Anda di halaman 1dari 20

REFLEKTIF LEARNING

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY ”N” USIA 9 BULAN NORMAL


DI PUSKESMAS GUNUNGSARI ILIR

Tanggal 29-05-2023

Asuhan Kebidanan Ini disusun Untuk


Memenuhi Tugas Praktek Klinik Kebidanan

Disusun Oleh
Nama : Heldina Hutahaean
NIM : 152221059

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SEMARANG


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Reflektif Learning Berjudul :

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY ”N” USIA 9 BULAN NORMAL


DI PUSKESMAS GUNUNGSARI ILIR BALIKPAPAN

Di susun Oleh :
Nama : Heldina Hutahaean
NIM : 152221059

.
Telah dipersentasikan dengan pembimbing pada :

Hari : Minggu

Tanggal : 04 Juni 2023

Penguji/ Pembimbing Akademik

Ida Sofiyanti S.SiT., M.Keb


NIDN : 0602018501

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI ...................................................................... 3
BAB III TINJAUAN KASUS ...................................................................... 14
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 19
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Imunisasi adalah proses ketika sistem imun seorang individu di perkuatuntuk melawan suatu
agen infeksi. Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap
penyakit tertentu. Program imunisasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi akibat
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), diantaranya tuberculosis, difteri, pertusis,
tetanus, poliomyelitis, campak dan hepatitis B (Dyah, 2013).
Dari data Kemenkes 2017, jumlah kasus kematian bayi turun dari 33.278 di tahun 2015
menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di tahun 2017 di semester I sebanyak 10.294 kasus.
Kemenkes berhasil melindungi bayi dari Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
selama dua tahun bergulir. Untuk Imunisasi Dasar Lengkap (IDL6) di tahun 2015 mencangkup
4.139.903 bayi, kemudian di tahun 2016 meningkat menjadi 4.361.072 bayi, sedangkan capaian
hingga semester I tahun 2017 sebanyak 1.773.440 bayi.
Penyakit Campak secara klinis dikenal dengan memiliki 3 stadium yaitu stadium kataral,
stadium erupsi (keluar bercak-bercak) dan stadium konvalesensi. Penyebab penyakit campak
adalah virus yang masuk ke dalam genus Mobillivirus dan keluarga Paramyxoviride. Penyakit ini
merupakan penyakut yang bersifat akut dan menular lewat udara melalui system pernafasan,
terutama percikan ludah (cairan yang keluar ketika seseorang bersin, batuk atau berbicara)
seorang penderita (Dyah, 2013).
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan terhadap By.
“N” normal di Puskesmas Gunungsari Ilir.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiwa mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang benar pada bayi yang diberikan
imunisasi dan Menuliskan SOAP asuhan kebidanan
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian baik dan data subyektif maupun data obyektif
2. Menegakkan diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah
3. Mengidentifikasi Masalah Potensial
4. Menentukan kebutuhan segera
5. melakukan evaluasi

1
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengerti cara kerja, efektifitas dan imunisasi MR
2. Bahan masukan mahasiswa dalam memberikan asuhan pada bayi dengan imunisasi MR

1.4 Metode Penulisan


a) Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada klien.
b) Observasi yaitu dengan melakukan pemantauan dan melihat tindakan yang dilakukan
pada klien.
c) Praktek langsung yaitu dengan melakukan tindakan yang dilakukan pada klien secara
langsung.
d) Dokumentasi status yaitu dengan cara melihat pada pencatatan data, pendokumentasian
mengenai klien di Puskesmas Gunungsari Ilir.
e) Studi kepustakaan yaitu dengan membaca dan meninjau kasus yang diangkat pada buku atau
literatur yang ada.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Imunisasi


2.1.1 Definisi Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang kebal atau resisten. Jadi imunisasi adalah
suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam
tubuh (Dyah, 2013).
1. Kekebalan yang bekerja dalam tubuh bayi dan anak
a. Kekebalan Aktif
Kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh, bekerja untuk menolak terhadap
suatu penyakit tertentu dimana posesnya lambat tapi dapat bertahan lama.
b. Kekebalan pasif
Kekebalan yang berada dalam tubuh anak, tidak dibuat sendiri tetapi
kekebalan tersebut diperoleh dari zat penolak antibody sehingga proses
mendapatkan antibody berlangsung cepat tetapi tidak bertahan lama, dapat diperoleh
melalui 2 cara yaitu kekebalan pasif alamiah dan kekebalan pasif buatan
2. Vaksin
Adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi atau anak
yang disebut antigen. Bila ada antigen yang masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan
berusaha menolaknya dengan membuat zat antibody dan zat anti terhadap kuman
disebut antitoksin (Dyah, 2013)

