Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KUBU
Jl. Pramuka No.16 email : pkmkoeboe@gmail.com Nomor Telp.085750904634
KUBU
Kode Pos 78384

KERANGKA ACUAN
IMUNISASI

I. PENDAHULUAN

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42


Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pengertian  Imunisasi adalah
suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan


memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya
akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja,
sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem
kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan
terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan
satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai
penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk
mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa
penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B,
campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain
sebagainya.
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih
hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa
toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan
yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.
Penyelenggaraan Imunisasi adalah serangkaian kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi. Imunisasi terbagi tiga
yaitu:
a. Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus
menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan
imunisasi lanjutan.
b. Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun.
Jenis imunisasi dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Bacillus Calmette Guerin (BCG);
b. Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau
Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B
(DPT-HB-Hib);
c. Hepatitis B pada bayi baru lahir;
d. Polio; dan
e. Campak
c. imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk
memperpanjang masa perlindungan.
Imunisasi lanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat diberikan pada :
a. anak usia bawah tiga tahun (Batita);
b. anak usia sekolah dasar; dan
c. wanita usia subur.

II. LATAR BELAKANG:


Program imunisasi dituntut untuk melaksanakan ketentuan program
secaraefektif dan efisien. Untuk itu pengelola program imunisasi harus
dapatmenjalankan fungsi koordinasi dengan baik. Ada dua macam
fungsikoordinasi, yaitu vertikal dan horizontal. Koordinasi horizontal terdiri
darikerjasama lintas program dan kerjasama lintas sektoral.
Kegiatan imunisasi hanya dapat dilaksanakan oleh petugas imunisasi
yangmempunyai latar belakang pendidikan medis atau keperawatan atau
petugaslain yang kompeten.Untuk meningkatkan pengetahuan dan/atau
keterampilan pelatih dan petugasimunisasi perlu dilakukan pelatihan. Terhadap
pelatih dan petugas imunisasiyang telah mengikuti pelatihan diberikan tanda
bukti pelatihan berupasertifikat pelatihan. Pelatihan bagi pelatih dan petugas
imunisasi harusdilaksanakan sesuai dengan modul latihan petugas imunisasi.

III. TUJUAN
Tujuan Umum yakni untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
akibat penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi
Tujuan Khusus :
a. Tercapainya target UCI yaitu imunisasi lengkap minimal 95% secara merata
pada bayi di 100% desa kelurahan pada tahun 2022.
b. Terciptanya ERAPO (Eradiksi Polio), yaitu tidak adanya virus polio liar di
indonesia yang dibuktikan dengan tidak ditemukanya virus polio liar pada
tahun 2022.
c. Terciptanya ETN (Eliminasi Tetanus Neonatorum), artinya menurunkan
kasus TN sampai tingkat 1 per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun pada
tahun 2022.
d. Tercapainya RECAM ( Reduksi Campak), artinya angka kesakitan campak
turun pada tahun 2022.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Kegiatan Pokok:
1. Orientasi Umum, dengan rincian kegiatan:
a. Petugas Imunisasi menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi yang
telah membawa Buku KIA / KMS di Ruang Imunisasi  atau di
Posyandu setelah mendaftar.
b. Petugas memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA / KMS
dan menentukan jenis imunisasi yang akan diberikan.
c. Petugas menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya
( keadaan bayi yang memungkinkan untuk diberikan
imunisasi atau bila tidak akan dilakukan Pengobatan ).
d. Petugas menyiapkan alat (menyeteril alat suntik dan kapas air hangat).
e. Petugas menyiapkan vaksin ( vaksin dimasukkan ke
dalam termos es). 
f. Petugas menyiapkan sasaran ( memberitahukan kepada orang tua
bayi tentang tempat penyuntikan).
g. Petugas memberikan Imunisasi ( memasukkan vaksin ke dalam alat
suntik,desinfeksi tempat suntikan dengan kapas air hangat,
memberikan suntikan vaksin / meneteskan vaksin sesuai dengan
jadwal imunisasi yang akan diberikan.
h. Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi kepada
orang tua bayi sasaran imunisasi.
i. Petugas memberitahukan kepada orang tua bayi
mengenai jadwal imunisasi berikutnya.
j. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS dan 
2. Orientasi Khusus,
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk
melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu,
seperti persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan
perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian
luar biasa. Sedangkan jenis imunisasi khusus antara lain imunisasi
Meningitis Meningokokus, demam kuning, dan Anti Rabies (VAR).
Prosedur Kerja :
Prosedur kerja pelayanan imunisasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
1. Penyiapan Pelayanan Imunisasi
2. Persiapan Tempat Pelayanan Imunisasi
3. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
4. Pemantauan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi

