Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN PROGRAM IMUNISASI

BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS) CAMPAK, DT,Td

I. PENDAHULUAN
Imunisasi merupakan prosedur pencegahan penyakit menular yang diberikan
kepada anak sejak masih bayi hingga remaja. Pemberian Imunisasi sebagai
salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui mekanisme antigen
antibodi. Antibodi yang terbentuk setelah imunisasi berguna untuk melindungi
tubuh dari serangan mikroorganisme tersebut di masa yang akan dating. Inilah
yang disebut dengan kekebalan aktif. Agar dapat mencapai hasil yang
diharapkan, imunisasi harus dilaksanakan sesuai standar menyeluruh dan
berkesinambungan sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan
memutus mata rantai penularan penyakit.

II. LATAR BELAKANG


Tetanus neonatorum, Difteri dan Campak masih merupakan masalah kesehatan
di Indonesia, sebagaimana data tahun 2006 menunjukkan bahwa proporsi
penyebab kematian bayi di Indonesia adalah 28% karena tetanus neonatorum,
30.000 anak setiap tahunnya meninggal karena Campak serta 1401 kasus difteri
tahun 2008-2011. Attack rate tetanus neonatorum pada bayi dari ibu yang tidak
mendapatkan imunisasi tetanus sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup dan case
fatality rate antara 30% sampai 90%. Kekebalan terhadap penyakit ini hanya
diperoleh melalui imunisasi tetanus minimal dua dosis. Perlindungan jangka
panjang diperoleh jika mendapatkan imunisasi tetanus sebanyak 5 dosis (status
T5). Untuk mempercepat eliminasi tetanus neonatorum kurang dari 1/1000
kelahiran hidup di tingkat Kabupaten/Kota dalam 1 tahun sesuai ketentuan WHO,
diperlukan upaya pencapaian status T5 bagi semua WUS. Pemberian imunisasi
DT dan Td pada anak sekolah dasar atau sederajat merupakan rangkaian upaya
mencapai status T5 bagi setiap individu.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat infeksius.
Tanpa imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir setiap anak. Komplikasi
campak seperti radang paru (pneumonia), berak–berak (diare), radang telinga
(otitis media), dan radang otak (ensefalitis) terutama pada anak dengan gizi buruk
dapat menimbulkan cacat dan kematian. Indonesia merupakan salah satu negara
berpenduduk terbesar di dunia dengan cakupan imunisasi yang masih di bawah
80%, sehingga Indonesia menjadi negara yang sangat rawan terhadap penyakit
campak, seperti yang ditunjukkan oleh data tahun 2006 bahwa angka kesakitan
campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian. Kondisi ini
menempatkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara prioritas yang
diidentifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk melaksanakan akselerasi dan menjaga
kesinambungan dari reduksi campak.
Pada tahun 2011-2013, Indonesia tercatat sebagai negara kedua dengan kasus
difteri terbanyak di dunia. Berdasarkan data surveilans, pada tahun 2010 dan
2012 terjadi peningkatan jumlah kasus difteri yang terjadi di beberapa provinsi di
Indonesia yang perlu disikapi secara cepat dan tepat. Untuk memutus rantai
penularan penyakit difteri dilakukan upaya pencegahan dengan pemberian
imunisasi pada bayi dan dilanjutkan dengan imunisasi pada anak sekolah dasar
kelas 1, 2 dan 5. Pelaksanaan kegiatan BIAS ini dilakukan secara aman melalui
prosedur safe injection yang benar.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

B. Tujuh Khusus
1. Diperolehnya kekabalan bagi anak terhadap penyakit campak dan
rubella seumur hidup
2. Diperolehnya kekebalan bagi anak terhadap penyakit Difteri
3. Diperolehnya kekebalan bagi anak terhadap penyakit tetanus
4.
IV. KEGIATAN POKOK
Melakukan Kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
Rincian Kegiatan :
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Monitoring
4. Pencatatan dan Pelaporan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