2.1.2 Tujuan Imunisasi


1. Tujuan umum Imunisasi (Widodo Parmowandono)
a.Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu
b. Apabila terjadi penyakit, tidak akan bertambah buruk dan dapat mencegah segala
yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
2. Tujuan khusus imunisasi
a.Vaksin BCG untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit TBC
b. Tujuan pemberian vaksin DPT adalah untuk kekebalan aktif terhadap penyakit
difteri, pertusis dan tetanus
c.Tujuan pemberian vaksin polio adalah untuk kekebalan aktif terhadap penyakit polio
d. Vaksin MR untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit campak
e.Tujuan pemberian vaksin hepatitis untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit
hepatitis
3. Sasaran

3
Semua bayi yang berumur 0-11 bulan dan bayi umur 12-60 bulan

2.1.3 Jenis Vaksin


1) Vaksin hidup
Berasal dari bakteri atau virus yang dilemahkan, bersifat labil dan dapat mengalami
kerusakan bila kena panas dan sinar. Vaksin hidup dan tersedia saat ini :
a. Vaksin dari virus hidup : Campak, gondang, rubella, demam kuning
b. Vaksin dari bakteri : BVG, demam tipoid
2) Vaksin inactivid
Berasal dari bakteri virus atau komponen yang dibuat tidak aktif vaksin incativid
selalu membutuhkan dosis ganda. Pada umumnya dosis yang pertama tidak
menghasilkan imuniti prduksitf baru timbul setelah dari kedua / ketiga vaksin inactivid
yang tersedia saat ini berasal dari :
a. Seluruh sel virus inactivid. Contohnya : influenza, polio, rabies, hepatitis
A.
b. Seluruh sel bakteri inactividcontohnya : pertusis, tyroid, kolera influenza,
a-seluler, typoid VI.
c. Toxoid contohnya : difteri, tetanus, botalium.
d. Polisakarida murni, contohnya : pneumokokus, meningitid, hypotolamus,
influenza type B.
e. Gabungan polisakarida (haemophylus influenza type B dan pnemokokus)

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas vaksin


1. Cara pemberian vaksin
2. Dosis vaksin
3. Frekuensi pemberian
4. Jenis vaksin

Umur Vaksinasi
0 bulan HB0 / ., BCG, Polio1
2 bulan DPT1+Hb1, Polio2, + PCV !
3 bulan DPT2+HB2, Polio3+ PCV 2
4 bulan DPT3+HB3 Polio4+ . IPV
9 bulan MR
12 bulan PCV 3
18 bulan DPT Bosster

4
24 MR Booster
Bulan

Imunisasi yang dianjurkan


a. MMR (measles / campak, mumps / parotitis, rubella / campak Jerman)
b. Hb (Naomopilus influenza B)
c. Demam typoid
d. Hepatitis A

2.1.5 Persyaratan Pemberian Vaksin


1. Pada bayi atau anak yang sehat
2. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlakunya, dan
melihat vaksin vial monitor (VVM)
3. Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat
4. Mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi, jenis yang telah
diterima
5. Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
6. Memperhatikan dosis yang akan diberikan.

2.2 Konsep Imunisasi MR


2.2.1 Pengertian
Imunisasi MR adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
terhadap penyakit campak
1. Penyakit campak
Campak adalah penyakit virus akut ditandai demam dan timbulnya bercak-bercak
kemerahan pada kulit muka yang menjalankan ke seluruh tubuh. Campak merupakan
penyakit akut yang menular dengan panas konjungtiva, batuk pilek, bercak
kemerahan.
2. Epidemologi
Penyakit ini sangat menular dan memberikan kekebalan seumur hidup.Bilamana
pada anamnese terjadi campak lebih sekali, perlu ditinjau diagnosa mortilitas yang
dibuat.
Penularan pada manusia terjadi pada :
1). Langsung
Dengan droplet infection saat bersin, batuk / dahak atau urine penderita campak
2). Tidak langsung
a. Lewat orang ketiga atau barang-barang yang terkontaminasi

5
b. Lewat udara
3). Gejala klinik
Gejala penyakit ini sangat khas yaitu demam, bercak kemerahan, batuk, pilek
konjungtiva (mata merah).(Hidayat, Aziz Alimul. 2009).

