Anda di halaman 1dari 10

CAMPAK (13 MEI 2022 DESA LINDUK)

Identitas Penerima Vaksin : Bayi atau Anak dengan usia 1 bulan sampai 24 bulan
Latar Belakang : Campak adalah jenis penyakit yang diakibatkan dari virus dan penyaki ini
sangat menular.Orang-orang dapat tertular terkena penyakit campak, melalui udara atau air
liur penderita saat batuk ataupun bersin.Campak tergolong penyakit yang umunya menyerang
anak-anak dan merupakan penyakit endemik di dunia.Saat terkena campak biasanya
menimbulkan gejala yang muncul 10-12 hari yaitu demam, pilek, mata kemerahan, dan pada
rongga mulut timbul bercak kecil putih. Beberapa hari kemudian akan muncul bercakbercak
merah, dimulai dari muka dan leher lalu akan menyebar menyeluruh keseluruh tubuh. Pada
tahun 2017, diperkirakan 90.000 orang meninggal karena campak di seluruh dunia. Ditahun
2018, jumlah kematian disebabkan campak di seluruh dunia meningkat lebih dari 140.000
dan ditahun 2019 pada seluruh dunia meningkat dari tahun sebelumnya, seperti 207.500.
Imunisasi campak lanjutan /campak booster atau sering di sebut Measles, Mumps, dan
Rubella (MMR) campak ke dua adalah imunisasi campak dengan dosis kedua setelah diberi
dosis pertama. Imunisasi campak lanjutan diberikan pada balita 18-24 bulan, berbeda dengan
imunisasi campak pertama pada usia 9 bulan. Vaksin campak tersedia dalam
bentuk suntikan dan diberikan secara subkutan (suntikan bawah kulit).
Suntikan subkutan pada bayi dapat diberikan pada paha bagian atas atau bisa
juga pada lengan atas untuk anak yang lebih besar. Umumnya, memang imunisasi ini
disuntikkan di lengan atas kanan atau kiri dengan dosis 0,5 ml. Tujuannya adalah untuk
mencegah terjadinya penyakit campak
Gambaran Pelaksana :
Ibu datang ke Posyandu di daerah tersebut dengan membawa anaknya yang berusia 9 bulan
untuk melakukan imunisasi campak. Saat di Posyandu nanti akan melewati beberapa meja.
Meja 1 : Pendaftaran. Bayi, balita, ibu hamil, Pasangan Usia Subur (PUS), dan Wanita Usia
Subur (WUS) mendaftarkan identitasnya di meja 1. Kader akan melakukan pencatatan
peserta yang datang ke posyandu
Meja 2 : Penimbangan Bayi dan Balita. Kader melakukan penimbangan bayi dan balita.
Beberapa posyandu menggunakan dacin untuk menimbang bayi, namun ada pula yang telah
menggunakan timbangan digital. Biasanya, kendala yang dialami pada meja 2 yaitu bayi
menangis dan terus bergerak sehingga sulit untuk ditimbang. Oleh karena itu, diperlukan
kerjasama antara ibu dan kader untuk menenangkan bayi.
Meja 3 : Pengisian KMS. Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) dilakukan di meja 3. KMS
diberikan kepada bayi dan balita dengan tujuan: Memantau pertumbuhan anak sesuai standar
WHO, Mencatat riwayat kesehatan anak, Menyediakan informasi mengenai tumbuh kembang
anak. Kader membantu mengisi KMS sesuai hasil timbang dan di meja 2. Bagi anak laki-laki
KMS berwarna biru, sedangkan anak perempuan berwarna merah muda.
Meja 4 : Penyuluhan Perorangan. Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi bayi, balita, ibu hamil,
PUS, dan WUS dilakukan di meja 4. Pada bagian ini, kader posyandu terlatih bertugas untuk
memberi edukasi sesuai kondisi kesehatan masing-masing individu.
Meja 5 : Pelayanan oleh tenaga kesehatan meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan. Pemberian imunisasi, KB, tablet
tambah besi, vitamin A, obat cacing, dan sebagainya dilakukan di meja 5 oleh petugas medis
atau bidan. Tak hanya itu, beberapa posyandu juga menyediakan pelayanan pengobatan
lainnya.