Penyiapan Pelayanan Imunisasi, meliputi peralatan logistik imunisas.


Logistik yang dimaksud antara lain meliputi vaksin, Auto Disable
Syringe, safety box, emergency kit, dan dokumen pencatatan status
imunisasi. Peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan
imunisasi tergantung pada perkiraan jumlah sasaran yang akan
diimunisasi. Jenis peralatan yang diperlukan untuk pelayanan imuniasi
secara lengkap antara lain:
1. Termos/Vaksin carrier
2. Cool Pack / Kotak dingin cair
3. Vaksin, Pelarut dan penetes (dropper)
4. Alat suntik
5. Safety box (kotak pengaman)
6. Pemotong/kikir ampul pelarut
7. Formulir
8. Kapas dan wadah
9. Bahan penyuluhan (poster, leaflet, dan lainnya)
10. Alat tulis (kertas, pensil dan pena)
11. Kartu-kartu Imunisasi (KMS, kartu TT)
12. Buku register bayi dan WUS

Prosedur Pengeluaran vaksin dan pelarut dari lemari es


1. Sebelum membuka lemari es, tentukan seberapa banyak vial vaksin
yang dibutuhkan untuk pelayanan.
2. Catat suhu di dalam lemari es.
3. Pilih dan keluarkan vaksin sesuai ketentuan yang telah ditetapkan
untuk VVM dan tanggal kedaluarsa (EEFO, FIFO).

Prosedur pemeriksaan keamanan vaksin

Sebelum melakukan imunisasi, kita harus yakin bahwa vaksin telah aman
untuk diberikan, dengan prosedur sebagai berikut:
1. Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, jangan gunkan
vaksin atau pelarut tersebut.
2. Periksa alat pemantau botol vaksin (VVM). Jika vaksin sudah masuk
kriteria C dan D jangan dipergunakan.
3. Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin dan pelarut jika
tanggal kadaluarsa telah lewat.
4. Periksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es. Jika indikator ini
menunjukkan adanya pembekuan atau anda menduga bahwa vaksin yang
sensitif beku (vaksin-vaksin DTP, DT, TT, HepB, DTP-HepB ) telah
membeku, anda sebaiknya melakukan tes kocok.
Penting diperhatikan, bahwa selama proses pelayanan imunisasi harus
diperhatikan pemeliharaan cold chain,dengan beberapa poin penting
berikut:
1. Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam
vaccine carrier dengan menggunakan cool pack, agar suhu tetap terjaga
pada temperature 20 C dan vaksin yang sensitive terhadap pembekuan
tidak beku.
2. Hindari vaccine carrier yang berisi vaccine dari cahaya matahari
langsung.
3. Sebelum sasaran datang vaksin dan pelarut harus tersimpan dalam
vaccine carrier yang tertutup rapat.
4. Jangan membuka vaccine atau melarutkan vaccine bila belum ada
sasaran datang.
5. Pada saat pelarutan suhu pelarut dan vaksin harus sama.
6. Petugas imunisasi tidak diperbolehkan membuka vial baru sebelum
vial lama habis.
7. Bila sasaran belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan harus
dilindungi dari cahaya matahari dan suhu luar, seharusnya dengan cara
diletakkan di lubang busa yang terdapat diatas vaksin carrier (lihat
gambar di bawah).
8. Dalam setiap vaccine carrier sebaiknya terdapat empat cool pack.
9. Bila vaksin yang sudah dilarutkan sudah habis, pelarutan selanjutnya
dilakukan bila telah ada anak yang hendak diimunisasi.
Penyiapan Tempat Pelayanan Imunisasi