2.2.2 Vaksin MR
Vaksin MR merupakan vaksin hidup yang dilemahkan. Vaksin ini bentuk vaksin
beku kering yang harus dilaksanakan dengan perlarutan sendiri (vadenmecum bio farm).
1. Cara Pemberian dan Dosis
a. Sebelum disuntikan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan
pelarutan yang telah tersedia.Dosis pemberian adalah 0,5 ml disuntikan pada
lengan atas secara subkutan.
b. Vaksin MR diberikan kepada semua anak berumur 9 bulan. Vaksin MR tidak
dapat diberikan pada umur kurang dari 9 bulan, antibodi yang diterima bayi dari
ibu ketika masih dalam rahim masih tetap ada dalam darah bayi dan mencegah
kerja vaksin
c. Vaksin MR ulang (booster) diberikan pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD)
d. Lama perlindungan vaksin MR, bila pemberianya efektif 1 dosis pemberian
vaksin MR dapat memberikan kekebalan sampai lebih dari 14 tahun.
2. Penyimpanan dan Kadaluarsa
a. Penyimpanan vaksin pada suhu  20 C s/d 80 C, hindari sinar matahari langsung
atau tidak langsung.
b. Kadaluarsa setelah 2 tahun bila disimpan di 2-80 C
c. Pelarut vaksin disimpan pada suhu kamar, tidak perlu dilemari es, pelarut tidak
boleh beku jadi jangan di simpan dalam freezer
d. Vaksin MR yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan maximal 8 jam
e. Lihat tanda-tanda vaksin vial monitor (VVM) sudah berubah warna atau tidak
3. Kontraindikasi
a. Individu yang mengidap penyakit immune defeciencu atau idibidu yang diduga
menderita gangguan respon imun karena leukemia, lymphoma
b. Riwayat kejang demam
c. Panas > 300
4. Efek Samping
a. Demam batuk dan pilek sering terjadi sekitar 1 minggu setelah pemberian vaksin
campak.
b. Dapat terjadi infeksi pada tempat suntikan jika jarum dan spuit yang digunakan
kotor

6
c. Hingga 15 pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari
yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.
5. Pelaksanaan Tindakan Imunisasi MR
a. Pesiapan alat
1. Vaksin MR dan pelarutnya dalam termos es
2. Spuit dipasang 0,5 cc
3. Bengkok
4. Kapas air hangat (kapas DTT)
5. KMS
6. Status bayi
7. Formulir tindakan
b. Persiapan pasien
1. Memberi salam pada pasien dan keluarga
2. Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan
3. Memberitahu prosedur tindakan yang akan dilakukan
c. Langkah-langkah
1. Mencuci tangan dan mengeringkannya
2. Mengatur posisi pasien dan membaringkan di tempat pemeriksaan
3. Menyipkan spuit 0,5 cc
4. Menyiapkan vaksin dan pelarutnya dari thermos es
5. Mengambil vaksin dari thermos es dan menutupnya kembali
6. Menghisap pelarutnya
7. Melarutkan vaksin MR
8. Menghisap vaksin sesuai dengan dosis (0,5 cc)
9. Mengembalikan vaksin dalam thermos
10.Melakukan antiseptic pada daerah yang akan disuntik
11.Menyuntik pasien secara SC dalam
12.Merapikan pasien
13.Memberi tahu ibu bahwa prosedur tindakan telah selesai
14.Merapikan alat-alat
15.Mencuci tangan (Hidayat, Aziz Alimul. 2019).

