Anda di halaman 1dari 5

I.

LATAR BELAKANG

Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam


bidang kesehatan adalah upaya pembinaan anak sekolah. Program imunisasi
bagi anak sekolah termasuk dalam salah satu dari 3 ruang lingkup UKS yaitu
pelayanan kesehatan yang bersifat pencegahan.
Imunisasi di Indonesia telah dilaksanakan sejak sebelum perang dunia
kedua dan pada saat itu hanya ditujukan untuk memberantas penyakit cacar.
Keberhasilan dunia membasmi penyakit dan virus cacar dari muka bumi pada
tahun 1980 membuktikan bahwa imunisasi merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang sangat efektif dan efisien. Pada tahun 1982, badan kesehatan
Dunia (WHO) menyatakan imunisasi cacar dihentikan, karena penyakit
tersebut sudah tidak ada lagi dimuka bumi ini.
Program imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan
dikembangkan semenjak tahun 1977 dengan tujuan memberikan
perlindungan terhadap 7 penyakit yaitu : tuberculosis, difteri, pertusis,
tetanus, campak, polio, serta hepatitis BCG, DPT< POLIO, Campak, hepatitis B ,
DT, serta TD
Mulai tahun 1984, imunisasi DT diberikan kepada anak sekolah kelas 1
untuk memberikan kekebalan dasar, karena pada umumnya anak masuk
sekolah pada waktu itu belum terjangkau imunisasi DPT sewaktu bayi.
Imunisasi DT pada anak sekolah ini telah berhasil mengatasi Difteri pada anak
sekolah
Penjadwalan ulang Imunisasi pada naka sekolah telah dicanangkan pada
tanggal 14 November 1997 oleh 4 Mentri yaitu : Mentri Kesehatan, Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan, Mentri Agama, dan Mentri Dalam Negeri. Bulan
November selanjutnya disebut sebagai Bulan Imunisasi Anak Sekolah ( BIAS ),
dimana seluruh kegiatan Imunisasi di Sekolah di seluruh Indonesia
dilaksanakan.

Imunisasi campak diberkan pada anak usia 9 bulan, dimana program


Imunisasi sejak tahun 1990 telah mencapai UCI, artunya lebih dari 80 % bayi
telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, termasuk campak.Dengan
demikian setelahh UCI tercapai berarti cakupan campak telah melampaui 80
%, namun pada kenyataan dilapangan, masih ditemukan kejadian Luar Biasa
( KLB ) Campak di beberapa daerah, dan menyerang anak usia yang lebih
besar.Sehingga muncul saran, agar dilakukan pemberian Imunisasi Campak “
Booster” pada usia yang lebih tua.Pemberian Imunnisasi Campak pada awal
masa sekolah diharapkan dapat mengendalikan penyakit Campak, yang
penularannya sangat potensial terjadi dilingkungan skolah, serta memutuskan
mata rantai penularan balita.

II. TUJUAN

UMUM :
Mempertahan penvapaian eliminasi Tetanus Neonatorum, Pengendalian
penyakit Difteri, dan penyakit Campak dalam jangka panjang melalui
Imunisasi DT, TT, dan Campak pada anak sekolah.

KHUSUS :
1. Semua anak SD, MI, dan SDLB, baik negeri maupun swasta termasuk
PONTREN, dan SEMINARI mendaptkan Imunisasi TT lengkap untuk
memeberikan perlindungan selama 25 Tahun terhadap Tetanus.
2. Semua anak SD, MI, dan SDLB, baik negeri maupun swasta termasuk
PONTREN, dan SEMINARI mendaptkan Imunisasi DT sebagai Booster
untuk mendpatkan perlindungan terhadap Difteri selama 10 Tahun.
3. Semua anak SD, MI, dan SDLB, baik negeri maupun swasta termasuk
PONTREN, dan SEMINARI mendapatkan dosis ke dua Campak untuk
mendapatkan perlindungan Campak seumur hidup.

