Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN

PEMBERIAN IMUNISASI DPT HB


PADA BAYI ‘K’ USIA 3 BULAN
DI PMB Bdn. YAYUK SETYOWATI, S.Tr.Keb

Oleh:
TITIN WAHIDIYAWATI
2305041146326

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI PERTIWI INDONESIA
JAKARTA 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pemberian Imunisasi DPT HB Pada
Byi ‘K’ Usia 3 bulan di PMB Bdn. Yayuk etyowati, S.Tr.Keb”.
Penyusun menyadari terwujudnya makalah ini tidak akan terlaksana tanpa
bantuan dan pengarahan dari semua pihak yang telah membimbing. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Hj. Lilik Susilowati, S.SiT., M.Kes., MARS selaku Ketua Yayasan
Bhakti Pertiwi Indonesia.
2. Dr. Bd. Hj. Ella Nurlelawati, S.SiT., SKM., M.Kes selaku Ketua STIKes
Yayasan Bhakti Pertiwi Indonesia.
3. Dian Reflisiani, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Program Sarjana dan Prodi Pendidikan Profesi STIKes Bhakti Pertiwi
Indonesia.
4. Dr. Bdn. Hj. Rosmiati, S.SiT, SKM, M.Kes (Pembimbing Akademik) selaku
pembimbing akademik yang telah memberi bimbingan, saran dan ilmu dalam
proses pembuatan makalah ini.
5. Bdn. Yayuk Setyowati, S.Tr, Keb (Pembimbing Lahan Praktik / CI) selaku
pembimbing lahan praktik yang telah memberi bimbingan, saran dan ilmu
dalam proses pembuatan makalah ini.
6. Keluarga dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan, do’a, dan
bantuan, sehingga makalah dan video ini dapat terselesaikan.

Kritik dan saran yang bersifat membangun demi mengevaluasi


peningkatan makalah ini, agar selanjutnya menjadi lebih baik. Harapan penulis
semoga makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Jakarta, 2024

TITIN
WAHIDIYAWATI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan pembangunan Nasional dibidang kesehatan terutama ditujukan
untuk :
1. Menurunkan angka kematian bayi dan perinatal
2. Menurunkan angka kematian anak balita
3. Menurunkan angka kesakitan anak usia sekolah dan remaja
4. Meninngkatkan derajat kesehatan anak secara keseluruhan yang akan
menjamin proses tumbuh kembang anak secara optimal menuju generasi
muda yang sehatsehnbagai sumber daya pembangunan.
Pediatri pencegahan inilah yang menjadi pembahasan pada asuhan
kebidanan ini karena pediatric ini sengaja memberikan kekebalan atau
imunitas pada anak, sehingga anak itu walaupun kemudian mendapatkan
infeksi tidak aktif maupun pasif yang diambil akan meninggal atau cacat
(Squale). Dimana kekebalan yang didapatkan bisa dari racun atau toksoid
virus, bakteri atau kuman yang telah dilemahkan atau dilumpuhkan bahkan
ada juga yang dimatikan, yang semata-mata agar tubuh mampu membuat zat
antibodi terhadap kuman, virus atau bakteri tersebut. Sehingga dengan
demikian pencapaian derajat kesehatan pada bayi, balita, anak sampai dengan
orang dewasa dapat meningkat sesuai dengan tujuan pembangunan
bangsa Indonesia. (Suyitno H, 2005)

1.2 Tujuan
Diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi
sehat dan mempunyai pengetahuan yang nyata dalam mengasah
skill/ketrampilan dalam memberiak imunisasi combo dan polio.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Imunisasi


2.1.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah Suatu usaha pemberian kekebalan pada tubuh seseorang
dengan harapan agar dapat tercegah dari suatu penyakit tertentu. (Asuhan
Kesehatan Anak Dalam Kontek Keluarga, 1993; 47)
Memasukkan antigan atau kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman
kedalam tubuh sehingga tubuh membuat zat anti berbubah menjadi anti bodi
atau anti toksin untuk mencegah penyakit tertentu. (FKUI, 1998; 17)