A. Pendataan sasaran dan penjaringan status imunisasi.
1. Pendataan
Pada setiap awal tahun ajaran petugas Puskesmas meminta data
jumlah anak sekolah tingkat dasar negeri dan swasta kepada TU
sekolah
2. Penjaringan status imunisasi
Penjaringan dilakukan terhadap semua anak kelas 1 dan 2 segera
setelah tahun ajaran baru
sekolah dimulai. Melalui surat pemberitahuan edaran dari kepala
sekolah, orang tua siswa kelas diminta untuk mengisi Data Riwayat
Imunisasi Anak
3. Koordinasi
Dilaksanakan suatu pertemuan koordinasi dan kesepakatan dalam
persiapan kegiatan dalam pelaksanaan BIAS. Pertemuan koordinasi
dilaksanakan dalam rangka sosialisasi dan kesepakatan jadwal
pelaksanaan. Penyebaran informasi melalui sosialisai atau edaran satu
bulan sebelum pelaksanaan BIAS.
B. Persiapan logistic
1. Vaksin
Jenis vaksin yang perlu disiapkan adalah vaksin MR, DT/Td,
distribusi dan penggunaannya diatur oleh puskesmas.
2. Alat suntik.
Alat suntik yang diperlukan adalah ADS 0,5 ml dan pengoplos vaksin
Campak adalah ADS 5ml
3. Safety Box
Adalah kotak tempat pembuangan limbah medis tajam dengan
tujuan untuk keamanan bagi petugas.
4. Kartu TT/Td Seumur Hidup
Kartu TT/Td seumur hidup adalah alat untuk merekam status
imunisasi DPT/HB, DT/Td dan TT/Td, dipakai untuk membantu petugas
dalam menentukan apakah pemegang kartu memerlukan suntikan dan
kapan suntikan tersebut dapat diberikan.Setiap siswa mendapat kartu
TT/Td
C. Pelaksanaan
1. Jadwal Pelaksanaan
Melakukan sosialisasi jadwal pelaksanaan yang telah dikoordinasikan
dan disepakati bersama dengan UPTD PAUD dan DIKDAS serta
Sekolah.
2. Dasar terkait pada tim pelaksana BIAS.
Pelaksanaan BIAS dilaksanakan oleh TIM BIAS ( Jurim , Bidan,
Perawat).
3. Menyiapkan vaksin dan logistik lainnya
Menyiapkan vaksin dan logistiknya sesuai jumlah sasaran, Untuk
menjaga vaksin agar tetap poten, vaksin yang belum dipakai harus
disimpan dalam lemari es di puskesmas atau puskesmas pembantu
dengan suhu antara 20 - 80 Untuk membawa vaksin dan pelarut harus
memakai vaccine carrier yang berisi 4 buah cool pack / kotak dingin
cair.
4. Penyuntikan
a. Pastikan bahwa vaksin masih dalam kondisi yang baik (belum
kadaluarsa, VVM A atau B)
b. Untuk memperlancar penyuntikan serta membantu petugas,
sebaiknya anak memegang kartu TT/Td masing-masing dan
duduk menurut nomor urut dalam register imunisasi, anak
dipanggil satu persatu untuk dilayani.
b. Pemberian imunisasi dilakukan pada anak bila ada tanda ( ) pada
buku register.
c. Tempat penyuntikan adalah lengan atas, sedikit dibawah insertio
M.deltoid.
d. Bersihkan tempat penyuntikan terlebih dahulu cukup dengan
kapas dan air matang.
e. Dosis yang diperlukan untuk vaksin Campak, DT/Td, maupun
TT/Td adalah 0,5 ml.
f. Vaksin disuntikkan secara intramuskular untuk vaksin DT/Td,
TT/Td dan secara subkutan untuk vaksin campak setelah terlebih
dahulu dilakukan aspirasi untuk memastikan gelembung udara
tidak masuk ke pembuluh darah.
g. Untuk mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang
belum dibuka agar dihangatkan dengan cara menggenggamnya
dan dikocok kuat agar merata.
h. Buang jarum dan semprit ke dalam kotak pembuangan (safety
box). Sisa vaksin yang telah dibuka tidak dapat disimpan lagi,
sedang sisa vaksin dari lapangan dalam botol yang belum dibuka
masih dapat disimpan kembali di dalam lemari es untuk segera
dipakai pada pelayanan berikutnya.
D. Monitoring
Kelanjutan kegiatan BIAS yaitu dengan Sweeping/pelacakan bagi murid
yang belum mendapatkan imunisasi saat pelaksanaan dikarenakan
sakit,tidak masuk atau karena sebab lainya.
Kegiatan lainya adalah yaitu kerjasama dengan guru dan orang tua
murid untuk pelaporan KIPI/Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
E. Pencatatan dan pelaporan
Tanggal pemberian vaksin harus dicatat pada kolom yang sesuai di
Format Pencatatan Register BIAS oleh petugas imunisasi sambil melakukan
pengecekan ulang sebelum pemberian paraf.

VI. SASARAN
- Sasaran program adalah anak kelas 1 SD dan Miss yang bersekolah di
Wilayah Kerja Pukesmas Makunjung
- Sasaran program adalah anak kelas 1, 2 dan 5 SD dan Miss yang bersekolah
di Wilayah Kerja Pukesmas Makunjung

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan yang akan
dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan

Bulan
No Kegiatan
BIAS Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

1 Bias Campak - √ - - -

2 Bias Bias TD - - - - -

3 Bias BIAS DT - - - - -

VIII. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


Dalam melaksanakan kegiatan BIAS, Lintas Program yang terlibat adalah:
1. Program P2P
Sebagai surveilans KLB difteri dan campak di wilayah Puskesmas.
2. Promosi kesehatan
Memberikan penyuluhan dan pemahaman kepada masyarakat mengenai
penyakit difteri dan campak, cara pencegahannya dan mengajak masyarakat
untuk anaknya mendapatkan imunisasi
3. Program Kesling
Kerjasama dalam penanganan dan pengolahan limbah medis dan non medis
bekas suntik vaksin campak dan DT/TD saat pelaksanaan di sekolah dan
ketika sampai di Puskesmas.
IX. MONITORING EVALUASI KEGIATAN DAN
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap selesai
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal kegaitan, dengan perolehan hasil-
hasil yang dicapai pada bulan tersebut

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah
ditetapkan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Setelah semua sekolah
mendapatkan imunisasi bulan berikutnya, evaluasi kegiatan dilakukan setiap
selesai kegiatan BIAS.

Anda mungkin juga menyukai