III. KEBIJAKSANAAN
1. Imunisasi DT dan TD ANAK Sekolah diarahkan untuk memberikan
perlindungan jangka panjang terhadap penyakit Tetanus dan Difteri.
2. Imunisasi Campak anak sekolah di arahkan untuk member
kesempatan ke dua bagi anak untuk mendapatkan perlindungan
terhadap penyakit Campak.
3. Penyelenggaraan Imunisasi anak sekolah dilaksanakan secara
terpadu, Lintas Program, dan sektoral dalam hal tenaga, sarana, dan
dana, mulai dari tingkat Pusat sampai pelaksana.
4. Imunisasi DT dan TD anak sekolah dilaksanakan setiap Bulan
November sebagai sebuah gerakan Nasional, dan selanjutnya disebut
sebagai “ Bulan Imunisasi Anak Sekolah ( BIAS ) “. Imunisasi Campak
dilaksanakan dalm bulan pertama tahun kalender sekolah disebut
sebagai Bias Campak.
IV. PELAKSANAAN
Sasaran :
Seluruh siswa SD,MI / yang setara baik negeri maupun swasta, laki-laki
dan perempuan.

Jadwal :
BIAS CAMPAK dilaksanakan pada bulan agustus, tetapi dikarenakan
adanya bencana kabut asap seluruh siswa SD, MI / sederajat diliburkan ,
sehingga pelaksanaan bias campak dilakukan sampai bulan November
2015.

Lokasi :
Pemberian imunisasi dilakukan di 26 SD yang ada di Kecamatan Pkl.
Kerinci.

V. LANGKAH KEGIATAN

1. Persiapan
 Pendataan sasaran dan penjaringan status imunisasi
 Penyiapan Logistic (vaksin, alat suntik, safety box)
 Pendanaan
2. Pelaksanaan Penyuntikan
 Menyiapkan Vaksin
Vaksin dibawa dengan menggunakan vaccine carrier / thermos
vaksin yang berisi cold pack/es batu agar kualitas vaksin tetap
terjaga.
 Penyuntikan
Tempat penyuntikan adalah lengan kiri atas secara intramuscular
dengan dosis 0,5 ml. Sebelum penyuntikan, lengan di bersihkan
dengan menggunakan kapas dan air matang. Vaksin terlebih dahulu
dilarutkan dengan cairan pelarut. Untuk mencegah terjadinya abses,
vaksin dalam vial yang telah dibuka agar dihangatkan dengan cara
menggenggamnya dan dikocok agar merata.
Sisa vaksin yang telah dibuka tidak dapat disimpan lagi, sedang
sisa vaksin dari lapangan dalam vial yang belum dibuka masih dapat
disimpan kembali didalam lemari es untuk segera dipakai dalam
pelayanan berikutnya.
 Pencatatan
BIAS yang telah dilaksanakan dicatat dibuku meliputi jumlah
sasaran, jumlah yang disuntk, jumlah vial yang dipakai,
ditandatangani oleh petugas, kepala sekolah, dan diketahui oleh
kepala puskesmas.
 Pelaporan
Setelah seluruh kegiatan BIAS dalam wilayah kerja puskesmas
selesai dilaksanakan dan dicatat, laporan dikirim ke dinas kesehatan.

 Pemantauan dan Evaluasi


Pemantauan kegiatan BIAS dlakukan ditingkat kecamatan. Yang di
pantau adalah %b cakupan Campak siswa kelas 1 sebagai indicator
jangkauan program.

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dari hasil BIAS CAMPAK yang telah dilaksanakan di 26 SD
diwilayah kerja puskesmas Pkl. Kerinci pada bulan Agustus –
November 2015 didapatkan hasil dari 2249 siswa yang telah
dimunisasi sebanyak 2028 siswa (90,17%) dan indeks pemakaian
vaksin sebesar 8,8%.
2. Masih rendahnya cakupan untuk SD-SD swasta

B. Saran
1. Kepada tenaga kesehatan yang ada diwilayah kerja puskesmas
pelalawan untuk dapat lebih meningkatkan kinerja dan pelayanan
agar program yang dilaksanakan dapat tercapai lebih baik.
2. Harus ditingkatkan kerja sama lintas program dengan instasi
terkait seperti Dinas Pendidikan dan Departement agama sehigga
cakupan imunisasi semakin meniggkat.

Anda mungkin juga menyukai