Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH


(BIAS)

PUSKESMAS CITEUREUP
TAHUN 2023

1
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CITEUREUP
Jl Mayor Oking Kamurang RT 02 RW 04 Kelurahan Puspanegara
Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor Kode Pos16810
Telp 021 – 87942859 Email: uptpuskesmasciteureup@yahoo.co.id

KERANGKA ACUAN KERJA


BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)
PUSKESMAS CITEUREUP
TAHUN 2023

A. PENDAHULUAN

Salah satu upaya peningkatan SDM dalam bidang Kesehatan adalah


dengan upaya pembinaan peserta didik melalui UK (Usaha Kesehatan Sekolah).UKS
adalah segala usaha yang di lakukan untuk meningkatkan Kesehatan pendidik di
setiap jalur, jenis dan jenjang Pendidikan mulai dari TK, SD, SMP,
SMA/SMK/MA.UKS di laksanakan untuk meningkatkan mutu Pendidikan dan
prestasi belajar anak sekolah melalui Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat, menciptakan
lingkungan yang sehat, serta meningkatkan derjata Kesehatan anak sekolah.Hal ini
memungkinkan pertumbuhan den perkembangan yang harmonis dan optimal dalam
rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.Adapun landasannya adalah
peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan RI, Menteri Kesehatan RI, Menteri
Agama RI, Menteri Dalam Negeri RI Tahun 2014 tentang pembinaan dan
pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah.

Sebagai bagian dari UKS , Pada Tahun 1997 telah di canangkan pelaksanaan
pemberian imunisasi lanjutan bagi anak usia sekolah dasar yang di sebut sebagai
Bulan Imunisasi Anak Sekolah(BIAS), sasaran BIAS adalah kelas 1,2,5, dan 6
SD/MI/bentuk lain yang sederajat dan anak usia sekolah yang tidak sekolah.

B. LATAR BELAKANG

Tetanus neonatorum, Difteri dan Campak masih merupakan masalah


kesehatan di Indonesia, sebagaimana data tahun 2006 menunjukkan bahwa proporsi

2
penyebab kematian bayi di Indonesia adalah 28% karena tetanus neonatorum,
30.000 anak setiap tahunnya meninggal karena Campak serta 1401 kasus difteri
tahun 2008-2011.

Attack rate tetanus neonatorum pada bayi dari ibu yang tidak mendapatkan
imunisasi tetanus sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup dan case fatality rate antara
30% sampai 90%. Kekebalan terhadap penyakit ini hanya diperoleh melalui
imunisasi tetanus minimal dua dosis. Perlindungan jangka panjang diperoleh jika
mendapatkan imunisasi tetanus sebanyak 5 dosis (status T5). Untuk mempercepat
eliminasi tetanus neonatorum kurang dari 1/1000 kelahiran hidup di tingkat
Kabupaten/Kota dalam 1 tahun sesuai ketentuan WHO, diperlukan upaya
pencapaian status T5 bagi semua WUS. Pemberian imunisasi DT, Td, pada anak
sekolah dasar atau sederajat merupakan rangkaian upaya mencapai status T5 bagi
setiap individu.

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat infeksius.
Tanpa imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir setiap anak. Komplikasi
campak seperti radang paru (pneumonia), berak–berak (diare), radang telinga (otitis
media), dan radang otak (ensefalitis) terutama pada anak dengan gizi buruk dapat
menimbulkan cacat dan kematian. Indonesia merupakan salah satu negara
berpenduduk terbesar di dunia dengan cakupan imunisasi yang masih di bawah
80%, sehingga Indonesia menjadi negara yang sangat rawan terhadap penyakit
campak, seperti yang ditunjukkan oleh data tahun 2006 bahwa angka kesakitan
campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian. Kondisi ini menempatkan
Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara prioritas yang diidentifikasi oleh WHO
dan UNICEF untuk melaksanakan akselerasi dan menjaga kesinambungan dari
reduksi campak.

Kanker leher Rahim merupakan keganasan yang terjadi pada leher


Rahim.berdasarkan data Globocan 2020, kanker leher Rahim menempatiurutan
Kedua jenis kanker pada perempuandi Indonesia dengan angka kejadian 24,4 per
100.000 orang dan angka kematian 14,4 per 100.000 orang. 95 % kanker leher
Rahim di sebabkan oleh infeksi persisten Human Papilloma Virus (HPV) type
onkogenik pada perempuan yang sudah kontak seksual.Ada 2 golongan HPV resiko
tinggi atau HPV onkogenik yaitu utamanya type 16,18 dan 31,33,45,52,58.Dan HPV

3
resiko rendah atau HPV non okogenik yaitu type 6,11,32dsb.Dua jenis HPV (16 dan
18) menyebabkan 70% kanker leher Rahim dan lesi pra kanker.

