Anda di halaman 1dari 6

Tanggal : 11 Maret 2022

Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan Tentang Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru)
Identitas : Semua Masyarakat Yang Berada di Depan Pendaftaran Puskesmas Pontang
Latar Belakang : Penyakit tuberkulosis paru (TB paru) merupakan salah satu jenis penyakit
menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dimana seseorang dapat
tertular melalui percikan ludah (droplet) ketika penderita TB batuk, bersin, berbicara ataupun
meludah.Meskipun penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang dapat diobati, TB Paru
masih tetap menjadi masalah kesehatan global yang utama. TB paru merupakan salah satu
dari 10 penyebab kematian tertinggi di dunia. Menurut Global TB Report ditemukan sekitar
10 juta jiwa penderita TB paru pada tahun 2019 tiap tahunnya di dunia, dimana 90%
diantaranya ditemukan pada usia dewasa yaitu laki-laki sebanyak 5,4 juta orang dan
perempuan sebanyak 3,2 juta orang. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai
beban TB paru terbesar diantara 5 negara di Asia yaitu India, Indonesia, Cina, Philippina dan
Pakistan.2 Pada tahun 2018 tercatat jumlah populasi yang menderita TB paru di Indonesia
sebesar 842.000 jiwa dari sekitar 252 juta penduduk Indonesia. Papua merupakan provinsi
dengan jumlah penderita TB paru terbanyak di Indonesia dengan 302 kasus per 100.000
penduduk, kemudiaan diikuti Maluku 281 kasus per 100.000 penduduk. Di Sumatera Utara
dijumpai 156 kasus per 100.000 penduduk. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun
2018 ditemukan jumlah kasus TB paru sebanyak 26.418. Hal ini menunjukkan peningkatan
jika dibandingkan dengan kasus TB paru yang ditemukan pada tahun 2017 yaitu sebanyak
15.715. Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan jumlah penderita TB paru adalah
meningkatkan kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan. Selain itu, kepatuhan dalam
pengobatan TB paru juga dapat mencegah timbulnya resistensi obat, kekambuhan penyakit
dan kematian. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan TB paru menjadi suatu penghalang
penting dalam melakukan pengendalian TB paru secara global dan telah menjadi faktor
utama penyebab kegagalan pengobatan.
Gambaran Pelaksanaan :
Pelaksanaan ini dimulai sesaat sebelum dimulainya Pelayanan Poli jam 08.00. Saat pukul
7.45 dokter melakukan penyuluhan di depan masyarakat yang sedang berobat menunggu
pelayanan poli dimulai. Penyuluhan ini dilakukan sekitar kurang lebih 15 menit dan
masyarakat yang hadir kurang lebih ada 30 orang. Pada saat penyuluhan masyarakat banyak
yang menyimak,dan memperhatikan setelah selesai penyuluhan dokter memberi kesempatan
masyarakat untuk bertanya jika masih ada hal yang masih kurang dipahami. Kemudian dokter
akan memberi jawaban sampai masyarakat benar – benar paham dengan materinya..
Tanggal : 20 Mei 2022
Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan Tentang Penyakit Tekanan Darah Tinggi
Identitas : Semua Masyarakat Yang Berada di Depan Pendaftaran Puskesmas Pontang
Latar Belakang : Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih
besar atau sama dengan 140 mmHg, dan peningkatan tekanan diastolik lebih besar atau sama
dengan 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung, stroke,
dan gagal ginjal. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah, baik faktor yang
dapat diubah maupun tidak. Salah satu faktor yang dapat diubah adalah gaya hidup (life
style), dimana gaya hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuannya akan suatu
penyakit. dan faktor yang tidak dapat diubah adalah genetik. Menurut data WHO (2018), di
seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% mengidap penyakit hipertensi. Diperkirakan
setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. 333 juta dari 972
juta pengidap hipertensi berada di negara maju dan sisanya berada di negara berkembang
salah satunya Indonesia. Menurut Riskesdas (2018), prevelensi hipertensi pada umur > 18
tahun didiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, sedangkan yang minum obat hipertensi
sebesar 9,5%. Sehingga terdapat 0,1% penduduk yang tidak pernah didiagnosis hipertensi
oleh tenaga kesehatan tetapi minum obat hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang
didapat melalui pengukuran pada usia > 18 tahun sebesar 34,11% prevelensi tertinggi di
Kalimantan Selatan sebesar 44,13% , Jawa Barat sebesar 39,60% Kalimantan Timur sebesar
39,30% dan Kalimantan Barat sebesar 29,4%. Prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2018
sebesar 34,11%. Prevalensi hipertensi pada penduduk di Indonesia yang berusia 18-24 tahun
sebesar (13.22%), umur 25-34 tahun (20,13%) , umur 35-44 tahun ( 31,61%), umur 45-54
tahun (45,32%), umur 55-64 tahun (55,22%), umur 65-74 tahun (63,22%) dan mengalami
peningkatan pada umur >75 tahun (69,53%). Prevalensi hipertensi yang terus meningkat
sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, dan stress psikososial.