7
2.2.3 MPASI Pada Bayi Usia 9 bulan

Menu empat bintang adalah menu makanan untuk bayi guna pemenuhan nutrisi dengan
variasi makanan. Demikian disampaikan Dokter spesialis anak, Rony A P Tamba melalui
channel YouTube "Anak Sehat dan Berbakat".
Pada menu empat bintang, Ron menjelaskan, harus ada sumber zat tenaga, zat pembangun,
dan zat pengatur. Tak lupa, proporsi juga perlu disikapi dengan bijak.
Menurutnya, menu empat bintang adalah metode pemenuhan kebutuhan anak. Pada
prinsipnya pemenuhan kebutuhan anak adalah memenuhi kebutuhan makro dan mikro yang
bertujuan meningkatkan berat badan anak. Meningkatnya berat badan anak berarti parameter
pertumbuhan anak tercukupi

Berikut ini adalah penjelasan menu empat bintang menurut Rony:


1. Bintang pertama, merupakan karbohidrat yang berguna sebagai sumber energi;
2. Bintang kedua, adalah protein hewani yang bermanfaat membangun sel dan jaringan
tubuh, serta membantu dalam menjaga sistem kekebalan tubuh;
3. Bintang ketiga, merupakan protein nabati yang berguna membangun sel dan jaringan
tubuh, serta membantu dalam menjaga sistem kekebalan tubuh;
4. Bintang keempat, adalah vitamin dan mineral yang bermanfaat untuk membantu
metabolisme tubuh.
Namun perlu diingat meski melengkapi menu empat bintang adalah penting, hal yang paling
utama adalah kecukupan proporsi nutrsi yang diperlukan anak.

8
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia, usia anak 6 – 11 bulan
atau anak MPASI idealnya memenuhi nutrisi harian berikut ini.
Kalori = 800 kkal
Protein = 15
gram Lemak = 35 gram
Omega 3 = 0.5 gram
Omega 6 = 4.4 gram
Karbohidrat = 105 gram
Serat = 11 gram
Air = 900 mililiter

BAB III

9
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 29-05-2023
Jam : 08.50 WITA

A. Data Subyektif
1. Biodata Anak
Nama Anak : By. “N”
Umur : 9 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke :2
Biodata orang tua
Nama Ibu : Ny. “N” Nama Ayah : Tn. “N”
Umur : 30 tahun Umur : 31 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D-3 Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Jendral Ahmad Yani RT 54 No. 52, Gunungsari Ilir, Balikpapan
2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin mengimunisasi bayinya
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan bayinya dalam keadaan sehat
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan bayinya tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti jantung,
kencing manis dan tidak pernah menderita penyakit seperti TBC. Pernah batuk pilek
dan demam, setelah diimunisasi biasanya bayinya demam dan tidak ada kemerahan di
bekas suntikan.
5. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sekarang bayinya tidak sedang sakit panas, pilek, batuk maupun asma.
Dan sekarang bayinya tidak menderita penyakit jantung, kencing manis, darah tinggi
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti
jantung, asma, kencing manis dan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
TBC.

7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

10
a. Kehamilan
TM I : Ibu mengatakan periksa kebidan 1 X, dan tidak ada keluhan di bidan ibu,
ibu diberi vitamin
TM II : Ibu mengatakan periksa kebidan 2x, tidak ada keluhan, ibu mengatakan
suntik TT lengkap , dibidan ibu diberi vitamin dan tablet tambah darah
TM III : Ibu mengatakan periksa kebidan 2x, mengeluh sering kencing dan ibu
mendapatkan vitamin dan tablet tambah darah
b. Persalinan
Ibu mengatakan melahirkan anak keduanya ditolong oleh bidan secara normal pada
tanggal 05 Agustus 2022, jam 02.04 WITA, jenis kelamin perempuan BB : 2970
gram, PB : 48 cm, LK : 33 cm
c. Nifas
Ibu mengatakan setelah melahirkan perutnya masih mulas dan ASI sudah keluar
d. Neonatal
Ibu mengatakan anaknya bergerak aktif dan menangis kuat
8. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan
Ibu mengatakan pertumbuhan anaknya normal yaitu BB nya sekarang 8,4 kg dan PB
: 75 cm
b. Perkembangan
Ibu mengatakan anaknya sudah bisa merangkak dan aktif bermain dengan orang
sekelilingnya.
9. Riwayat imunisasi
Hepatitis Diberikan 1 kali pada usia 7 hari dan tidak ada reaksi
yang menyertai.
BCG-Polio1 Diberikan 1 kali pada usia 1 bulan dan tidak ada
reaksi yang menyertai.

DPT1-HB-Polio2 + PVC 1 Diberikan 1 kali pada usia 2 bulan dan reaksi yang
timbulkan anak demam (diberika obat penurun
panas).