Pada tahun 2011-2013, Indonesia tercatat sebagai negara kedua dengan


kasus difteri terbanyak di dunia. Berdasarkan data surveilans, pada tahun 2010 dan
2012 terjadi peningkatan jumlah kasus difteri yang terjadi di beberapa provinsi di
Indonesia yang perlu disikapi secara cepat dan tepat. Untuk memutus rantai
penularan penyakit difteri dilakukan upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi
pada bayi dan dilanjutkan dengan imunisasi pada anak sekolah dasar kelas 1
mendapatkan imunisasi MR dan DT,kelas 2 mendapatkan imunisasi Td,kelas 5
mendapatkan imunisasi Td dan HPV, dan kelas 6 mendaptakan imunisasi
HPV .Pelaksanaan kegiatan BIAS ini dilakukan secara aman melalui prosedur safe
injection yang benar.

Capaian Imunisasi BIAS di Puskesmas Citeureup Tahun 2022 dengan Jumlah


sasaran SD sebanyak 31 Sekolah, yaitu MR kelas 1 sebesar 90,26 %, Capaian
Imunisasi BIAS DT sebesar 90,25% ,Capaian Td Kelas 2 SD sebesar 91,23%,
Capaian Td Kelas 5 SD sebesar 91,04%.

C. TUJUAN

1.Tujuan Umum
Memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap penyakit
Campak, Difteri, Tetanus termasuk tetanus neonatorum dan Kanker Leher
Rahim.

2. Tujuan Khusus

 Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit Campak seumur


hidup.
 Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit difteri selama 10
tahun.
 Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit tetanus selama 25
tahun.
 Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit Kanker Leher Rahim.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN

4
1. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
2. Rincian Kegiatan
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Monitoring
d. Pencatatan dan pelaporan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Persiapan
1.a. Pendataan sasaran dan penjaringan status imunisasi

• Pendataan

Pada setiap awal tahun ajaran baru petugas Puskesmas meminta data jumlah
anak sekolah tingkat dasar negeri dan swasta kepada Pengawas UPTD Paud
dan DIKDAS tingkat Kecamatan. Data anak kelas 1, 2, 5, dan 6 diperlukan untuk
menghitung kebutuhan logistik

• Penjaringan status imunisasi

Penjaringan dilakukan terhadap semua anak kelas 1 segera setelah tahun ajaran
baru sekolah dimulai. Melalui surat pemberitahuan edaran dari kepala sekolah,
orang tua siswa kelas 1 diminta untuk mengisi Data Riwayat Imunisasi Anak

1.b. Koordinasi

Dilaksanakan suatu pertemuan koordinasi dan kesepakatan dalam persiapan


kegiatan dalam pelaksanaan BIAS. Pertemuan koordinasi dilaksanakan dalam
rangka sosialisasi dan kesepakatan jadwal pelaksanaan. Penyebaran informasi
melalui sosialisai atau edaran satu bulan sebelum pelaksanaan BIAS.

1.c. Persiapan logistik

 Vaksin.

5
Jenis vaksin yang perlu disiapkan adalah vaksin MR, DT, vaksin Td, vaksin
HPV , distribusi dan penggunaannya diatur oleh puskesmas.

 Alat suntik.
Alat suntik yang diperlukan adalah ADS 0,5 ml dan pengoplos vaksin MR
adalah ADS 5ml

 Safety Box
Adalah kotak tempat pembuangan limbah medis tajam dengan tujuan untuk
keamanan bagi petugas.

 Kartu Imunisasi BIAS


Kartu Imunisasi seumur hidup adalah alat untuk merekam status imunisasi
MR, DT,Td , dan HPV.dipakai untuk membantu petugas dalam menentukan
apakah pemegang kartu memerlukan suntikan dan kapan suntikan tersebut
dapat diberikan.Setiap siswa mendapat kartu Imunisasi BIAS

2. Pelaksanaan
2.a. Jadwal Pelaksanaan

Melakukan sosialisasi jadwal pelaksanaan yang telah dikoordinasikan dan


disepakati bersama dengan UPTD PAUD dan DIKDAS serta Sekolah Dasar
terkait pada tim pelaksana BIAS. Pelaksanaan BIAS dilaksanakan oleh TIM
BIAS ( Korim , Bidan, Perawat).

2.b. Menyiapkan vaksin dan logistik lainnya

Menyiapkan vaksin dan logistiknya sesuai jumlah sasaran, Untuk menjaga


vaksin agar tetap poten, vaksin yang belum dipakai harus disimpan dalam
lemari es di puskesmas atau puskesmas pembantu dengan suhu antara 2 0 -
80

Untuk membawa vaksin dan pelarut harus memakai vaccine carrier yang
berisi 4 buah cool pack / kotak dingin cair.

2.c. Penyuntikan

 Pastikan bahwa vaksin masih dalam kondisi yang baik (belum kadaluarsa,
VVM A atau B)

6
 Untuk memperlancar penyuntikan serta membantu petugas, sebaiknya
anak memegang kartu imunisasi BIAS masing-masing dan duduk menurut
nomor urut dalam register imunisasi, anak dipanggil satu persatu untuk
dilayani.
 Pemberian imunisasi dilakukan pada anak bila ada tanda () pada buku
register.
 Tempat penyuntikan adalah lengan atas, sedikit dibawah insertio M.deltoid.
 Bersihkan tempat penyuntikan terlebih dahulu cukup dengan kapas dan air
matang.
 Dosis yang diperlukan untuk vaksin MR, DT/Td, HPV adalah 0,5 ml.
 Vaksin disuntikkan secara intramuskular untuk vaksin DT/Td, HPV dan
secara subkutan untuk vaksin MR setelah terlebih dahulu dilakukan
aspirasi untuk memastikan gelembung udara tidak masuk ke pembuluh
darah.
 Untuk mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang belum
dibuka agar dihangatkan dengan cara menggenggamnya dan digoyang
sedikit agar merata.
 Buang jarum dan spuit ke dalam kotak pembuangan tanpa menutup
kembali (safety box).
 Sisa vaksin yang telah dibuka tidak dapat disimpan lagi, sedang sisa vaksin
dari lapangan dalam vial yang belum dibuka masih dapat disimpan kembali
di dalam kulkas vaksin untuk segera dipakai pada pelayanan berikutnya.

3. Monitoring
Kelanjutan kegiatan BIAS yaitu dengan Sweeping/pelacakan bagi murid yang
belum mendapatkan imunisasi saat pelaksanaan dikarenakan sakit,tidak
masuk atau karena sebab lainya.

Kegiatan lainya adalah yaitu kerjasama dengan guru dan orang tua murid
untuk pelaporan KIPI/Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.

4. Pencatatan dan pelaporan


Tanggal pemberian vaksin harus dicatat pada kolom yang sesuai di Format
Pencatatan Register BIAS dan kartu Imunisasi BIAS. Pengisian kartu dapat
dilakukan setelah pelayanan selesai sesuai dengan yang tertulis di Format

7
Pencatatan Register BIAS oleh petugas imunisasi sambil melakukan
pengecekan ulang sebelum pemberian paraf. Kartu Imunisasi BIAS yang telah
diisi disimpan di sekolah. Bila anak lulus sekolah dasar atau pindah sekolah,
kartu imunisasi dikembalikan kepada anak tersebut dengan pesan agar dijaga
dengan baik dan diperlihatkan pada petugas kesehatan bila diperlukan.

Bagi anak wanita, kartu imunisasi penting untuk diperlihatkan kepada petugas
medis/paramedis di kemudian hari, untuk melengkapi status imunisasi Td nya
pada saat nanti di kehamilan.

F. SASARAN

Sasaran Bias adalah siswa sekolah dasar dan anak usia sekolah dasar kelas 1,
kelas 2, kelas 5 dan kelas 6..

G. JADWAL

Vaksin Pemberian Sasaran Waktu

MR 1 kali Kelas 1 Agustus-September

DT 1 kali Kelas 1 November

Td 1 kali Kelas 2 November

Td 1 kali Kelas 5 November

HPV 1 kali Kelas 5 Agustus-September

HPV 1 kali Kelas 6 Agustus-September

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah dilakukan sweeping pada


sasaran meliputi sasaran yang mendapatkan imunisasi dibanding jumlah sasaran
seluruhnya. Pelaksanaan kegiatan dan hasilnya disampaikan kepada
Penanggungjawab UKM dan Kepala Puskesmas .

8
Pertemuan Evaluasi kegiatan BIAS bertujuan untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan perencanaan, mengidentifikasi permasalahan yang
ada,hasil kegiatan atau cakupan untuk menentukan rencana tindak lanjut dari
kegiatan yang telah dilakukan untuk perbaikan kegiatan selanjutnya.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Laporan BIAS MR kelas 1 pada bulan Agustus-September, Laporan BIAS HPV kelas
5 dan 6 pada bulan Agustus-September, Laporan BIAS DT/Td kelas 1,2, dan 5 pada
bulan November. Hasil di Laporkan ke Kepala Puskesmas ,PJ UKM, Dinas
Kesehatan. Dan di laporkan juga ke TP UKS Kecamatan ,UPTD PAUD serta Diknas
dan Linsek lainnya pada saat kegiatan lokmin lintas sector agar bisa di jadikan bahan
evaluasi.

Mengetahui Citeureup, 24 Januari 2023


Kepala Pemegang Program

Dr. Nining Sunengsih, MARS Nurhayati, Amd.Keb


Pembina Tk 1 Penata Muda Tk 1
NIP. 197809102008012009 NIP. 198703102011012003

Anda mungkin juga menyukai