Pada saat Meja 5 itu adalah tempat untuk melakukan imunisasi. Imunisasi yang diberikan
adalah sesuai umur dan ini akan diberikan imunisasi campak. Imunisasi ini akan diberikan
oleh petugas kesehatan pada lengan atas sebelah kanan anak dengan cara suntik secara
subkutan dosis 0,5 ml. Setelah diberikan imunisasi campak, ibu diharapkan untuk melakukan
imunisasi boster campak yang ke 2 saat usia anaknya 18 – 24 bulan.
DPT (7 MEI 2022 DESA SINGARAJAN)
Identitas Penerima Vaksin : Bayi atau Anak dengan usia 1 bulan sampai 24 bulan
Latar Belakang : Imunisasi DPT adalah vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus
yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi dan teradopsi kedalam 3 mg/ml
aluminium fosfat. Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit
difteria, pertusis dan tetanus dalam waktu yang bersamaan. Setiap tahun lebih dari 1,4 juta
anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan
imunisasi. Pada kurun waktu 2015-2019, Indonesia berada di urutan dua negara dengan
kejadian difteri terbesar di dunia yaitu 3.203 kasus setelah India (18.350) kasus. Sedangkan
jumlah kasus penyakit pada balita akibat tidak lengkapnya imunisasi DPT-HB-HIB dasar
yaitu difteri sebanyak 14 kasus, Hepatitis B sebanyak 171 kasus, dan penumonia sebanyak
3.967 kasus. Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan bahwa 32,9% bayi di Indonesia
tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan 9,2% bayi tidak melakukan imunisasi
meningkat dari tahun 2013 yaitu 32,1%. Imunisasi DPT diberikan secara bertahap dengan
cara disuntikkan secara intramuskuler dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis, dosis
pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan interval paling cepat 1
bulan.
Gambaran Pelaksana : Ibu datang ke Posyandu di daerah tersebut dengan membawa anaknya
yang berusia 2 bulan untuk melakukan imunisasi DPT. Saat di Posyandu nanti akan melewati
beberapa meja.
Meja 1 : Pendaftaran. Bayi, balita, ibu hamil, Pasangan Usia Subur (PUS), dan Wanita Usia
Subur (WUS) mendaftarkan identitasnya di meja 1. Kader akan melakukan pencatatan
peserta yang datang ke posyandu
Meja 2 : Penimbangan Bayi dan Balita. Kader melakukan penimbangan bayi dan balita.
Beberapa posyandu menggunakan dacin untuk menimbang bayi, namun ada pula yang telah
menggunakan timbangan digital. Biasanya, kendala yang dialami pada meja 2 yaitu bayi
menangis dan terus bergerak sehingga sulit untuk ditimbang. Oleh karena itu, diperlukan
kerjasama antara ibu dan kader untuk menenangkan bayi.
Meja 3 : Pengisian KMS. Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) dilakukan di meja 3. KMS
diberikan kepada bayi dan balita dengan tujuan: Memantau pertumbuhan anak sesuai standar
WHO, Mencatat riwayat kesehatan anak, Menyediakan informasi mengenai tumbuh kembang
anak. Kader membantu mengisi KMS sesuai hasil timbang dan di meja 2. Bagi anak laki-laki
KMS berwarna biru, sedangkan anak perempuan berwarna merah muda.
Meja 4 : Penyuluhan Perorangan. Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi bayi, balita, ibu hamil,
PUS, dan WUS dilakukan di meja 4. Pada bagian ini, kader posyandu terlatih bertugas untuk
memberi edukasi sesuai kondisi kesehatan masing-masing individu.
Meja 5 : Pelayanan oleh tenaga kesehatan meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan. Pemberian imunisasi, KB, tablet
tambah besi, vitamin A, obat cacing, dan sebagainya dilakukan di meja 5 oleh petugas medis
atau bidan. Tak hanya itu, beberapa posyandu juga menyediakan pelayanan pengobatan
lainnya.
Pada saat Meja 5 itu adalah tempat untuk melakukan imunisasi. Imunisasi yang diberikan
adalah sesuai umur dan ini akan diberikan imunisasi DPT. Imunisasi ini akan diberikan oleh
petugas kesehatan pada vastus lateralis/area paha dengan cara suntik secara intramuskular
(lapisan dalam otot) dosis 0,5 ml. Setelah diberikan imunisasi DPT, ibu diharapkan untuk
melakukan imunisasi ulang sebanyak 2 kali lagi saat umur bayi 3 bulan dan 4 bulan.
BCG (13 APRIL 2022 DESA SUKANEGARA)
Identitas Penerima Vaksin : Bayi atau Anak dengan usia 1 bulan sampai 24 bulan
Latar Belakang : Imunisasi BCG dilakukan dengan memberikan vaksin BCG yang bertujuan
memberi kekebalan tubuh terhadap penyakit tuberkulosis. Penelitian membuktikan ada
hubungan antara pemberian imunisasi BCG dengan kejadian penyakit TB paru pada anak dan
balita. Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu negara yang dianjurkan oleh World
Health Organization untuk melakukan tindakan preventif terhadap penyakit Tuberkulosis
(TB) yaitu dengan menjadikan imunisasi BCG atau Bacille Calmette-Guérin sebagai salah
satu imunisasi dasar. Hal tersebut dikarenakan Indonesia masih menjadi negara dengan beban
penyakit TB yang tinggi. Menurut Global Tuberculosis Report dari WHO, Indonesia menjadi
salah satu dari 3 negara yang menyumbangkan kasus baru TB sebanyak 60% dan dari total
kasus baru tersebut, 10% diantaranya terjadi pada anak-anak. Imunisasi BCG diberikan pada
lengan kanan atas dengan dosis 0,05cc, disuntikkan ke dalam lapisan kulit dengan pelan-
pelan (intrakutan). Untuk memberikan suntikan intrakutan secara tepat,harus menggunakan
jarum pendek yang sangat halus (10mm, ukuran 26). Pemberian secara Intramuskular
diberikan pada paha tengah luar secara intramuskular dengan dosis 0,5 ml.

Gambaran Pelaksana :
Ibu datang ke Posyandu di daerah tersebut dengan membawa anaknya yang berusia 1,6 bulan
untuk melakukan imunisasi BCG. Saat di Posyandu nanti akan melewati beberapa meja.
Meja 1 : Pendaftaran. Bayi, balita, ibu hamil, Pasangan Usia Subur (PUS), dan Wanita Usia
Subur (WUS) mendaftarkan identitasnya di meja 1. Kader akan melakukan pencatatan
peserta yang datang ke posyandu
Meja 2 : Penimbangan Bayi dan Balita. Kader melakukan penimbangan bayi dan balita.
Beberapa posyandu menggunakan dacin untuk menimbang bayi, namun ada pula yang telah
menggunakan timbangan digital. Biasanya, kendala yang dialami pada meja 2 yaitu bayi
menangis dan terus bergerak sehingga sulit untuk ditimbang. Oleh karena itu, diperlukan
kerjasama antara ibu dan kader untuk menenangkan bayi.
Meja 3 : Pengisian KMS. Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) dilakukan di meja 3. KMS
diberikan kepada bayi dan balita dengan tujuan: Memantau pertumbuhan anak sesuai standar
WHO, Mencatat riwayat kesehatan anak, Menyediakan informasi mengenai tumbuh kembang
anak. Kader membantu mengisi KMS sesuai hasil timbang dan di meja 2. Bagi anak laki-laki
KMS berwarna biru, sedangkan anak perempuan berwarna merah muda.
Meja 4 : Penyuluhan Perorangan. Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi bayi, balita, ibu hamil,
PUS, dan WUS dilakukan di meja 4. Pada bagian ini, kader posyandu terlatih bertugas untuk
memberi edukasi sesuai kondisi kesehatan masing-masing individu.
Meja 5 : Pelayanan oleh tenaga kesehatan meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan. Pemberian imunisasi, KB, tablet
tambah besi, vitamin A, obat cacing, dan sebagainya dilakukan di meja 5 oleh petugas medis
atau bidan. Tak hanya itu, beberapa posyandu juga menyediakan pelayanan pengobatan
lainnya.
Pada saat Meja 5 itu adalah tempat untuk melakukan imunisasi. Imunisasi yang diberikan
adalah sesuai umur dan ini akan diberikan imunisasi BCG. Imunisasi ini akan diberikan oleh
petugas kesehatan pada lengan kanan atas dengan dosis 0,05cc, disuntikkan ke dalam lapisan
kulit dengan pelan-pelan (intrakutan). Untuk memberikan suntikan intrakutan secara
tepat,harus menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10mm, ukuran 26). Pemberian
secara Intramuskular diberikan pada paha tengah luar secara intramuskular dengan dosis 0,5.