2.1.2 .Jenis Kekebalan


1. Imunisasi aktif
Adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak
terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat
bertahan lama.
Adalah kekebalan yang diperoleh dimana tubuh tersebut aktif
membuat zat antibody sendiri.
Imunisasi aktif dapat dibagi dalam 2 jenis :
a. Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah
mengalami/sembuh dari suatu penyakit.
Adalah orang menjadi kebal setelah menderita penyakitnya atau
kekebalan yang timbul setelah sembuh dari penyakitnya
b. Kekebalan aktif buatan
Adalah kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat
vaksin/imunisasi.
Adalah kekebalan yang diperoleh setelah orang mendapat vaksinasi
atau antigennya sengaja dimasukan ketubuh seseorang dengan maksud
merangsang pembentukan antibody. Misalnya : seseorang menjadi
kebal terhadap cacar setelah mendapatkan vaksinasi cacar.

2. Imunisasi pasif
Adalah tubuh anak tidak membuat zat antibodi sendiri
tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar tubuh setelah memperoleh
zat penolak dimana prosesnya capat tetapi tidak tahan lama.
Kekebalan yang diperoleh karena orang tersebut telah mendapatkan
antibody dari luar.
Imunisasi pasif dibagi dalam 2 jenis :
a. Kekebalan pasif alami (kongenital imunity)
Adalah kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya.
Kekebalan ini tidak berlangsung lama kira-kira hanya sekitar 5 bulan
setelah bayi lahir.
Adalah kekebalan yang diperoleh bayi karena mendapatkan zat
antibody yang ditimbulkan dari ibunya ketika masih dalam kandungan.
Macam kekebalan yang diturunkan antara lain : Terhadap penyakit
tetanus, thypus, diptheria, pertusis, kekebalan ini bisanya berlangsung
sampai umur 3 – 5 bulan, karena saat ini makin berkurang, sedang ia
sendiri tidak membuatnya.
b. Kekebalan pasif buatan atau disengaja (artificially indocend pasive
immunity)
Kekebalan yang diperoleh seseorang karena orang itu diberi zat
anti dari luar, penberian zat dari luar dapat berupa pengobatan maupun
usaha pencegahan. Kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan
zat penolak.

2.2 Vaksin
2.2.1 Pengertian Vaksin
Adalah suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun
kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan.
1) Contoh vaksin yang dibuat dari kuman hidup yang dilemahkan : vaksin
batuk rejan (DPT).
2) Contoh vaksin yang terbuat dari kuman hidup yang dimatikan : vaksin
campak, vaksin BCG.
3) Contoh vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman : vaksin
hepatitis B.
4) Contoh vaksin yang dibuat dari racun/toksin kuman yang dilemahkan
(disebut pula toksoid) : toksoid tetanus, toksoid difteri.
2.2.2 Komposisi Vaksin
Nama Vaksin Kandungan Bentuk Cara
Pemberian
Difteri Toxoid Cair I.M
Tetanus Toxoid Cair I.M
Pertusis Kuman dimatikan Cair I.M
Polio Virus dilemahkan Cair Oral
Campak Virus dilemahkan Cair SC
BCG Bakteri dilemahkan Kristal IC
Hepatitis B HBSAg Cair I.M

2.2.3 Penyimpanan Vaksin


Nama Vaksin Waktu dalam suhu 0–8º C Waktu dalam suhu
35-37 ºC
DT 3 – 7 hari 6 minggu

Pertusis 18 – 24 hari Dibawah 50% & 1


minggu
BCG -
~ Kristal 1 tahun Dibawah 20% 3-14
~ Cair Di pakai satu kali kerja hari
Di pakai satu kali
kerja
Campak
~ Kristal 2 kali 1 minggu
~ Cair Di pakai satu kali kerja Di pakai satu kali
kerja
Polio 6 – 12 bulan 1 – 3 hari

2.2.4 Jenis-jenis Vaksin


1. Vaksin BCG
a. Gunanya :Memberikan kekebalan terhadap penyakit
tubercolusis
b. Susunannya : Mengandung BCG (Bacillus CalmetteGuering)
yang masih hidup
c. Penyimpanannya : Dalam lemari es pada suhu 2-8 oC
d. Kadaluwarsa : 1 tahun sesudah pengeluaran yang dapat dilihat
pada tabel
e. Dosis : Bayi kurang dari 1 tahun (biasanya diberikan
secara dini setelah lahir) 0,05 ml
f. Kemasan : Ampul dengan 4 ml bahan pelarut (NaCl Fodi)
dosis efektif per ampul 36 dosis
g. Cara pemberian : Intra cutan pada insersio
muskulusdeltoideus kanan, membersihkan lokasi suntik dengan kapas
air matang, jangan menggunakan kapas alkohol karena dapat merusak
vaksin, penyuntikan berhasil bila menimbulkan scar dengan garis
tengah 3-7 mm
h. Kontra indikasi : Sakit kulit yang berat dan luas
i. Efek samping : Lympadenitis supurative dan osteo myelitis
2. Vaksin DPT (Diptheri, Pertusis, Tetanus)
a. Gunanya : Memberikan kekebalan secara stimultan terhadap
penyakit diptheri pertusis dan tetanus
b. Susunannya : Tiap ml mengandung 40 IV diptheri 15 IV
tetanus 49 yang telah dimurnikan
c. Penyimpanan : Dalam lemari es pada suhu 2-8oC
d. Kadaluwarsa : 2 tahun setelah tanggal pengeluaran
e. Dosis : 0,5 ml untuk setiap suntikan dan diberikan 3 x
interval 4 minggu
f. Kemasan : Flakon 5 ml dosis efektif per flakon 8 dosis
g. Kontra indikasi : Anak diatas usia 7 tahun, Panas tinggi diatas
38oC, Riwayat reaksi berat pada pemberian imunisasi DPT sebelumnya
h. Cara pemberian : Intra musculer di ⅓ paha bagian luar
i. Efek samping : Yang mungkin disebabkan oleh komponen
pertusis berupa demam lebih dari 39oC, Bengkak lokal, abses steril
3. Vaksin TT (Vaksin Serap Tetanus)
a. Gunanya : Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
tetanus
b. Susunannya : Tiap ml mengandung 20 IV toxoid tetanus, toxoid
yang dimurnikan 3 mg, aluminium phospat dan 0,1 mg mertiolet
sebagai bahan pengawet
c. Penyimpanan : Dalam lemari es pada suhu 2-8oC
d. Kadaluwarsa : 2 tahun sesudah tanggal pengeluaran
e. Dosis : 0,5 ml untuk tiap suntikan
f. Cara pemberian : Intra muskuler/subcutan dalam
g. Kemasan : Flakon 5 ml dosis efektif tiap flakon 8 dosis
h. Kontra indikasi : Tidak ada
i. Efek samping : Reaksi lokal berupa kemerahan, bengkak dan
rasa sakit pada tempat suntikan
4. Vaksin DT (Diptheri, Tetanus)
a. Gunanya : Memberikan kekebalan secara stimultan terhadap
penyakit diptheri dan tetanus
b. Susunannya : Tiap ml mengandung 40 IV diptheri dan 15 IV
tetanus toxoid yang telah dimurnikan
c. Penyimpanan : Dalam lemari es pada suhu 2-8oC
d. Kadaluwarsa : 2 tahun sesudah tanggal pengeluaran
e. Dosis : 0,5 untuk tiap suntikan
f. Cara pemberian : Intra muskuler
g. Kemasan : Flakon 25 ml dan isi efektif tiap flakon 40 dosis
h. Kontra indikasi : Tidak ada
i. Efek samping : Indikasi 3-4 % dari anak yang menderita diptheri
tetanus
j. Perhatian :
1) Vaksin DPT, TT, DT jangan sampai beku dan menjadi rusak
selamanya
2) Hangatkan vaksin dengan tangan dan kocok dahulu untuk
menghindari abses steril
5. Vaksin Polio Oral Tri Valen
a. Gunanya : Memberikan kekebalan terhadap penyakit
poliomyelitis.
b. Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran yang masing–
masing mengandung virus polio tipe I, II, III, yaitu :
1) Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III, yang sudah
dimatikan (vaksin salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan.
2) Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III, yang masih
hidup tetapi telah dilemahkan (vaksin sabin) cara pemberiannya
melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan
c. Susunannya : Tiap 2 tetes mengandung virus polio hidup yang
dilemahkan.
d. Kekebalan : Daya proteksi polio sangat baik, yaitu
sebesar 95 – 100 %.
e. Penyimpanan : Dalam lemari es pada suhu 2-8oC.
f. Kadaluarsa : 2 tahun sesudah tanggal pengeluaran.
g. Dosis : 2 tetes setiap kali pemberian.
h. Cara pemberian : Diteteskan langsung ke dalam mulut. Bila
anak sakit dosis tetap diberikan
Di Indonesia yang lazim diberikan ialah vaksin jenis sabin. Kedua
vaksin tersebut mempunyai kebaikan dan kekurangan. Kekebalan yang
diperoleh sama baiknya. Karena cara pemberiannya lebih mudah
melalui mulut maka lebih sering dipakai jenis sabin. Dibeberapa
negara dikenal retravaccineyang mengandung 4 jenis vaksin, yaitu
kombinasi DPT dan Polio dan cara pemberiannya dengan suntikan.
Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersama dengan BCG,
vaksin hepatitis B dan DPT. Bagi bayi yang sedang menetek maka ASI
dapat diberikan seperti biasa karena ASI tidak berpengaruh terhadap
vaksin polio. Imunisasi ulangan diberikan bersama dengan imunisasi
ulang DPT.
Masalah lain yang sering dipertanyakan adalah tentang perlunya
pemberian imunisasi ulang sendainya seorang anak pernah terjangkit
polio, hal itu masih perlu diberikan.
Alasannya adalah mungkin anak yang menderita polio itu
hanya terjangkit oleh virus polio tipes, artinya bila penyakitnya telah
sembuh, ia mempunyai kekebalan terhadap virus polio tipe I, tetapi
mempunyai kekebalan terhadap jenis virus polio tipe II dan III, karena
itu virus tersebut perlu diberikan imunisasi ulang polio.
i. Kemasan : Vial dosis 10 disertai 1 buah pipet dan vial 20 dosis
disertai 1 buah pipet.
j. Reaksi : Biasanya tidak ada, mungkin pada bayi akan terdapat
bercak – bercak ringan.
k. Kontra indikasi : Pada anak dengan diare berat atau yang
sedang sakit parah. Sebaiknya imunisasi polio ditangguhkan.
Demikian pula anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan
(deficienci imun) tidak diberikan imunisasi polio. Alasan untuk tidak
memberiakn vaksin polio pada keadaan diare berat ialah kemungkinan
terjadinya diare yang lebih parah. Pada anak batuk, pilek, demam, atau
diare ringan, imunisasi polio dapat diberikan seperti biasa.
l. Efek samping : Kelumpuhan anggota gerak karena
mendapat imunisasi seperti pada penyakit polio sebenarnya tertular
kasus polio dewasa walaupun telah diberi imunisasi
6. Vaksin hepatitis B
a. Gunanya : Memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit hepatitis.
b. Penyimpanan : Dalam lemari es pada suhu 2-8oC.
c. Kadaluwarsa : 2 tahun sesudah tanggal pengeluaran.
d. Dosis : 0,5 ml untuk tiap penyuntikan
e. Cara pemberian : Intra muscular
f. Kemasan : Berbeda untuk tiap pabrik
g. Kontra indikasi : Tidak ada
h. Efek samping : Umumnya tidak ada