DPT2-HB-Polio3 + PCV 2 Diberikan 1 kali pada usia 3 bulan dan reaksi yang
timbulkan anak demam (diberika obat penurun
panas).

DPT3-HB-Polio4 + IPV Diberikan 1 kali pada usia 4 bulan dan reaksi yang
timbulkan anak demam (diberika obat penurun
panas).

11
10. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi : Bayi minum ASI dan nasi 3-4 kali/hari
Pagi Siang Siang Sore
Nasi putih 45 Buah jeruk Nasi 30gr Nasi 30gr
gr ASI Tempe 10gr Dadar telur
Ikan kembung Ikan kembung 30 gr
bumbu kuning 20 gr Sayur wortel
30 gr ASI ASI
Rumis buncis
25 gr
ASI

b. Eliminasi : Bayi BAK : 5-6 x/hari dan BAB 1 x/hari


c. Istirahat : tidur siang : 2,5 jam dan tidur malam 11 jam
d. Aktivitas : Bayi aktif bermain dan berinteraksi dengan sekitar
e. Personal hygiene : Bayi dimandikan 2 x/hari, ganti baju dan popok sehabis
mandi dan bila sudah terasa basah/kotor
11. Data Psikososial
a. Psikologi
Anak tidak menangis bila diajak orang lain, tidak rewel dan suka tersenyum.
b. Sosial
Anak diasuh oleh kedua orang tuanya sendiri dan kehidupan keluarganya harmonis.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,3 oC
Pernapasan: 38 x/menit
BB : 8,4 kg
PB : 75cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut hitam, tidak rontok.

12
Wajah : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
Mulut : Bibir tidak stomatis, lidah bersih, gigi tidak karies
Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan vena
jugularis
Dada : Bentuk simetris, tidak ada retraksi dada
Abdomen : Perut tidak buncit
Genetalia : bersih, tidak oedema, tidak kemerahan, dan labia mayora sudah
menutupi labia minora
Ekstremitas
Atas : Pergerakan aktif, tidak pucat, tidak oedema
Bawah : bersih aktif, tidak pucat, tidak oedema
b. Palpasi
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe maupun
vena jugularis
Dada : tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : Tidak teraba benjolan abnormal
c. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar ronchi maupun wheezing
d. Perkusi
Abdomen : Tidak kembung
e. Reflek
Reflek : +

C. Analisa
Dx : By. “N” usia 9 bulan normal
Ds : - Ibu mengatakan anaknya lahir pada tanggal 05 agustus 2023
- Ibu mengatakan sekarang jadwal imunisasi Campak
Do : Keadaan umum :Baik
Kesadaran :Composmentis
Tanda-tanda vital
Nadi : 100 x/m
Suhu : 36,3oC Pernapasan :38 x/m
BB : 8,4 kg PB :75 cm
1. Masalah Potensial

13
-
2. Kebutuhan Segera
-
D. Penatalaksanaan
Tanggal : 29-05-2023
Jam : 09.00 WITA
Dx : By. “N” usia 9 bulan normal
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan imunisasi berjalan lancar
Kriteria hasil:
1) BB Bayi bertambah
2) Tempat bekas penyuntikan tidak terjadi infeksi

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa anaknya dalam keadaan


sehat dan berat badannya naik, ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan
2. Menyiapkan vaksin campak dengan dosis 0,5 cc dan bahan habis pakai untuk
penyuntikan, sudah disiapkan
3. Memberitahukan ibu bahwa anaknya akan disuntikkan imunisasi dilengan
sebelah kiri, ibu mengerti dan mengijinkan
4. Memberitahu ibu efek samping penyuntikan campak yang dilakukan seperti
kemerahan dilokasi suntikan, ibu mengerti efek samping yang mungkin terjadi
5. Memberi tahukan ibu untuk memberi kompres air hangat di area
penyuntikan untuk mengurangi nyeri. Ibu mengerti dan bersedia
mengompres air hangat di bekas suntikan pada anaknya
6. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya dan
memperhatikan MPASI yang diberikan agar sesuai kebutuhan bayi. Ibu
bersedia mengikuti anjuran bidan
7. Memberitahukan ibu untuk jadwal imunisasi selanjutnya saat anaknya
berusia 12 bulan yaitu tanggal 05 Agustus 2023 dan sudah ditulis di buku
Pink agar ibu tidak lupa, ibu mengerti