Imunisasi ini hanya diberikan 1 kali.
POLIO (10 MARET 2022 DESA PULO KENCANA)
Identitas Penerima Vaksin : Bayi atau Anak dengan usia 1 bulan sampai 24 bulan
Latar Belakang : Imunisasi polio adalah suatu vaksin yang melindungi anak terhadap
penyakit Poliomyelitis. Poliomyelitis adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus polio. Virus polio yang masuk melalui makanan akan berkembang biak di kelenjar
getah bening saluran cerna, kemudian menyebar melalui darah ke sistem syaraf, dan
mengakibatkan kelumpuhan serta cacat seumur hidup. Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali
(Polio I, II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Terdapat dua jenis vaksin
polio yang dapat mencegah terjadinya penyakit polio yaitu Inactivated Polio
Vaccine (IPV) dan Oral Poliovirus Vaccine (OPV). IPV diberikan melalui suntikan dikaki
atau lengan yang tergantung pada usia pasien. OPV ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan penetesan (dropper) yang baru Vaksin
polio dapat diberikan bersamaan dengan vaksin yang lain.

Pada anak-anak vaksin dibagi menjadi 4 dosis : Dosis pertama diberikan pada usia 1 bulan,
dosis kedua diberikan pada usia 2 bulan, dosis ketiga diberikan pada usia 3 bulan, dosis
lanjutan diberikan pada usia 4 tahun.

Gambaran Pelaksana :

Ibu datang ke Posyandu di daerah tersebut dengan membawa anaknya yang berusia 3 bulan
untuk melakukan imunisasi Polio. Saat di Posyandu nanti akan melewati beberapa meja.
Meja 1 : Pendaftaran. Bayi, balita, ibu hamil, Pasangan Usia Subur (PUS), dan Wanita Usia
Subur (WUS) mendaftarkan identitasnya di meja 1. Kader akan melakukan pencatatan
peserta yang datang ke posyandu
Meja 2 : Penimbangan Bayi dan Balita. Kader melakukan penimbangan bayi dan balita.
Beberapa posyandu menggunakan dacin untuk menimbang bayi, namun ada pula yang telah
menggunakan timbangan digital. Biasanya, kendala yang dialami pada meja 2 yaitu bayi
menangis dan terus bergerak sehingga sulit untuk ditimbang. Oleh karena itu, diperlukan
kerjasama antara ibu dan kader untuk menenangkan bayi.
Meja 3 : Pengisian KMS. Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) dilakukan di meja 3. KMS
diberikan kepada bayi dan balita dengan tujuan: Memantau pertumbuhan anak sesuai standar
WHO, Mencatat riwayat kesehatan anak, Menyediakan informasi mengenai tumbuh kembang
anak. Kader membantu mengisi KMS sesuai hasil timbang dan di meja 2. Bagi anak laki-laki
KMS berwarna biru, sedangkan anak perempuan berwarna merah muda.
Meja 4 : Penyuluhan Perorangan. Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi bayi, balita, ibu hamil,
PUS, dan WUS dilakukan di meja 4. Pada bagian ini, kader posyandu terlatih bertugas untuk
memberi edukasi sesuai kondisi kesehatan masing-masing individu.
Meja 5 : Pelayanan oleh tenaga kesehatan meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan. Pemberian imunisasi, KB, tablet
tambah besi, vitamin A, obat cacing, dan sebagainya dilakukan di meja 5 oleh petugas medis
atau bidan. Tak hanya itu, beberapa posyandu juga menyediakan pelayanan pengobatan
lainnya.
Pada saat Meja 5 itu adalah tempat untuk melakukan imunisasi. Imunisasi yang diberikan
adalah sesuai umur dan ini akan diberikan imunisasi Polio. Imunisasi ini akan diberikan oleh
petugas kesehatan melalui suntikan dikaki atau lengan yang tergantung pada usia pasien
dengan dosis 0,5 ml. Atau secara oral diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung ke mulut
anak atau dengan menggunakan penetesan (dropper) yang baru. Vaksin polio dapat diberikan
bersamaan dengan vaksin yang lain. Vaksin Polio akan diulang 1 kali lagi saat usia 4 bulan.