Beberapa persyaratan ruangan pelayanan imunisasi yang menetap


(fasilitas pelayanan kesehatan), antara lain:
• Mudah diakses
• Tidak terkena langsung oleh sinar matahari, hujan atau debu;
• Cukup tenang
Sedangkan syarat tempat pelayanan imunisasi lapangan (outreach)
• Jika di dalam gedung maka harus cukup terang dan cukup ventilasi.
• Jika di tempat terbuka dan di dalam cuaca yang panas, tempat itu
harus teduh.
Dalam mengatur tempat imunisasi, kita juga harus memperhatikan
beberapa hal berikut:
1. Pintu masuk terpisah dari pintu keluar sehingga orang-orang dapat
masuk dan keluar dari pelayanan dengan lebih cepat dan mudah;
2. Tempat menunggu bersih, nyaman dan dalam cuaca yang panas tidak
terkena sinar matahari;
3. Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
4. Melaksanakan kegiatan system 5 meja yaitu pelayanan terpadu yang
lengkap yang memberikan pelayanan 5 program (KB, KIA, Diare,
Imunisasi dan Gizi);
5. Jumlah orang yang ada di tempat imunisasi atau tempat lain dibatasi
sehingga tidak penuh sesak;
6. Segala sesuatu yang anda perlukan berada dalam jangkauan atau
dekat

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Petugas menyiapkan alat (menyeteril alat suntik dan kapas air hangat).
2. Petugas menyiapkan vaksin ( vaksin dimasukkan ke dalam termos es).
3. Petugas menyiapkan sasaran (memberitahukan kepada orang bayi tentang
tempat penyuntikan).
4. Petugas memberikan Imunisasi ( memasukkan vaksin ke dalam alat suntik,
desinfeksi tempat suntikan dengan kapas air hangat, memberikan suntikan
vaksin / meneteskan vaksin sesuai dengan jadwal imunisasi yang
akan diberikan.
5. Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi kepada orang
tua bayi sasaran imunisasi
6. Petugas memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal imunisasi
berikutnya.
7. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS dan 

VI. SASARAN
a. Bayi dibawah umur 1 tahun ( 0-11 ) Bulan
b. Ibu hamil ( Awal kehamilan <8 Bulan )
c. Wanita usia subur
d. Anak sekolah dasar (Kelas I – VI )

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


NO. KEGIATAN Jan Feb Mar Ap Mei Jun Jul Ag Sep Okt No Des
r t v
1. Pelaksanaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Imunisasi Rutin
2. Pelaksanaan BIAS √
DT-TD di Sekolah
3. Pelaksanaan BIAS √
MR di Sekolah
4. Pelacakan KIPI √ √

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA.


- Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan imunisasi berdasarkan indikator. Dan hasil evaluasi
tersebut dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan
dan pengembangan imunisasi berikutnya
- Evaluasi oleh pelaksana dilakukan setiap selesai pertemuan. Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Propinsi dapat melakukan evaluasi bersama

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


a. Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan pencapaian,
serta masalah dalam pelaksanaan imunisasi. Hasil monitoring dapat dijadikan
bahan acuan untuk perbaikan dan pengembangan imunisasi selanjutnya.
Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari
tingkat desa hingga tingkat propinsi.
b. Evaluasi
Evaluasi kemampuan petugas
Untuk mengetahui kemampuan petugas dalam melaksanakan imunisasi
dilakukan evaluasi harian, dan dilakukan oleh kepala puskesmas atau
dinas kesehatan
c. Pelaporan
Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan imunisasi dibuatkan laporan,
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi
pihak yang berkepentingan
Isi laporan memuat tentang : Waktu Pelaksanaan, jumlah peserta, Proses
pertemuan, masalah dan hasil capaian, hasil evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai