A. PENDAHULUAN
Upaya pembinaan anak usia sekolah dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia dalam bidang kesehatan salah satunya yaitu melalui Usaha Kesehatan Anak
Sekolah (UKS). Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan prestasi belajar anak sekolah melalui perilaku hidup bersih dan sehat,
menciptakan lingkungan yang sehat serta meningkatkan derajat kesehatan anak
sekolah. Hal ini memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
B. LATAR BELAKANG
Tetanus neonatorum, Difteri dan Campak masih merupakan masalah
kesehatan di Indonesia, sebagaimana data tahun 2006 menunjukkan bahwa proporsi
penyebab kematian bayi di Indonesia adalah 28% karena tetanus neonatorum, 30.000
anak setiap tahunnya meninggal karena Campak serta 1401 kasus difteri tahun 2008-
2011.
Attack rate tetanus neonatorum pada bayi dari ibu yang tidak mendapatkan
imunisasi tetanus sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup dan case fatality rate antara
30% sampai 90%. Kekebalan terhadap penyakit ini hanya diperoleh melalui imunisasi
tetanus minimal dua dosis. Perlindungan jangka panjang diperoleh jika mendapatkan
imunisasi tetanus sebanyak 5 dosis (status T5). Untuk mempercepat eliminasi tetanus
neonatorum kurang dari 1/1000 kelahiran hidup di tingkat Kabupaten/Kota dalam 1
tahun sesuai ketentuan WHO, diperlukan upaya pencapaian status T5 bagi semua
WUS. Pemberian imunisasi DT dan Td pada anak sekolah dasar atau sederajat
merupakan rangkaian upaya mencapai status T5 bagi setiap individu.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat infeksius.
Tanpa imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir setiap anak. Komplikasi
campak seperti radang paru (pneumonia), berak–berak (diare), radang telinga (otitis
media), dan radang otak (ensefalitis).
Terutama pada anak dengan gizi buruk dapat menimbulkan cacat dan kematian. Indonesia
merupakan salah satu negara berpenduduk terbesar di dunia dengan cakupan imunisasi yang
masih di bawah 80%, sehingga Indonesia menjadi negara yang sangat rawan terhadap
penyakit campak, seperti yang ditunjukkan oleh data tahun 2006 bahwa angka kesakitan
campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian. Kondisi ini menempatkan Indonesia
menjadi salah satu dari 47 negara prioritas yang diidentifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk
melaksanakan akselerasi dan menjaga kesinambungan dari reduksi campak.
Pada tahun 2011-2013, Indonesia tercatat sebagai negara kedua dengan kasus difteri
terbanyak di dunia. Berdasarkan data surveilans, pada tahun 2010 dan 2012 terjadi
peningkatan jumlah kasus difteri yang terjadi di beberapa provinsi di Indonesia yang perlu
disikapi secara cepat dan tepat. Untuk memutus rantai penularan penyakit difteri dilakukan
upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi pada bayi dan dilanjutkan dengan imunisasi
pada anak sekolah dasar kelas 1, 2 dan 3. Pelaksanaan kegiatan BIAS ini dilakukan secara
aman melalui prosedur safe injection yang benar.
C. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap penyakit Campak,
Difteri, dan Tetanus termasuk tetanus neonatorum.
2. Tujuan Khusus
Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit Campak seumur hidup.
Pemberian imunisasi dilakukan pada anak bila ada tanda () pada buku register.
Bersihkan tempat penyuntikan terlebih dahulu cukup dengan kapas dan air matang.
Dosis yang diperlukan untuk vaksin Campak, DT/Td, maupun TT/Td adalah 0,5 ml.
Vaksin disuntikkan secara intramuskular untuk vaksin DT/Td, TT/Td dan secara subkutan
untuk vaksin campak setelah terlebih dahulu dilakukan aspirasi untuk memastikan gelembung
udara tidak masuk ke pembuluh darah.
Untuk mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang belum dibuka agar
dihangatkan dengan cara menggenggamnya dan dikocok kuat agar merata.
3. Monitoring
Kelanjutan kegiatan BIAS yaitu dengan Sweeping/pelacakan bagi murid yang belum
mendapatkan imunisasi saat pelaksanaan dikarenakan sakit,tidak masuk atau karena sebab
lainya. Kegiatan lainya adalah yaitu kerjasama dengan guru dan orang tua murid untuk
pelaporan KIPI/Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
F. SASARAN
Sasaran Bias adalah siswa sekolah dasar dan anak usia sekolah dasar kelas 1 sampai dengan
kelas 3.