Anda di halaman 1dari 5

Bulan Imunisasi Anak Sekolah

No. Dokumen :

No. Revisi :
KERANGKA
ACUAN TanggalTerbit :

Halaman :

UPTD PUSKESMAS Lukman,S.Ke

MAROS BARU NIP.197909151999091001

KERANGKA ACUAN PROGRAM bulan


imunisasi anak sekolah (bias)

TAHUN 2022
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANAAN TEKNIS PUSKESMAS KECAMATAN MAROS BARU
Jl. Poros Mangallekana-Kanjitongan Kel.Bai Pa’mai Kec, Maros Baru Provinsi Sul – Sel

KERANGKA ACUAN PROGRAM BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH

PUSKESMAS Maros Baru

TAHUN 2022

a. Pendahuluan
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang 1945 melalui
pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasial dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber
daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta di susun dalam suatu program kesehatan
dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double
burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga
muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi sehingga
menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit
menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu
daerah atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil
yang efektif.
Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan “Indonesia
Sehat” adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang berarti setiap
upaya program pembangunan harus mempunyai konstribusi positif terhadap terbentuknya
lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan pembangunan kesehatan mengacu
kepada konsep “paradigma Sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas
utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit
(preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan.
Upaya imunisasi diselenggarakan di indonesia sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan
upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Dengan upaya imunisasi
terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit
cacar sejak tahun 1974.
Mulai tahun 1977 upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan imunisasi
dalam rangka pencegahan dan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) yaitu, Tubercolosis, Diphteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi membawa program imunisasi ke dalam
penyelenggaraan yang bermutu dan efisien. Upaya tersebut di dukung dengan kemajuan yang
pesat dalam bidang penemuan vaksin baru (rotavirus, japanese ensefalitus, dll). Beberapa jenis
vaksin dapat digabung sebagai vaksin kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan cakupan
imunisasi, mengurangi jumlah suntikan dan kontak dengan petugas imunisasi.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk
mencapai tingkat population immuniti ( kekebalan masyarakat ) yang tinggi, sehingga dapat
memutuskan rantai penularan PD3I. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi upaya
imunisasi dapat semakin efektif dan efisien dengan harapan dapat memberikan sumbangan
yang nyata bagi masyarakat.

b. Latar Belakang

Landasan Hukum Tugas Fungsi / Kebijakan:


 Undang-undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
 Undang-undang no. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular
 Keputusan Menkes no. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi
 The Millenium Development Goal (MDGs) pada tahun 2003 yang meliputi goal 4 :
tentang reduce child mortality, goal 5: tentang improve maternal health, goal 6: tentang
combat HIV/AIDS, malaria and other diseases (yang disertai dukungan teknis dari
UNICEF)
 Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
 Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.

c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

1. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I)
2. Tujuan Khusus
1) Memberikan Imunisasi lanjutan kepada seluruh anak sekolah dasa/MI kelas 1 dan 2
2) Memberikan kekebalan terhadap campak, diphteri, dan tetanus
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan imunisasi anak nasional adalah memberikan imunisasi
lanjutan campak dan DT pada siswa SD/MI kelas 1 dan Imunisasi Td pada siswa SD/MI kelas 2
e. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Pelaksanaan BIAS
a. Melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang pelaksanaan BIAS
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan dengan program lain
c. Menyusun jadwal pelaksanaan BIAS
d. Menetapkan petugas pelaksana
e. Mengirimkan surat kepada kepala sekolah seluruh sekolah dasar yang akan dikunjungi
sebagai penyampaian pelaksanaan kegiatan BIAS
f. Membuat MOU
g. Pelaksanaan kegiatan BIAS
2. Pemberian Imunisasi Campak
a. Petugas mencuci tangan
b. Pastikan vaksin yang digunakan dalam keadaan baik ( No Batch/EXP/VVm )
c. Buka tutup vaksin
d. Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada ( 5 CC )
e. Ambil 0,5 cc vaksin yang telah dilarutkan tadi
f. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas yang telah dibasahi dengan air
bersih (jika kotor)
g. Suntikan secara Sub Cutan (SC)
h. Buang jarum bekas ke dalam safety box
i. Dokumentasikan kegiatan
3. Pemberian Imunisasi DT
a. Petugas mencuci tangan
b. Pastikan kondisi klien dalam keadaan sehat
c. Ambil vaksin dengan jarum disposibel sebanyak 0,5 ml
d. Bersihkan dengan kapas basah lokasi penyuntikan pada lengan kanan bagian atas (jika
kotor)
e. Suntikan vaksin secara intra musculer
f. Buang jarum bekas kedalam safety box
g. Dokumentasikan kegiatan
4. Pemberian Imunisasi Td
a. Petugas mencuci tangan
b. Pastikan kondisi klien dalam keadaan sehat
c. Ambil vaksin dengan jarum disposibel sebanyak 0,5 ml
d. Bersihkan dengan kapas basah lokasi penyuntikan pada lengan kiri bagian atas (jika
kotor)
e. Suntikan vaksin secara intra musculer
f. Buang jarum bekas kedalam safety box
g. Dokumentasikan kegiatan
f. Sasaran
a. Imunisasi Campak dan DT : Siswa SD/MI kelas 1
b. Imunisasi Td : siswa SD/MI kelas 2 dan 3
g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember pada tahun berjalan
h. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi dilakukan sesaat setelah pelaksanaan kegiatan untuk kasus KIPI
2. Evaluasi cakupan dilaksanakan saat pencatatan dan pelaporan akan pencapaian BIAS
3. Konfirmasi bagi sasaran yang belum mendapat Imunisasi agar ,dilakukan sweeping
4. Evaluasi KIPI dilakukan berdasarkan SOP pelacakan kasus KIPI
KERANGKA ACUAN PROGRAM
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)

UPTD PUSKESMAS LAU


KECAMATAN LAU
KABUPATEN MAROS
TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai