PUSKESMAS CITEUREUP
TAHUN 2023
1
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CITEUREUP
Jl Mayor Oking Kamurang RT 02 RW 04 Kelurahan Puspanegara
Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor Kode Pos16810
Telp 021 – 87942859 Email: uptpuskesmasciteureup@yahoo.co.id
A. PENDAHULUAN
Sebagai bagian dari UKS , Pada Tahun 1997 telah di canangkan pelaksanaan
pemberian imunisasi lanjutan bagi anak usia sekolah dasar yang di sebut sebagai
Bulan Imunisasi Anak Sekolah(BIAS), sasaran BIAS adalah kelas 1,2,5, dan 6
SD/MI/bentuk lain yang sederajat dan anak usia sekolah yang tidak sekolah.
B. LATAR BELAKANG
2
penyebab kematian bayi di Indonesia adalah 28% karena tetanus neonatorum,
30.000 anak setiap tahunnya meninggal karena Campak serta 1401 kasus difteri
tahun 2008-2011.
Attack rate tetanus neonatorum pada bayi dari ibu yang tidak mendapatkan
imunisasi tetanus sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup dan case fatality rate antara
30% sampai 90%. Kekebalan terhadap penyakit ini hanya diperoleh melalui
imunisasi tetanus minimal dua dosis. Perlindungan jangka panjang diperoleh jika
mendapatkan imunisasi tetanus sebanyak 5 dosis (status T5). Untuk mempercepat
eliminasi tetanus neonatorum kurang dari 1/1000 kelahiran hidup di tingkat
Kabupaten/Kota dalam 1 tahun sesuai ketentuan WHO, diperlukan upaya
pencapaian status T5 bagi semua WUS. Pemberian imunisasi DT, Td, pada anak
sekolah dasar atau sederajat merupakan rangkaian upaya mencapai status T5 bagi
setiap individu.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat infeksius.
Tanpa imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir setiap anak. Komplikasi
campak seperti radang paru (pneumonia), berak–berak (diare), radang telinga (otitis
media), dan radang otak (ensefalitis) terutama pada anak dengan gizi buruk dapat
menimbulkan cacat dan kematian. Indonesia merupakan salah satu negara
berpenduduk terbesar di dunia dengan cakupan imunisasi yang masih di bawah
80%, sehingga Indonesia menjadi negara yang sangat rawan terhadap penyakit
campak, seperti yang ditunjukkan oleh data tahun 2006 bahwa angka kesakitan
campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian. Kondisi ini menempatkan
Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara prioritas yang diidentifikasi oleh WHO
dan UNICEF untuk melaksanakan akselerasi dan menjaga kesinambungan dari
reduksi campak.
3
resiko rendah atau HPV non okogenik yaitu type 6,11,32dsb.Dua jenis HPV (16 dan
18) menyebabkan 70% kanker leher Rahim dan lesi pra kanker.
C. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap penyakit
Campak, Difteri, Tetanus termasuk tetanus neonatorum dan Kanker Leher
Rahim.
2. Tujuan Khusus
4
1. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
2. Rincian Kegiatan
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Monitoring
d. Pencatatan dan pelaporan
1. Persiapan
1.a. Pendataan sasaran dan penjaringan status imunisasi
• Pendataan
Pada setiap awal tahun ajaran baru petugas Puskesmas meminta data jumlah
anak sekolah tingkat dasar negeri dan swasta kepada Pengawas UPTD Paud
dan DIKDAS tingkat Kecamatan. Data anak kelas 1, 2, 5, dan 6 diperlukan untuk
menghitung kebutuhan logistik
Penjaringan dilakukan terhadap semua anak kelas 1 segera setelah tahun ajaran
baru sekolah dimulai. Melalui surat pemberitahuan edaran dari kepala sekolah,
orang tua siswa kelas 1 diminta untuk mengisi Data Riwayat Imunisasi Anak
1.b. Koordinasi
Vaksin.
5
Jenis vaksin yang perlu disiapkan adalah vaksin MR, DT, vaksin Td, vaksin
HPV , distribusi dan penggunaannya diatur oleh puskesmas.
Alat suntik.
Alat suntik yang diperlukan adalah ADS 0,5 ml dan pengoplos vaksin MR
adalah ADS 5ml
Safety Box
Adalah kotak tempat pembuangan limbah medis tajam dengan tujuan untuk
keamanan bagi petugas.
2. Pelaksanaan
2.a. Jadwal Pelaksanaan
Untuk membawa vaksin dan pelarut harus memakai vaccine carrier yang
berisi 4 buah cool pack / kotak dingin cair.
2.c. Penyuntikan
Pastikan bahwa vaksin masih dalam kondisi yang baik (belum kadaluarsa,
VVM A atau B)
6
Untuk memperlancar penyuntikan serta membantu petugas, sebaiknya
anak memegang kartu imunisasi BIAS masing-masing dan duduk menurut
nomor urut dalam register imunisasi, anak dipanggil satu persatu untuk
dilayani.
Pemberian imunisasi dilakukan pada anak bila ada tanda () pada buku
register.
Tempat penyuntikan adalah lengan atas, sedikit dibawah insertio M.deltoid.
Bersihkan tempat penyuntikan terlebih dahulu cukup dengan kapas dan air
matang.
Dosis yang diperlukan untuk vaksin MR, DT/Td, HPV adalah 0,5 ml.
Vaksin disuntikkan secara intramuskular untuk vaksin DT/Td, HPV dan
secara subkutan untuk vaksin MR setelah terlebih dahulu dilakukan
aspirasi untuk memastikan gelembung udara tidak masuk ke pembuluh
darah.
Untuk mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang belum
dibuka agar dihangatkan dengan cara menggenggamnya dan digoyang
sedikit agar merata.
Buang jarum dan spuit ke dalam kotak pembuangan tanpa menutup
kembali (safety box).
Sisa vaksin yang telah dibuka tidak dapat disimpan lagi, sedang sisa vaksin
dari lapangan dalam vial yang belum dibuka masih dapat disimpan kembali
di dalam kulkas vaksin untuk segera dipakai pada pelayanan berikutnya.
3. Monitoring
Kelanjutan kegiatan BIAS yaitu dengan Sweeping/pelacakan bagi murid yang
belum mendapatkan imunisasi saat pelaksanaan dikarenakan sakit,tidak
masuk atau karena sebab lainya.
Kegiatan lainya adalah yaitu kerjasama dengan guru dan orang tua murid
untuk pelaporan KIPI/Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
7
Pencatatan Register BIAS oleh petugas imunisasi sambil melakukan
pengecekan ulang sebelum pemberian paraf. Kartu Imunisasi BIAS yang telah
diisi disimpan di sekolah. Bila anak lulus sekolah dasar atau pindah sekolah,
kartu imunisasi dikembalikan kepada anak tersebut dengan pesan agar dijaga
dengan baik dan diperlihatkan pada petugas kesehatan bila diperlukan.
Bagi anak wanita, kartu imunisasi penting untuk diperlihatkan kepada petugas
medis/paramedis di kemudian hari, untuk melengkapi status imunisasi Td nya
pada saat nanti di kehamilan.
F. SASARAN
Sasaran Bias adalah siswa sekolah dasar dan anak usia sekolah dasar kelas 1,
kelas 2, kelas 5 dan kelas 6..
G. JADWAL
8
Pertemuan Evaluasi kegiatan BIAS bertujuan untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan perencanaan, mengidentifikasi permasalahan yang
ada,hasil kegiatan atau cakupan untuk menentukan rencana tindak lanjut dari
kegiatan yang telah dilakukan untuk perbaikan kegiatan selanjutnya.
Laporan BIAS MR kelas 1 pada bulan Agustus-September, Laporan BIAS HPV kelas
5 dan 6 pada bulan Agustus-September, Laporan BIAS DT/Td kelas 1,2, dan 5 pada
bulan November. Hasil di Laporkan ke Kepala Puskesmas ,PJ UKM, Dinas
Kesehatan. Dan di laporkan juga ke TP UKS Kecamatan ,UPTD PAUD serta Diknas
dan Linsek lainnya pada saat kegiatan lokmin lintas sector agar bisa di jadikan bahan
evaluasi.