2.2.5 Syarat Pemberian Vaksin


1. Pada bayi atau anak yang sehat.
2. Pada bayi yang sedang sakit keras, dalam masa tunas suatu penyakit dan
defisiensi imunologi.
3. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa
berlakunya.
4. Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat.
5. Mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi
yang didapat.
6. Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan.
7. Memperlihatkan dosis yang akan diberikan.
Misalnya : seseorang yang luka karena menginjak paku, karena takut
menderita tetanus, maka ia disuntik ATS sebagai usaha pencegahan.

2.2.6 Jadwal Pemberian Imunisasi


1. Secara umum
Selang waktu
Vaksin Pemberian Umur
pemberian imunisasi

BCG 1x - 0 – 11 bulan
DPT 3x 4 minggu 2 – 11 bulan
Campak 1x - 9 – 11 bulan
Polio 4x 4 minggu 0 – 11 bulan
TT Bumil 2x 4 minggu Selama hamil
DT 2x 4 minggu SD kelas 1
TT 2x 4 minggu SD kelas VI
TT CPW 2x 4 minggu Wanita pra nikah
Hepatitis B 3x 1 bulan dan 5 bulan 0 – 11 bulan

2. Untuk bayi

Vaksin Pemberian Interval Umur


BCG 0,05 cc 1 kali - 0-11 bulan
DPT 0,5 cc 3 kali 4 minggu 2-11 bulan
POLIO 2 Tetes 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
CAMPAK 0,5 cc 1 kali - 9-11 bulan
HEPATITIS B 0,5 cc 3 kali 1 bulan 0-11 bulan
5 bulan

3. Jadwal pemberian imunisasi bayi yang lahir di rumah sakit

Umur Antigen
0 bulan HB1 BCG POLIO1
2 bulan HB2 DPT1 POLIO2
3 bulan DPT2 POLIO3
4 bulan DPT3 POLIO4
9 bulan HB3 CAMPAK

4. Jadwal pemberian imunisasi bagi bayi yang lahir di rumah

Umur Antigen
2 bulan BCG DPT1 POLIO 1
3 bulan HB1 DPT2 POLIO 2
4 bulan HB2 DPT3 POLIO 3
9 bulan HB3 CAMPAK POLIO 4

BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal 15 Maret 2024 Pukul : 10.00 Wib

3.1 Identitas
Nama anak : ‘K’
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tanggal lahir : 2 Desember 2024; Jam : 22.57 Wib
Umur : 3 bulan
Status : Anak Kandung
Anak Ke- : 2

Identitas orang tua

Nama ibu : Ny. “M”


Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Alamat : Budi Luhur
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Nama ayah : Tn. “H”
Umur : 27 tahun
Alamat : Budi Luhu
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani

3.2 Data Subyektif.


1. Alasan utama
Ibu mengatakan bayinya berusia 3 bulan saat ini waktunya untuk
mendapatkan imunisasi DPT2.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan anaknya berusia 3 bulan, sudah diberikan iminisasi BCG,
dan Polio I serta telah mendapat imunisasi DPT 1 dan Polio 2. Ibu
mengatakan bayinya sehat, tidak ada keluhan seperti batuk, pilek dan panas,
saat ini bayi diberikan minum ASI dan PASI.
3. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dari dia dan keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular penyakit menurun seperti kencing manis, hipertensi dan
jantung.
4. Riwayat kehamilan, persalinan, post natal
a. Pre Ante natal
- Ibu mengatakan selama hamil, rutin memeriksakan kehamilannya di
PMB sebanyak 8x.
- Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2x saat TT
CPW, selang 3 bulan ibu hamil
1) Trimester I
 Kunjungan sebanyak 1x di PMB.
 Ibu mengatakan terkadang mual dan muntah dipagi hari sehingga
nafsu makan agak menurun
 Terapi : Tab. B6 1x1/hari,Tab. Kalk 1x1/hari, Tab. Bcomplek
1x1/hari
 Penyuluhan :
Makan dengan porsi kecil tapi sering, makan dengan menu
seimbang, banyak minum air putih dan hindari jamu-jamuan,
menjaga kebersihan diri, dan kurangi kegiatan yang berdampak
melelahkan tubuh
2) Trimester II
 Kunjungan 4x di RB Al-Azar.
 Ibu sering kencing dan nyeri perut bagian bawah
 Terapi : Tab. Fe 1x1/hari,Tab. Kalk 1x1/hari, Tab. Vit. C
1x1/hari
 Penyuluhan :
He pola istirahat, aktivitas, kronologi terjadinya sering kencing,
jelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan, dan anjurkan untuk
senam hamil
3) Trimester III
 Kunjungan 3x di RB Al-Azar.
 Ibu mengeluh nyeri pinggang yang menjalar keperut bagian
bawah.
 Penyuluhan : Persiapan melahirkan, tanda-tanda persalinan,
perawatan payudara
b. Natal
Bayi lahir pada tanggal 2 Desember 2023 pukul 22.57 Wib di PMB di
tolong oleh Bidan secara normal, spontan belakang kepala, dengan usia
kehamilan 38 Minggu, jenis kelamin perempuan, BB lahir 2600 gr, PB
lahir 50 cm, bayi langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan, gerak
aktif, tidak ada cacat.
c. Post Natal
Ibu mengatakan dalam waktu 1x24 jam bayi dapat BAB dab BAK, bayi
menghisap putting dengan kuat, ASI sudah keluar sehingga bayi bisa
langsung mendapatkan ASI.
d. Riwayat Imunisasi
 Tanggal 2 Desember 2023 bayi mendapatkan imunisasi Hb0.
 Tanggal 15 Januari 2024 bayi mendapatkan imunisasi BCG dan Polio
1.
 Tanggal 15 Februari 2024 bayi mendapatkan imunisasi DPT1 dan
Polio 2.
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Ibu mengatakan anak hanya minum ASI sewaktu-waktu, jika dalam 2 jam
tidak bangun, maka ibu dengan sigap membangunkan untuk memberikan
ASI.
b. Aktivitas
Bayi menangis saat lapar atau haus, BAK/BAB, gerakan ekstermitas
bebas, bayi mulai menyangga leher.
c. Istirahat/tidur
Anak tidur hampir ¾ hari (±18 jam/hari)
d. Eliminasi.
Anak BAB : 1-3x/hari,konsistensi lembek, warna kuning BAK : ±8x/hari,
teratur, warna kekuningan
e. Hubungan dan Peran
Hubungan antara ibu dan anaknya baik-baik saja dan keluarganya
menyayangi anaknya
f. Kepercayaan dan tata nilai
Ibu dan ayahnya menganut agama Islam dan tata budayu adalah adat Jawa

3.3 Data Objektif


1. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : Baik,
Suhu : 36,7ºC
Nadi : 115x/mnt
Rr : 34x/mnt
BB : 5100 gram.
2. Pemeriksan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Fontanel minor sudah menutup, fontanel mayor belum
menutup satu jari
Muka : Tidak pucat
Mata : Simetris, bening, sklera mata tidak kuning, conjungtiva
tidak pucat.
Hidung : Bersih, bentuk normal, tidak pilek, tidak ada pernafasan
cuping hidung, tidak ada polip, tidak ada secret berlebih, kebersihan cukup
Telinga : Simetris, bersih, tidak mengeluarkan cairan, tidak ada
cerumen, tidak ada kelainan
Mulut : Bersih, bibir tidak pucat, tidak kering, lidah bersih,
stomatitis tidak ada, pada palatum tidak ada labio skizis, tidak ada labio
palato skizis, gusi berwarna merah muda, pertumbuhan gigi belum ada,
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pembendungan
vena jugularis tidak ada
Tangan : Simetris, jari-jari lengkap, tidak ada polidaktili dan
syndaktili
Ketiak : Kebersihan cukup, pembesaran kelenjar lymfe tidak ada
Dada : Simetris, tidak dada burung
Perut : Perut tidak membuncit, tidak kembung, pusar bersih tidak
ada infeksi
Pelipatan paha : Bersih, pembesaran kelenjar lymfe tidak ada.
Punggung : Simetris, normal, tidak ada benjolan, tidak ada spina
bifida, tidak ada skoliosis
Kaki : Simetris, jari-jari lengkap, tidak ada polidaktili dan
syndaktili
Genetalia : Kebersihan cukup, tidak ada kelainan, testis sudah turun
ke dalam scrotum
Anus : Baik, kebersihan cukup, normal, tidak ada atresia ani
3. Pemeriksaan Refleks
 Rooting reflek : Baik
 Sucking reflek : Baik
 Grasping reflek : Baik
 Moro reflek : Baik
 Tonick neck reflek : Baik
 Babynski reflek : Baik / baik
 Stapping reflek : Baik

