Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN KUPANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS HUEBUNIF
Jl.Poros tengah KM.41 Desa Tanini – Takari
e-mail : Huebunifpkm53@gmail.com
Hotline Service : 0813 4413 8890

KERANGKA ACUAN KERJA

BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)

I. PENDAHULUAN

Upaya anak usia sekolah dalam peningkatan kualitas sumber daya


manusia dalam bidang kesehatan salah satunya yaitu melalui Usaha kesehatan
anak sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah dilaksanakan untuk meningkat
mutu pendidikan dan prestasi belajar anak sekolah melalui prilakuhidup bersih
dan sehat, menciptakan lingkungan yang sehat serta meningkatkan derajat
kesehatan anak sekolah. Hal ini memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.

Sebagai bagian dari UKS, pada 14 Novemver tahun 1997 kementerian


kesehatan, kementerian dalam negeri, kementerian Agama dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan pelaksanaan imunisasi bagi
anak sekoah dasar atau sederajat. Pelaksanaan BIAS dari tahun 1997 sampai
pada saat ini mengalami perubahan, pada saat ini BIAS untuk kelas 1
mendapatkan imunisasi campak dan DT, sedangkan kelas 2 dan 3 mendapatkan
imunisasi Td.

II. LATAR BELAKANG


Tetanus neonatorum, difteri dan campak masih merupakan masalah
kesehatan di Indonesia, sebagaimana data tahun 2006 menunjukkan bahwa
proporsi penyebab kematian bayi di Indonesia adalah 28% karena tetanus
neoatorum, 30.000 anak setiap tahunnya meninggal karena campak serta 1401
kasus difteri tahun 2008-2011.
Attack rate Tetanus neonatorum, pada bayi dari ibu yang tidak
mendapatkan imunisasi tetanus sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup dan case
fatality rate antara 30% sampai 90%. Kekebalan terhadap penyakit ini hanya
diperoleh melalui imunisasi tetanus minimal dua dosis. Perlindungan jangka
panjang diperoleh jika mendapatkan imunisasi tetanus sebanyak 5 dosis (status
T5). Untuk mempercepat eliminasi tetanus neonatorum kurang dari 1/1000
kelahiran hidup di tingkat Kabupaten/Kota dalam 1 tahun sesuai ketentuan
WHO, diperlukan upaya pencapaian status T5 bagi semua WUS. Pemberian
imunisasi DT dan Td pada anak sekolah dasar atau sederajat merupakan
rangkaian upaya mencapai status T5 bagi setiap individu.

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat


infeksius. Tanpa imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir setiap anak.
Komplikasi campak seperti radang paru (pneumonia), berak–berak (diare), radang
telinga (otitis media), dan radang otak (ensefalitis) terutama pada anak dengan
gizi buruk dapat menimbulkan cacat dan kematian. Indonesia merupakan salah
satu negara berpenduduk terbesar di dunia dengan cakupan imunisasi yang
masih di bawah 80%, sehingga Indonesia menjadi negara yang sangat rawan
terhadap penyakit campak, seperti yang ditunjukkan oleh data tahun 2006
bahwa angka kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000
kematian. Kondisi ini menempatkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara
prioritas yang diidentifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk melaksanakan
akselerasi dan menjaga kesinambungan dari reduksi campak.

Pada tahun 2011-2013, Indonesia tercatat sebagai negara kedua dengan


kasus difteri terbanyak di dunia. Berdasarkan data surveilans, pada tahun 2010
dan 2012 terjadi peningkatan jumlah kasus difteri yang terjadi di beberapa
provinsi di Indonesia yang perlu disikapi secara cepat dan tepat. Untuk memutus
rantai penularan penyakit difteri dilakukan upaya pencegahan dengan pemberian
imunisasi pada bayi dan dilanjutkan dengan imunisasi pada anak sekolah dasar
kelas 1, 2 dan 3. Pelaksanaan kegiatan BIAS ini dilakukan secara aman melalui
prosedur safe injection yang benar.
III. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap


penyakit Campak, Difteri, dan Tetanus termasuk tetanus neonatorum.

2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit Campak
seumur hidup.
b. Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit difteri
selama 10 tahun.
c. Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit tetanus
selama 25 tahun.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN


1. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
2. Rincian Kegiatan
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Monitoring
d. Pencatatan dan pelaporan.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Persiapan

1.a. Pendataan sasaran dan penjaringan status imunisasi

• Pendataan

Pada setiap awal tahun ajaran petugas Puskesmas meminta data jumlah
anak sekolah tingkat dasar negeri dan swasta kepada Pengawas UPTD Paud
dan DIKDAS tingkat Kecamatan. Data anak kelas 1, 2 dan 3 diperlukan
untuk menghitung kebutuhan logistik

• Penjaringan status imunisasi

Penjaringan dilakukan terhadap semua anak kelas 1 segera setelah tahun


ajaran baru sekolah dimulai. Melalui surat pemberitahuan edaran dari
kepala sekolah, orang tua siswa kelas 1 diminta untuk mengisi Data Riwayat
Imunisasi Anak

1.b. Koordinasi

Dilaksanakan suatu pertemuan koordinasi dan kesepakatan dalam


persiapan kegiatan dalam pelaksanaan BIAS. Pertemuan koordinasi
dilaksanakan dalam rangka sosialisasi dan kesepakatan jadwal
pelaksanaan. Penyebaran informasi melalui sosialisai atau edaran satu
bulan sebelum pelaksanaan BIAS.