Hampir di setiap negara, hipertensi menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang
paling sering dijumpai di seluruh dunia
Gambaran Pelaksanaan :
Pelaksanaan ini dimulai sesaat sebelum dimulainya Pelayanan Poli jam 08.00. Saat pukul
7.45 dokter melakukan penyuluhan di depan masyarakat yang sedang berobat menunggu
pelayanan poli dimulai. Penyuluhan ini dilakukan sekitar kurang lebih 15 menit dan
masyarakat yang hadir kurang lebih ada 30 orang. Pada saat penyuluhan masyarakat banyak
yang menyimak,dan memperhatikan setelah selesai penyuluhan dokter memberi kesempatan
masyarakat untuk bertanya jika masih ada hal yang masih kurang dipahami. Kemudian dokter
akan memberi jawaban sampai masyarakat benar – benar paham dengan materinya..
Tanggal : 25 Maret 2022
Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan Tentang Penyakit Diabetes Melitus
Identitas : Semua Masyarakat Yang Berada di Depan Pendaftaran Puskesmas Pontang
Latar Belakang : Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang disebabkan oleh
gagalnya organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin secara memadai. Penyakit ini
bisa dikatakan sebagai penyakit kronis karena dapat terjadi secara menahun. Berdasarkan
penyebabnya diabetes melitus di golongkan menjadi tiga jenis, diantaranya diabetes melitus
tipe 1, tipe 2 dan diabetes melitus gestasional. Diabetes melitus tipe 1 disebabkan karena
reaksi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta pada
pankreas sehingga tidak bisa memproduksi insulin sama sekali. Sedangkan diabetes melitus
tipe 2 terjadi karena akibat adanya resistensi insulin yang mana sel-sel dalam tubuh tidak
mampu merespon sepenuhnya insulin. Diabetes gestasional disebabkan karena naiknya
berbagai kadar hormon saat hamil yang bisa menghambat kerja insulin. Menurut WHO
(2019), seseorang didiagnosis diabetes melitus apabila dalam pemeriksaan kadar gula darah
ditemukan nilai pemeriksaan kadar gula darah anteprandial ≥ 126 mg/dl, dua jam setelah
makan ≥ 200 mg/dl dan kadar gula darah acak ≥ 200 mg/dl. Menurut International Diabetes
Federation (2019) jumlah penderita diabetes melitus diseluruh dunia mengalami peningkatan
menjadi 463 juta jiwa pada tahun 2019 dan jumlah kematian pada kasus ini yaitu 4,2 juta jiwa
yang mana Indonesia menjadi urutan ke 7 dengan jumlah penderita 10,7 juta. Selain itu,
jumlah kasus tertinggi terjadi di provinsi Jakarta (3,4%) dan terendah dimiliki oleh provinsi
Nusa Tenggara Timur (0,9%). Penatalaksanaan yang bisa dilakukan untuk kasus diabetes
melitus dengan mentaati 4 pilar, yang diantaranya mengatur pola makan, melakukan aktivitas
fisik, terapi farmakologi dan edukasi. Pengaturan pola makan dapat dilakukan dengan prinsip
3J ( jenis, jumlah, jadwal). Hal ini dilakukan untuk mengurangi makanan atau minuman
manis yang dapat berkontribusi terhadap tingginya kadar gula darah. Tidak hanya mengatur
asupan nutrisi, melakukan aktivitas fisik juga dapat mengontrol kadar gula dan berat badan.
Selain itu, pentingnya edukasi juga dapat membantu mengendalikan kasus diabetes melitus di
Indonesia.