3.4 Analisa
Bayi ‘K’ usia 3 bulan dengan imunisasi DPT 2

3.5 Penatalaksanaan
Tanggal 13 Maret 2024 jam 10.05 wib.

1. Melakukan pendekatan pada ibu dan bayinya, hubungan terjalin dengan baik.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu bahwa bayinya
dalam keadaan sehat, ibu mengerti.
3. Menjelaskan manfaat imunisasi DPT adalah untuk mendapatkan kekebalan
aktif terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis. Dari kedua vaksin
tsb hanya vaksin DPT yang emberikan efek samping yang tidak begitu
mengkhawatirkan yaitu kenaikan suhu tubuh ±38ºC dan imunisasi DPT
diberikan pada usia 2-11 bulan., ibu memahami.
4. Melakukan inform concent yaitu suatu tindakan persetujuan dari orangtua/wali
dari klien atas tindakan yang hendak dilakukan yang memberikan tanda-tangan
yang dilakukan oleh ibu klien, ibu menandatangani informed concent.
5. Memberikan imunisasi DPT 2, vaksin DPT telah di injeksikan secara IM
dipaha kiri bayi dengan dosis 0.5 cc.
6. Memberikan terapi puyer paracetamol 3x1/6 tablet/hari serta menganjurkan ibu
untuk mencegah kenaikan suhu tubuh akibat reaksi imunisasi dengan cara
memberikan ASI sesering mungkin dan mengompres dengan air hangat jika
mulai demam, ibu memahami dan bersedia melakukan anjuran petugas.
7. Mengajurkan ibu ntuk kembali bulan depan atau bila ada keluhan, ibu mengerti
dan bersedia.
8. Melakukan dokumentasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi dan
anak terhadap penyakit tertentu atau memasukkan antigen/kuman, bakteti, vbirus,
parasit, racun kuman kedalam tubuh, sehingga tubuh membuat zat anti, berubah
antibody/anti toksin yang berfungsi untuk mencegah penyakit tertentu. Untuk
mencaapi hal-hal rtersevbut diperlukan keahlian, ilmu pengetahuan serta
ketrampilan. Aduhan kebidanan yang diberikan tidak akan mencapai hasil jika
prosedur dalm pemberian iminisasi dilanggar
Dosis yang tepat, tempat, cara dan yang terpenting teknik membergikan
vaksin dan vaksin itu sendir. Bila diketahui kualitas vaksin yang kurang bagus,
teknik pemberian vaksin yang kurang steril sangata besar pengaruhnya terhadap
tujuam akan dicapai. Efek samping yang timbul bukan hanya panas, nyeri befkas
tempat pemberian vaksinasi, peradangan bias juga hingga kejangdan komplikasim
yang lain.
Pada kasus didapatkanb bayi ‘K’ datang bersama dengan ibunya dengan
alasan kunjungan ingin mengimunisasikan bayinya. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan bayi dalam keadaaan sehat dengan BB : 5100 gr, pertumbuhan dan
perkembangan baik sehingga bayi ‘K’ dapat mendapatkan iminisasi DPT 2,
sehingga berdasarkan data-data yang ada tidak diketemukan kesenjangan antara
teori dan praktek.
Setelah diberikan penanganan dan tindakan dengan benar dan tepat maka
diharapkan tidak terjadi komplikasi pada klien tersebut, maka jhakl inilah yang
emnjadi perhatian khusus serta menuntut adanya penilaian dari tenaga kesehatan.
Dalam asuhan kebidanan ini dapat berjalan dengan baik karena tidak adanya
factor hambatan, akan tetapi selalu didukung oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Adanya kerja sama yang baik antara bidan dengan ibu klien
2. Ibu kooperatif dalam prosedur tindakan yang dijalankan petugas
3. Ibu klien mengerti tentang makna imunisasi dan mengerti tujuan dari asuhan
yang diberikan
4. Adanya sarana adan prasarana yang memadai
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan
mencegah atau memberantas beberapa penyakit, sasaran imunisasi adalah bayiu
usia 0-11 bulan dengan jangka waktu pemberian yang berbeda-beda.
Dalam pemberian imunisasi perlu banyak hal yang diperhatikan antara lai
jenis imunisasi, usia bayi, jadwal, efek samping, dosis dan cara. Prosedur
pemberian imunisasi harus sesuia dengan jadwal pemberian sesuai dengan
penjelasan diatas.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi sesuai dengan usia
merupakan hal yang perlu diperhatikan juga karena hal tersebut sangat berkaitan
dengan keberhasilan dalam pemberian asuahn kebidanan pada anak sehat.