1.c. Persiapan logistik

 Vaksin.
Jenis vaksin yang perlu disiapkan adalah vaksin Campak, DT/Td, dan
vaksin TT/Td, distribusi dan penggunaannya diatur oleh puskesmas.

 Alat suntik.
Alat suntik yang diperlukan adalah ADS 0,5 ml dan pengoplos vaksin
Campak adalah ADS 5ml

 Safety Box
Adalah kotak tempat pembuangan limbah medis tajam dengan tujuan
untuk keamanan bagi petugas.

 Kartu TT/Td Seumur Hidup


Kartu TT/Td seumur hidup adalah alat untuk merekam status imunisasi
DPT/HB, DT/Td dan TT/Td, dipakai untuk membantu petugas dalam
menentukan apakah pemegang kartu memerlukan suntikan dan kapan
suntikan tersebut dapat diberikan.Setiap siswa mendapat kartu TT/Td

2. Pelaksanaan

2.a. Jadwal Pelaksanaan

Melakukan sosialisasi jadwal pelaksanaan yang telah dikoordinasikan dan


disepakati bersama dengan UPTD PAUD dan DIKDAS serta Sekolah Dasar
terkait pada tim pelaksana BIAS.Pelaksanaan BIAS dilaksanakan oleh TIM
BIAS ( Jurim , Bidan, Perawat).

2.b. Menyiapkan vaksin dan logistik lainnya

Menyiapkan vaksin dan logistiknya sesuai jumlah sasaran, Untuk menjaga


vaksin agar tetap poten, vaksin yang belum dipakai harus disimpan dalam
lemari es di puskesmas atau puskesmas pembantu dengan suhu antara 2 0
- 80

Untuk membawa vaksin dan pelarut harus memakai vaccine carrier yang
berisi 4 buah cool pack / kotak dingin cair.

2.c. Penyuntikan

 Pastikan bahwa vaksin masih dalam kondisi yang baik (belum


kadaluarsa, VVM A atau B)
 Untuk memperlancar penyuntikan serta membantu petugas, sebaiknya
anak memegang kartu TT/Td masing-masing dan duduk menurut
nomor urut dalam register imunisasi, anak dipanggil satu persatu
untuk dilayani.
 Pemberian imunisasi dilakukan pada anak bila ada tanda () pada buku
register.
 Tempat penyuntikan adalah lengan atas, sedikit dibawah insertio
M.deltoid.
 Bersihkan tempat penyuntikan terlebih dahulu cukup dengan kapas dan
air matang.
 Dosis yang diperlukan untuk vaksin Campak, DT/Td, maupun TT/Td
adalah 0,5 ml.
 Vaksin disuntikkan secara intramuskular untuk vaksin DT/Td, TT/Td
dan secara subkutan untuk vaksin campak setelah terlebih dahulu
dilakukan aspirasi untuk memastikan gelembung udara tidak masuk ke
pembuluh darah.
 Untuk mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang belum
dibuka agar dihangatkan dengan cara menggenggamnya dan dikocok
kuat agar merata.
 Buang jarum dan semprit ke dalam kotak pembuangan (safety box).
 Sisa vaksin yang telah dibuka tidak dapat disimpan lagi, sedang sisa
vaksin dari lapangan dalam botol yang belum dibuka masih dapat
disimpan kembali di dalam lemari es untuk segera dipakai pada
pelayanan berikutnya.

3. Monitoring

Kelanjutan kegiatan BIAS yaitu dengan Sweeping/pelacakan bagi murid


yang belum mendapatkan imunisasi saat pelaksanaan dikarenakan
sakit,tidak masuk atau karena sebab lainya.

Kegiatan lainya adalah yaitu kerjasama dengan guru dan orang tua murid
untuk pelaporan KIPI/Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.

4. Pencatatan dan pelaporan

Tanggal pemberian vaksin harus dicatat pada kolom yang sesuai di Format
Pencatatan Register BIAS dan kartu TT/Td. Pengisian kartu dapat dilakukan
setelah pelayanan selesai sesuai dengan yang tertulis di Format Pencatatan
Register BIAS oleh petugas imunisasi sambil melakukan pengecekan ulang
sebelum pemberian paraf. Kartu TT/Td yang telah diisi disimpan di sekolah.
Bila anak lulus sekolah dasar atau pindah sekolah, kartu TT/Td
dikembalikan kepada anak tersebut dengan pesan agar dijaga dengan baik
dan diperlihatkan pada petugas kesehatan bila diperlukan.

Bagi anak wanita, kartu TT/Td penting untuk diperlihatkan kepada petugas
medis/paramedis di kemudian hari, untuk melengkapi status TT/Td atau
pada saat pemeriksaan kehamilan

Anda mungkin juga menyukai