Gambaran Pelaksanaan :
Pelaksanaan ini dimulai sesaat sebelum dimulainya Pelayanan Poli jam 08.00. Saat pukul
7.45 dokter melakukan penyuluhan di depan masyarakat yang sedang berobat menunggu
pelayanan poli dimulai. Penyuluhan ini dilakukan sekitar kurang lebih 15 menit dan
masyarakat yang hadir kurang lebih ada 30 orang. Pada saat penyuluhan masyarakat banyak
yang menyimak,dan memperhatikan setelah selesai penyuluhan dokter memberi kesempatan
masyarakat untuk bertanya jika masih ada hal yang masih kurang dipahami. Kemudian dokter
akan memberi jawaban sampai masyarakat benar – benar paham dengan materinya..
Tanggal : 3 Juni 2022
Judul Laporan Kegiatan : Penyluhan Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Identitas : Semua Masyarakat Yang Berada di Depan Pendaftaran Puskesmas Pontang
Latar Belakang : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat mampu secara mandiri menolong dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan serta mampu berperan aktif untuk mewujudkan kesehatan di masyarakat. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara
berkembang meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh tingkat sanitasi
dan hygiene yang buruk. WHO merangking negara-negara dengan sanitasi terburuk di dunia
dan Indonesia menduduki peringkat ketiga negara yang memiliki sanitasi terburuk/tidak layak
pada 2017, sementara peringkat pertama ditempati India dan peringkat kedua Tiongkok.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan masih banyak masyarakat
yang membuang sampah di sembarang tempat, permasalahan gizi selalu mengalami
peningkatan setiap tahunnya, banyaknya penduduk yang masih merokok mencapai 80,71%,
pertolongan persalinan masih kurang dilakukan oleh petugas kesehatan dan sudah cukup
banyak sediaan air bersih. Di Indonesia, penduduk yang telah memenuhi kriteria ber-PHBS
tertinggi ada 5 provinsi tertinggi dan 5 provinsi terendah dalam ber-PHBS yaitu Sulawesi
Utara (76,6%), Kalimantan Timur (75,3%), Bali (74,2%), Jambi (72,4%), Jawa Tengah
(71,1%). Sedangkan presentase rumah tangga yang ber-PHBS terendah di Indonesia paling
banyak di Papua (37,5%), Sulawesi Tengah (31,4%), Aceh (30,3%), Nusa Tenggara Barat
(29,5%), Papua Barat (25,5%). Pelaksanaan program perilaku hidup bersih dan sehat
dikelompokkan menjadi 5 tatanan yaitu PHBS di sekolah, di rumah tangga, di tempat kerja,
tempat-tempat umum dan PHBS di institusi kesehatan.

Gambaran Pelaksanaan : Pelaksanaan ini dimulai sesaat sebelum dimulainya Pelayanan Poli
jam 08.00. Saat pukul 7.45 dokter melakukan penyuluhan di depan masyarakat yang sedang
berobat menunggu pelayanan poli dimulai. Penyuluhan ini dilakukan sekitar kurang lebih 15
menit dan masyarakat yang hadir kurang lebih ada 30 orang. Pada saat penyuluhan
masyarakat banyak yang menyimak,dan memperhatikan setelah selesai penyuluhan dokter
memberi kesempatan masyarakat untuk bertanya jika masih ada hal yang masih kurang
dipahami. Kemudian dokter akan memberi jawaban sampai masyarakat benar – benar paham
dengan materinya..
Tanggal : 22 April 2022
Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan tentang Penyakit Asam Urat
Identitas : Semua Masyarakat Yang Berada di Depan Pendaftaran Puskesmas Pontang
Latar Belakang : Asam urat (Gout) adalah penyakit gangguan metabolisme purin ditandai
dengan keadaan kadar asam urat serumnya melebihi 7 mg/dL pada laki-laki dan lebih dari 6
mg/dL pada wanita. Asam urat dipicu oleh meningkatnya asupan makanan kaya purin, dan
kurangnya intake cairan (air putih), sehingga proses pembuangannya melalui ginjal menurun.