5.2 Saran
Sasaran yang diperlukan bagi petugas maupun keluarga demi kelancaran dan
keberhasilan imunisasi antara lain :
5.2.1 Petugas Kesehatan diharapkan :
1. Memperhatikan keadaan klien dalam setiap pemberian pelayanan
kesehatan
2. Menggunakan komunikasi terapeutik dalam memberikan informasi yang
tepat tentang imunisasi
3. Memberikan kesempatan bertanya pada klien dan memberikan jawaban
yang tepat
5.2.2 Ibu dan Keluarga diharapkan :
1. Selalu kooperatif denganpetugas dalam proses pelayanan kesehatan
2. Mematuhi segala ketentuan yang ada dan memberikan jadwal kunjungan
berikutnya
3. Melaksanakn sran dan petunjuk petugas dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993, “Asuhan Kesehatan Anak Dalm Keluarga,” Depkes RI, Jakarta.
Dick, George, 1995, “Practical Immunization, Alih Bahasa Petrus Adriyanto, Jonathan
Oswar,” Imunisasi dalam Praktek, Hipocrates, Jakarta.
Effendi, Nasrul. 2002. “Perawatan Kesehatan Masyarakat”. Jakarta : EGC.
Kapita Selekta Kedokteran, 2002, Edisi III Jilid 2, Media Aesculapius FKUI,Jakarta.
Mansjoer, A. 2000.,”Kapita Selekta Kedokteran,” Jakarta : Media Aesculapius.
Markum, AH. 1997. Imunisasi. FKUI, Jakarta.
Pedoman Diagnosa dan Terapi, 1994, “Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr.
Sutomo,”Surabaya.
Prihadi Riza, 1998, “Imunisasi polio Bagian SMF Ilmu Kedokteran Anak RSHS,”Jakarta.
Ranuh, IGN dkk, 2005, “Pedoman Imunisasi di Indonesia Adisi II,” Satgas Imunisasi
Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta.
Soetjiningsih. 2003.” Tumbuh Kembang Anak.” EGC. Jakarta
Suryanah. 1998,” Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK,” EGC. Jakarta.
Suyitno, Hariyono, 2005,”Buku Panduan Imunisasidi Indonesi Edisi II,” Jakarta

Anda mungkin juga menyukai