14
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam asuhan kebidanan pada By. “N” usia 9 bulan dengan imunisasi MR dalam
pengkajian baik dari data subyektif dan data obyektif ditemukan bahwa anak dalam keadaan sehat
dengan tanggal lahir 05 Agustus 2022 dan BB anak saat ini 8,4 kg.
Menurut teori dalam pemberian imunisasi anak harus dalam keadaan sehat. (pedoman teknis
imunisasi tingkat puskesmas Depkes 2010). Disusun tidak ada kesenjangan dengan waktu pemberian
imunisasi. Dari data obyektif ditemukan keadaan anak yang sehat dan pada KMS belum dilakukan
pemberian imunisasi MR.
Berdasarkan pengkajian tersebut maka ditegakkan diagnosa By. “N” usia 9 bulan normal.
Masalah potensial yang terjadi tidak ada, karena anak dalam keadaan sehat maka identifikasi
kebutuhan segera tidak perlu dicantumkan. Intervensi yang diambil antara lain : mencuci tangan,
mempersiapkan alat, melakukan penyuntikan serta mengisi buku KMS.
Menurut penulis pada pengkajian dan data subyektif maupun data obyektif hal-hal yang
ditemukan merupakan hal yang umum ditemukan pada anak. Diagnosa yang diambil juga sudah tepat
karena waktu pemberian imunisasi sudah sesuai dengan usia anak. Masalah potensial tidak ada
sehingga kebutuhan segera tidak ada. Intervensi sudah dilakukan sesuai dengan tinjauan pustaka dan
standar yang berlaku. Implementasi telah dilakukan sesuai dengan intervensi. Evaluasi di dapatkan
ibu sudah mengerti dengan penjelasan petugas kesehatan sehingga berdasarkan uraian foksi, dan teori
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek lapangan.

15
BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik pada asuhan kebidanan pada By. “N” usia 9 bulan
normal, yaitu pada tahap pengkajian didapatkan data subyektif yang berasal dari keterangan ibu
dari By. “N” dan data obyektif yang didapatkan berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan. Pada tahap ini penulis tidak mengalami kesulitan karena ibu dari By. “N” dapat
bekerja sama dengan baik dengan penulis dalam memberikan asuhan kebidanan.
Diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data-data yang di dapatkan pada saat pengkajian
yaitu By. “N” usia 9 bulan normal. Masalah potensial yang mungkin terjadi dalam pemberian
imunisasi tidak ada, sehingga kebutuhan segera tidak ada karena anak dalam keadaan sehat.
Intervensi telah dilakukan sesuai dengan penatalaksanaan anak dengan imunisasi MR,
implementasi telah dilakukan sesuai dengan intervensi. Pada evaluasi telah dilakukan pemberian
imunisasi MR, ibu mengerti kapan harus kembali dengan jadwal imunisasi selanjutnya.

1.2 Saran
a. Bagi ibu yang memiliki anak
1. Ibu diharapkan untuk selalu membawa anaknya ke petugas kesehatan untuk
mendapatkan imunisasi secara lengkap. Dengan cara mengingatkan ibu melihat jadwal
imunisasi di buku pink anaknya.
2. Ibu diharapkan untuk menjaga kondisi anaknya sebelum dilakukan imunisasi.
b. Bagi petugas kesehatan
1. Diharapkan memiliki kemampuan yang kompeten dan komprehensif dalam
pemberian imunisasi. Tenaga kesehatan yang melakukan penyuntikan merupakan yang
sudah lulus uji kompetensi di bidangnya
2. Diharapkan mampu memberikan motivasi pada ibu-ibu yang memiliki anak
untuk mengimunisasikan anaknya. Dengan memberi promosi kesehatan kepada ibu
tentang manfaat imunisasi berupa leaflet.

16
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2010. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Direktorat Jendral PP dan PL

Departemen kesehatan RS. Jakarta : EGC

Dyah, 2013. Asuhan Kebidanan Pada Balita Dengan Imunisasi Campak.Surakarta

Schwartz, William. 2010. Pedoman klinis Pediatri. Jakarta : EGC

Behimann, dkk. 2010. Nelson Edin 15. Jakarta : EGC

www.Google.com (Diakses tanggal 14-2-2010)

Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Surabaya : Depdiknas.

17

Anda mungkin juga menyukai