Apabila asupan dan pola makan tidak diubah maka kadar asam urat darah yang berlebihan
akan menimbulkan penumpukkan kristal asam urat, apabila kristal berada dalam cairan sendi
maka akan menyebabkan penyakit asam urat. Artritis gout lebih banyak dijumpai pada laki-
laki dibandingkan perempuan. Prevalensi gout tertinggi pada kalangan lanjut usia dikaitkan
dengan insufisiensi renal atau gangguan metabolisme purin. Gejala yang khas pada artritis
gout adalah adanya keluhan nyeri, bengkak, dan terdapat tanda-tanda inflamasi pada sendi
metatarsal-phalangeal ibu jari kaki (atau yang disebut dengan podagra). Estimasi prevalensi
menyatakan bahwa sebesar 8,5% artritis gout terjadi pada perempuan dan 6,1% terjadi pada
laki-laki. Di dunia pravelensi penyakit gout arthritis terjadi sebanyak 34,2% (World Health
Organization, 2017). Gout arthritis sering terjadi di negara maju seperti Amerika. Prevalensi
gout arthritis di Negara Amerika sebesar 26,3% dari total penduduk. Peningkatan kejadian
gout arthritis tidak hanya terjadi di negara maju saja. Namun, peningkatan juga terjadi di
negara berkembang, salah satunya di Negara Indonesia. Berdasarkan survei WHO,
Indonesia merupakan Negara terbesar ke 4 di dunia yang penduduknya menderita asam urat
dan Prevalensi asam urat di Indonesia terjadi pada usia di bawah 34 tahun sebesar 32%.
Gambaran Pelaksanaan :
Pelaksanaan ini dimulai sesaat sebelum dimulainya Pelayanan Poli jam 08.00. Saat pukul
7.45 dokter melakukan penyuluhan di depan masyarakat yang sedang berobat menunggu
pelayanan poli dimulai. Penyuluhan ini dilakukan sekitar kurang lebih 15 menit dan
masyarakat yang hadir kurang lebih ada 30 orang. Pada saat penyuluhan masyarakat banyak
yang menyimak,dan memperhatikan setelah selesai penyuluhan dokter memberi kesempatan
masyarakat untuk bertanya jika masih ada hal yang masih kurang dipahami. Kemudian dokter
akan memberi jawaban sampai masyarakat benar – benar paham dengan materinya..
Tanggal : 27 Mei 2022
Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan Tentang Gizi Anak
Identitas : Semua Masyarakat Yang Berada di Depan Pendaftaran Puskesmas Pontang
Latar Belakang : Gizi adalah zat-zat yang ada dalam makanan dan minuman yang dibutuhkan
oleh tubuh sebagai sumber energi untuk pertumbuhan badan. Gizi merupakan faktor penting
untuk menciptakan sumber daya manusia masa depan yang berkualitas. Dukungan gizi yang
memenuhi kebutuhan sangat berarti terutama pada pertumbuhan fisik dan perkembangan dini
anak yang akan membentuk dasar kehidupan sehat dan produktif. Masalah gizi adalah
masalah yang ada pada setiap negara baik negara berkembang maupun negara maju.
Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari – hari sehingga tidak memenuhi angka
kecukupan gizi. Secara klinik KEP dibedakan dalam bentuk yaitu Kwashiorkor dan
Marasmus. Diantara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk antara atau “Marasmus
Kwasiorkor”. Kwashiorkor adalah keadaan yang diakibatkan oleh kekuranga nmakanan
sumber protein.Tipe ini banyak dijumpai pada anak usia 1 sampai 3 tahun. Gejala utama
kwashiorkor adalah pertumbuhan terhalang dan badan bengkak, tangan, kaki, serta ajah
tambak sembab dan ototnya kendur. Wajah tampak bengong dan pandangan kosong, tidak
aktif dan sering menangis. Marasmus adalah gejala kelaparan yang hebat karena makanan
yang dikonsumsi tidak menyediakan energi yang cukup untuk mempertahankan hidupnya
sehingga badan menjadi sangat kecil dan tinggal kulit.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2018, angka kejadian malnutrisi pada balita sebesar 17,7%.
Wilayah Sulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah dengan peringkat 10 tertinggi untuk
prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita yaitu 25,6%, dan 6,6%.
Gambaran Pelaksanaan :
Pelaksanaan ini dimulai sesaat sebelum dimulainya Pelayanan Poli jam 08.00. Saat pukul
7.45 dokter melakukan penyuluhan di depan masyarakat yang sedang berobat menunggu
pelayanan poli dimulai. Penyuluhan ini dilakukan sekitar kurang lebih 15 menit dan
masyarakat yang hadir kurang lebih ada 30 orang. Pada saat penyuluhan masyarakat banyak
yang menyimak,dan memperhatikan setelah selesai penyuluhan dokter memberi kesempatan
masyarakat untuk bertanya jika masih ada hal yang masih kurang dipahami. Kemudian dokter
akan memberi jawaban sampai masyarakat benar – benar paham dengan materinya.

Anda mungkin juga menyukai