Hepatitis B (16 APRIL 2022 DESA WANAYASA)
Identitas Penerima Vaksin : Bayi atau Anak dengan usia 1 bulan sampai 24 bulan
Latar Belakang : Vaksin hepatitis B adalah vaksin untuk mencegah penyakit hepatitis B,
vaksin ini berisi Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg) yaitu suatu protein virus hepatitis B
yang dapat merangsang pembentukan kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis B. Vaksin
hepatitis B tidak boleh diberikan pada orang dengan riwayat reaksi alergi berat, karena vaksin
hepatitis mengandung protein ragi jamur sehingga dikontraindikasikan pada orang alergi ragi.
Penyakit hepatitis B merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang di
dunia, termasuk di Indonesia. Virus hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di
dunia dan sekitar 240 juta merupakan pengidap virus hepatitis B kronis dan 4 juta kasus baru
per tahun. Insidensi infeksi Hepatitis B di Asia Tenggara lebih dari 5,6% dari total populasi
dengan angka kematian per tahun mencapai 300.000 jiwa. Indonesia merupakan negara
dengan endemisitas hepatitis B tertinggi kedua di antara negara anggota WHO SEARO
(South-East Asian Regional Office) setelah Myanmar dengan angka carrier HBsAg 9,4%
Sekitar 23 juta penduduk telah terinfeksi hepatitis B. Dosis pertama diberikan ketika bayi
baru lahir (kurang dari 12 jam setelah lahir). Dosis kedua hingga keempat diberikan secara
berurutan ketika bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan. Setelah itu bayi bisa menerima suntikan
booster di usia 18 bulan. Vaksin hepatitis B diberikan melalui suntikan. Satu dosis berisi 0.5
ml vaksin yang akan disuntikan secara intramuskular (ke otot).

Gambaran Pelaksana :
Ibu datang ke Posyandu di daerah tersebut dengan membawa anaknya yang berusia 5 bulan
untuk melakukan imunisasi Hepatitis B. Saat di Posyandu nanti akan melewati beberapa
meja.
Meja 1 : Pendaftaran. Bayi, balita, ibu hamil, Pasangan Usia Subur (PUS), dan Wanita Usia
Subur (WUS) mendaftarkan identitasnya di meja 1. Kader akan melakukan pencatatan
peserta yang datang ke posyandu
Meja 2 : Penimbangan Bayi dan Balita. Kader melakukan penimbangan bayi dan balita.
Beberapa posyandu menggunakan dacin untuk menimbang bayi, namun ada pula yang telah
menggunakan timbangan digital. Biasanya, kendala yang dialami pada meja 2 yaitu bayi
menangis dan terus bergerak sehingga sulit untuk ditimbang. Oleh karena itu, diperlukan
kerjasama antara ibu dan kader untuk menenangkan bayi.
Meja 3 : Pengisian KMS. Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) dilakukan di meja 3. KMS
diberikan kepada bayi dan balita dengan tujuan: Memantau pertumbuhan anak sesuai standar
WHO, Mencatat riwayat kesehatan anak, Menyediakan informasi mengenai tumbuh kembang
anak. Kader membantu mengisi KMS sesuai hasil timbang dan di meja 2. Bagi anak laki-laki
KMS berwarna biru, sedangkan anak perempuan berwarna merah muda.
Meja 4 : Penyuluhan Perorangan. Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi bayi, balita, ibu hamil,
PUS, dan WUS dilakukan di meja 4. Pada bagian ini, kader posyandu terlatih bertugas untuk
memberi edukasi sesuai kondisi kesehatan masing-masing individu.
Meja 5 : Pelayanan oleh tenaga kesehatan meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan. Pemberian imunisasi, KB, tablet
tambah besi, vitamin A, obat cacing, dan sebagainya dilakukan di meja 5 oleh petugas medis
atau bidan. Tak hanya itu, beberapa posyandu juga menyediakan pelayanan pengobatan
lainnya.
Pada saat Meja 5 itu adalah tempat untuk melakukan imunisasi. Imunisasi yang diberikan
adalah sesuai umur dan ini akan diberikan imunisasi Hepatitis B. Imunisasi ini akan diberikan
oleh petugas kesehatan melalui suntikan intramuscular dengan dosis 0,5 ml. Setelah itu bayi
bisa menerima suntikan booster di usia 18 bulan.

Anda mungkin juga menyukai