproduksi remaja. 

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kesehatan reproduksi remaja adalah kondisi
kesehatan yang menyangkut sistem, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. 

Sehat yang dimaksud di atas bukan hanya bebas penyakit atau kecacatan secara fisik, tetapi
juga secara mental dan sosial.

Di Indonesia, rentang usia remaja sendiri bervariasi. Badan Koordinasi Keluarga Berencana


Nasional (BKKBN) mengklasifikasikan remaja adalah orang yang berusia 10-24 tahun. 

Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI dalam program kerjanya menjelaskan bahwa


remaja adalah mereka yang berumur 10-19 tahun. 

Dalam kehidupan sehari-hari, remaja dianggap sebagai pelajar berusia 13-16 tahun yang
bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
belum menikah.
1. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
2. Sex Bebas
3. Perkosaan
4. Infeksi Menular Sexsual dan HIV
5. Kehamilan yang tidak diinginkan
6. Aborsi
7. Perkawinan dan kehamilan dini

2. Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Remaja

Penting bagi remaja untuk mengetahui bagaimana cara menjaga Kesehatan Reproduksi,
secara umum berikut adalah hal yang harus dilakukan untuk menjaga Kesehatan
Reproduksi seksual remaja:

1. Waspadai berbagai penyakit seksual menular.


2. Proaktif dengan Kesehatan kondisi sendiri
3. Menjaga kebersihan alat Reproduksi

Stunting merupakan kondisi di mana pertumbuhan anak terganggu, ditandai dengan tubuh
pendek yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Balita stunting pada umumnya rentan
terhadap penyakit, mempunyai kecerdasan yang di bawah normal serta produktivitasnya
rendah. Yang dimaksud kekurangan gizi kronis di sini, yakni kondisi kekurangan gizi yang
berlangsung lama, dari janin yang masih ada di dalam rahim sampai bayi usia 24 bulan.
Kondisi ini menyebabkan tumbuh kembang anak tidak berlangsung secara optimal.

Apa kaitannya stunting dengan remaja ?

Perlu kita ketahui bersama, bahwa remaja adalah calon orang tua di masa yang akan datang.
Mereka-mereka itulah yang nantinya mempunyai peran besar dalam mewujudkan generasi-
generasi berkualitas dimasa yang akan datang. Upaya yang paling tepat guna pencegahan
stunting diawali dari mereka sendiri, yakni kaum remaja.
Apa saja yang dapat menciptakan generasi stunting:

1.kurang nya asupan gizi seimbang

Lalu kita harus apa

Ya itu membiasakan diri untuk mengkonsumsi makanan yg bergizi seimbang (sehat)

Apa aja itu karbohidrat bisa di dapat dari nasi,buah sayur,produk


susu,protein(ikan,daging,telur tahu tempe,lemak sehat

Contoh kecil

membiasakan diri untuk sarapan pagi

apa manfaat sarapan pagi ? temen2 ada yang tau ?

1.menambah energi

2.meningkatkan pokus dan konsentrasi

3.menjaga kesetabilan emosi

4.hemat

2.KURANGNYA PENERAPAN PHBS

Contoh PHBS di sekolah

 Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan,


 Mengonsumsi jajanan sehat,
 Menggunakan jamban bersih dan sehat
 Olahraga yang teratur
 Memberantas jentik nyamuk
 Tidak merokok di lingkungan sekolah
 Membuang sampah pada tempatnya, dan
 Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah untuk menciptakan
lingkungan yang sehat.
3.ANEMIA

APA ITU ANEMIA gangguan darah yang ditandai dengan jumlah sel darah merah yang
rendah atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik

Gejala umum pengidap anemia adalah lelah, sakit kepala, hingga sesak napas. Kondisi ini
bisa dialami oleh semua kalangan, terlebih perempuan yang sedang menstruasi.

LALU PENCEGAHAN YANG DI LAKUKAN DR KESEHATAN ADALAH PEMBERIAN


TTD PADA REMAJA PUTRI DI SEOLAH.

Kurangnya pengetahuan remaja sebagai calon orang tua tentang pengasuhan 1000 Hari


Pertama Kehidupan (HPK) dapat meningkatkan risiko anak yang dilahirkan kelak mengalami
gangguan pertumbuhan hingga stunting. Mendasari hal tersebut, sangat perlu bagi remaja
untuk mendapatkan pendidikan parenting juga pemahaman kesehatan serta pemahaman akan
pentingnya penerapan makan dengan pola gizi seimbang.

Yang tidak kalah penting adalah perencanaan keluarga. Ada beberapa hal yang perlu
direncanakan oleh remaja sebelum masuk kejenjang pernikahan, antara lain: usia ideal
menikah (21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki), sehat baik jasmani maupun
rohani, kesiapan mental, juga kesiapan finansial/ekonomi.

Permasalahan
Hanya saja, dalam hal ini ada sejumlah masalah yang timbul terkait dengan kondisi remaja
kita saat ini, antara lain:

Sebagaian besar remaja belum menerapkan pola makan dengan gizi seimbang. Mereka lebih
banyak mengonsumsi makanan yang sifatnya instan. Buah-buahan dan sayur-sayuran jarang
mereka konsumsi, hal mana itu menyebabkan asupan vitamin dan gizi yang dibutuhkan oleh
remaja tidak dapat terpenuhi.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja agar dapat
berperan dalam upaya pencegahan stunting, dan menurunkan kasus stunting di masa yang
akan datang, antara lain:

Perencanaan keluarga

Remaja diharapkan paham akan pentingnya perencanaan keluarga. Hal-hal yang perlu
direncakan sebelum masuk jenjang pernikahan, antara lain, ideal usia, matang secara mental,
kesiapan secara ekonomi serta sehat secara fisik. Dengan perencanaan keluarga, akan dapat
menghindari pernikahan dini/pernikahan usia anak, yang dapat menghasilkan keturunan bayi
stunting. Ini sesuai tagline BKKBN, "Berencana Itu Keren".

Pengetahuan tentang pola gizi seimbang

Dengan pengetahuan yang cukup tentang pentingnya penerapan pola gizi seimbang, pada saat
remaja menjadi orang tua maka akan paham apa yang harus dilakukan. Pemenuhan gizi
seimbang pada saat kehamilannya juga penting, karena menjamin kesehatan janin yang ada di
dalam rahim. Pemberian ASI eksklusif 6 bulan penuh yang dapat meningkatkan imunitas
bayi, dan pemberian MPASI yang tepat yang dapat memacu perkembangan otak secara
optimal.
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR)

Guna menghasilkan keturunan yang sehat dan mempunyai kecerdasan yang baik, remaja
perlu paham akan usia yang tepat untuk berreproduksi yang sehat, yaitu antara usia 21 tahun
sampai 35 tahun seorang perempuan.

Anda mungkin juga menyukai